Title : (10 D) E.X.O HIGH SCHOOL

Rated : T

Genre : Friendship, Family, Humor, Slight Romance, dan sebagainya.

Pairing : Kyungsoo dan semua member EXO.

Disclaimer : hanya cerita absrud ini yang ASLI miliki 4UNTA.

Warning : Typo, Awal cerita gak nyambung, summary sesat, gak nyambung ama judul, absurd, tapi dijamin ni panpik gak bikin sawan kok.

Summary : Kyungsoo anak pinter, Kyungsoo anak baik, dan Kyungsoo anak yang penurut. Tapi— KENAPA KYUNGSOO ADA DI SEKOLAH ABSURD INI?! | Kyungsoo dan kawan-kawan| Summarynya keren kan? yaudah langsung aja klik judulnya dan cepet baca.

DLDR!

Mind to Review


PROLOG

Namja bermata bakso itu melirik lekat jam tangan coklat di tangan kirinya, pukul enam lewat tiga puluh menit.

"uh, rasanya aneh sekali" Ia menghentak-hentakan sepatunya. Sekedar menghilangkan rasa khawatirnya.

"jangan khawatir, Kyungsoo. Eomma yakin kau pasti bisa lulus" sang Eomma tiba-tiba datang dengan tas jijing berwarna orangenya. Ia menepuk pelan pundak anaknya tersebut dan membuka kenop pintu setelah memakai sepatu berhak 5cm tersebut.

"Ayo Kyungsoo, kau bisa terlambat nanti" Kyungsoo mengangguk, dan sedikit membersihkan debu debu kecil di jaket tebalnya. Setelahnya ia mengekori Eommanya dari belakang.


Hari ini stasiun benar-benar ramai, penuh dengan berbagai macam orang yang memakai pakaian tebal dan syal yang berbeda-beda, banyak juga yang sedang meneguk kopi hangat atau sekedar menggenggam cup kopinya saja, mencoba mencari kehangatan lebih.

Ya, musim dingin baru saja lewat, tapi suasananya masih terasa sampai hari ini. Ditambah lagi dengan atap atap rumah yang masih di selimuti tumpukan salju, hal itu semakin mempercepat lumpuhnya tulang karna kedinginan.

Namun berbeda dengan namja bermata bulat yang kini berjalan dengan hentakan hentakan kecil di kakinya. Ia terlihat banyak mengeluarkan keringat, ada apa dengannya? Ia seperti orang aneh yang merasa kepanasan ditengah dinginnya cuaca. Ia juga tak henti hentinya menghentakan kaki yang masih termasuk panjang itu. Benar-benar aneh.

"Eomma, aku benar-benar gugup" Ia menarik syal yeaoja paruh baya di depannya. Yeoja itu terbatuk batuk sebentar, sebelum ia memandang namja yang memang anaknya itu dengan mata sipitnya yang tajam.

"jangan menarik syal Eomma, kau bisa saja membunuh Eomma" Kyungsoo -atau itulah nama namja yang masih berkeringat dan menghentakan kakinya- menatap mata Eommanya dengan wajah memohon, ia benar-benar gugup.

"kemarilah" Key, yang memang adalah Eomma dari Kyungsoo, mengagguk mengisyaratkan anaknya untuk mendekat. Mata sipitnya menatap lembut anaknya.

Kyungsoo mendekat dan setelahnya, tubuh mungil namja itu direngkuh erat oleh sang Eomma. Ia sedikit lebih tenang, karena mendapat kehangatan lebih dari sang Eomma. Ya, walaupun ia belum juga berhenti menghentak hentakan kakinya.

"Eomma akan memberitahu sesuatu padamu" Kyungsoo menatap mata sipit Eommanya dengan mata bulatnya.

"ada apa Eomma?"

"Kyungsoo, Kau harus bisa lulus ujian di sekolah ternama ini. Eomma sudah berusaha mengikutkanmu dengan tambahan tambahan les, dan berbagai macam buku sudah Eomma belikan untukmu. Eomma tak mau kau tidak tertera pada lembar pengumuman siswa yang diterima di sekolah ini. Dan ingatlah, Eomma sudah berkali kali memberitahu, jika kau bisa diterima di sekolah ini, masa depanmu akan terjamin, dan kau akan lebih sukses dibandingkan Appamu yang kerjaannya hanya motret ini motret itu. Arasseo?"

