SECOND LOVE

Disclaimer : Karakter milik mereka sendiri, dan Toradora milik Yuyuko Takemiya-san, saya mengambil beberapa adegan dan inti cerita, tapi tidak semua mirip sama Toradora kok :)

Pair : SuLay, KrAy, SuDo

Warning : BL, Bahasa campur aduk, Typo(s)

.

.

Suara kicauan burung terdengar seiring semilir angin pagi menerbangkan helaian rambut seorang pemuda yang sedang berjalan sambil sesekali merapikan pakaiannya. Ia—pemuda tersebut—punya prinsip, harus tetap rapi kapanpun dan dimanapun, bahkan ia tidak bisa melihat kotoran sedikit saja, rasanya geli, ingin segera membersihkannya.

Pemuda tadi memasuki gerbang sebuah sekolah menengah atas. Ia melirik jam tangannya, sebentar lagi masuk. Ia mempercepat langkahnya, namun tiba-tiba

BRUKK

"Aww"

Pantat si pemuda tadi mendarat ke tanah dengan cantiknya.

Rusak sudah penampilanku eommaaa

Ia mendelik ke arah orang yang menabraknya barusan. Keadaannya sama persis dengannya, ia mengelus-elus pantatnya.

"Ah, maaf aku buru-buru" Ujar orang sambil membungkuk Sembilan puluh derajat.

Baru saja Junmyeon—nama pemuda tadi—ingin memaki "Kalau jalan pakai mata kepala, jangan mata kaki" seperti di sinetron-sinetron yang suka ditonton ibunya, orang itu malah sudah berjalan menjauh. Dan Junmyeon hanya bisa berdecak kesal. Yasudahlah.

"Oi bro, kenapa itu celanamu?" Tanya seorang pemuda tinggi sambil menunjuk celana Suho yang masih sedikit kotor meskipun Suho sudah menepuk-nepuknya tadi. Namanya Wu Yifan omong-omong.

"Tadi jatuh ditabrak orang dijalan" Jawab Junmyeon masih keki.

"Wah? Jalannya gak rusak?" Ujar pemuda satunya lagi sambil terkikik.

"Retak parah Jong, retakannya sampai inti bumi, puas?" pemuda yang dipanggil Jong itu malah semakin terkikik.

Mereka bertiga adalah sahabat. Se-geng. Mereka kenal sejak pertama masuk ke high school, dan kebetulan, ketika naik ke tingkat dua pun mereka berada dalam satu kelas.

Suho merasa beruntung berada di kelas ini. Selain kedua sahabatnya—Yifan dan Jongin—berada di kelas ini, ada seseorang yang telah Junmyeon perhatikan dari kelas satu.

Katakan Junmyeon pengecut, selama tiga bulan di kelas ini, ia tidak pernah mengajak ngobrol si dia, mereka hanya berbincang seperlunya, jika ada tugas, misalnya.

Kim Jongin terpaksa menghentikan tawanya ketika seorang guru masuk ke kelas mereka. Seseorang mengikutinya di belakang.

Tunggu

Orang itu kalau tidak salah orang yang menabraknya tadi

Iya, Junmyeon yakin

"Anak-anak, selamat pagi" sapa guru tadi

"Selamat pagi pak Choi"

"Hari ini kita kedatangan murid baru, pindahan dari Singapur" Ujarnya sambil menunjuk pemuda di sebelahnya "Silahkan, perkenalkan diri"

"Halo, Zhang Yixing imnida, saya pindahan dari Singapur. mohon bantuanya" Ia kemudian menunduk Sembilan puluh derajat. Kemudian tersenyum menampilkan lesung pipi di pipi kanannya.

Tiba-tiba mata Yixing melotot kemudian tersenyum sumringah. Junmyeon menelusuri pandangan Yixing dan—wow, itu si dia. Do Kyungsoo.

Tangan Yixing dadah-dadah kecil, kearah Kyungsoo dan dibalas oleh Kyungsoo. Mungkin teman lama, kan Kyungsoo juga pernah tinggal di luar negeri, Junmyeon berspekulasi.

Ia tidak melihat tatapan yang tidak jauh kaget dari salah satu temannya.

"Nah, Zhang, kamu duduk di bangku kosong sana ya" Pak Choi menunjuk bangku sebelah Kyungsoo.

"Baik, Pak" Jawabnya lalu berjalan kea rah bangku tersebut.

