Tittle: "Where are you (당신은어디) ?"
Author : J.H.I (Jung Hwa In a.k.a Nurul Disandi Avogadro )
Genre : Romance, tentukan sendiri dah #kekekekekkeke
Rated : Semua Umur
Main cast : Romantic Couple ( Jung Hwa In GF (OC) – Shim Hyunseong Boyfriend)
Other Cast : all member GF (OC) dan all member Boyfriend
Disclaimer : Semua member milik tuhan dan orang tuanya. Dan fanfic ini adalah milik saya. Kekekekekeekeke
Note: ini adalah fanfic yang pertama kali saya buat. Akan tetapi saya baru mempostingnya sekarang. sebenarnya saya ingin membuatnya menjadi oneshoot. akan tetapi, karena sesuatu hal, saya menjadikannya Chapter...mianhamnida. di part ini, romance antara main castnya masih nae sembunyiin dulu. ntar deh waktu di part selanjutnya nae keluarin. kekekeke. FF ini adalah murni pemikiran saya. jadi JANGAN di PLAGIAT ne... OK. Happy REading
Cinta. Dengan Caranya Sendiri, dia mampu membahagiakan Para penikmatnya...
"Bahkan disaat banyak orang yang berkeliaran didekatku, aku takkan pernah bisa melupakan bayangan kecil yang selalu tersenyum untukku dulu. Aku bahkan tak pernah lupa senyum hangat itu. Bahkan, aku tak melihatnya dari orang lain. Sekalipun aku dekat dengan mereka." Jung Hwa In
Hwa In POV
Kupandangi gantungan pikachu kecil yang sejak lama kumiliki. Aku menghela nafasku berat "Ah...ini sangat membosankan. Aku merindukanmu...huft..." Sejenak setelah itu, aku mengambil remote yang dari tadi tergeletak disampingku. Aku benar-benar bosan sekarang. Aku menyalakan televisi namun aku tak berniat untuk melihatnya. Yang kulakukan sedari tadi hanyalah memindah-mindahkan channel tv tanpa tujuan. Namun, tiba-tiba sorot mataku berhenti ketika melihat sosok tampan yang sangat ku kagumi. Yup, Jo Kwangmin, rapper tampan yang gagah dan populer itu. Sedetik kemudian, aku langsung tersenyum tidak jelas. "jo kwang min ssi, aku ingin menemuimu"
"Hwa in-chan, kapan kau akan kembali ke Korea...?". sontak sapaan itu membuatku tersadar dari aksi mengkhayalku.
"Hei,,,,kau menggangguku saja. Sara-chan, huft.."
"Aku hanya bertanya. Kapan kau akan kembali ke Korea...?"
"Mungkin minggu depan. Ayahku akan mengurus kepindahanku secepatnya."
"Lalu...? kau akan bersekolah dimana...?"
"Aku tidak tahu. Mungkin akan satu sekolah dengan orang yang kucari selama ini."
"Haaaaaa, siapa...?"
"Hehehehehe"
"Ya, kau, berhenti tersenyum-senyum seperti itu. Aku bertanya, kau mencari siapa..?"
"Kau tak perlu tahu. Ini rahasia".
Ku tinggalkan Sara yang sedari tadi berteriak memaksaku memberitahu siapa orang itu. Aku tak peduli. Aku tak kan pernah mau memberitahukannya.
- SKIP -
AUTHOR POV
Langit cerah, menghiasi langit Seoul Pagi itu. Begitu indah. Penuh dengan kedamaian di sekelilingnya. Bunga-bunga yang mekar menjadi pelengkap kedamaian itu. Dari jauh terlihat sesosok yeoja yang terlihat kebingungan. Dia mondar-mandir di taman sekolah Seoul of Performing Arts. Sepertinya dia benar-benar tak tahu tentang sekolah itu. Tiba-tiba ada seorang yeoja imut menepuk pundaknya.
"Hei, aku perhatikan, dari tadi kau hanya mondar mandir disini saja. Apa yang kau lakukan...?"
"eoh...tidak apa-apa. aku bingung. Aku tidak pernah kesini sebelumnya."
