Warnings: without plot (bukan PWP jadinya :v ) OOC, mungkin? terus CharaXOC, EYD parah, jadi ada bahasa endemik, mau Indo, gaul maupun jawa... eh... dan ada beberapa bahasa Inggrisnya juga, dan ada bahasa tak senonoh (biasalah, Fujoshi) ANAK KECIL GAK BOLEH BACA!
Cerita ini di sponsori oleh Mood hari ini
.
.
Miiing..Miing..
Jangkrik...Ooh..Jangkrik...
Suaramu membuat panas semakin terasa di sekujur tubuh, nafas yang semakin berderu kencang tak meninggalkan ruang di dada
kain yang menutupi tubuhpun terlucuti oleh tangan yang layu, terlempar di lantai kayu,
batuan dingin segala macam tak membantu, kipas angin dan kipas tangan pun sudah tak berlaku...
Air yang mengalir dari pipa besi kini sudah mengering, kering kerontang menyisakan bekas keberadaannya di wastafel
Jangkrik..Ooh...Jangkrik...
Kenapa listrik bulan ini diputus?
.
Di suatu siang saat aku tidur dengan nistanya...
Tulit tulit tulit tulit
Perasaan hape dari tadi bunyi terus ada apa seh? *pip "Halo...?" buset suaraku serak bin basah euy bisa jadi menyaingi Om Jun nih. Junichi Suwabe maksudnya. Apa? gak bakalan bisa? Aish, setidaknya biarkan aku bermimpi/ngek
[Halo, ini ibu, kelamaan nunggu bapak kamu nih di resto jadi telpon kamu deh, hehehe] malah 'hehe'... dasar ibu [lagi tidur yak?]
Lagi baca homo, ya kali jawab gitu yak "Iya bu, ibu ke resto ama siapa?"
Yang di seberang cekikikan kayak neng Kunti, ngeri [biasalah, ama kumpulannya ibu-ibu, eh , kamu tau gak ruko yang di sebelahnya taman yang ada patungnya itu?] dan bla..bla..bla meskipun aku menjawab sekenanya kayak lampu 5 watt ibuku tetap saja bercerita penuh semangat 45, yah cerita apa aja deh bahkan kucing tetangga yang baru kawin juga di omongin.
Tapi ujung ujungnya bikin aku melek, sumpah gak bohong
[jadi kemarin bapak kamu bilang...mau jodohin kamu ama anak temennya yang lebih tua 4 tahun]
JEGLAAAARRRR
HA?! EXCUSE ME CAN I TABOK DIKAU?! SUMPEH LOE?!
[halo? Mbak? Masih hidupkah dikau?] sekilas tadi ane bisa liat kakek dan nenek di seberang sungai sompret!
"Aah, iya sayang sekali! Terus gimana?" tanyaku, langsung hilang kantukku tadi
[Hem... katanya sih anaknya itu bakalan ngunjungin kamu, kebetulan tempat kerjanya deket sama kos-kosan mu...]
Suhu tubuhku langsung menurun dan ekspresiku langsung jadi horor "Ka..kapan?"
TING TONG *suara bel pintu bagai lonceng kematian*
Ja-jangan jangan?!
[Nah tuh kayaknya dia deh, coba kamu liat gih! Dia kayaknya tipemu lho~ yang jaim imut gitu khaan?] umur 21 tahun mana ada yang imut jaim inosen ibuuuu! [Semoga beruntung!]*pip*
Sial
Sial, anjir, kampret, kepet, kupret, kecoa lo! Tiba-tiba banget! Tuh dua orang kenapa selalu ngerjain ane sih? Ane keluarin coro no Jutsu baru tau rasa mereka! salah ane apa Yolo... Ini anak perempuan kalian sendiri lho Pak, Bu. Duh Tuhan, berikanlah hamba ketegaran, kesabaran dan kekuatan untuk menghadapi ini...
TING TONG
"Iya-iya Sebentar!" ganti baju dulu, cuci muka, terus rapihin rambut. Jaga image juga ceritanya
Skip.
Aku udah bikinin teh, ah moga gak nunggu kelamaan, biarpun begini aku menjunjung tinggi tata krama /gak. Cuma kadang kadang sih, 11 – 12 sama peristiwa hujan meteor, jarang banget, hehe.
Dan akupun membuka pintu.
