Tidak marah. Itu pengakuan di mulut. Apakah sama dengan di hati?


Naruto © Masashi Kishimoto

AR. Melankolis!Naruto. SasuNaru.

Masalah © Rhea .H


"Hei."

Sasuke memanggil.

Naruto menundukkan wajahnya. Sudah beberapa menit berlalu sejak ia bertengkar mulut dengan pria bermata gelap tersebut. Ia tak mau menatap sorot mata itu. Tidak mau lagi. Kedua alisnya sudah bertemu. Mata birunya seterang langit terlihat membara. Ia memang tidak pintar sehingga sudah pasti hasil bertengkar mulut tadi dia kalah. Dan sekarang bibirnya terkunci rapat karena ia tahu apapun yang ia katakan tidak akan membuat Sasuke mengubah pikirannya.

"Sudahlah," ucap Sasuke menghela nafas.

Dia berlutut agar bisa melihat wajah Naruto yang menunduk sambil duduk di atas ranjang. Sasuke menggenggam kedua tangan Naruto seraya berkata dengan nada membujuk, "Sudah, jangan marah."

Naruto tetap diam saja. Masih mengalihkan pandangan meski Sasuke sudah menatapnya tepat di atas tangan mereka yang bergenggaman. Meski begitu, terlihat kerutan alis Naruto mulai meregang. Manalah mungkin tetap marah kalau Sasuke sudah menggunakan jurusnya. Jurus merayu lebih tepatnya.

"Siapa yang marah~dattebayo?" elak Naruto dengan khasnya. Sasuke menghela nafas kemudian mencium punggung tangan Naruto yang dia genggam.

"Ini perintah. Aku juga tidak bisa apa-apa."

Naruto diam saja.

Sorot matanya yang tadinya marah melembut. Menjadi sedih. Apa yang harus dia katakan? Sudah jalan semua shinobi untuk mematuhi perintah tanpa banyak bertanya. Apapun. Dimanapun. Bagaimanapun. Tahu. Naruto tahu semua itu. Lebih dari tahu. Dia juga salah satu dari itu dan perasaan pribadi tak boleh ikut campur dalam melaksanakan misi. Termasuk menghalangi Sasuke pergi.

"Jangan marah lagi ya?"

Dengan pelan dan lembut Sasuke mencium pipi kiri Naruto. Helaan nafas terdengar dari Naruto. Menandakan dia sudah kalah. Tak lagi marah. Sasuke tersenyum tipis nyaris tak terlihat sebelum akhirnya mencium pipi kanan Naruto dengan sama lembutnya. Naruto balas mencium pipi Sasuke kemudian keduanya bertatapan.

"Jangan kemana-mana kalau sudah selesai misi besok!" ancam Naruto setengah berbisik. Mengalungkan tangannya ke leher Sasuke yang maju mencium bibir Naruto. Ia tak bisa memperlihatkan senyum di bibirnya mendengar pernyataan tak langsung Naruto yang tidak terima tak bisa menemuinya seharian besok. Kekasih mana yang tidak bahagia akan dirindukan?


Rhea desu~

Ini pertama kalinya nulis di fandom ini hehe~
Kasih tahu kesan dan pesan, kritik dan saran lewat review ya. Onegaishimasu~ :3