"Mwo...? kau baru pertama kali kesini ? apa kau murid baru..?"
"Ne. Aku murid baru disini. Aku baru saja pindah ke Korea kemarin. Kau siapa...?"
"Ahh..ne. Dari tadi kita belum berkenalan. Jeoneun Eun Soo imnida. Lee Eun Soo. Kamu...?"
" Je ireumeun, Jung Hwa In imnida. Kau bisa memanggilku Hwa In. Mannaseo bangapseumnida."
"ne."
"emmm... Eun Soo – ya,"
"Wae..?"
"Aku rasa, aku tidak memiliki teman disini. Apa kau mau berteman denganku...?"
"Ah...tentu saja. Mana mungkin aku membiarkan gadis manis sepertimu tak memiliki teman. Kekekekeke"
"Ah...gomawo. Eun Soo – ya."
"Ne Cheonma. Kajja kita ke kelas. Sebentar lagi bel masuk akan berbunyi."
"Ah...mianhamda Eun Soo – ya. Aku belum tahu di kelas mana aku di tempatkan. Aku harus ke ruang kepala sekolah terlebih dahulu. Apa kau bisa menunjukkannya...?"
"Tentu saja, kau tinggal lurus saja ke depan sana, lalu belok kanan, ada tangga, kamu naik tangga sebelah kiri. Nanti ketemu kok ruangan kepala sekolahnya."
"eoh..ne..gomawo"
"ne. Cheonma."
-SKIP-
Suasana kelas di pagi hari tidak berubah. Anak- anak selalu sibuk dengan aktivitas masing-masing. Meskipun bel masuk sudah berbunyi dan seonsaengnim belum masuk kelas. Namun, tak seperti anak-anak lainnya. Terlihat kumpulan empat yeoja imut sedang membicarakan sesuatu.
"yak... Soo Yeon ah, apa aku terlihat cantik sekarang..?"
"aigoo, aigoo, apa yang terjadi padamu...? tak biasanya kau seperti ini."
" Aniyo. Tidak ada apa-apa kok. Hanya ingin berdandan saja."
"Hahaha... dia berbohong. Apa kau tahu, Vaerin kecil kita ini sedang menyukai seseorang."
"Mwo...? nugu...? Yak. Yoo Jung ah, kenapa tak pernah memberitahuku."
"Kau sendiri yang selalu sibuk berpacaran dengan namja penggila cermin itu."
"Mwo..? kau bilang dia penggila cermin...?. lihat saja kau. Aku tidak akan membantumu untuk mendekati namja itu."
"Mwo...? namja..? kau juga menyukai namja..? aku pikir kau takkan pernah bisa mencintai seseorang kekekekke."
"yak. Vaerin – ah, apa kau pikir aku tidak normal..? aku masih normal. Sangat normal malah. Lihat, saja, aku akan membuatmu menderita nanti. Hahahahahaha"
"Kau terlalu menyeramkan untuknya Yoo Jung ah. Kekekekeke."
"Apakah aku terlihat seperti itu..?"
"Ne. Berhenti seperti itu, atau kau akan terlihat seperti nenek sihir untuknya. Kekekekke"
"aisshhhhh...kau ini."
"Ehm...ehm...anak-anak..." sontak suara itu membuat gerombolan gadis tadi terdiam di tempat duduk mereka masing-masing. "yak, Yoo Jung ah, kenapa guru killer ini masuk ke kelas kita..?" tanya gadis manis disamping kirinya yang tak lain adalah Soo Yeon. "hmm..mollayo. sepertinya akan ada hal penting yang disampaikannya. Kita lihat saja."
"Anak-anak, saya harap kalian bisa tenang sekarang. Saya akan memberitahukan sesuatu hari ini. Kalian kedatangan murid baru dari Jepang. Saya harap, kalian bisa menerimanya."
"Ne." Sahut para siswa bersamaan
"Kamu, jangan hanya di luar saja. Masuklah ke dalam dan berkenalan lah dengan teman baru mu." Ucap seonsangnim itu pada seseorang.
Setelah itu, masuklah seorang yeoja manis berambut darkbrown yang sedikit bergelombang.