"Baik anak-anak kita lanjutkan materi yang kemarin"

.

.

.

"Kyungsooooo"

"Yixiiiiing"

Mereka berdua berpelukan cium pipi kanan cium pipi kiri.

"Gila, aku kangen banget sama kamu" Yixing masih memeluk Kyungsoo

"Iya, aku juga. Gak nyangka bakal ketemu kamu lagi disini" Kyungsoo tersenyum. Junmyeon yang diam-diam memperhatikan keduanya ikut tersenyum tipis. Ia baru pertama kali melihat Kyungsoo seceria itu karena biasanya Kyungsoo itu kalem.

Meskipun masih keki sih gara-gara insiden tabrakan tadi.

Tidak, bukannya Junmyeon pendendam, tapi- seenggaknya minta maaf yang benar lah,

"Makin cantik kamu, Xing" Kyungsoo mengunyel-unyel pipi Yixing.

"Makin tampan" Koreksi Yixing.

"Iya iya"

Kemudian acara kangen-kangenan berlanjut. Kyungsoo berbicara panjang lebar, menceritakan segalanya dari a sampai z. antusias sekali. Dan Yixing menjadi pendengar setia dan sesekali menimpali.

Karena asyik memperhatikan dua orang itu—Kyungsoo lebih tepatnya—Junmyeon jadi tidak memperhatikan obrolan dua sahabatnya.

"Ssst, si Yixing itu manis ya, punya lesung pipi gitu, lucu" Ujar Jongin agak berbisik. Yifan hanya mendengus. "Apa-apaan reaksinya kok gitu?"

"Kesambet apa seorang Kim Jongin muji orang?"

"Sialan. Tapi serius, dia imut"

Yifan menepuk bahu Jongin "Sebaiknya, jangan tertarik sama dia"

"Kenapa?"

Yifan menggaruk tengkuknya. Kemudian hanya mengangkat bahu

"Lah?" Jongin menepuk bahu Junmyeon "Dia imut kan?"

Junmyeon yang sedang—diam-diam—memperhatikan Kyungsoo reflex menjawab "Iya"—Kyungsoo imut.

"Kan?"

Yifan hanya memutar bola matanya. "Oh iya, lomba modeling kemarin gimana?"

.

.

Pandangan Yixing mengarah kearah tiga pemuda yang sedang bercengkrama. Tanpa sadar bibirnya mengurva, dengan pandangan yang macam-macam. Sedih, senang, bercampur jadi satu.

Kyungsoo yang menyadari itu langsung menepuk bahu Yixing. Yixing terlonjak kaget "Kamu liatin siapa Xing?" Tanya Kyungsoo.

Yixing hanya menggeleng "Bukan siapa-siapa"

"Kamu liatin Jongin?"

Yixing mengernyit "Jongin?"

"Iya, Kim Jongin. Biasanya orang-orang memang suka merhatiin dia. Dia model sih. Tapi jangan naksir dia, ya haha" Kyungsoo tertawa garing

"Kenapa?"

"Umm, kenapa ya" Kyungsoo mengaruk rambutnya "Karena dia banyak fans"

"Oh" Yixing hanya mengangguk-anggukan kepalanya. Tidak terlalu tertarik sebenarnya.

"Hai, Yixing" beberapa orang teman sekelas menghampiri Yixing "Aku Chanyeol"

"Oh Hai" Jawab Yixing

Dan acara perkenalan itu berlanjut. Yixing ternyata orang yang sangat ramah, dan pintar bergaul.

.

.

Suatu sore, sekolah sudah lumayan sepi, Junmyeon masih di sekolah karena baru menyelesaikan rapat osis, ia bersama Yifan sebenarnya, tapi ia ada urusan dulu dengan ketua osis, katanya, jadi ia berjalan ke kelas sendiri untuk mengambil tasnya yang masih ada di kelas.

Ketika ia memutar kenop pintu, suara gedebak-gedebuk terdengar dari dalam kelas. Ia mengernyit, lalu membuka pintu dan

Tidak ada siapa-siapa

Hanya beberapa kursi dan meja tidak pada tempatnya. Berantakan.

Dan tiba-tiba lemari tempat penyimpanan alat kebersihan terguling, terbuka dan kemudian seseorang—yang tadinya—meringkuk di dalam lemari itu berguling dua kali sambil tetap memeluk lututnya.

Dia Zhang Yixing.

Junmyeon kaget.

