Disebuah padang rumput terdapat sebuah barak yang dikelilingi banyak tanaman liar. Tim Alpha , sebuah pasukan penjaga perdamaian PBB ,menyerang barak tersebut untuk menyelamatkan tawanan yang disekap oleh pasukan khusus korea utara. Tim korea utara yang mengetahui penyerangan itu pun menyerang balik tim Alpha. Namun seseorang dari tim Alpha, Orang yang selalu disebut Big Bos itu maju kedepan.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya sersan Sai , salah satu dari tim Alpha.

Pria yang disebut Big Bos itu pun berkata. "Kita ada di zona demiliterisasi militer jadi cara terbaik adalah berunding.".

"Bagaimana jika negosiasinya gagal?" Tanya sersan Sai lagi.

"Tidak ada pilihan lagi untuk menyerang mereka." Tukasnya. Sai mengangguk mengerti, Ia selalu percaya pada kaptennya tersebut.

Pria berseragam bintara itu pun maju mendekati pasukan khusus korea utara dengan tangan kosong. "Ku harap kalian tidak mempersulit keadaan ini." Katanya pada salah satu pasukan khusus korea utara.

"Ku rasa tidak" Pria dari korea utara itu mengeluarkan pisau dan berhasil melukai pinggang pria yang disebut Big Bos tersebut.

"Kapten!" Seru Sai khawatir. Ia pun memberi kode pada pasukan tim Alpha untuk menyiapkan bahan peledak untuk kemungkinan yang akan terjadi nanti.

Big bos , menyerang balik orang tersebut dengan pisau yang ia punya. Ia pun membalikkan keadaan dimana orang tersebut sudah tak dapat berkutik lagi. Namun diluar dugaan dari arah belakang seseorang menodongkan pistol tepat dibelakang kepala Big Bos.

"Kalian sudah kalah lepaskan dia" Kata orang yang menodongkan pistol pada Big bos tersebut.

Disisi lain, Sai membidikan senjata apinya kearah orang yang menodongkan pistol pada kaptennya tersebut. "Turun kan senjatamu. Jika tidak kami akan meledakkan tempat ini." Seru Sai.

"Ck, Kalian pikir korea utara akan diam saja mengenai ini? korea selatan pasti akan terguncang."Kata pria itu.

"Korea selatan dan korea utara tak kan terkejut lagi. Kita selalu salah paham sejak 70 tahun lamanya. Kami pasukan penjaga perdamaian tak kan pulang sebagai korban." Kata Kapten tim Alpha ( Big Bos ). Pria dari korea utara mengerti arti dari Big Bos tersebut. Karna ia juga tau bahwa kematian seorang seperti mereka akan dirahasian identitas mereka. Untuk itulah mereka tak diijinkan membawa tanda pengenal.

Pria dari korea utara itu pun mendengus. Dengan berat hati ia menurunkan senjatanya dan menyuruh pasukan khususnya pergi.

"Senang bertemu dengan mu. Ku harap kita bisa bertemu lagi nanti." Kata pria itu pada Big Bos.

Big Bos tersenyum simpul. "Ku harap kita tidak usah bertemu lagi" Ujarnya. Ia lalu menghubungi pimpinannya melalui alat penghubung yang ia pasang ditelinganya.

"Disini Kapten Uchiha Sasuke, Tim Alpha telah berhasil menyelesaikan tugasnya." Kata Big bos ( Uchiha Sasuke ) pada pimpinannya diseberang sana.

Disclaimer : Masashi Kishimoto

.

.

.

Sasuke Uchiha , Sakura Haruno

.

.

WARNING!

Fic ini di Adaptasikan dari kdrama ' Descendants Of The Sun '

Bagi yang kurang berkenan jika karakter yang dipakai dengan SasuSaku dan cerita yang sedikit berbeda dari aslinya harap tak usah membaca Fic Saya.

Typo's , OOC , Au , Gaje dll

.

.

Descendants Of The Sun © JuliaCherry07

.

.

.

.

Keesokkan harinya...

Sai dan Sasuke pergi kesebuah stand permainan tembak. Namun keduanya tak satu pun yang berhasil mengenai sasaran.

"Apa senjata ini rusak?" Gerutu Sasuke yang kelihatan tak terima dengan kegagalannya. Ia pun mengotak atik senjata mainan tersebut.

Disamping pria itu berdiri, Sai mendengus geli mendengar gerutuan kapten sekaligus sahabatnya tersebut.

Penjaga stand yang melihat Sasuke mengotak atik senjata mainan pun tak tinggal diam. "Jangan kau rusak senjata ini. Kau tau, ini adalah senjata pasukan delta AS saat perang gurun, berbeda dengan senjata militer yang sering kalian gunakan" Ujar penjaga tersebut. Sepertinya ia tau kalau mereka adalah seorang bintara.

Sasuke mendengus.

"Pencuri!" Teriak sebuah suara tiba tiba. Sontak Sai dan Sasuke menoleh kesumber suara. Dan mereka melihat seseorang berlari mengejar orang yang mengendari motor.

