~GREETINGS~
veGAara-lover: heiya... fict KHR saya yang ke dua jadi juga... ehehehe
edwardABALric: tapi ngomong - ngomong, *ngelirik ke veGAara* fict KHR lu yang pertama apa kabarnya?
veGAara-lover: he? *pangling* ehm... e... *garuk - garuk kepala* itu... erm... *kicep*
edwardABALric: *sigh* udah gue duga...
veGAara-lover: ehm... yah mau gimana lagi...
edwardABALric: apanya yang 'mau gimana lagi...'?
veGAara-lover: *kesel* *ngelempar kursi kearah edwardABAL* y... ya udah! gak penting lagi ngomongin begonoan! *ngelirik ke readers* buat anda, silahkan baca aja! enjoy!
mind to review?
###
(Warning: shonen-ai, rada gombal, garing, gaje)
(Disclaimer: Amano Akira's. But the story is mine.)
###
Many Ways
Secret.
Gokudera memang sempurna. Semua orang bisa menyebutnya seperti itu. Anak blasteran Jepang – Italia, berwajah tampan, otaknya cemerlang, dan gayanya yang terkesan 'Bad Boy' membuatnya sedikit unik dan punya daya tarik tersendiri. Dan tak ada yang mengira dirinya akan berubah 180 derajat disaat tertentu...
###
Gokudera mengeluarkan sebatang rokok, iapun menyulutnya setelah setengah mati mencari lighter dari dalam tas sekolahnya. Kakinyapun melangkah mendekati bangku taman, dan segera mendaratkan bokongnya keatas bangku tersebut. Sambil menerawang menatap langit, dirinya menghembuskan asap kelabu yang akhirnya membumbung tinggi ke luasnya langit sore.
Dalam lamunannya, ia memikirkan hal yang tak tentu. Tentang Jyuudaime-nya, tentang pertarungan – pertarungannya selama ini, tentang kakaknya, tentang...
"Oi, Gokudera!"
Seketika ia terbatuk, tersedak asap rokok yang seharusnya lepas ke udara. Iapun menjauhkan batang rokok itu dari mulutnya, mengantisipasi hal – hal yang lebih buruk bakal terjadi. Misalnya bukan hanya tersedak asap rokok saja, namun batang rokok tersebutlah yang menselak kedalam mulutnya. Siapa tahu saja...
"Ahaha... Hukuman dari langit! Siapa yang menyuruhmu merokok ditaman? Banyak anak kecil yang bisa terganggu kesehatannya karena berdekatan denganmu dan juga rokokmu!", ledek Yamamoto sambil duduk di sebelah pria blasteran yang sekarang telah berhenti terbatuk.
"Justru kau yang hampir membuat kesehatanku terganggu, yakyuu baka!", tukasnya keras sambil memegangi dadanya yang tiba – tiba sesak. Entah karena asap rokok atau karena kehadiran orang ini, Yamamoto Takeshi.
Yamamoto melangkah mendekati Gokudera dan ikut duduk tepat disampingnya. "Ya, ya, santai saja, tidak perlu sampai naik darah begitu kan?"
Gokudera yang merasa kesal padanya hanya bisa menggumam jengkel, dan ia memutuskan untuk kembali menikmati rokoknya. Percuma saja, kalau ia marah – marah didepan Yamamoto, yang dimarahi pasti hanya akan senyum – senyum gak jelas.
Tiba – tiba hening menyambut mereka. Yang terdengar hanyalah derit engsel besi yang berbunyi saat ayunan tertiup angin, dan juga suara koakkan burung yang melintas tinggi diatas mereka.
Pria blasteran itu menggeser posisi duduknya dengan agak canggung, lutut mereka berdua hampir mengenai masing – masing.
Dan tiba – tiba si pria berambut hitam itu menoleh kearah Gokudera. Ia menatapnya dalam, sehingga membuat Gokudera membeku.
"A... Apa?", tanya Gokudera yang tingkat kecanggungannya sedikit meningkat.
Yamamotopun tertawa, pandangannya sedikit melunak, tidak sedalam tadi. "Tidak, tidak, tidak apa – apa. Kenapa kau tegang sekali sih, Gokudera?"
Seketika yang ditanya menggeleng kuat, tidak terima bahwa perasaannya itu diketahui si yakyuu baka, "Si... Siapa yang tegang? Huh!"
Yamamoto kembali tergelak.
Gokudera memalingkan wajah darinya, berusaha menyembunyikan rasa malunya yang mungkin tampak diwajahnya. Dan dalam hati ia kesal dan mengutuk, kenapa ia bisa bertemu dengan Yamamoto hari ini.
