Friend

.

A fic by Aulient A.

.

Aku tak tahu kenapa, hanya saja aku merasa kau adalah milikku dan aku adalah milikmu. Kita hanya bersahabat, tak lebih. Namun aku percaya, perasaan kita lebih kuat daripada sekedar sahabat.

.

.

Maaf bila ada kesalahan seperti typo dan sebagainya. Problematika newbie.

.

Disclaimer : Masashi Kisimoto

.

Friend?

.

Konoha, 19xx

Konoha Elementary School, adalah sekolah Hyuuga Hinata yang baru. Ia baru saja pindah dari Suna ke Konoha dua hari yang lalu. Ia hanya berdiri di depan pintu gerbang sekolahnya dan menatap gedung sekolah itu. Sialnya, ia berdiri di tengah tengah jalan hingga sedikit banyak menghalangi jalan karena padatnya gerbang saat jam jam para siswa berdatangan.

BRUKK

Hinata sedikit terhuyung kedepan ketika ada seseorang yang menabrak punggungnya, tak terlalu keras, namun cukup membuat tubuh Hinata oleng dan jatuh jika tangannya tak segera di tahan oleh seseorang yang menabraknya tadi.

"Maaf, maafkan aku! Aku tidak sengaja, habisnya kau berdiri di situ, sih"

Seorang laki laki berwajah imut dengan model rambut sedikit aneh-seperti pantat ayam-membungkuk di depan Hinata, memohon maaf karena sudah menabrak Hinata barusan.

"A-ah, tidak apa apa, aku juga minta maaf karena telah menghalangi jalanmu"

Hinata ikut menunduk, melontarkan permintaan maaf juga pada bocah itu.

"Sepertinya aku tak pernah melihat mu disini"

"A-aku anak baru"

"Oh! Kelas berapa kau?"

"Kelas 2"

"Sama denganku berarti"

"Tapi aku harus ke kantor kepala sekolah dulu untuk mengetahui kelasku, uhm, apa kau mau membantuku menunjukkan jalannya?"

Hinata menunduk, gugup karena harus meminta bantuan pada orang asing yang bahkan tak dia ketahui namanya siapa.

"Tentu! Ayo, ikuti aku"

Bocah itu lalu berjalan mendahului Hinata, dan Hinata mengekor di belakangnya.

Mereka berjalan dalam hening, masih dengan posisi Hinata di belakang dan bocah laki laki itu di depan menunjukkan jalannya. Jika dihitung dari gerbang, perjalanannya lumayan jauh juga, karena sekolahnya memang luas. Bahkan mereka sudah melewati satu gedung tadi.

"Jadi, namamu siapa?"

Laki laki itu memulai pembicaraan, mungkin tak tahan dengan keadaan hening mereka.

"Hyuuga Hinata, kau?"

"Uchiha Sasuke"

Hinata pernah mendengar nama Uchiha disebut sebut oleh ayahnya saat menerima telepon dirumah, sepertinya urusan bisnis. Namun Hinata terlalu kecil untuk ikut campur urusan itu.

"Hyuuga? Kau putrinya Hyuuga Hiashi, bukan?"

Uchiha itu menyebut nama ayah Hinata.

"Ya, da-darimana kau tahu?"

"Dia teman bisnis ayahku, mungkin. Aku pernah mendengar ayahku menyebut nyebut namanya di telepon"

Sasuke mengangkat bahu. Ternyata benar. Mungkin ayah Hinata sudah kenal dengan ayahnya Sasuke.

"Nah, sudah sampai"

Mereka berhenti di depan ruangan bertuliskan 'Ruang Kepala Sekolah'

"Masuklah"

Sasuke mempersilahkan Hinata masuk. Hinata hanya menatap Sasuke sekilas, mengangguk, lalu berjalan sambil menunduk ke dalam ruang guru.

Saat Hinata keluar bersama Kurenai-sensei, Sasuke masih ada di depan kantor kepala sekolah.