Kyungsoo mengerjabkan mata bulatnya, dan setelahnya ia mengangguk pasti dan tersenyum manis pada Eommanya yang memang cerewet itu. Sedangkan Key, Ia hanya tersenyum puas setelah melihat reaksi anaknya yang sangat penurut itu. Ia benar-benar bangga pada anak yang memiliki bentuk mata yang berbeda dengannya.

"baiklah, kita harus cepat-cepat naik kereta" Key, berjalan lebih dulu.

Kyungsoo menarik napasnya dalam sebelum mengeluarkannya kembali bersamaan dengan hentakan kakinya sebanyak tiga kali.

"ayolah, Kyungsoo kau bisa! Fighting!" ucapnya pelan dan berjalan mengikuti Eommanya yang sudah memanggilnya berkali-kali. Benar-benar Eomma yang sangat ceweret.


Kyungsoo membolak-balik buku pelajaranya, sesekali ia mendongak dan mengingat-ngingat semua materi yang ia pelajari di les privatnya kemarin, ia juga tak lupa mengingat-ngingat semua tes praktek yang ia lakukan di tempat les di luar rumahnya. Memang begitu banyak yang harus ia ingat di luar kepala, tapi itu semua bukan beban untuknya. Karna memang dari kecil ia sudah diajari untuk selalu menganggap semua hal bisa ia lakukan dengan berusaha keras. Jadi, hal hal sepele semacam mengingat-ngingat materi bukan hal yang sulit baginya. Apalagi otaknya yang terbilang encer itu. Ah, bagaikan dalam suana disaat ia berjemur di pantai sebari menyeruput ice buah saja menurutnya.

'cleck'

Kyungsoo menaikan volume lagu klasik di ponselnya, jangan tanyakan ada apa saja isi dari ponselnya. Tak ada hal yang menarik selain kumpulan lagu-lagu klasik dan melow yang notabene tak memiliki lirik disana. Dan juga nomor kontak yang terbilang sedikit, hanya ada nomor Eommanya, Appanya, dan supir taksi langganannya. Kalau picture, Kyungsoo tak perlu repot-repot memotret sesuatu, karna ponselnya tak ada kameranya. Benar-benar tipe orang yang simple.

"Kyungsoo, ayo cepat keretanya akan berangkat tujuh menit lagi" Key berjalan lebih dahulu dari anaknya setelah menerima dua tiket dari loket, dan berhenti sebentar lalu melihat anaknya yang susah payah menaruh berbagai macam buku yang tadi ia keluarkan.

"sebentar Eomma, aku mau menaruh bukuku dulu"

Key memutar bola matanya. Ah, ternyata anaknya tak sesempurna bayangannya.

"Ayo cepat Kyungsoo, kau selalu saja sulit untuk melakukan hal sepele seperti ini" Key ikut membantu kesulitan anaknya. Setelahnya cukup untuk bisa masuk ke tas hitam anaknya itu. Ia langsung berjalan cepat menarik tangan Kyungsoo.

'puk'


"kereta menuju..." Kyungsoo mengambil napas dalam-dalam, kini kakinya tidak dihentak-hentakan lagi, ia lebih memilih untuk mengambil napas dan menahannya beberapa detik dari pada harus menghentak hentakan kakinya di tengah keramaian barisan semua penumpang yang ingin masuk kedalam kereta. Ya, walaupun sebenarnya ia ingin sekali melakukan kegiatan yang biasa ia lakukan jika gugup itu.

Ia menatap jam tangan coklatnya, empat menit lagi kereta tujuannya akan datang. Masih ada waktu untuk sekedar membaca beberapa buku, agar ia tak mudah melupakan materi materi penting yang akan keluar nanti – ya, walaupun itu bisa dibilang mustahil untuknya-.

Ia mengobrak abrik isi tas hitamnya. Sudah ada tiga buku yang ia selipkan di lengannya. Tapi, masih kurang satu buku lagi, Ia terus mengobrak abrik tasnya hingga akhirnya ia menghentak-hentakan kakinya pelan. Ia menatap Eommanya, Key yang sedang berdiri membelakanginya.

Kyungsoo menaruh tiga buku kedalam tasnya, dengan tergesa-gesa. "Eomma, ada sesuatu yang tertinggal di loket" Ia menyetuh lengan Eommanya yang menoleh.

