Disclaimer: Semua character Naruto milik Masashi Kishimoto. Jika aku adalah penciptanya mungkin aku bisa kaya dan menikah dengan Naruto #Plak!
Take a seat, bring your popcorn and enjoy the show~
Seharusnya hari ini adalah hari yang menyenangkan buat Naruto karena akhirnya mendapatkan misi diluar desa setelah sekian lama tak mendapatkannya. Dia begitu bersemangat sepanjang perjalanan menuju gerbang Konoha untuk menemui teamnya. Akhirnya Naruto dapat meyakinkan Sasuke dan mengirimnya kembali kedesa. Dia berharap keadaan semakin membaik dengan kedatangan Sasuke pada teamnya walaupun para warga masih membencinya.
Semua perlengkapan untuk dirinya dan kelompok telah dia bawa dan dimasukkan pada ranselnya. Hampir berjam-jam dia mencari makanan untuk kelompoknya jika saja mereka lapar di perjalanan tanpa harus berurusan dengan pemilik toko yang mengusirnya. Dan dia pun tak lupa membawa kotak P3K jika saja salah satu dari mereka terluka.
Naruto mendapati mereka telah berada diluar gerbang menunggu dirinya. Dia dapat melihat Sakura tengah bergelayut pada Sasuke dan membisikan sesuatu yang membuat Sasuke memasang wajah jijik dan berusaha untuk melepaskan pegangan tangan Sakura darinya. sedangkan Kakashi berdiri membelakangi dirinya bersender pada tembok selagi membaca buku laknatnya. Naruto tak bisa menahan senyumnya melihat mereka, dia begitu senang karena akhirnya mendapat sebuah keluarga yang belum pernah dia dapat dari dulu.
"Hey guys!!" Naruto berteriak dengan riang, melambaikan tangannya antusias.
Sakura melepaskan pegangan tangannya pada Sasuke dan mendelek tajam kearah dirinya, berkacak pinggang. "Kenapa begitu lama Naruto? Bahkan Kakashi sudah berada disini sejak tadi."
Naruto menggaruk kepalanya, terkekeh pelan. "Maafkan aku Sakura-chan.. Aku sedang mengemasi perlengkapan."
Kakashi melihat tasnya yang besar dan mendesah pelan. "Kenapa membawa begitu banyak perlengkapan, Naruto? Bukankah sudah kubilang untuk membawa seadanya saja?" Wajahnya tersirat kesal membuatnya meringis.
"Supaya.. Takut jika saja ada kejadian yang tidak diinginkan seperti waktu itu jadi aku membawa extra." Gumamnya menunduk kebawah.
Kakashi berdecak pelan dan mendesah memijat pelipisnya. "Aku tak tahu harus bagaimana lagi denganmu, Naruto. Ya sudah aku tak punya waktu dengan masalah ini, sebaiknya kita lanjutkan sebelum tengah hari."
Sakura menubruknya dari belakang dan berdesis pelan. "Kamu selalu membuat Kakashi sensei repot Naruto." sebelum berlari mengejar Kakashi dan Sasuke.
Naruto menundukkan kepalanya mengikuti mereka dari belakang. Dia dapat merasakan Sasuke mendongak kearahnya sembari menatap dengan sinis tetapi Naruto mengabaikannya dan mendesah pelan. "Seharusnya aku tak mengacaukannya.." Gumamnya.
~~~~~~~~~~~~x~~~~~~~~~~~~~~
Beberapa musuh medekati mereka dengan kecepatan penuh.
"Kalian. Bersiap-siap!" Intruksi Kakashi membuka penutup matanya memperlihatkan mata sharingannya.
Sakura mengambil ancang-ancang mengeluarkan kunainya. Sasuke telah berada diposisi dan telah siap untuk menyerang. Naruto pun sudah siap untuk menyerang saat tiba-tiba sebuah tangan memberhentikannya.
"Tunggu disini, Naruto."
"Tapi sensei.. Aku mau membantu!"
"Tunggu disini saja menjaga perlengkapan kita."
"Tapi-!"
"Naruto!" Bentak Kakashi dengan kasar, matanya menatap dirinya dengan dingin. "Aku ketua disini Naruto. Dan sudah sering kamu mengacaukan misinya karena kecerobohanmu, aku tak ingin kali ini hal itu tak terjadi lagi. Jadi aku memerintahkanmu untuk diam dan mengikuti perintahku. Mengerti?!"
Naruto menatap Kakashi dengan perasaan sakit tanpa disadari olehnya. Naruto menundukkan kepalanya. "Baik. Sensei."
"Kakashi sensei! Mereka semakin mendekat!" Teriak Sakura tiba-tiba.
Kakashi mengalihkan perhatiannya. "Bagus Sakura kau memperhatikan. Baiklah, let's move out!" Menengok untuk terakhir kali pada Naruto Kakashi menghilang yang dibarengi oleh keduanya meninggalkan Naruto dibelakang.
Naruto mencengkram bajunya kuat melihat Kakashi dan yang lainnya bertarung dari kejauhan. Dia merasakan pandangannya memburam dan baru menyadari penyebabnya, dia mencoba untuk tak menangis.
"Tak apa Naruto... Semuanya akan baik-baik saja." Naruto menyakinkan dirinya sendiri berulang kali. "Semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir." Dia menampar dirinya dan mendengus keras.
Naruto melihat ada seorang ninja mendekati Sasuke tanpa sepengetahuan darinya dan yang lain. Naruto tak dapat mengerti maksud dari segel tangan yang tengah ninja itu buat tetapi dia dapat meyakinkan jika apapun itu tidaklah bagus. Tanpa menunggu waktu Naruto berlari dengan kecepatan penuh mendekati ninja tersebut dan menerjangnya sebelum ledakan terjadi diantara mereka.
