Ting…Tong…
Saat mendengar bel kamarnya berbunyi, Tsurugi tak memiliki firasat apapun. Ia hanya menyingkirkan PC tablet dalam genggamannya, lantas bangkit dari kursi untuk membukakan pintu.
"Siapa?"
Seseorang dengan berwajah sangat mirip dengannya, berdiri di balik pintu dengan satu seringai tipis.
"Si-siapa kam—"
Tsurugi tak sempat melontarkan keterkejutannya.
Rangkulan pada pantat, sentuhan pada dagu, serta ciuman panas dari si tamu tak diundang, sukses membungkam seluruh kekuatannya.
CUUUPPP~!
Merasa sudah cukup, si tamu pun melepaskan pegangannya, membiarkan tubuh lemas Tsurugi ambruk ke atas lantai.
Brukk!
"Kerja bagus."
Seorang tamu lagi muncul. Perempuan—yang setelah game Inazuma Galaxy dirilis diketahui bahwa ia ternyata berjenis kelamin laki-laki—bernama Ishigashi Gorham, yang sebenarnya juga bertugas sebagai guide-nya tim Earth Eleven. Ia menatap Tsurugi yang kini pulas di lantai tanpa pertahanan.
Si tamu yang pertama, yang sangat mirip dengan Tsurugi itu, melebarkan seringainya dan mengacungkan jempolnya.
"Bibirnya ternyata empuk, lho!" ujar si Tsurugi palsu sambil menudingkan dagu pada Tsurugi asli yang terkapar. "Mau coba cium juga?"
Gorham menggeleng. "Sorry. Aku bukan homo."
.
.
.
FAKE
Disclaimer: Inazuma Eleven GO Galaxy (c) Level-5
Starring: Tsurugi Palsu
Warning: Plesetan, gaje, tak sejalan dengan fakta (judulnya aja 'Fake'), BL(TenKyou), NL(KusaKono), sedikit KDRT dan adegan berdarah, spoiler InaGyara eps 23 ke atas
.
.
.
"Mau dibawa sekarang?"
Berjongkok di lantai, Tsurugi palsu iseng menoel-noel sebelah pipi kenyal Tsurugi dengan jari telunjuknya. Sekalian memastikan kalau korbannya itu benar-benar sudah tak sadarkan diri.
"Begitulah. Ozrock-sama bilang, harus secepatnya," sahut Gorham sembari ikut berjongkok. Kemudian mengangkat tubuh Tsurugi lewat bawah bahu dan lututnya. Bersiap membawanya pergi.
Kontras dengan lengannya yang kurus, Gorham ternyata mampu menggendong tubuh Tsurugi dengan santainya, seolah sedang mengangkat bayi.
Entah Tsurugi yang terlalu kurus, atau Gorham yang kelewat kuat.
Alien asli memang beda (A/N: Kalimat ini bukan dalam rangka menyindir Hiroto dkk, lho, ya! Sumpah! Hihihi). Tapi yang jelas, ini semua karena Gorham adalah seorang laki-laki.
.
.
.
Di tengah latihan menjelang pertandingan melawan Sazanaara.
Jiiii~t.
Sepasang mata Konoha lekat memandangi Tsurugi palsu yang sedang mengelap muka dengan handuk.
"Kenapa? Kok ngeliatin Tsurugi-kun terus? Naksir, ya?" tegur Sakura pada Konoha.
Kusaka, yang sedang minum tak jauh dari mereka, sukses menelan hidup-hidup botol minumannya.
Mo…morimura-ku… naksir cowok lain…? rintih sang preman pedih dengan air mata berlinang.
"Ng…," Konoha ragu-ragu menjawab. "Tak tahu juga. Tapi Tsurugi-kun rasanya tidak begitu cara memakai handuknya."
Sakura melongo, "Tahu banget, ya, kamu…?"
"Aku tahu soal semuanya. Kayak Nozaki-san, yang kalau ngaca bisa sampai lima belas menit…"
"Hei! Itu namanya dandan, tahu!" Sakura membela diri.
Tapi, Konoha belum selesai.
"Lalu, telinga kanan Minaho-kun yang bergerak paling nggak tujuh kali dalam sehari. Ibuki-kun yang paling suka mengoleksi komik basket, seperti Basketnya Anak Item, Banting Dunk, sama Sayang Anak. Manabe-kun yang suka kepeleset di kamar mandi kalau lagi nggak pakai kacamata. Shindou-san dan Ichikawa-san yang tiap hari menghabiskan sepuluh buah jeruk nipis buat lulur rambut, sampai Bibi Kamata kebingungan karena jeruk nipis di dapur suka hilang. Lalu Kapten, yang sering sekali meninggalkan sandal kamarnya di depan kamar Tsurugi-kun (ehemngapaintuhehem)."