Sai dan Sasuke berkesiap. Mereka maju ketengah jalan untuk menghadang pencuri motor tersebut. Dengan senjata mainan yang ada ditangan mereka. Sai dan Sasuke menembakkan senjata mainan itu kearah pencuri motor. Pencuri motor itu pun terjatuh dari motor curiannnya. Sai dan Sasuke menghampiri dan berjongkok disamping pencuri motor tersebut.

Sasuke mendesah. "Kau masih muda tapi sudah menjadi pencuri." Omel Sasuke.

"Apa yang harus kita lakukan padanya?" Tanya Sai.

"Hubungi saja rumah sakit untuk mengirimkan ambulance kemari." Sasuke memeriksa seluruh badan pencuri tersebut. "Sepertinya ia terkilir dan beberapa tulangnya patah" Sambungnya. Sai pun menghubungi pihak rumah sakit.

Pemilik motor yang dicuri pun datang, ia berkata pada Sai dan Sasuke bahwa ia menyerahkan ini semua pada mereka karna ia tak mau repot repot berurusan dengan polisi. Setelah berkata seperti itu pria pemilik motor pun pergi dengan membawa motornya. Tak tau berterima kasih.

Sasuke mempunyai ide konyol, ia mengambil semua boneka distand permainan yang ia kunjungi tadi. Sasuke mengikat dan menggunakan boneka boneka itu untuk menyangga leher pencuri tersebut. Benar benar ide konyol yang sangat berguna.

"Apa yang kau lakukan" Bentak pencuri itu saat melihat Sasuke menulis sesuatu dilengan kanannya dengan alat tulis.

"Agar mereka tau, apa yang harus mereka lakukan dengan pencuri sepertimu" Jawab Sasuke datar.

Sai terkekeh, Kaptennya itu selalu memiliki pemikiran yang selalu tak terduga.

.

.

.

Pencuri itu akhirnya sampai dirumah sakit. Perawat yang menanganinya terkekeh melihat keadaan pencuri tersebut yang menggunakan penyangga leher dengan boneka.

Saat Pencuri itu dibawa ke UGD tanpa sengaja ponsel pencuri itu terjatuh dan di ambil oleh perawat yang ada disana. Tiba tiba ponsel itu berdering. Perawat itu mengangkat telephone itu dan berkata bahwa sang pemilik ponsel sedang mengalami kecelakaan. Perawat itu tidak tau, bahwa ponsel itu adalah milik Sai yang dicuri pemuda itu saat Sai tak menyadarinya.

Sedetik kemudian seorang dokter wanita masuk keruang UGD tersebut. Dokter cantik bersurai soft pink tersebut segera memeriksa kondisi pencuri motor tersebut. Wanita yang bermata emerald itu terkekeh geli sama seperti perawat tadi saat melihat boneka sebagai penyangga leher.

"Siapa yang membuat ini? ikatannya kuat sekali. Dia sangat pintar" Puji Dokter cantik itu. Ia kembali terkekeh saat melihat lengan pencuri itu.

"Kau mendapatkan lukamu ini karna mencuri motor ya?" Tanya dokter wanita soft pink tersebut.

Pemuda pencuri motor itu nampak sedikit panik. "T-tidak. Kata siapa?" Elaknya.

Dokter wanita itu mengangkat lengan pencuri itu. "Disini, tertulis sangat jelas." Tunjuknnya.

Pencuri itu mendengus.

Dokter cantik itu memeriksa pergelangan kaki pencuri itu. "Sepertinya kau terkilir" Ujarnnya.

Perawat yang tadi mengambil ponsel pencuri itu pun masuk kedalam ruang UGD. "Ini ponselmu. Tadi seseorang menelphonemu" Kata perawat itu seraya menyerahkan ponsel itu pada pemuda yang tergolek tak berdaya diranjang rumah sakit.

"T-terima kasih" Ucap pencuri itu gugup. Ia tak tau siapa yang menghubungi ponsel hasil curiannya tadi. Apa jangan jangan pemilik aslinya ,pikir Pencuri itu.

"Dokter Sakura, Profesor Hiashi ingin bicara dengan anda" Terang Perawat itu pada dokter cantik tersebut.

Sakura, Dokter wanita itu mengangguk. "Baiklah" Sakura pun berlalu pergi dan Perawat itu pun ikut pergi meninggalkan pencuri itu seorang diri. Pencuri itu menelphone seseorang dan setelahnya ia pun beranjak dari ranjang rawatnya dan kabur dari rumah sakit.

.

...

.

Sakura berbicara pada profesor Hiashi. Ia mendapat pujian karna kerjanya yang sangat bagus sebagai seorang dokter. Impian Wanita itu ingin mendapat gelar profesor untuk itulah bekerja keras selama ini. Dan kabar gembiranya Hiashi berkata ia sudah membicarakan hal itu pada atasannya.

"Terima kasih banyak profesor" Ujar Sakura. Mata indahnya tanpa sengaja melihat pasien yang ia tangani kabur dari rumah sakit. Ia pun segera minta ijin untuk mengejarnya sebelum terlambat.

.


.