Junmyeon menatap Yixing, dan Yixing yang masih dengan posisi tadi juga balas menatap Junmyeon.

Awkward

"A-Ah, tas haha" Junmyeon pura-pura tidak lihat. Yixing berdiri menepuk-nepuk celananya. Junmyeon masih lanjut berjalan kea rah tasnya.

Ketika baru saja ia memegang tasnya, Yixing memekik "Tu-tunggu, i-i-tu tas?"

Junmyeon melongo. "I-iya, terus kenapa?" ia mengambil tasnya,

"A-a-anu, i-itu, bukannya tas kamu yang itu?.." Yixing menunjuk tas yang satunya lagi.

Junmyeon diam. Ia menggeleng, Kemudian ia berjalan ke arah pintu. Ia tidak mau berususan dengan orang aneh itu.

Grep

Tiba-tiba Yixing mencoba merebut tas Junmyeon. Junmyeon yang kaget refleks menarik tasnya. Dan kemudian adegan saling tarik menarik tas terjadi.

"Lepasiiin" Teriak Yixing masih menarik tas Junmyeon

"Apaan? Harusnya kamu yang lepasin!" Junmyeon tidak mau kalah menarik lagi tasnya

"Pokoknya lepasin"

"Nggak! Kamu kalau mau ngejambret liat-liat, tampang kere gini mau kamu jambret"

"Lepa—hatchim" pegangan Yixing terlepas, Junmyeon kejengkang kebelakang kemudian langsung memeluk tasnya.

Yixing menatap Junmyeon datar. Jumyeon jadi merinding. Kemudian Yixing berjalan ke luar dan menutup pintu dari luar dengan keras sambil berteriak "STUPID"

Junmyeon hanya bisa melongo.

Kemana sikap ramah Yixing selama ini?

Ia melihat sekelilingnya, kelasnya berantakan. Junmyeon yang pecinta kerapian kemudian membereskan dulu kelas yang berantakan akibat ulah Yixing tadi.

.

.

Junmyeon sedang duduk mengerjakan tugas fisika. Karena pada dasarnya Junmyeon anak yang pintar, jadi ia tidak terlalu kesulitan ketika mengerjakan tugas.

"Ah, kayaknya ini dua meter persegi" ia membuka tasnya untuk mengambil penghapus, tapi ternyata ia menemukan sesuatu yang lain.

Ia membolak balikan amplop yang ia temukan barusan. "Ah ada tulisannya" ia membaca tulisan yang ada di amplop merah muda(Imutnya) itu "Dari Zhang Yixing" dan di sisi yang satunya lagi "Untuk Wu Yifan?"

Ah, Junmyeon jadi ingat rebut-rebutan tas tadi dengan Yixing.

Oh, Junmyeon mengerti sekarang. Jadi surat ini punya Yixing, tadinya Yixing mau masukin surat ini diam-diam ke dalam tas Yifan, tapi malah salah alamat, yang dimasukin malah tasnya Junmyeon, makanya tadi Yixing kalap pas tahu kalau tas itu bukan tas Yifan

Junmyeon manggut manggut.

"Hebat juga baru seminggu udah dapet kecengan"

Tapi Junmyeon diam-diam kagum juga dengan keberanian Yixing, Junmyeon saja sudah lebih dari tiga bulan gak berani ngajak ngobrol.

Junmyeon masih tetap memegang amplop itu sambil senyum-senyum "Besok aku bakal ngembaliin surat ini terus bilang, jangan khawatir aku gak liat dal—" sticker yang membuat amplop itu menempel terbuka "—lamnya.. ah sial"

Junmyeon panik. Bagaimana ini? Kalau Yixing tahu amplopnya sudah terbuka pasti tidak akan percaya kalau Junmyeon memang tidak melihat dalamnya—eh tunggu

Junmyeon mengintip ke dalam amplop itu

Kosong?

Apa jangan-jangan Yixing lupa masukin suratnya?

Junmyeon geleng-geleng kepala "Dasar ceroboh"

"Ibu pulang" Junmyeon langsung menyimpan kembali amplop tadi ke dalam tasnya dan langsung menghampiri ibunya yang baru pulang kerja.

"Selamat dat—" Junmyeon kaget dengan apa yang ibunya bawa "—Yixing?"

"Junmyeon?" Yixing juga tidak kalah kagetnya dengan Junmyeon

Ibunya yang sedang melepaskan sepatu melihat kea rah Junmyeon "Oh, kalian sudah saling kenal?"