"Uchiha, kenapa kau tak masuk kelas?"

Kurenai-sensei bertanya pada Sasuke.

"Aku menunggu Hyuuga. Dia anak baru jadi ku kira aku harus memandu jalannya lagi"

Kurenai hanya menatap Sasuke dan Hinata bergantian, lalu mengendikkan bahu.

"Kebetulan kelas nona Hyuuga sama denganmu, Uchiha. Ayo kekelas. Hari ini jam pertama adalah pelajaranku, kan?"

Dan Sasuke hanya mengangguk.

~o0o~

Jam istirahat, jam makan siang. Semua anak kelas Hinata berhamburan keluar, menuju kantin. Sedangkan Hinata duduk sendiri di mejanya dan memakan bento buatan ibunya. Sebenarnya tadi ia sudah diajak Ayame untuk ikut ke kantin bersama, namun ia menolaknya dengan alasan ia membawa bento.

Akhirnya ia makan siang dengan damai di mejanya. Di kelasnya sendiri hanya ada beberapa orang, yang lain di luar entah kemana.

"Boleh aku bergabung?"

Hinata mendongak, dilihatnya Sasuke berdiri di depan menjanya dengan membawa sekotak bento.

"Em, tentu"

Sasuke pun memutar meja didepan Hinata, hingga meja itu menjadi berhadap hadapan dengan meja Hinata, lalu ia duduk disitu dan memakan bentonya bersama Hinata. mereka makan dalam diam, Sasuke hanya menemani Hinata memakan bentonya.

"Sepertinya kau tak pandai membuat teman, ya?"

Sasuke kembali membuka pembicaraan

"Begitulah"

"Tenang saja, cepat atau lambat kau akan mendapat banyak teman, Hinata."

"Semoga saja. Disekolahku yang dulu aku juga tak punya begitu banyak teman"

Dan begitulah, obrolan mereka berlanjut sampai jam istirahat selesai. Saat Sasuke kembali ke bangkunya, Hinata melihat punggung Sasuke dari belakang. Dan seketika ia percaya, bahwa Sasuke akan menjadi teman baiknya di sekolah ini. dan mungkin teman terbaiknya.

.

.

Konoha, Maret 20xx

Tahun kelima di Konoha Elementary School. Ini mungkin tahun terkelam bagi Uchiha Sasuke. Kedua orang tuanya meninggal bulan Februari lalu dalam sebuah kecelakaan mobil. Kini ia hanya tinggal bersama kakaknya, Uchiha Itachi yang usianya jauh diatasnya, dan mulai sekarang, Itachi lah yang akan meneruskan bisnis Uchiha yang sudah terkenal dimana mana itu.

Semenjak kejadian itu, ia menjadi pendiam dan mudah marah, bahkan ia yang dulu punya banyak teman kini dijauih oleh teman temannya karena perubahan sikapnya yang drastis itu. Namun sepertinya ada satu temannya yang bertahan disisinya, dan mengerti sekali keadaannya. Hyuuga Hinata.

Mereka berada di taman belakang sekolah. Secret base mereka saat jam makan siang. Suasana tenang yang ada di taman ini memebuat baik Hinata maupun Sasuke nyaman.

"Sasuke-kun, kaa-sanku membuatkan bento untukmu juga, ayo dimakan"

Hinata menyodorkan bentonya pada Sasuke.

"Terimakasih Hinata, aku tidak lapar"

Sasuke menolak bento itu.

"Kau belum makan dari pagi, Sasuke. Aku tahu itu. Makanlah"

"Aku kan sudah bilang aku tidak lapar!"

Sasuke meninggikan suaranya, membentak Hinata.

Hinata hanya diam, menaruh kembali bento itu di pangkuannya, lalu menyandarkan dirinya di pohon maple yang ada di taman itu. Sedangkan Sasuke mengalihkan pandangannya dari Hinata. membuang muka.