Sekonyong-konyong, Kusaka yang sedari tadi nguping, datang menghampiri.
"Kalau aku? Apa yang kamu tahu soal aku, Morimura?" tanyanya sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Eto… Kusaka-kun, ya?" Konoha mikir sebentar. "Ah, iya. Aku ingat. Kusaka-kun celana boxernya masih sobek, dan belum juga dijahit karena nggak bisa jahit… "
"S-STOP! STOP! MORIMURA!" seru Kusaka panik, kayak tukang parkir yang hampir diserempet. "Nggak usah! Nggak jadi! Yang seperti itu, kamu nggak usah tahu, deh!
"Eh? Tapi, aku kan udah tahu…"
"Ya, ampun, Kusaka-kun! Kalau memang ada yang sobek, bilang donk! Kan kita yang cewek bisa bantu jahitkan," Sakura geleng-geleng.
"Aku nggak mau kamu yang jahitkan," balas Kusaka. "Aku maunya Morimura! Morimura! Kamu mau kan, jahitkan celanaku?"
"Ih, maksa…," cibir Sakura.
"Ta-tapi aku… nggak bisa…."
"Nggak pa-pa! Nggak pa-pa! Kalau Morimura pasti bisa!" Kusaka meyakinkan. "Sebentar, kuambilkan boxernya, ya!"
Sepuluh menit kemudian, tergelarlah adegan horor.
Konoha menatap jari-jarinya yang mengucurkan darah. Melumuri boxer sobek Kusaka, serta benang-jarum dalam genggamannya.
"MORIMURAAAA~! JANGAN MATI!" Kusaka menjerit tak terkendali. "SIAPA AJA! TOLONG PANGGILIN AMBULANS! CEPAAAT~!"
Tsurugi palsu memanfaatkan keributan itu untuk diam-diam kembali ke kamarnya, sebelum dicurigai lebih jauh.
.
.
.
"Hampir ketahuan, ya?"
Begitu tiba di kamar, terdengar suara Ozrock menghubunginya.
Tsurugi palsu berdecak. "Masalah itu beres. Dengan membaca ingatan yang tertera pada gelombang otak Tsurugi Kyousuke, aku berhasil menghidupkan semua kepribadian dan kebiasaannya ke dalam diriku sendiri."
"Baguslah," ujar Ozrock. "Tapi, sekali lagi kuingatkan. Matsukaze Tenma itu orang yang paling tahu soal Tsurugi Kyousuke dibanding yang lain. Berhati-hatilah padanya."
"Iya. Aku tahu, kok," balas Tsurugi palsu sebelum menutup pembicaraan.
Ya. Tentu saja, dia harus berhati-hati. Apalagi setelah dia tahu, bahwa si Matsukaze Tenma itu sudah pernah sekali membuat pantat milik orang yang sedang disamarinya ini nyeri hebat, hingga tak bisa bangkit selama satu hari penuh.
Ingatan yang mengerikan. Manusia bumi itu menakutkan….
Tsurugi palsu bergidik. Asal tahu saja. Meski selama ini ia sering sekali menciumi orang sampai pingsan—bagian dari tugasnya sebagai mata-mata—tapi kemampuannya berhubungan badan, bisa dikatakan nol besar,
Masih mending aku diumpanin ke Black Hole, daripada diperkaos sama dia….
.
.
.
"Tsurugi jadi aneh?" Tenma dan Shindou berpandangan, setelah mendengar laporan dari Konoha (entah bagaimana, pokoknya nyawa dan jarinya berhasil diselamatkan).
Konoha mengangguk pelan-pelan.
Shindou melipat tangan di depan dada, mikir.
"Memang, sih. Sampai gagal menyambut pass seperti itu, rasanya bukan Tsurugi yang biasanya."
"Apa dia sakit, ya?" sambung Tenma, mukanya cemas. Ditengoknya Tsurugi yang sedang duduk menyendiri di bangku pemain cadangan.
Tsurugi palsu buru-buru melarikan pandang, menghindari mata besar Tenma.
"Coba, biar kupastikan," Shindou melangkah mendekati Tsurugi.
Menyadari maksud Shindou, Tsurugi palsu beranjak. Beragak hendak kabur.