"Te-teman sekelas bu" Jawab Junmyeon

"Wah, ternyata—mari masuk nak Yixing"

.

.

Sekarang mereka bertiga sedang duduk mengelilingi sebuah meja bundar yang diatasnya ada bermacam-macam makanan—yang dimasak Junmyeon.

"Ibu kenapa bisa sama-sama Yixing?" Tanya Suho membuka pertanyaan.

"Oh, Yixing itu setiap hari makan di tempat ibu bekerja. Dan tadi sempat mengobrol kalau ternyata Yixing hanya tinggal sendiri, jadi dia terpaksa makan makanan cepat saji terus, ibu jadi tidak tega jadi sekarang ibu mengajak Yixing buat makan malam disini" Jelas nyonya Kim "Kan tidak sehat juga kalau setiap hari makan makanan siap saji terus"

Junmyeon hanya mengangguk-anggukan kepala

"Nah, ayo nak Yixing, silahkan dimakan" ibu Kim meletakan semangkuk nasi ke hadapan Yixing "Ini Junmyeon yang masak loh, dan masakanya enak"

Yixing membulatkan mulutnya "Ini Junmyeon yang masak?"

Ibu Kim mengangguk dan tersenyum bangga "Iya, Junmyeon memang selalu memasak buat kami berdua"

Yixing melirik kea rah Junmyeon, dan Junmyeon memalingkan wajah, pura-pura tidak dengar.

"Ayo silahkan"

"Ah iya terimakasih"

.

.

.

"Waah, makan bersama memang selalu nikmat ya, apalagi sekarang bertambah orang" Ujar ibu Kim sambil tersenyum sumringah "Nah, bagaimana kalau nak Yixing makan bersama kami terus? Nak Yixing tinggal sendiri kan? Tidak sehat loh banyak-banyak makan makanan instan"

"A-Ah Tidak usah bu, nanti merepotkan" Tolak Yixing halus, walau sebenarnya itu tawaran yang sangat bagus. Baru kali ini ia merasakan makan malam bersama seperti sebuah keluarga.

"Tidak merepotkan kok, iyakan Junmyeon?"

"A-Ah yaa" Jawab Junmyeon

"Baiklah, tapi nanti saya yang akan beli bahan-bahan makanannya ya bu"

"Kalau itu bisa diatur" Ibu Kim tersenyum hangat. Ah hati Yixing jadi menghangat.

"Hoam, Ibu ngantuk, ibu tidur duluan ya" Ibu Kim melangkah ke kamar, kemudian berbalik sebentar "Nanti antarkan Yixing pulang ya, Myeonie" Ibu Kim menutup pintu kamarnya meninggalkan Yixing dan Junmyeon.

Kemudian hening

"A-anu" Junmyeon berusaha membuka percakapan "Y-yang tadi, umm, kamu gak senga—" belum sempat menyelesaikan kalimatnya, mulut Junmyeon sudah ditutup duluan oleh tangan Yixing.

Yixing menarik kerah baju Junmyeon "Lupain lupain lupain" Yixing mengguncang-guncangkan tubuh Junmyeon kalap

Junmyeon berusaha melepaskan tangan Yixing dari bajunya "Lupain? Ah surat itu"

Yixing kaget lalu melepaskan tangannya dari baju Junmyeon kemudian ia menutup wajahnya "Aku gak mau hidup lagi kalau kamu udah tau surat cinta itu" Yixing menggeleng-gelengkan kepalanya "Aku mau matiiii"

"Tenang Xing tenang" Junmyeon berusaha menenangkan Yixing yang sedang kalap

Yixing berhenti menggelengkan kepalanya kemudian menatap Junmyeon tajam "Lupain!"

"Dengerin, surat itu—"

"Kamu udah baca itu kan?" Yixing mendekatkan wajahnya ke depan Junmyeon "KAMU UDAH BA—"

"AMPLOPNYA KOSONG"

Yixing melotot mulutnya terbuka dan menggumamkan kata "Kosong?"

"Iya, amplopnya kosong, gak ada apa-apa di dalamnya" Junmyeon meyakinkan "Kamu sebenernya beruntung tahu, surat itu salah masuk, kalau kamu ngasih amplop kosong ke Yifan nantinya malah kamu lebih malu, kan?"

