Nyaahahahah~ xD Fanfic KnB kedua nih~ Buat kali ini aku bikin special buat Ryuusan [yang reviewnya ga bisa dibalas T^T]
Baiklah, setelah berkecimpung di dunia –ohok- Yaoi –ohok- untuk pertama kalinya saya bikin fanfic yang straight :v Do'akan saya sukses yaaa~ Yah, buat cerita kali ini, mungkin akan dibikin sedikit lebih serius, tapi saya ga pernah bisa lepas dari unsur komedi gagal T^T Yah, do'akan saja yah, Readers tercintaa~
Note : Ini fanfic sambilan, sembari mengerjakan AkaKuro no Family beserta sequelnya yang mna merupakan request-an readers tercinta.
Title :
Kuroko no Koi
Disclaimer :
I don't own anything
Story :
©Rall Freecss
Cast :
Fem!Kuroko x GoM, etc
Warning :
GaJe, Typo Everywhere, Fem!Kuroko, OOC, etc :v
"Kuroko Tetsuya desu, yoroshiku onegaishimasu."
Semua perhatian tertuju pada gadis berambut biru itu. Ia mengangkat kepalanya setelah tadi membungkukkan tubuhnya.
"Kuroko-san, silahkan duduk di sebelah Akashi-san" Gadis itu, Kuroko Tetsuya, berjalan menuju bangku yang dimaksud Hyuuga-sensei.
"Baiklah, mari kita memulai pelajaran hari ini," seru Hyuuga-sensei.
Kuroko membuka tasnya, namun ia tak menemukan benda yang ia cari, ia menoleh dan membuka mulut mungilnya
"Ano.. Akashi-san, aku belum mendapatkan buku pelajaran. Dapatkah kita berbagi buku?"
Jantung Akashi Seijuro berdetak kencang, ia memalingkan kepalanya agar rona yang timbul di pipinya tak dilihat oleh mata sebiru langit gadis itu.
Akashi menyodorkan bukunya lebih dekat pada Kuroko, agar mata birunya dapat menjelajahi isi buku sejarah itu dengan lebih mudah.
Sebuah senyuman terukir di wajah si gadis,
"Arigatou, Akashi-san" suara Kuroko yang kembali terdengar di telinga pemuda berambut merah cherry itu membuat pipi Akashi kembali memerah.
"I-ini hanya hal kecil" tukas Akashi, [Are, sejak kapan Akashi jadi Tsundere begini?]
Kuroko kembali tersenyum, jarang-jarang gadis itu banyak tersenyum. Apakah Akashi Seijuro akan mengubah sesuatu didalam kehidupan nona bermata biru langit itu?
Kuroko P.O.V
"Anda benar Kuroko Tetsuya-kun, nanodayo?" seorang pemuda berambut hijau dengan kacamata memandangiku aneh. Aku menghela nafasku,
"Iya, benar" jawab ku, ia memandangiku dari ujung rambut hingga ujung kaki, pemuda itu memperbaiki letak kacamatanya yang sedikit melorot.
"Ano, maaf sebelumnya, bukankah ini nama untuk seorang laki-laki, nanodayo?" tanya pemuda itu ragu-ragu,
"I-iya, memang benar. Aku mendapatkan nama itu karena alasan keluarga" jelasku sambil mencoba memaksakan tersenyum, haah, terkutuklah nama itu!
"Oh, maafkan aku, nanodayo" pintanya sambil membungkukkan tubuhnya sedikit,
"Namaku adalah Midorima Shintarou, aku wakil ketua osis, yoroshiku, nanodayo" tambahnya, aku mengangguk-anggukkan kepala ku.
"Bisakah kita memulainya, nanodayo?" "Tentu,saja"
Kami berdua berjalan menyusuri koridor, mengunjungi setiap gedung yang ada di SMA Teiko ini. Sekolah ini memang cukup luas, jadi aku membutuhkan seseorang untuk menemaniku berkeliling. Ternyata, Midorima inilah yang menjadi pendampingku.
Setelah berkeliling cukup lama, kami akhirnya tiba di depan sebuah bangunan yang sangat besar. Sepertinya gedung olahraga.
"Ano, maaf, ini gedung apa?" tanyaku ragu-ragu, Midorima menoleh,
"Ini gedung olahraga. Khusus basket. Klub basket selalu latihan disini, nanodayo" jelas Midorima, aku ber-oh panjang.
"Basket? Waah, aku ingin lihat!" gumamku dalam hati,
"Kau ingin lihat ke dalam? Kebetulan aku juga wakil ketua tim basket. Dan sekarang sudah waktunya untuk latihan, nanodayo"
Eh? Dia membaca pikiranku? Aku mengangguk pelan, kami berduapun memasuki ruangan itu.
"Oi, bermain yang benar!" "Kise jangan bermalas-malasan!" "Aomine-chin juga coba serius sedikit!"
Suasana di dalam sini benar-benar hebat, bukan hanya bangunannya, tapi juga para pemain yang kemampuannya luar biasa.
"Maaf aku terlambat, nanodayo" semua perhatian langsung tertuju pada Midorima dan aku tentunya.