"Permisi... selamat sore, maaf mengganggu adek sore-sore begini" Oh please Angels, please, take me now. Atau yang di hadapanku sekarang ini ya malaikatnya?
NIH COWOK MOEEEEEEEE!/nak.
Muka baby face, check
warna rambut dan mata biru langit, check
kulit putih mulus bagai bayi, check
gak terlalu tinggi dan gak terlalu pendek, check
postur tubuh yang ramping tapi masih terlihat gagah dengan otot ituuh, CHECK
suara lembut, sopan, pake setelan jas jadi kayaknya mapan,check
senyum yang oke dan tampan, DOUBLE CHECK
dan.. dan... DIA UKE IDAMA-ehem, kita hentikan dulu sesi fangirling nista ini.
"Dek?" tanyanya mengintip wajahku, aduh, moe-nya nambah!
"I-iya, anda siapa ya?" duh kaki gemeteran sumpah
"Ah, maaf belum memperkenalkan diri, nama saya Kuroko Tetsuya, anak dari teman ayah adek, apakah belum di beri tau?" tanyanya masih tetap sopan. Aduh tingkahnya bikin gemeteran! Pingin peluk!/gak-gak, sabar hei, sabar...
Lagipula peluknya bukan peluk cewek ke cowok kok, lebih ke tante ama ponakan/heh
"Oh, yang itu, barusan saya di beri tau. Silahkan masuk" kataku sambil melempar senyumku yang paling... wajar. Menurutku, entah apa yang tampil di kenyataannya.
Tik.. tik... tik... untungnya tak ada jangrik yang menghuni tempat ini, kalau ada mereka bakal konser Palapa sekarang. Tapi, tak ada Jangkrik jam pun jadi.
Waktu yang berjalan terasa lamaaa banget kayak siput anak ibu rempong sebelah rumah, ah, mana dari tadi dia sibuk memperhatikanku dan meminum teh nya dengan nikmat. Oh, beginikah rasanya di wawancarai atau di interogasi? Tapi kalau petugasnya cakep kayak gini, buka bukaan pun saya relaaaa! Enggak, akan lebih baik kalau ada petugas lainnya, yang tinggi, ganteng, kekar, dengan tatapan tajam menusuk, dan aura liar tak terbendung-
SADARLAH WAHAI GADIS MUDA APA YANG KAU PIKIRKAN?! Sudahlah, jangan pikirkan lagi.
"Mas kerja apa?" matilah, ini pertanyaan apaan coba
"Jadi guru di TK dek, nggak terlalu jauh dari sini" jawabnya kalem dan halus, ooh! Suaranya bisa bikin ketagihan
"Ooh, TK yang ada di Komplek perumahan?" satu satunya TK disini setahuku yang di situ sih, wilayah orang orang kaya monyet -bukan- kaya harta. Orangnya songong dan pelit, masa ane mau ngambil mangga aja disiram. Kan kampret. Kuburannya sempit tuh
Yah kali aja nemu scene yang menyegarkan mata? Kayak cowok cowok ganteng yang jalan jalan... dari senda gurau, saling meraih kerah sampe pelukan mesra (dari kacamata fujoshi) cewek? Ada juga lah, tapi maaf saja, ane demennya cowok. dan biasanya yang kaya kaya itu ganteng, maklum, perwatan sih, terkadang, mereka membuatku merasa gagal menjadi wanita.
"Iya yang di sana, adek punya kenalan di sana?"
"Nggak ada, Cuma kadang kadang jalan di situ"
"Ooh..."
Tik.. tik.. tik..
Ca-canggung! Mana aku bukan tipe yang selalu memulai pembicaraan lagi! Udah berapa jam berlalu?! Gak, pasti baru beberapa menit. Ditambah lagi... *lirik
Dia terus melihat ke arahku sambil tersenyum lembut begitu, cewek mana yang gak luluh bego!