"Annyeong haseyo. Je ireumeun Jung Hwa In imnida. Mannaseo bangapseupnida." Ucap gadis itu ramah.
"Aigoo, aigoo, lihatlah, gadis itu sangat anggun dan manis. Aku pikir aku ingin dekat dengannya." Celetuk namja yang tak lain adalah Baro.
"Baro-ya, apa kau tidak pernah bisa bersikap sopan...? sepertinya kau harus ku beri surat peringatan."sahut seonsaengnim itu dengan tatapan sulit diartikan.
"Hwa In ah, kau bisa duduk di pojok sana. Aku harap, kau dapat berteman baik dengan mereka."
"Ne, seonsaengnim." Sahutnya
HWA IN POV
"Ne, seonsaengnim." Hanya itu yang dapat ku katakan pada seonsaengnim itu. Entahlah, aku merasa aneh saja berada di tengah orang-orang yang tak kukenal. Kebiasaanku dari dulu tak pernah berubah. Aku tak akan berbicara jika tak ada orang yang mengajakku bicara terlebih dahulu. Aku memang payah dalam hal ini. Jujur saja, aku juga sangat ingin seperti mereka, aku ingin sekali bercengkrama dengan teman-temanku. Tapi sikap pemaluku ini sungguh tak bisa ku enyahkan. Sejak pelajaran tadi aku hanya bisa melamun. Tak pernah bisa berkonsentrasi pada pelajaran. Melamun, takut aku tak akan memiliki teman.
Tak terasa bel istirahat sudah berbunyi. Aku tetap tak mau beranjak dari kursiku. Aku lebih memilih setia dengan lamunanku. Tiba-tiba, sebuah tepukan di bahu membuatku tersadar.
"Apa kau melamun Hwa In ah..? kau tidak mau kekantin..?"
"ah...aku rasa aku sedang tidak lapar. Kau pergilah. Sepertinya teman-temanmu sudah menunggu."
"Aku tahu kau lapar. Tapi sepertinya kau malu. Tak usah begitu. Mereka adalah teman akrabku. Mereka bisa berteman dengan siapa saja." Ucapnya sambil tersenyum ke arahku.
"Yak, kalian bertiga, apa bisa kesini sebentar...? kau harus berkenalan dengan teman baruku ini." Teriaknya pada ketiga yeoja diluar sana."
"ne."ucap mereka bersamaan.
"nah, Hwa In ah. Mereka bertiga adalah teman-temanku. Sebenarnya, kami berempat. Hanya saja Sang Yong sedang di luar negeri sekarang. Dia terpilih menjadi siswa pertukaran pelajar. Aku rasa, dia akan pulang beberapa minggu lagi. "
"oh ya..." sambungnya lagi. "aku rasa kalian harus berkenalan denganya." Ucapnya pada ketiga yeoja itu.
"Hwa In ah, aku Yoo Jung, Hwang Yoo Jung. Aku pintar menyanyi. Hehehehe"
"Aku, Soo Yeon, sama seperti dia, aku juga pintar menyanyi."
" Dan aku Vaerin. Aku paling muda di antara mereka. hehehhe"
"Ah ne...senang berkenalan denganmu chingudeul. Semoga kita bisa berteman dengan baik."
"Hahaha...tentu saja. Kita bisa berteman baik kok. Kajja, kita ke kantin" ucap Eun Soo seraya merangkul bahuku.
"Eoh...? kantin..?" tanyaku heran.
"Ne..? waeyo..? bukankah kau lapar..? ayolah, tak usah malu, sekarang kau sudah punya kami. Kekekeke" ucapnya sembari tertawa.
"Ah...ne." hanya itu yang bisa keluar dari mulut kecilku. Lagi pula tak enak menolak ajakan orang yang sudah baik pada kita.