Kemudian gelak tawa Yamamoto terhenti, digantikan bunyi desir angin yang menerbangkan beberapa daun – daun kering yang berserakkan.
Heningpun kembali menemani mereka, membungkus rasa ketidaknyamanan agar tidak pergi dari dekat mereka, kecuali ada yang memulai perbincangan diantara mereka berdua.
"Hei, Gokudera...", Yamamoto memanggil setelah sekian lama.
Gokudera menoleh acuh tak acuh, "Apa?"
Sedikit jeda, Yamamoto tidak berbicara, entah apa yang ia pikirkan.
"Aku...", ia menggumam tidak jelas.
Gokudera mengangkat alisnya, bertanya – tanya.
"Tidak jadi deh...", sambung Yamamoto tiba - tiba.
Delikkan tajam muncul dari mata abu – abu yang menatapnya. "Hei, jangan main – main! Kau mau bicara apa?", ia berkata, asap rokok membumbung tinggi setelah menyelinap keluar dari mulutnya.
"Tidak jadi ah... Soalnya ini rahasia. Jadi...", jelas Yamamoto.
Sekali lagi, mata abu – abu itu mendelik kearah Yamamoto, "Kau! Jangan seenaknya! Beritahu aku!"
Tapi si yakyuu baka hanya tertawa kecil lalu menatap Gokudera, "Betul nih kau ingin tahu?"
"Sudah jelas kan?", balasnya.
"Baiklah... Tapi kau harus berjanji untuk tidak marah padaku...", ujar Yamamoto. Ia menatap kedalam bola mata abu – abu Gokudera, seperti yang ia lakukan sebelumnya.
Menyadari pandangan itu datang lagi, Gokudera cepat – cepat mengalihkan wajahnya kearah yang berlawanan. "Te... Tergantung..."
"Janji atau tidak?", ada nada desakan yang terdengar dari kalimat yang dikatakan Yamamoto.
Gokudera menelan air liurnya, "Ja, janji..."
"Janji atau tidak?", Yamamoto mengulang kembali kalimatnya.
"I... Iya, iya! Aku janji!", janji Gokudera sambil setengah berteriak dan memelototi Yamamoto.
Ada seulas senyum di wajah polos Yamamoto. Ia puas dengan jawaban Gokudera. "Baiklah!". Ia menggeser badannya mendekati Gokudera.
"O... Oi! Kau...!", Gokudera tergagap karena merasakan sapuan seragam Yamamoto menyentuh tangannya.
Yamamoto menaikkan alisnya, bingung. "Lho? Kenapa?"
Gokudera mengibas tangannya, "Jarak! Jarak!".
"Mau ku beritahu tidak?", tanya Yamamoto.
Yang ditanya tidak berbicara, namun anggukkan kuat yang dilakukannya sudah mewakili kata 'ya' yang seharusnya keluar dari mulut.
Pelan – pelan wajah Yamamoto mendekat ke telinganya. Sehingga ia bisa merasakan deru nafas Yamamoto yang hangat di telingnya sekaligus sisi lehernya.
"Aku..."
Jeda. Ada jeda yang sedikit panjang.
"'Aku...' apa?", ulang Gokudera heran, bingung dengan jeda panjang yang mengisi kekosongan. Yang ada hanya asap rokoknya yang meliuk – liuk di udara sore.
"Aku...", ia mengulang kembali kata itu untuk dibisikkan ke telinga Gokudera. Namun kalimat lengkapnya menyusul 3 detik kemudian, "Aku menyukaimu... Hayato."
Jeda. Tapi kini pada diri Gokudera.
Yamamoto menjauhkan wajah dari telinga Gokudera. Kini dia melempar cengiran dan bangkit dari duduknya, "Sudah hampir malam, aku harus pulang. Ku tunggu jawabannya besok disekolah ya!". Ia melenggang menjauhi Gokudera yang masih terdiam, lalu berbalik dan menempelkan jari telunjuknya didepan bibirnya, "Ingat ya, ini rahasia!". Sekitar 15 detik kemudian dia menghilang.
Dan tepat pada saat itulah Gokudera menganga lebar, dan iapun menjatuhkan rokok dari apitan kedua bibirnya.
###
END
###
A/N: terinspirasi dari sebuah quotes yang gak sengaja saya baca. Eh, jadinya malah aneh begini. *sigh*
Saya tau ceritanya rada gaje dan juga gombal. But please be nice to me. :)
Mind to review?