"eh? keretanya sebentar lagi akan datang"

"Tapi, Eomma, aku harus mengambilnya. Kalau tidak, aku tak akan bisa mengikuti ujian" Key melotot dengan mata sipitnya. Ia langsung menarik anaknya keluar dari kerumunan penumpang yang masih berbaris.

"apa yang kau tinggalkan, eoh? cepat ambil! dua menit kau harus kembali" matanya masih melotot. Kyungsoo menunduk dan mengangguk, ia tak berani melihat mata Eommanya yang sangat menyayat itu. Dengan cepat ia berlari menuju loket.

Kyungsoo mengatur napasnya berlahan, sebelum menyuruh matanya mengedari seluruh sudut tempat duduk di samping loket. Ia benar-benar lelah, berlari cukup jauh selama satu menit dan sekarang ia harus cepat cepat mencari buku –yang sangat penting- itu kalau tak mau di mutilasi Eommanya yang sangat disiplin itu.

"Ah!" wajah Kyungsoo berbinar, setelah menemukan satu buku tebal berwarna hijau. Secepatnya ia menaruh buku itu kedalam tas -masih dengan kerepotannya-

Empat puluh detik, ia harus sudah sampai di tempat Eommanya menunggu, dengan lari yang cukup cepat keringat di tubuh Kyungsoo tambah membanjiri jaket tebalnya. Ia terus berlari dengan napas tersendat-sendat sampai akhirnya ia sudah melihat sang Eomma yang memanggilnya dengan terburu-buru.

"Kyungsoo, keretanya sudah datang ayo cepat!" Kyungsoo mengangguk melihat Eommanya melambaikan tangan. Ia masih berlari.

'CPAK' 'SRUT' 'DUK' 'BUK'

"Kyungsoo!" Key, berteriak disaat ia melihat anaknya terpeleset dan jatuh terlentang di tengah jalan. Ia berlari kearah Kyungsoo tampa memperdulikan kereta yang kini sudah menutup pintu masuk.


Kyungsoo berlahan membuka matanya, pertama yang ia lihat sebuah lampu panjang yang sedang mati. Ia melihat kesamping, Eommanya sedang tertidur.

"Eo..Eomma!" Kyungsoo mengagetkan Key yang sedang tertidur pulas di samping ranjang anaknya.

Ya, Kyungsoo sedang berada di rumah sakit.

"Kyungsoo, kau sudah sadar? Syukurlah" Key menggenggam tangan anaknya dan mengelus dadanya pelan.

"Eomma, bagaimana dengan ujiannya?" Kyungsoo beranjak untuk duduk di kasurnya.

"Uh, sudahlah kau tak usah memikirkan itu. Ujiannya sudah selesai dua jam yang lalu. Lebih baik kau istirahat disini, jangan banyak bergerak" Key membenarkan bantal untuk anaknya. Dan menyuruh Kyungsoo untuk berbaring kembali.

Kyungsoo masih bingung, bagaimana bisa ia melewatkan ujian yang sudah ia persiapkan berbulan-bulan yang lalu, dan bagaimana bisa ia berada di tempat yang dipenuhi orang sakit ini. Dan hal yang paling penting, bagaimana ia harus bersikap pada Eommanya –Key- yang sudah mati-matian membantunya untuk masuk ke sekolah khusus namja yang sangat terkenal itu? Ia benar-benar tidak enak hati pada Eommanya.

"Tapi, Eomma.."

Key menatap anaknya dengan wajah khawatir. "sudahlah, Eomma relakan kali ini kau tak masuk ke sekolah ternama itu, tapi akan Eomma usahakan kau akan masuk sekolah ternama walaupun tidak sehebat sekolah khusus namja itu. Kau harus lebih berusaha, besok Eomma akan mencari semua daftar nama sekolah ternama yang masih mau menerima siswa baru. Arasseo?" Key tersenyum mengeratkan genggaman tangannya pada anak semata wayangnya itu.

"Arasseo" Kyungsoo mengangguk dan ikut tersenyum memamerkan senyum hatinya.


"ck, Eomma belum pulang. Rasanya benar-benar bosan" Kyungsoo menaikkan kedua kakinya keatas sofa dan menekan nekan tombol remot di tangannya. Tak ada tayangan bagus pagi ini.