Aku berjalan pelan mengekori keempat yeoja itu. Aku pikir, mereka memang anak baik. Tak terasa aku sudah sampai di kantin sekolah. Aku melihat-lihat kantin itu. Kantin yang bagus. Aku terpesona dibuatnya. Sentuhan – sentuhan arsitektur yang unik terlihat di setiap sudut kantin itu. Terlihat sederhana, namun tak menghilangkan kesan elegannya. Perlahan, ku alihkan tatapan mataku kepada para pengunjung kantin itu. Hmm..ini memang benar-benar sekolah anak-anak berada. Namun, tiba-tiba mataku tepat berhenti pada gerombolan enam orang namja yang sedang bercanda. Yup, diantara mereka, aku melihat seseorang yang sudah lama ingin kutemui. Jo Kwang Min, dialah namja itu. Namja yang telah membuatku seperti ini. Namja yang membuatku mencintai rap. Namja yang juga terus membuatku menari. Aku menatapnya tak berkedip.
"Kau melihat apa Hwa In ah...?" ucap Vaerin menyadarkanku.
"Ah,,,aniyo. Aku tidak melihat apa-apa." Ucapku berbohong.
"Kau bohong kan,,,,? Kau pasti melihat mereka."
"Ah...ne..." ucapku sambil menggaruk kepalaku yang sebenarnya tidak gatal.
"Kau ingin tahu..?" ucap Soo Yeon menimpali.
"Mereka adalah namja yang paling populer di sekolah ini. Namja, yang itu, dia selalu terlihat berkharisma, namanya Young Min, di sebelah kirinya adalah Kwang Min, dia yang paling populer diantara mereka. kau pasti mengenalnya, rapper tampan. dia adik kembarnya Young Min. Dan kau lihat itu...? namja imut itu adalah Min Woo. Kau lihat lagi namja yang sedang menyantap roti itu, dia Dong Hyun. Dan see...? namja pemalu itu adalah Hyun Seong. Sedangkan disebelahnya itu..."
"Dia itu Jeong Min si penggila cermin. Dia itu namjachingu nya Soo Yeon." potong Yoo Jung.
"Eoh..aku pikir mereka terlihat sangat bersinar."gumamku pelan. Namun masih terdengar oleh mereka.
" Tentu saja mereka populer." Sahut Vaerin menimpali.
"Hahaha..kau benar, tentu saja mereka populer. Karena disana ada Jo Youngmin." Timpal Yoo Jung.
"Kalian selalu saja membicarakan mereka." sahut Eun Soo pelan.
"Mianhae Eun Soo ya". Ucap mereka pelan.
Entahlah, aku bingung dengan keadaan sekarang. Entah hanya karena perasaanku saja. Dari tadi hanya Eun Soo yang tidak bersemangat membicarakan ke enam namja itu. Sebenarnya aku ingin bertanya. Tapi kuurangkan saja niatku. Mungkin saja Eun Soo sedang tidak enak badan. Aku kembali menyantap makananku. Sesekali aku menoleh pada kumpulan namja itu. Dan tiba-tiba saja mataku bertatapan dengan mata Hyun seong si namja pemalu itu. Aku merasa sesuatu yang aneh terjadi padaku sekarang. Tapi aku tidak bisa mencernanya dengan bagus.
-SKIP-
Tiga hari setelah pertemuan itu, aku semakin penasaran dengan sosok Hyun Seong. Entahlah, bahkan, aku hampir tidak pernah lagi memikirkan Kwang Min, namja yang selalu aku kagumi itu. Aku hanya begitu penasaran padanya. Namun, saat itu juga, aku sendiri merasakan keanehan. Tidak pada Hyun seong ataupun Kwang Min, tetapi pada sahabatku sendiri. Eun Soo. Dia selalu malas setiap kali teman-teman membicarakan keenam namja itu. Seperti hari ini. Tiba-tiba saja dia pergi meninggalkan kami yang masih setia bercanda ria.
"Soo Yeon ah...? bolehkah aku bertanya padamu...?" ucapku pelan
"Ne. Silahkan saja."
"Eun Soo,,, dia kenapa...? apa kau tahu apa yang terjadi padanya..? aku hanya merasa aneh melihat tingkahnya saat kita membicarakan namja populer itu." Ucapku ragu-ragu.