Yixing menunduk. Junmyeon bisa melihat kalau mata Yixing berkaca-kaca "Ta-tapi tetap saja kamu—hiks"

Yixing mulai terisak dan Junmyeon hanya bisa melongo beberapa detik lalu ia menepuk meja dan membuat Yixing menatap Junmyeon "Memang surat cinta itu sebegitu memalukankah?"

"Eh?"

"Dengar ya, surat cinta itu sama sekali tidak memalukan" Junmyeon bangkit berdiri "Tunggu disini" Ia melangkah ke arah kamarnya.

Junmyeon meletakan sebuah kotak kardus yang berisi bermacam-macam benda "Lihat!" Ujarnya pada Yixing.

Yixing menurut, ia mengambil sebuah buku tulis

"Itu daftar apa saja yang akan aku lakukan dengan orang yang aku sukai"

Yixing mengambil sebuah kaset, lalu membolak-balikannya

"Itu kumpulan lagu yang aku siapkan buat nanti jika suatu hari aku mengendarai mobil berdua dengan orang itu"

Yixing menemukan sebuah buku lagi

"Itu kumpulan puisi tentang orang itu"

Yixing masih membuka-buka buku kumpulan puisi itu "Bagaimana? Menjijikan bukan? Aku tidak berani mengungkapkannya pada orang itu dan akhirnya hanya itu yang bisa aku lakukan, tapi aku tidak merasa malu, jadi percaya diri saja!"

Junmyeon mengungkapkan hal yang memalukan itu dengan nada bangga.

"Aku persembahkan puisi ini untuk Do Kyungsoo?" Yixing membaca salah satu tulisan yang ada di buku itu

"Ya, benar. Do Kyungsoo, orang yang aku sukai adalah Do Kyung—" Junmyeon menghentikan sejenak ucapannya "—Hah?"

Junmyeon melihat Yixing yang sedang tersenyum miring ke arahnya "Hoo, jadi kamu suka sama Kyungsoo, eh?"

Sial

Junmyeon jadi salah tingkah.

APALAGI YIXING ITU SAHABAT DEKAT KYUNGSOO

Rasanya Junmyeon ingin menciut, masuk kloset, lalu siram.

Oke kalem kalem

"Ehem" Junmyeon berdeham "Me-memangnya kenapa kalau aku suka Kyungsoo?" Tanyanya sedatar mungkin, padahal jantungnya sudah dag-dig-dug rahasianya terbongkar.

"Haha, suka Kyungsoo tapi cuman bisa kayak gini—ngaca dulu deh" Ujar Yixing dengan nada meledek

Junmyeon yang tidak terima langsung menimpali "Kata orang yang ngasih amplop kosong"

"Kan aku udah bilang lupain soal itu!"

"O-Oke, aku bakal lupain surat itu dan aku gak bakal bilang-bilang ke siapapun soal itu dan kamu juga jangan bilang ke siapapun soal puisi itu, oke?"

"Gak"

"Ayolah"

"Gak! Aku gak bisa percaya sama kamu" Yixing menunduk "Lagian, surat itu udah jelek kan yah?"

Junmyeon mengerang frustasi "Kenapa malah itu yang kamu pikirin?"

Yixing meremas bagian bawah bajunya, matanya mulai bekaca-kaca lagi, Junmyeon jadi kurang paham, kenapa ada orang secengeng ini?

"Ha-habisnya, Yifan itu jutek banget. Tadi aja waktu di koridor aku kan berpapasan kan yah sama Yifan tapi dia malah pura-pura gak lihat, padahal aku sudah senyum semanis mungkin"

Junmyeon mengernyit "Masa sih? Yifan orangnya ramah ah"

Yixing mendongak kemudian menatap Junmyeon "Kamu gak percaya sama aku?"

Junmyeon menelan ludah, "A-aku percaya"

"Terus yang terbar pesona malah temen kamu yang satunya lagi—siapa namanya?"

"Jongin?"

"Iya itu" Yixing menghela nafas kemudian "Kamu, gimana sama Kyungsoo?"

Kali ini Junmyeon yang menghela nafas "Ya begitulah"

"Begitulah?"

"Aku bahkan tidak pernah mengobrol dengannya"

"Separah itukah?"

"Ya, separah itu"

"Kamu mau aku bantuin?"

Mata Junmyeon membulat "Maksudnya? Bantuin aku buat dekat sama Kyungsoo?" Yixing mengangguk "Serius?"

"Kamu sadar gak sih, kita itu bisa bersimbiosis mutualisme?"

