Cadas !!!

Ini fic aku yang pertama.

Well, kalo emang agak-agak gimana gitu, harap maklumlah ya.


Disclaimer: Naruto punyanya om Masashi Kishimoto

Story: Love Story: Beginning

Warning: OOC punya


Aku, Gaara.

Aku kini hidup bersama teman-temanku di suatu asrama di bumi Konohagakure, tempat para shinobi datang untuk menjadi lebih kuat.

Aku disini tinggal bersama Lee, Sasuke, Sakura, Temari, dan Hinata.

Mereka sangat baik padaku, apalagi ketika aku dan Temari baru datang di asrama itu, mereka menyambut kami dengan tangan terbuka.

Lee, adalah teman yang paling dekat denganku. Dia anaknya ceria, sangat gampang bergaul, rajin berlatih, dan yang paling senang makan.

Sasuke, anaknya pendiam, salah satu teman dekatku setelah Lee. Dia juga rajin berlatih, sama seperti Lee. Dia juga senang makan dan tidur.

Sakura, anaknya kaku. Sering kali tidak jelas perilaku yang dia tunjukan pada kami.

Temari, anaknya baik kepada semua orang yang baik padanya. Kadang, kata-katanya bisa nusuk, jadi hati-hatilah padanya.

Dan yang terakhir, Hinata. Anak paling pendiam diantara teman-temanku yang lain. Tapi, anehnya, bila ku melihatnya tersenyum, ku rasakan perasaan yang berbeda. Mungkinkah … ya lupakan.

Saat ini, ku sedang berada di dalam asrama bersama Sasuke, dan Lee. Sementara yang lain entah sedang berada dimana saat ini.

"Gaara, weekend nanti, kau ada acara kemana? Aku ingin pergi ke suatu tempat, kau ingin ikut bersamaku?" Lee berkata sambil memakan snack.

"Hm. Ya, ku punya rencana weekend ini." kataku sambil menjatuhkan diri ke sofa terdekat.

"Memangnya, kau ingin kemana, hah?" Lee bertanya lagi

"Ketempat yang paling istimewa, kau tahu?" kataku sambil mengambil bungkusan snack yang ada diatas meja.

"Hah, istimewa? Kemana, eh?" Lee, yang kemudian mendekatkan diri kepadaku.

"Yah, kau tahu. Ke Pulau Kapuk, alias tempat tidur, hahahaha." kataku sambil tertawa, kemudian berjalan menuju dapur untuk mengambil segelas air putih.

"Sialan kau Gaara. Ku kira kau mau kemana." Lee, sambil melempar bantal ke arahku.

"Kau sendiri memangnya ingin kemana Lee?" Sasuke yang sedari tadi hanya melihat, kemudian ikut bertanya.

"He, benar juga. Kemana kau ingin mengajakku tadi?" ku bertanya

"Heh, kau mau ikut, he Sasuke?" Lee. " Aku ingin mengajak kau ke suatu tempat. Ke tempat dimana kau akan mendapatkan pencerahan. Hahahaha" Lee.

"Pencerahan?" kataku dan Sasuke bersamaan.

"Kalian belum punya pacar kan? Jadi, ku ingin kalian ikut bersamaku. Kau tahu maksudku, heh?" Lee, berkata tentang sesuatu yang jarang sekali dia bicarakan.

"Jadi, intinya disini adalah perempuan?" tanyaku yang kemudian duduk di sofa.

"Ya, kau tentu ingin sekali merasakan bagaimana punya seorang kekasih, eh? Disini aku mau membantu kalian. Sebenarnya, aku juga ingin. Hehehe." Lee.

"Dasar kau!" Sasuke.

"Jadi, kemana kau akan bawa kami?" tanyaku lagi.

"Aku menemukan tempat yang bagus. Di perbatasan desa, ada tempat. Ya, semacam kedai minum." kata Lee dengan semangat masa muda yang bergelora. Ya, persis seperti gurunya, Gai-sensei.

"Jadi, kau ingin mengajak kami ketempat, ya tempat favoritnya, Oro-sennin?" tanyaku heran.

"Heh, aku tak semesum dia, kau tau? Aku akan membawa kalian ke kedai sebelahnya, bukan di kedai semacam itu, eh!" Lee, berbicara sambil mengangkat tangannya.

"Ya, tak bermaksud begitu, kau tau. Jadi, ada apa disebelah tempat itu?" Sasuke bertanya.

"Semacam, klub. Bukan klub mesum, kau tau. Seperti, ya tempat latihan. Hanya saja, dominan anak perempuan. Dan, ku jamin, jika kalian kesana, tak akan ada waktu untuk berkedip, walau hanya sedetik. Hahahaha." Lee, berkata dengan penuh semangat. Seperti dia, ketika sedang berada di arena pertarungan.