"Tsurugi, tunggu!"
Tsurugi palsu berdecak. Jika ia kelihatan hendak kabur, justru malah makin mencurigakan. Terpaksa ia mengghentikan langkah. Dihadapinya Shindou dengan sikap senormal mungkin.
"Ada apa, Shindou-san?"
Tenma dan Konoha memerhatikan dari kejauhan.
"Kamu tidak apa-apa?" Shindou membuka percakapan.
"Saya baik-baik saja. Kenapa?"
Shindou menaruh tangan di dagu. Seolah menilai sikap Tsurugi.
Eneg ditatap sedemikan rupa, Tsurugi palsu menegur. "Shindou-san?"
Shindou tersentak, dan langsung merubah sikap. "…Begini. Ada beberapa hal yang mau kutanyakan."
Beberapa saat kemudian, Shindou kembali ke Konoha dan Tenma. Melaporkan hasil penyelidikannya.
"Sepertinya tidak ada masalah."
"Memangnya, Shindou-san tadi bilang apa sama Tsurugi?" tanya Tenma.
"Aku tadi berpura-pura lupa, menanyakan padanya beberapa hal soal teman-teman kita di Raimon, dan dia bisa menjawabnya dengan tepat."
"Be-Begitu, ya?..." Konoha menggumam.
"Malah dia yang berkomentar, kenapa aku menanyakan hal yang seperti itu. Lupa-lupa begitu, tidak seperti Shindou-san yang biasa, katanya…"
Tenma berpikir sejenak. "Hm, saya coba tanya juga, deh…"
Tenma maju mendekati Tsurugi. Giliran Shindou dan Konoha yang memerhatikan dari jauh.
Baru beberapa patah bicara…
PLAKK!
Satu tamparan di pipi Tenma, oleh Tsurugi. Sontak Shindou dan Konoha kaget setengah mati.
Dengan wajah bercap lima jari, Tenma kembali ke tempat Shindou dan Konoha. Namun ekspresinya mengatakan seolah tak terjadi apa-apa.
"Ka-kapten…? Nggak apa-apa…?" tanya Konoha khawatir.
"Tenang saja. Kayaknya itu memang Tsurugi asli, kok," jawab Tenma, mengacungkan jempol. "Soalnya, waktu aku tanya, hari ini dia pakai celana dalam warna apa, dia langsung menamparku."
.
.
.
Hari H pertandingan melawan Sazanaara Eleven akhirnya tiba.
Meski sudah mengopi kemampuan Tsurugi asli, Tsurugi palsu bertekad tidak akan turun tanding hari ini.
Alasannya ada tiga. Pertama, males. Dua, tidak pede. Tiga, takut ketahuan.
Selain oleh Tenma, ia juga mewaspadai orang Sazanaara yang katanya bisa membaca hati orang.
"Eh? Kamu nggak apa-apa, Tsurugi?" Tenma langsung bereaksi saat mendengar Tsurugi mengundurkan diri.
"Aku… cuma nggak enak badan…," jawab Tsurugi palsu menghindari mata Tenma.
Alasan seperti itu jelas takkan menghilangkan kekhawatiran sang kapten.
"Sungguh? Mana yang sakit? Kepala? Perut?"
Tsurugi palsu menepis tangan Tenma yang tanpa permisi meraba-raba badannya.
"Cuma pusing sedikit. Jangan kuatir," sergahnya, menahan sebal.
Tenma mengerutkan kening. "Oh, datang bulan, ya? Tapi perasaan…, ini masih tanggal hijaunya Tsurugi, deh…"
PLAAKK!
Kapten Earth Eleven hari ini turun tanding dengan wajah dihiasi cap lima jari (lagi).
"Kapten itu nggak pernah jera, ya?" Konoha sweatdrop.
"Yah, memang begitulah Matsukaze Tenma," sahut Shindou, maklum.
.
.
.
Dari ingatan yang telah ia curi, Tsurugi palsu menemukan bahwa tipe pasangan ideal yang diinginkan Tsurugi Kyousuke adalah:
Satu, cowok.
Dua, ganteng.
Tiga, lebih tua.
Beberapa orang yang terbukti telah memenuhi syarat-syarat ini dan menjadi secret crush Tsurugi Kyousuke, antara lain: Tsurugi Yuuichi (18), Gouenji Shuuya (24), Okita Souji (25), Fudou Akio (24).
Syukurlah, Matsukaze Tenma (13) tidak termasuk dalam daftar ini.