"Begini dek..." akhirnya mau ngomong! "Adek pasti sudah mendengar entah dari ayah atau ibu adek kalau adek mau di jodohkan denganku... tapi mungkin adek tidak tau kalau sebenarnya yang meminta adalah aku" ha? Wat? Tunggu, jadi... kakak cakep (atau om cakep?) ini yang minta? Apakah ini masih masuk dalam kateori pedo? Wait, plis, oke jadi bagaimana bisa dia yang minta? Kenal aja kagak kan? Iya kan? Tunggu, aku kenal gak sih? aku gagal paham
"Maaf membuat adek kaget, dan mungkin adek tidak mengenalku sama sekali.." yep, cowok ganteng bin unyu nan gemesin, ane gak kenal ente, kok bisa tiba-tiba tunangan? Apa sekali lirik langsung oke sajalah? Eits, kayak lagunya Iwan Fals aja "... tapi tolong pertimbangkanlah, aku tak keberatan menunggu hingga adek siap kok"
Tepok jidat sekarang boleh gak? Pingin banget, tangan udah gatel! Astaga! Ini cowok bener bener gemesin! Tapi sepertinya aku harus mengadakan penelitian lebih jauh, lagi pula saat ini aku tak punya orang yang kusukai, apa lagi pacar. Jadi punya banyak waktu untuk diriku, hell aku bahkan gak akan rela my Me TIME ke potong oleh apapun.
"Eh... saya pikirkan aja lagi deh mas, ini terlalu mendadak buat saya, tapi.. mas bener-bener yakin...?" kataku sambil nunjuk diri sendiri, dengan muka meragukan diri sendiri, mungkin mirip orang yang menahan panggilan alam yak. Dengan muka agak memerah dia menutupi bagian bawah wajahnya dengan punggung tangan, lalu mengangguk.
NOSEBLEED OH NOSEBLEED JANGAN KELUAR DULU PELISS
Aku mengalihkan pandanganku, dia kembali menikmati tehnya. Kalau bisa aku pingin jejingkrakan sambil nyanyi-nyanyi gaje di atap sebelah kamar. Selama 17 tahun hidupku aku tak pernah di 'tembak' kayak gini dan sekali dapet langsung bonus plus-plus! Untung besar cihuy!
Si doi berdehem halus "Ya sudah dek, sudah jam segini, aku pulang dulu, jika ada waktu aku akan mengunjungimu lagi..." katanya sambil tersenyum, menyelempangkan tas kerjanya dan berdiri, aku juga ikut berdiri "... itupun kalau adek gak keberatan" katanya malu malu idih, gemesin banget sih loe.
Aku tersenyum, jantung udah ketipang-ketipung rebana dari tadi "Ah iya, kalau mau mampir tolong beritau dulu" kataku
"Oh, kalau begitu..." katanya sambil merogoh saku, lalu mengeluarkan handphone "..Boleh aku minta nomormu?" katanya sambil tersenyum malu-malu.
JIKA TERUS BEGINI AKU BAKAL KENA SERANGAN JANTUNG!
dan kami pun bertukar nomor
Dan aku mengantarnya hingga depan pintu "Hati hati di jalan" kataku masih dengan my best sweet smile nyiahahaha~ gak papalah, sekali kali out of character, toh banyak yang gitu.
Mas Kuroko tersenyum dan mengangguk, lalu berjalan pergi, setelah di rasa cukup jauh dari pandangan, aku masuk apartemen kayak orang kalap bin kesetanan, bahkan kucing dan burung yang kebetulan bertengger dengan indahnya di jendela kabur terbirit.
Dengan segenap semangat seperti fujoshi melihat otp mereka lagi ihik-ihik, aku berteriak lantang "HYAAAAA KETEMU UKE IDAMAAAAAAAAAAAAN! KYAAAAA~" tak lupa dengan acara jejingkrakan.
Ah, jika ada yang bertanya tentang kewarasanku, tenang saja, aku masuk kategori yang layak di karantina kok '-')/
.
.
.
So! I'm a Fujoshi! Apa dia mau aku yang ternyata seperti ini?!
ALOHA! apa kabar reader-tachi? ogenki desuka? kembali dengan ane disini, kembali dengan cerita lovecom yang parah, dan hanya berlandaskan imajinasi liar dan kesetresan ane di tahun terakhir ane di SMK. gimana ngomongnya ya? ane bikin cerita lovecom hanya saat stress dan butuh oasis, jadi males bikin plot.(ane jujur yee)
Yep, kali ini juga tanpa plot dan kembali mengabaikan peraturan menulis yang baik dan benar. ane hebat kan? enggak? ya udah lah ya
di tunggu reviewnya... itupun kalo ada yag mau membuang buang waktunya untuk itu sih