Junmyeon memiringkan kepalanya, tanda tidak mengerti

"Kamu suka Kyungsoo, sahabat aku, terus aku su-su-suka Yifan, sahabat kamu, jadi- yaa begitu masa kamu gak ngerti?"

Junmyeon mengelus dagunya yang tidak berjanggut barang sehelaipun sambil mengangguk-anggukan kepala "Ya ya, aku ngerti sekarang"

"Jadi?"

"Oke, deal"

Kemudian mereka bersalaman. "Dan, kamu harus lupain soal surat itu!"

Junmyeon memutar bola matanya "Maksudmu amplop kosong? Oke oke"

"Ah sudah jam segini, aku pulang dulu" Ujar Yixing sambil berdiri.

"Mau ku antar?" Junmyeon ikut berdiri "Sebentar aku ngambil jaket dulu"

"Ah gak usah, rumahku dekat kok" Yixing selesai memakai sepatunya "Sampai jumpa besok"

"Sampai jumpa besok"

Yixing sudah menghilang dibalik pintu. Junmyeon menghela nafas panjang dan menghembuskannya dalam sekali hembusan. Ah hari Junmyeon tidak akan sama lagi sepertinya.

.

.

.

Junmyeon selesai bersiap-siap. Ia melihat pantulan dirinya di cermin, membolak-balikan badannya sedemikian rupa "Sip. Rapi" kemudian ia ke ruang makan untuk sarapan.

Kebiasaan Junmyeon memang sebelum bersiap-siap ia akan masak terlebih dahulu. 'kalau pakai seragam sebelum masak, nanti bajunya bau bumbu masak' begitu katanya.

Ternyata di depan meja bundar itu sudah ada ibunya dan Yixing yang sudah standby untuk sarapan bersama.

"Selamat pagi" Sapa Yixing

"Selamat pagi"

Seperti itu lah kegiatan mereka beberapa hari ini. Setiap pagi dan malam Yixing dating untuk makan bersama, dan tentu mereka belanja bersama. Meskipun mereka berencana untuk bersimbiosis mutualisme tentang hubungan mereka dengan sang gebetan, belum ada kemajuan berarti.

Tetapi Yifan sudah tidak terlalu jutek lagi dengan Yixing dan Junmyeon sudah tidak terlalu sungkan lagi dengan Kyungsoo. Lumayan lah.

Junmyeon masih bertanya-tanya kenapa Yifan 'pernah' jutek sama Yixing, padahal Yifan termasuk orang yang ramah. Tapi ah, Junmyeon tidak mau terlalu tahu juga kok.

Mereka sedang berjalan menuju sekolah

"Tadi telurnya keasinan, kalau kata mitos orang Indonesia, itu artinya kamu pengen kawin. Sebegitu ngebetnya kah?" Ujar Yixing tiba-tiba

"Apaan sih? Itu karena garamnya kebanyakan, gak ada hubungannya sama begituan"

"Haaah, masak telur aja gak bisa"

"Kata orang yang gak bisa masak" Kalau saja Junmyeon tokoh anime, sudah ada perempatan di dahinya.

"Dasar pendek"

"YA! Udah dimasakin, terus dibikinin bekal malah ngeledek" Yixing malah terkekeh "Sini balikin bekalnya, balikin kebaikan hati seorang Kim Junmyeon"

Yixing berlari kecil sambil tertawa "Ah Kyungie" Yixing melambaikan tangannya kemudian lari kea rah Kyungsoo.

"Pagi Xingie" Sapa Kyungsoo "Ah ada Junmyeon juga, selamat pagi"

"Se-selamat pagi" Jawab Junmyeon. Asal tahu saja, perut Junmyeon merasa diterbangi ratusan kupu-kupu saat ini. Apalagi melihat senyuman si dia sepagi ini.

"Kenapa kalian bisa barengan omong-omong?" Tanya Kyungsoo. Junmyeon jadi gelagapan. "Ah, apa jangan-jangan kalian?"

"NGGAK!" Jawab Yixing dan Junmyeon serentak.

"Ki-Kita Cuma—" Belum sempat Junmyeon menyelesaikan kalimatnya, sudah diserobot duluan sama Yixing.

"Kita cuman kebetulan ketemu di jalan barusan"

"Oh"

"Yaudah yuk Kyungie" Yixing menyeret Kyungsoo "Duluan ya, Junmyeon"

Junmyeon mengerjap "Ah, iya" Kemudian ia melihat Yixing yang sedang menyeringai ke arahnya.