"Ceritanya panjang Hwa In ah. Aku tak bisa menjelaskannya padamu. Aku benar-benar tak berhak menceritakannya. Hanya Eun Soo yang bisa memberitahumu."
"Ah...ne,,,gwaenchanha."
"Bersabarlah, cepat atau lambat, kau juga akan mengetahuinya."
"ne." Ucapku sambil tersenyum.
Ini semakin terasa aneh untukku. Aku, hanya bisa menatap namja itu dari kejauhan. Ingin rasanya, aku memeluk dirinya. Hanya untuk sekali saja. Dia yang membuatku bersemangat untuk terus berlatih rap. Disaat aku merasa lelah, aku mengingatnya. Bagaimana pentingnya kerja keras untuk menjadi rapper professional. Dia yang membuatku mengerti. Hidup tak semudah yang kupikirkan. Mataku terus menerawang langit. Tuhan, apa benar aku mencintainya. Apakah benar yang aku rasakan sekarang..? jika benar, biarkan aku memiliki rasa ini sampai akhir. Tapi jika salah, tolong jangan biarkan aku mencintainya.
Aku merasa sedikit lelah hari ini, pelajaran olahraga tadi sedikit menguras tenagaku. Aku menjauh dari teman-temanku. Aku ingin bersantai sendirian di taman belakang sekolah. Menuliskan tentang perasaanku pada buku kecil yang sudah dua belas tahun menemaniku. Biasanay, aku hanya menulis sesuatu di hari ulang tahunku. Tapi tidak untuk saat ini.
"dear diary...kau tahu...ada seorang namja yang sudah lama aku kagumi. Aku begitu terpesona ketika melihatnya. Jo Kwang Min. Aku rasa, aku benar-benar mencintainya. Kau tahu, aku bahkan selalu membayangkan tentangnya. Bahkan disaat aku sedang belajar. Aku selalu memikirkan tentangnya. Akh...seandainya kami satu kelas, aku pasti akan memandanginya setiap hari. Kekekekekeke"
Ku tutup kembali buku kecil itu. Kupejamkan mataku sesekali tersenyum.
"Sedang apa kau disini, Hwa In ssi..?" sontak suara itu membuatku terbangun.
"Akh...tidak apa-apa. Aku hanya ingin beristirahat sebentar." Sahutku tanpa melihat orang itu.
"Apa kau bosan..?"
"Ya. Aku sangat bosan." Ucapku sambil memalingkan wajahku. Namun, betapa terkejutnya aku, ketika melihat orang itu.
"Jo kwang min ssi...? sejak kapan kau ada disini...?" tanyaku gugup.
"Sejak aku mengajakmu bicara Hwa In ssi. Apa kau tak menyadari keberadaanku...?
"Ah..mianhaeyo. aku tak tahu kalau kau yang menyapaku. Aku pikir teman sekelasku. Darimana kau tahu namaku...?"
"Hahaha...itu sangat mudah bagiku. lagi pula yeojachingunya Jeong min hyung sekelas denganmu kan...? Dia selalu menyebut namamu."
"Mwo...? Soo Yeon ...? dia bilang apa...?"
"Dia bilang kau itu manis. Tapi sangat pemalu. Kekekeke. Apa benar begitu...?"
"ah...itu...aku hanya malu pada orang yang tak pernah ku kenal sebelumnya."
"hahahha...tapi jangan menjadi pemalu. Kau akan kesulitan nantinya. Kekekeke."
"Kesulitan apa...?" tanyaku polos.
"Mendapatkan namja chingu. Kekekekke" ucapnya sambil tersenyum evil.
-SKIP-
Hari ini, entah kenapa pandangan Eun Soo padaku agak berubah. Aku benar-benar tak tahu apa penyebabnya. Teman-teman yang lain menanyakannya padaku. Apakah kami sedang bertengkar. Tentu saja tidak. Akh entahlah. Aku bingung sekarang. Aku melangkahkan kakiku ke taman belakang. Aku tak sabar ingin mencurahkan isi hatiku sekarang. Namun langkahku terhenti ketika mataku menatap dua sosok yang ku kenal.
"Eun Soo ya, tak bisakah kau mendengar penjelasanku dulu...?"