Tapi, kok, mereka bisa jadian, ya? pikir Tsurugi palsu heran
Ya, itu lah yang namanya suratan takdir, sahut Tsurugi asli nun jauh di tempatnya, pasrah. Entah pasrah karena jadian sama Tenma, atau pasrah karena sekarang tengah terdampar di planet antah berantah.
Mungkin keduanya.
.
.
.
"Tsurugi! Tsurugi!"
Selesai pertandingan dengan Sazanaara, ngobrol-ngobrol dengan Aoi dan Shinsuke, serta mengambilkan batu birunya Putri Katora, tampak Tenma berlari-lari menyusuri ruang dalam Galaxy Nauts, seraya memanggil-manggil nama sang tambatan hati (halah).
Heran. Padahal, tadi waktu rapat membahas soal batu itu, dia masih ada… batin Tenma.
Setelah mendengar dari Bibi Kamata kalau mereka bisa menghubungi orang lain yang berada di bumi, yang langsung terlintas di benak Tenma, adalah mengenai Tsurugi.
Jangan-jangan, Tsurugi jadi aneh begitu bukan karena lagi datang bulan (yaeya lah…), melainkan karena kangen sama Yuuichi-san…
"Tsurugi!" panggil Tenma lagi. "Kamu di mana?"
Sampai akhirnya Tenma tiba di koridor kamar tidur. Dan mendapati orang yang dicari-cari baru keluar dari kamarnya.
"Ah! Tsurugi! Akhirnya ketemu juga!" paras Tenma langsung cerah. "Sini! Aku ada berita bagus, nih."
Tsurugi palsu yang memang selalu mewaspadai Tenma, bukannya mendekat, malah mundur kembali ke kamarnya. Menyisakan separuh wajahnya nongol di balik pintu.
"Apa?"
"Sudah dengar? Katanya kita bisa menghubungi teman dan keluarga yang ada di bumi, lho!
"Iya, sudah tahu…"
"Kalau gitu, Tsurugi sudah menghubungi Yuuichi-san?"
"Belum," jawab Tsurugi palsu seadanya, tapi kemudian sadar kalau jawabannya itu sangatlah tidak tepat.
Tsurugi Yuuichi. Umur 18. Kakak kandung sekaligus cinta pertama Tsurugi Kyousuke. Pasti aneh kalau ia tidak menghubungi kakaknya itu.
Tapi berhadapan dengan Tsurugi Yuuichi juga bukan perkara gampang. Pemuda itu pasti sama jelinya dengan Matsukaze Tenma. Atau bahkan mungkin lebih.
Karena itu, sebisa mungkin ia harus membatasi interaksinya dengan orang-orang terdekat Tsurugi Kyousuke, terutama mereka berdua.
"Nah, tunggu apa lagi, Tsurugi? Ayo cepat!"
Sebelum Tenma menariknya keluar kamar, Tsurugi palsu mengelak dengan mengalihkan pembicaraan.
"Kamu sendiri, tidak menghubungi keluargamu?"
"Ah, aku sih… sudah janji, tidak akan menghubungi siapapun sampai kita kembali ke bumi nanti."
Tsurugi palsu tak urung merasa heran. "Kenapa?"
"Ya… supaya tidak memecah konsentrasi saja."
Sekejap kemudian, Tsurugi palsu mendapat ide.
"Kalau begitu, aku juga," ujarnya. "Aku juga takkan menghubungi Nii-san sampai pulang nanti…"
.
.
.
"Maaf, Aki-san. Tapi katanya dia tidak mau menghubungi siapa-siapa sampai kembali ke bumi nanti," ujar Aoi saat menggunakan hubungan jarak jauh antar planet itu.
"Oh, begitu, ya? Sayang sekali…" suara Aki terdengar kecewa, tapi ia bisa mengerti.
Sementara di box telepon sebelah, Yuuichi juga tidak mendapat respon dari adiknya. Alih-alih wajah Kyousuke tercinta, yang menyambutnya di layar adalah wajah sahabat adiknya, si Tenma.
"Lho? Tenma-kun? Kyousuke mana?"
Tenma pun menjelaskan situasinya. Tanpa tahu di sebelah ruangan yang ditempati Yuuichi, ada Aki yang baru saja mendapat kabar yang bertentangan sekali dengan perbuatan Tenma saat ini.
"Oh, begitu…," Yuuichi mengangguk-angguk mengerti. "Tapi Kyousuke baik-baik saja 'kan?"