Terdengar seruan yang memekakkan telinga dari kejauhan tetapi dia tak dapat menangkap kata-kata tersebut karena suara dengingan pada telinganya. Naruto dapat melihat Ninja tadi berdiri mendapati tangan kirinya mencengkram pergelangan tangannya dan melihat tepat kearahnya sebelum menghilang.
"Sial!" Naruto mengerang memegangi kepalanya. Dia dapat mengingat wajah musuh tadi dengan sangat jelas, bekas luka pada mata kirinya dan pipinya.
"Naruto!" Bentak Kakashi matanya penuh kemarahan. "Apa yang kamu lakukan?!"
Naruto tidak mengerti mengapa senseinya begitu marah padanya. "Apa maksudmu sensei?"
Kakashi menarik Naruto dengan kasar untuk berdiri menghiraukan ringisan darinya. "Sudah kubilang untuk tidak ikut campur, Naruto. Dan lihat sekarang. Temanmu terluka karena ulah cerobohmu!" Geram Kakashi menunjuk tubuh Sasuke yang terkapar ditanah dengan Sakura yang mencoba untuk mengobatinya selagi terisak pelan.
Naruto membelalak mendongak kearah Kakashi. "Kau salah paham tadi ada musuh.. Dan aku.."
"Cukup!" Raung Kakashi membuat Naruto tersentak kaget menatap Kakashi dengan takut. Dia belum pernah melihat senseinya begitu marah seperti ini. "Aku tidak tahu apa masalahmu hingga ingin menyelakakan temanmu sendiri, Naruto! Aku tak butuh alasanmu itu! Sebaiknya kau diam disini dan jangan mengganggu Naruto!" Kakashi berbalik dan mendekati tubuh Sasuke untuk memeriksanya.
Naruto diam terpaku di tempat, wajahnya begitu shock hingga tak menyadari Sakura menghampiri dirinya dengan marah dan menampar wajahnya dengan keras. "Aku membencimu Naruto! Kau bukan manusia melainkan iblis! Tak seorang pun menyukaimu!" Isaknya dan meninggalkan dirinya.
Iblis..
Iblis..
Aku adalah iblis..
Naruto mencengkram dadanya yang terasa berat. Menundukkan kepalanya menyembunyikan wajahnya yang terlihat sakit.
"Ayo sebaiknya kita mencari peristirahatan." Kakashi menggendong Sasuke setelah mengecheck-nya dan mendapati jika tak ada cedera yang fatal.
Tanpa mendongakkan wajahnya Naruto mengikuti mereka dari belakang menghiraukan rasa sakit pada perutnya.
~~~~~~~~~~~~x~~~~~~~~~~~~~~
"Baiklah kita akan beristirahat disini." Kakashi memanggil clonenya untuk membantunya membuat tenda dan matras yang setelah itu membaringkan tubuh Sasuke di matras. "Sakura bisa kamu mengabil air dan mencari kain bekas?"
Sakura menganggukan kepalanya sekali dan bergegas pergi.
"Sensei aku punya kain.."
"Naruto. Kau tak perlu membantu dan pergilah untuk melakukan sesuatu." Sergah Kakashi tanpa mendongak kearahnya.
Melihat Kakashi menatap Sasuke dengan pandangan yang belum pernah dia perlihatkan padanya membuat Naruto menundukkan kepalanya, dadanya terasa begitu sakit.
Rasa khawatir dan sayang.. Itulah yang Kakashi perlihatkan saat ini tetapi bukan kepadanya melainkan kepada Sasuke.
Naruto tak tahan lagi. Dia mundur mencengkram bajunya, membalikkan badanya dan berlari mejauh.
Lari dan terus berlari tak tentu arah. Dia tak mempedulikan hal tersebut saat. Yang dipikirannya hanyalah pergi sejauh-jauhnya dari Kakashi.
Akhirnya kakinya tak dapat menopang tubuhnya lagi untuk berlari dan menjatuhkan tubuhnya ketanah. Naruto melihat kedua tangannya merasakan pandangannya kembali mengabur, kali ini dia membiarkan air mata turun dari kelopak matanya dengan deras.
"Ini tak adil! Kenapa mereka begitu membenciku! Aku tak pernah berbuat jahat kepada mereka! Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya memiliki keluarga! Ini semua tak adil!" Isak Naruto kuat. Dia membenamkan wajahnya ketanah dengan kedua tangannya mencengkram tanah dan mulai menjerit keras dan menangis mengeluarkan semua rasa sakitnya.
"Aku merindukanmu Jiraya-sensei.. Tolong kembalilah! "Tolong kembalikan Jiraiya-sensei! Aku berjanji tak akan memanggilnya ero-sennin lagi! Kumohon kembalikan!" Naruto terus terisak dan terisak hingga tubuhnya ambruk ketanah.
"Kenapa kau meninggalkanku, Jiraiya-sensei.." Gumam Naruto. Matanya begitu terasa berat. "Aku ingin bertemu denganmu lagi."
Naruto hanya terbaring ditanah dia tak peduli lagi dengan keadaannya saat ini dan melihat matahari telah tenggelam. Pandangannya menjadi menggelap dan Naruto tak dapat mengingat apapun lagi setelahnya.
"Naruto."
~~~~~~~~~~~~x~~~~~~~~~~~~~~
Akhirnya selesai juga.. Hwaaa maafkan aku Naru-chaan! Ga kuat buat bikinnya ternyata! Semoga kalian menyukainya D':
Tolong beri komentar, kritik ataupun saran jika ada waktu untuk melakukannya.
Sampai jumpa minggu depan~