"Kau ingin menjelaskan apa Jo Kwang Min ssi...? tentang kejadian itu. Disaat aku melihatmu memeluk yeoja itu...? iya...? kau ingin menjelaskan tentang itu.?"
"Itu benar Eun Soo ya, aku tak ada hubungan apapun dengannya. Yang kau lihat itu hanya salah paham. Kau dengar...? aku hanya mencintaimu seorang. Hanya kau yang ada di mataku, dulu, sekarang, dan selamanya. Hanya ada kau Eun Soo ya. Lee Eun Soo."
"Jika hanya ada aku, kenapa kau memeluk yeoja itu...? kenapa pula kau mendekati sahabatku...? apa kau mencintainya...?"
"huft...apa kau cemburu...? yeoja itu sahabat kecilku, namanya Hye Mi. Aku memeluknya karena dia sedang bersedih. Namjachingunya meninggal pada sebuah kecelakaan pesawaat. Dia sangat menyayanginya. Dan masalah aku mendekati Hwa In, aku pikir aku ingin bersahabat dengannya. Apa itu salah..? bukankah Hwa In temanmu...?"
Melihat semua itu, aku menjauh dari tempat itu. Tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku cemburu. Namun aneh, tak terlalu sakit seperti aku kehilangan namja kecilku dulu. Perlahan kulangkahkan kakiku ke toilet sekolah. Menatap gantungan pikachu yang sekarang sudah kujadikan liontin.
"Pikachu...apa kau tahu aku sedang merasakan apa...? aku cemburu. Namun ini tak sakit seperti dulu. Aku juga kecewa. Aku tak tahu mereka ada hubungan. Pikachu, apa kau mendengarku...? jika aku tahu sejak awal, aku tak mau jatuh cinta padanya. Jatuh cinta pada orang yang tidak mencintaiku."
-SKIP-
Setelah kejadian di taman kemarin, entah kenapa hatiku menjadi sangat tenang sekarang. Aku juga senang. Eun Soo tidak lagi dingin padaku. Entahlah, yang pasti hari ini aku masuk sekolah dengan hati yang sangat ceria. Aku sangat bahagia, aku bahkan tak menyadari waktu istirahat telah tiba kalau saja teman-temanku tidak mengajakku ke kantin.
" yak... Hwa In ah...? sampai kapan kau akan tetap disitu...?" panggil Soo Yeon.
"Ah..entahlah. aku tidak tahu."
"Berhenti tersenyum-senyum tak jelas. Atau semua orang akan menganggapmu aneh." Timpal Yoo Jung
"Ah...ne. Kajja,kita ke kantin sekarang." Sahutku seraya menarik tangan Yoo Jung.
Belum juga kami tiba di kantin. Segerombolan siswa-siswi yang sedang berada di depan papan pengumuman sukses membuat perhatian kami tersedot.
"Yoo Jung ah, kau lihat pengumuman ini..?" tanya Vaerin berbinar.
"Pengumuman apa...?" sahut Yoo Jung.
"Kau lihat ini." Ucap Soo Yeon seraya menunjuk kertas yang tertempel itu.
PENGUMUMAN:
DALAM RANGKA MERAYAKAN HARI ULANG TAHUN SEKOLAH, KAMI MENGADAKAN PERLOMBAAN MENYANYI ATAUPUN MENARI SECARA BERPASANGAN. PASANGAN KALIAN HARUS LAWAN JENIS KALIAN. DAFTARKAN DIRI KALIAN. PENDAFTARAN AKAN BERAKHIR MINGGU DEPAN. PERLOMBAAN AKAN DILAKSANAKAN SATU BULAN LAGI.
TTD: KEPALA SEKOLAH
"Mwo...? berpasangan...? harus lawan jenis...? jadi..." ucapku tak tertahan
"Waeyo Hwa In ah...?"
"Aniyo Eun Soo ya. Hanya saja, aku tak yakin akan mendapatkan pasangan." Ucapku pelan
"Hahaha...kau ini. Jika tak dapat pasangan ceritalah padaku. Aku akan mencarikannya untukmu. Kekekeke
Seminggu setelah pengumuman itu, aku belum juga mendapatkan pasangan sementara teman-temanku, sudah mendaftarkan nama mereka. aku menggumam. "seandainya aku memiliki banyak teman namja disini. Aku pasti tidak akan begini."