Tenma mengiyakan.
"Cuma … belakangan dia kayaknya lagi kurang semangat. Entah karena lagi datang bulan, atau kangen Yuuichi-san…."
"Tenma-kun bisa saja bercandanya," Yuuichi tertawa kecil, sebelum kemudian wajahnya kembali berangsur serius. "Tapi, Tenma-kun, aku minta tolong jaga Kyousuke, ya? Aku menyesal tak bisa berada di sampingnya sekarang…"
"Tentu saja! Tanpa Yuuichi-san minta pun, aku pasti akan menjaga Tsurugi, kok!"
Yuuichi tersenyum. "Baiklah. Semoga berhasil, ya! Sampaikan salamku pada Kyousuke."
Tenma mengangguk. "Yuuichi-san juga. Semoga cepat sembuh kakinya. Sampai nanti."
.
.
.
Ting…Tong…
Tsurugi palsu baru saja menutup laporannya kepada Ozrock, saat mendengar bel pintu kamar Tsurugi berbunyi.
Siapa sih malam-malam begini?
Seseorang menerobos masuk begitu pintu dibuka.
"Tsu~ru~gi!"
Tsurugi palsu melotot begitu tahu siapa sebenarnya yang datang. Ini anak nggak ada jeranya!
"Mau apa?"
Tak ada lagi keramahan. Dia yakin, Tsurugi yang asli juga pasti akan merasa terganggu dengan tingkah anak ini.
"Lho? Hari ini kan jadwalku mengunjungimu, Tsurugi?"
"Jadwal apa?" balas Tsurugi palsu, dengan suara galak. "Kamu cuma mau mengganggu kan?"
Sayangnya, saat ia mengakses ingatan Tsurugi, ia menemukan bahwa yang dikatakan Tenma memang benar adanya.
Mengunjungi itu… maksudnya yang…
Tsurugi palsu terkesiap begitu dia tahu artinya.
EMMAAAKKK~! OZROCK-SAMAAA~! TOLOOONG~! KESUCIAN SAYA DI AMBANG BAHAYAAA~!
"Tenang saja, Tsurugi. Aku nggak akan ngapa-ngapain, kok," kata Tenma, di luar dugaan. "Soalnya, kamu kan lagi datang bulan?"
Kali ini Tsurugi palsu nggak bisa marah. Dia selamat berkat dikira sedang datang bulan.
"Kalau begitu, kembali sana ke kamarmu!"
Tapi Tenma menggeleng. "Hari ini aku mau menjaga Tsurugi. Yuuichi-san sudah minta tolong padaku, sih…"
"Nggak perlu! Kembali ke kamarmu sana!"
Sayangnya, Tenma nggak mendengarkan. Ia berbaring di ranjang Tsurugi, dan dua menit kemudian tertidur pulas. Membuat Tsurugi palsu makin keki.
Menjaga apa numpang tidur, sih?
Tsurugi palsu keluar kamar sambil bersungut-sungut. Kalau begini, terpaksa dia yang tidur di kamar Tenma. Ia tak mau ambil risiko tidur sekamar dengan manusia berbahaya ini.
Lagipula, 'menjaga' katanya? di balik pintu kamar, Tsurugi palsu tersenyum geli, setengah kasihan. Sayang sekali. Kamu telat, Matsukaze Tenma. Soalnya, Tsurugi-mu sudah tak ada di sini lagi…
.
.
.
Nyaauuu~ Minna, konnichiwa! Lagi-lagi saya bikin fic aneh, nih! *malah bangga, ditimpuk*
Kali ini bintangnya si Tsurugi palsu. Fic ini juga sekalian buat merayakan rilisnya game Galaxy tanggal 5 Desember kemarin! Yay! (iya, tahu. telat...orz)
Maaf kalau endingnya garing banget. Saya kehabisan ide, sih... orz
Ngomong2, Tsurugi palsu, biarpun palsu, tapi kok tetep manis, ya? Yang pas dia ngomong dalam hati, "Naze ore kara!? Kok aku duluan?!", tuh maniss banget! *guling-guling* Ih, padahal palsu, jangan jadi imut begitu donk! *sebal* Ntar yang asli kalah, donk! *lirik-lirik*
Tapi biar gimana, saya tetap paling sayang sama Tsuru Asli kok! Janji! *peluk2 Tsuru asli*
Note: Komik koleksinya Ibuki itu adalah terjemahan seenaknya dari Kur*ko no B*suke, Sl*m Dunk, sama D*ar Boys^^