"Jadi, kau ingin mengajak kesana? Memperkenalkan dengan beberapa gadis, kemudian setelah beberapa waktu akan menjadi seorang kekasih? Begitu menurutmu? He, bagaimana kau Sasuke?" tanyaku kemudian kepada Sasuke.

"Yah, jika begitu menarik, aku ikut." Sasuke, sepertinya dia setuju dengan ajakan Lee.

"Yeah, begitu! Jadi, bagaimana kau Gaara?" tanya Lee kemudian kepadaku.

"Aku, sedikit tertarik. Aku ikut, hanya saja, aku tak ingin ambil bagian dalam hal ini. Aku hanya akan sebagai penonton." kataku, setuju dengan ajakan Lee.

"Wohooo! Itu baru temanku. Kita akan melakukan pencerahan disana. Pasti akan ada perempuan-perempuan bersinar disana. Hahahahahaha." Lee, tertawa sangat kencang. Memperlihatkan sederetan giginya yang bersinar.

"Lee! Berisik!" Temari yang kemudian datang, dengan seenaknya memukul kepala Lee.

Dibelakangnya, menyusul Sakura dan Hinata.

Hinata bertemu pandang denganku. Aku rasakan wajahku memerah. Segera ku alihkan pandangan, kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk bercuci muka. Barangkali, wajahku akan kembali normal. Kemudian, ku kembali lagi ke tempat tadi.

Aku tertawa melihat Lee yang sedang kejar-kejaran dengan Temari. Membuat sekeliling menjadi berantakan.

"Hai kalian, jangan seperti anak kecil!" Sakura yang kemudian menjadi penengah mereka.

"Te-Temari, kita ha-harus segera siapkan ma-makan malam." Hinata berkata dengan terbata-bata. Ya, begitulah dia. Tapi, bagiku manis.

Temari kemudian menghentikan kejar-kejarannya dengan Lee, kemudian mengangkut kantong plastik yang tadi dia jatuhkan didepan pintu.

"Ya, baiklah. He, Lee, nanti malam kau tak akan dapat jatah ya. Hohohoho." kata Temari yang kemudian berjalan menuju dapur bersama Sakura dan Hinata.

"Ta-tapi. Temari! Jangan begitu. Aku sudah menahan lapar ini! Aduh, jangan begitu." Lee, perut dan kepalanya yang masih sakit dipukul Temari.

"Hohoho. Aku bercanda. Akan kubuatkan kalian makanan yang enak malam ini." Temari, yang kemudian berlalu masuk ke dalam dapur.

Senyuman terhias di bibir Lee.

Hinata berjalan di depanku, yang kebetulan aku sedang berada di depan pintu dapur.

"Ga-Gaara, hei?" katanya kepadaku.

"Ya, Hinata." kataku kepadanya.

Sejenak, aku hanya bisa tersipu malu menghadapi wajahnya yang memerah, sama sepertiku. Aneh, kurasa.

"A-aku ma-masuk dulu ya?" katanya, kemudian dia masuk kedalam dapur.

"Hei, Gaara? Kesini kau! Bicarakan hal yang tadi." Lee, memanggilku.

"Eh, baiklah." kataku, sambil berjalan menuju ke sofa.

Aku, Sasuke, dan Lee menghabiskan waktu membicarakan tentang acara weekend nanti, sementara para perempuan memasak didapur.

Tak terasa waktu makan malam telah tiba, kami semua membersihkan diri sebelum makan.

Kami kemudian makan malam dengan sangat berisik.

Lee dan Temari melanjutkan pertengkaran yang tadi sore, membuat makan malam menjadi lebih berwarna.

Beruntung aku bisa menemukan teman-teman seperti ini, khususnya Hinata.

Aku merasakan sesuatu yang berbeda dari yang lain ketika ku bersama dengannya. Ya, mungkin saja ini perasaan, ya lupakanlah.

Setelah makan malam, kami memutuskan untuk pergi tidur. Karena, besok adalah hari weekend. Yap, dimana aku, Lee dan Sasuke akan mulai pencarian.

Besok pasti lebih indah dibanding hari yang sebenarnya telah indah ini.

Selamat tidur.


Iah !!!

Akhirnya fic pertama (?), chapter pertama, selesai juga.

Well, dibutuhkan kritikan dan saran dari yang udah mendalami pembuatan fic lebih lama dari aku.

Mohon direview.

Apdet lanjutannya nanti ya

Salam, yookun ^_^