"Bagaimana Hwa In ah...? apa kau sudah mendapatkan pasangan...?" ucap Baro yang sukses membuatku terbengong-bengong.
"Wae...?"
"Jika tidak, kau dapat berpasangan "
"Ah...aku sudah mempunyai pasangan." Ucapku berbohong. " lagi pula, aku tak mau terbunuh hanya karena pacarmu cemburu padaku...kekekke." sambungku setengah bercanda.
"hahahaha...baiklah. aku pergi dulu Hwa In ssi. . Bye..."
Aku melihat disekelilingku. Teman-temanku, aku rasa mereka sudah pergi dengan pasangan mereka masing-masing. Terkecuali Eun Soo. Dia menghampiriku.
"Apa kau benar-benar sudah mempunyai pasangan...?"
"Tentu. Tentu saja tidak. Kau tahu kan, aku tak punya keberanian mengajak orang. lagi pula, sepertinya mereka sudah memiliki pasangan masing-masing."
"Sepertinya."
"Lalu kau..? berpasangan dengan siapa...? Kwang Min...?"
"hahaha..tentu saja, aku akan berpasangan dengannya."
"Bagaimana dengan teman-teman kita yang lain...?"
"Vaerin, dia bersama Minwoo, Yoo Jung dia dengan Young Min, dan tentu saja, si Soo Yeon akan bersama Jeong Min." Ucapnya sambil tersenyum.
"Kalian semua akan berpasangan dengan anak-anak populer."
"Ne, akan tetapi, sepertinya salah satu diantara mereka belum memiliki pasangan."
"Siapa...?
"Hyun Seong. Banyak yeoja yang ingin berpasangan dengannya karena suaranya yang sangat bagus. Tapi dia selalu menolaknya. Aku juga tak tahu kenapa."
"Lalu Dong Hyun...?"
"hahahahaha...seperti biasa dia akan berpasangan dengan Sang Yong. Sang Yong akan pulang dua minggu lagi. Jadi mereka masih sempat latihan."
"oh...begitu."
HYUNSEONG POV
Hari ini adalah hari terakhir pendaftaran lomba itu. Namun, aku belum juga menemukan yeoja sebagai pasanganku. Sebenarnya, Banyak yang mengajakku. Namun entahlah, aku selalu menolaknya. Hari ini, aku hanya bisa mengekori Kwang Min ke kelas kekasihnya. Tentu saja, siapa lagi kalau bukan Eun Soo. Sebenarnya aku agak malas mengikutinya, karena ketika sudah bertemu yeoja itu, dia akan meninggalkanku sendirian.
"Hyung, mianhae...aku dan Eun Soo mau ke kantin dulu. Jeongmal mianhae hyung."
"Ne. Gwaenchanha."
Tuh kan, belum sempat satu jam aku memikirkannya. Dia sudah berbicara seperti itu. Dengan malas, aku membalikkan badanku kembali ke kelas. Namun sebuah suara sukses menghentikanku.
"Hyunseong ah...bolehkah aku bertanya padamu...?"
"Ne...apa...?"
"Apakah kau sudah mempunyai pasangan...?" tanya yeoja itu sedikit ragu. Terlihat dari raut wajahnya.
"Belum. Apa kau mau berpasangan denganku...?"
"ah...ne."
"Baiklah, siapa namamu.? Aku akan mendaftarkannya sekarang."
"Hwa In. Namaku Jung Hwa In."
DEG, setelah mengatakan itu dia menatap mataku. Aku merasa ada keanehan pada diriku. Tatapan polos dan teduh itu. Entahlah, aku tak pernah seperti ini sebelumnya pada yeoja. Bahkan, banyak yeoja yang mendekatiku. Tapi tak pernah ada yang bisa membuatku seperti ini.
-TBC-
#mian gaje...saya bukanlah penulis yang baik #jeongmal mianhae