Sai dan Sasuke sampai dirumah sakit. Sai baru menyadari ponselnya hilang saat ia dan Sasuke minum dicafe ditemani dua boneka sebagai pasangan kencan mereka dan itu mengundang tawa setiap orang yang melihatnya.

Sai dan Sasuke berlari dikoridor rumah sakit. Perawat yang tadi panik setelah mengetahuinya pasiennya kabur.

"Kau mencari dia?" perawat itu pun menoleh kesumber suara. Sakura berjalan sambil mendorong kursi roda dimana pencuri itu duduk.

"Dokter, Syukurlah kau berhasil menemukannya." Perawat itu terlihat lega.

"Hn, Dia tadi mencoba kabur." Ungkap Sakura.

Pemuda pencuri itu mendengus dan segera ia berbaring lagi diranjang atas perintah perawat tersebut tentunya.

"Sersan Sai" Seru Seseorang yang tiba tiba masuk kedalam ruang UGD. Dokter Sakura pun menoleh dan tersentak melihat seorang wanita berseragam bintara masuk kedalam ruangan UGD.

Mata shappirenya menatap pencuri itu, Yang ia kira adalah kekasihnya Sai.

"Apa anda tadi yang menghubungi ponsel pasien?" Tanya Perawat tersebut. Wanita yang masih termangu ditempat pun mengangguk.

Sakura menghampiri wanita bintara tersebut. "Yamanaka Ino. Apa kau mengenal pria ini?" Tanya Sakura pada wanita tersebut. Wanita itu menatap Sakura. "Haruno Sakura. Kau dokter dirumah sakit ini?" Tanya Ino balik.

Sepertinya mereka saling mengenal.

.

...

.

Sakura mengajak Ino bicara diluar ruang UGD. "Apa hubunganmu dengan pasien itu? Yang ku dengar bukankah kekasihmu seorang bintara sepertimu?" Tanya Sakura penuh selidik.

Ino melipat kedua tangannya didada. "Sepertinya aku salah orang." Ungkapnya.

"Benarkah?"

"Ya. Kenapa kita selalu berdebat soal pria?".

Sakura mendengus dan mengangkat bahunya acuh.

.

.

.

Sai dan Sasuke belum menemukan ruangan UGD dimana pencuri itu dirawat. Sai berinisiatif untuk berpencar saja dan Sasuke menyetujuinya.

Saat dikoridor rumah sakit Sai tanpa sengaja bertemu dengan Ino yang berjalan berlawanan arah dengannya. Mereka saling berpandangan. Ino menghampiri pria itu dan tanpa mengalihkan pandangannya barang sedetik pun.

"Ku pikir , kau terluka." Ujar Ino menahan air matanya. Sai hanya terdiam menatap wanita didepannya. Hatinya sedikit tercubit melihat wanita didepannya begitu mengkhawatirkan keadaannya.

.

.

.

Sakura mengobati pencuri itu. "Siapa namamu?" Tanyanya ditengah kegiatannya mengobati pencuri itu.

"Aku..." Pencuri itu menggantungkan kalimatnya saat melihat Sasuke yang masuk kedalam ruang UGD dimana ia sekarang dirawat sambil menempelkan ponsel ditelinganya.

DRRRTT... DRTTT...

Ponsel Sai yang kini dipegang Sakura berbunyi, Sakura membaca nama panggilan dilayar ponsel itu yang tertera nama Big Bos. Ia pun segera mengangkat telephone tersebut.

"Ya." Sakura tak menyadari kedatangan Sasuke yang ternyata pria itulah yang menghubungi ponsel yang ia pegang tersebut.

"Maaf" Sasuke mendekati Sakura yang duduk membelakanginya. Sakura yang merasakan keberadaan Sasuke pun menoleh.

"Anda...?" Sasuke masih berbicara dengan ponsel yang masih menempel ditelinganya. Sakura yang menyadari menatap ponselnya dan Sasuke secara bergantian.

"Maaf dokter , tapi ponsel itu adalah milik temanku." Ujar Sasuke pada Sakura.

Sakura memicing curiga pada pria dihadapannya. "Jadi kau yang disebut Big Bos?". Tanya Sakura.

Sasuke mengangguk. Pria Uchiha itu tak menyadari bahwa saat ini dokter dihadapannya berfikir negatif tentangnya. Apalagi nama julukan dia yang terkesan menyeramkan di otak Sakura.

Pertemuan mereka ini , Akan menjadikan takdir dikeduanya. Dan sepertinya Kapten tim Alpha yang tampan itu jatuh cinta pada pandangan pertama pada dokter cantik bersurai soft pink tersebut.

.

.

.

TBC

A/N : Capek juga ternyata. Sesuai janjiku nih ama teman difb. Ane udah bikin Fic DOTS versi SasuSaku. Gomen ya klu ada yang diskip / naskah yang tak sesuai karna ane sengaja mengambil bagian terpentingnya saja dan sedikit mengubahnya jadi harap maklum klu tak mirip aslinya ya.

Jangan lupa Review , Favorite dan Follownya. Ane tak terima Flame ^^ maklum ane ini tipe melodrama jadi gampang sedih klu kena damprat hehehehe