Seharusnya pagi ini ia sudah berangkat sekolah dan tengah berkutat pada papan tulis. Tapi mau bagaimana lagi, Ia baru saja gagal ikut ujian siswa baru di XOXO Internasional High School –nama sekolah namja terkenal itu- dan sekarang ia bingung tujuh keliling karna sibuk nyari sekolah terkenal selain sekolah yang tingkat kedisiplinannya tinggi itu. Apalagi yaang ia tahu hampir seluruh sekolah biasa di Korea sudah menutup ujian untuk siswa baru tahun ini, bagaimana dengan sekolah terkenal yang biasanya mengadakan ujian lebih awal dari sekolah biasanya? Sudah pasti tak ada sama sekali sekolah ternama yang mau menerimanya.

Ugh! kenapa nasipnya harus seperti ini, dan kenapa pada hari itu ia bisa terjatuh dan pingsan hanya karena genangan air? –setidaknya itu yang di ceritakan Eommanya- Andaikan ia tak terjatuh waktu itu mungkin ia sudah merasakan bagaimana sekolah internasional yang notabene diisi sama orang pinter plus kaya tersebut.

"Akh benar-benar menyebalkan!" Ia memukul mukul bantal di sofanya. Membayangkan kalau bantal itu adalah wujud asli nasibnya.

'Kring' 'Kring'

Kyungsoo menoleh, melihat telepon rumahnya berdering. Ia turun dari sofa dan berjalan menuju meja nakas kecil diujung ruangan.

"Yeobseo, dengan keluarga Do"

"Kyungsoo, ini Eomma. Eomma sudah dapat sekolah untukmu" ucap Eommanya diujung sana.

Kyungsoo tersenyum lebar. "jinjja? akhirnya~ sekolahnya bagus tidak, Eomma?"

"emm, sebelumnya kau dengarkan ucapan Eomma dulu"

Kyungsoo mengernyitkan kening. "ada apa, Eomma?"

"Jadi, seperti ini—" Key, berdehem di sana. "Eomma sudah bilang kan, Eomma akan berusaha mendapatkan sekolah sebagus mungkin untukmu. Tapi, karna waktu yang tidak banyak ini—" Key berhenti berbicara.

"Eomma?" Kyungsoo masih memegang gagang telepon.

"Ah Mian, Eomma ada urusan tadi. Ya, jadi seperti ini. Kyungsoo, Eomma sudah mondar-mandir cari sekolah bagus untukmu. Tapi karna waktu yang tidak banyak, Eomma hanya memiliki satu pilihan. Jadi, mau tak mau Eomma harus mengambilnya, karna hanya sekolah inilah yang satu-satunya masih membuka ujian untuk siswa tahun ajaran baru. Eomma pikir, lebih baik kau masuk sekolah ini dari pada harus berhenti sekolah karna memaksakan diri untuk masuk ke sekolah terkenal dan bagus—"

Kyungsoo terdiam, masih menurut untuk tetap diam mendengarkan ucapan Eommanya.

"—Sebenarnya, Eomma mau memasukkanmu ke sekolah di luar negeri. Tapi, kau lihat bukan, Appamu hanya berkerja sebagai fotographer dan Eommamu ini hanya seorang karyawan bank. Jadi, maafkan Eomma yah, kau harus bersekolah di sekolah negri seperti ini. Emm.. tapi Eomma yakin, masa depanmu pasti jelas karna kau punya otak cerdas dan tekat kuat. Ingat kata Eomma, kau harus bisa melakukan apapun dengan berusaha dan terus berusaha"

Kyungsoo masih memegang gagang telepon, ia masih terdiam menyerap seluruh perkataan Eommanya. Jadi, Kyungsoo akan bersekolah di sekolah negri?

Em...

Tak masalah.

Bahkan ia bisa lebih mudah mendapatkan peringkat pertama jika lawannya tak seberat di sekolah bagus dan terkenal di luar sana.

"baiklah, Eomma. Aku mengerti, aku akan terus mengingat kata-kata Eomma. Jadi, kapan aku bisa ikut ujian?"

"emm, jam satu siang nanti. Bersiaplah, semoga kau beruntung nak" Key mendo'akan anaknya dari sana tak lupa sebuah kecupan sebelum ia menutup telponnya. Kyungsoo hanya tertawa kecil dan menutup gagang telepon sebelum ia ngacir kedalam kamarnya.

Ia melirik jam dinding bergambar doraemon disamping pintu kamarnya.

"dua jam lagi, aku harus siap-siap! Fighting!"

PROLOG END TBC