"Wah, Mido-chin membawa wanita bersamanya" celetuk salah satu pemain yang bertubuh paling tinggi, mungkin sekitar 2 meter.
"Pacar mu ya ssu, Midorimacchi?" "Hee, hebat juga kau bisa menggaet cewek secantik dia" sahut yang lain,
Aku menunduk malu, berusaha menyembunyikan wajah maluku. Begitu pula dengan Midorima
"Chotto! Ja-jangan asal memutuskan seperti itu, nanodayo!" protes Midorima,
"Eh, Kuroko, kan?" aku menoleh, ku dapati Akashi tengah berdiri disana.
"Akashi-san kah? Oh, doumo" sapa ku, Akashi menghampiri ku, ia melirik Midorima, Midorima mengangguk dan beranjak pergi.
"Kenapa ada di sini?" tanyanya, aku menggaruk kepala ku,
"Ano, tadi sedang berkeliling sekolah bersama Midorima-kun, lalu sampai disini. Aku sangat suka basket, jadi aku ingin melihat latihan klub basket sekolah ini" jawabku panjang lebar,
Akashi dan yang lainnya ber-oh panjang, kemudian pemuda bersurai biru dengan kulit tan mendekatiku dan merangkul ku,
"Siapa nama mu, nona?" tanyanya, jantungku berdegup kencang, eh? Apakah seperti ini cara berkenalan ala SMA Teiko?
"Ku-Kuroko Tetsuya" jawab ku, "Eh? Nama cowok" sahut pemuda yang bersurai kuning,
"Ha-hai', Papa dan Mama ingin anak laki-laki, tapi yang lahir malah aku, jadi.."
"Sudah-sudah, jangan dengarkan si pirang cerewet itu," aku mengangguk,
"Aku Aomine Daiki," ujar pemuda yang kini masih merangkulku,
"Aku Kise Ryouta" kata si pirang, "Murasakibara" sahut pemuda yang tingginya kira-kira 2 meter itu. Aku membalas mereka semua dengan senyum manis. Senyuman yang benar-benar lebih manis daripada senyum-senyumku yang sebelumnya.
"Aomine, mau sampai kapan kau merangkul gadis itu?" tanya Kise, Aomine melirikku, dilanjutkan dengan senyuman yang tersirat di wajahnya.
"Biarkan aku merangkulnya lebih lama, lagi pula dia lebih besar daripada Satsuki."
"EH!?"
"Aomine, hentikan hal itu!" Akashi melempar kepala Aomine dengan bola basketnya.
"Maaf ya, Kurochin, si Aomine itu memang mesum" ujar Murasakibara, aku kembali berusaha tersenyum. Ah, hari ini entah kenapa aku sering sekali tersenyum, agak jarang hal seperti ini terjadi.
Aku melirik jam tanganku, dan ternyata sekarang sudah pukul 5.30 sore! Gawat! Aku tidak suka pulang sendirian di keadaan gelap begini...
"A-ano, sudah sore. Aku akan pulang," pamitku, Aomine melepaskan rangkulannya,
"Tidak apa pulang sendirian? Sudah gelap loh ssu," tanya Kise, aku menggeleng, berusaha menyembunyikan rasa takutku.
"Aku akan mengantarnya pulang, nanodayo" tukas Midorima, eh? Aku agak terkejut, begitu pula yang lainnya,
"Kenapa Midorimacchi yang mengantar ssu?" tanya Kise lagi,
"Rumahku dekat dengan miliknya, jadi tidak masalah, nanodayo." Jelas Midorima, ia tiba-tiba langsung menarik tangan kanan ku.
"Baiklah, sampai jumpa Kurochin" "Sampai jumpa, Kuro-chan" "Sampai besok~ Kurokocchi~" "Sampai jumpa besok, Kuroko"
Aku membalas semuanya dengan lambaian tangan kiriku. BLAM! Suara pintu tertutup terdengar nyaring ketika aku dan Midorima keluar dari gedung itu.
Aku dan Midorima berjalan beriringan. Aku menjadi sedikit lebih tenang kali ini, karena aku tidak pulang seroang diri kali ini. Kami berdua terus berjalan tanpa suara sedikitpun. Tiba-tiba...
"Kuroko, ano, apakah kau punya orang yang kau sukai, nanodayo?" tanya Midorima tiba-tiba
"Eh?"
"Maaf, aku bertanya hal yang aneh, nanodayo"
aku menggeleng, "Tidak, tidak ada. Kenapa bertanya, Midorima-kun?"
Midorima memperbaiki letak kacamatanya yang agak melorot, semburat merah memenuhi wajahnya.
"Ti-tidak ada yang special. Hanya penasaran saja, nanodayo"
Kami berdua melanjutkan perjalanan tanpa suara...
TBC
Oke, chapter 1, complete~ Gimana? Gimana? Hancur ya? Aku memang ga berbakat bikin beginian T^T Apa ga perlu dilanjutin ya? Ga perlu kan? Fanfic anchur begini juga T^T
RnR kudasai... Keputusan di lanjutkan atau berakhir disini ditentukan oleh Review yang muncul~ Aishiteru, nanodayo~ xD