Oh jadi dia harus menghubungkan(?) Yixing dengan Yifan dulu baru ia bisa dekat dengan Kyungsoo?.

Oke, bring it on

.

.

"Ayo semua, kita mulai pelajaran olahraganya"

Mereka sedang ada di lapangan basket indoor, mereka akan melakukan latihan basket bersama "Sekarang berpasangan!"

Setelah Pak Park menyuruh berpasangan, Kim Jongin langsung melambaikan tangan ke arah Yixing "Yixing ayo berpasa—"

"Junmyeon Junmyeon" Sebelum menyelesaikan kalimatnya, Yixing malah langsung berlari ke arah Junmyeon.

Junmyeon yang mengerti dengan 'kode' Yixing langsung peka "Oh sini Xing!"

Dan Jongin hanya membiarkan tangannya mengudara. Da Jongin mah apa atuh?. Padahal setelah itu banyak gadis-gadis yang berebutan dengan Jongin.

"Jadi nanti pas lempar-lemparan, kamu lempar bola itu ke kepala pasangannya Yifan, nah langsung deh kamu bawa ke UKS, nah nanti aku yang bakal berpasangan sama Yifan" itulah rencana mereka. Sadis memang. Tapi all's fair in love and war, kan?

Kenapa tidak langsung saja Yixing mengajak Yifan berpasangan? Karena Yifan masih agak enggan pada Yixing, ingat?

"Yifaaan, ayo berpasangan" Ujar seorang gadis manis dengan nada manja kepada Yifan.

"Oh, oke" Jawab Yifan ramah, sedangkan Junmyeon dan Yixing hanya bisa melongo.

"Tetap jalankan rencana" Ujar Yixing mantap

"Tapi serius mau nampol perempuan?" Junmyeon ragu. Sebagai seorang gentleman ia tidak mau menyakiti perempuan sebenarnya

"Gak ada masalah sama gender" tegas Yixing

Dan at the other side "Kyungsoo, pasangan sama aku ya" Ujar pria tinggi dan dijawab "Oke" Oleh Kyungsoo.

Yixing ambil posisi di sebelah gadis tadi kemudian mengedip-kedipkan matanya sebagai kode dan dijawab anggukan ragu oleh Junmyeon.

"Aduh" Junmyeon langsung melihat kea rah sumber suara.

"Kamu gak apa-apa?" Pemuda jangkung itu mengelus lengan Kyungsoo dan dijawab "Tidak apa-apa kok"

"Hoy, pass" Suara Yixing tidak dihiraukan, ia malah menatap tajam si jangkung sambil menggumam "Jongin kampret"

"Jun hoy pass" Junmyeon langsung menoleh ke arah Yixing yang sudah melambai-lambaikan kedua tangannya.

Junmyeon bersiap melempar bola sambil menggumam "Maaf Yoona"

Ketika Junmyeon melemparkan bola basket, Yixing malah menoleh ke arah Yifan yang mengaduh dan—

DUKK

"YIXING!"

"Oops"

-bola itu tepat menghantam wajah Yixing. dan Yixing lah yang dibawa ke UKS.

Hah, niat buruk memang mendatangkan hal buruk yah.

.

.

"Gimana kepala kamu masih sakit?"

Yixing yang sedang berbaring langsung menegakkan diri setelah mendengar suara yang sangat dikenalnya "Yifan?"

Yifan mengelus pelan dahi Yixing "Masih merah. Pasti tadi keras banget ya"

Yixing hanya bisa mengangguk kaku. Pipinya terasa panas, jantungnya berdetak sangat kencang dan rasanya sakit.

"Kamu masih ceroboh ya, Xing"

Kemudian hening.

Yixing menggigit bibir "Fan"

"Hmm?"

"A-Aku, minta maaf"

Yifan kemudian mengusap rambut Yixing dengan lembut "Aku juga"

Yixing mendongak "Ta-tapi—"

"Sstt, sekarang kita bisa berteman ya"

Tanpa sadar mata Yixing sudah berkaca-kaca, dan ia hanya bisa mengangguk pelan.

TBC

a/n :

Aaaah, deg degan sekali, publish ff pertama kali. Saya author newbie jadi, publish ff aja gak tau ini bener apa nggak :") maaf kalau bahasanya aneh dan campur aduk- mind to rnr?

.