"Maafkan aku,aku tak bermaksud membentakmu tadi, aku…. Kelepasan"

Sasuke meminta maaf dengan wajah yang tak menghadap kearah Hinata.

"Kau mudah marah….. karena kau sedih, Sasuke"

Sasuke mengalihkan pandangannya, dan menatap mata Hinata.

"Apa?"

"Jauh dalam hatimu, kau sedih, Sasuke. Aku tahu kau masih sedih soal kecelakaan itu, maka dari itu kau mudah marah"

Hinata berbicara seakan ia bisa membaca isi hati dan pikiran Sasuke. Dan Sasuke kembali membuang muka.

"Mungkin…. kau benar"

Sasuke menunduk. Hal yang sangat jarang dilihat Hinata mengingat Sasuke memiliki harga diri dan ego tinggi.

"Relakan mereka, Sasuke… lagipula kau masih punya orang orang yang menyayangimu"

Hinata menyentuh bahu Sasuke, lalu tersenyum pada Sasuke.

Sasuke mendengus, lalu membuang muka.

"Siapa?"

"Emm… Itachi-nii?"

"Hanya dia saja kan. Teman teman ku yang lain menjauhi ku, Hinata… mereka menganggap aku menjadi kasar dan tak asik lagi di ajak bermain"

Sasuke menengadah, menatap langit biru di atasnya.

"Jangan lupakan aku begitu, aku teman mu dan aku menyayangimu, bodoh"

Hinata berucap pelan, tersenyum, tangannya masih setia di bahu Sasuke. Sasuke pun menolehkan wajahnya menghadap Hinata. dan Sasuke juga ikut tersenyum.

"Kau benar"

Sasuke memegang tangan Hinata dan berdiri.

"Ayo kembali kekelas. Bento itu… simpan saja dulu. Nanti kita makan sama sama di rumahku"

Sasuke pun berjalan sambil menggandeng tangan Hinata, kembali kekelas. Sedangkan Hinata mengulas senyum di belakang Sasuke. Bangga karena prediksinya benar, ia akan menjadi teman baik bagi Sasuke dan sebaliknya.

.

.

Konoha, Agustus 20xx

"Sasuke! Tunggu dulu!"

Hinata sedikit berlari mengejar Sasuke yang berjalan dengan langkah lebar. Namun saat langkahnya sejajar, tetap saja akhirnya Sasuke akan mendahuluinya karena langkahnya besar besar.

"Sasuke!"

GREPP

Hinata mengaitkan tangannya pada lengan Sasuke, yang sukses membuat Sasuke berhenti melangkah.

"Kau! Jangan cepat cepat jalannya!"

Hinata menyembur Sasuke.

"Kau saja yang jalannya lambat"

"Terserah"

Hinata mem'pout'kan bibirnya.

"Jadi kau akan mengait lenganku terus seperti ini?"

"Iya, agar aku tak tertinggal"

Hinata masih memanyunkan bibirnya, lalu mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Terserah kau saja"

Lalu Sasuke kembali berjalan. Perjalanan menuju Sekolah dari rumah Hinata tak begitu jauh, tidak dekat juga. Karena rumah Sasuke sedikit lebih jauh dan searah dengan Hinata, Sasuke selalu menjemput Hinata setiap hari.

~o0o~

Tahun kedua mereka di Sakura Junior High School. Hinata dan Sasuke memang beda kelas tahun ini. namun mereka berdua tak bisa dipisahkan, seperti perangko. Hinata selalu menempel pada Sasuke begitu juga sebaliknya.

Setelah kejadian naas yang menimpa Sasuke beberapa tahun lalu, saat orang tuanya meninggal, ia jadi gampanng marah. Namun dengan keberadaan Hinata, sifatnya itu luntur, walaupun ia tak akan kembali ceria dan hiper aktif seperti saat masih kecil. Sekarang mungkin hanya sifat dingin dan cuek saja yang tersisa dalam dirinya. Namun tenang saja, Sasuke sedikit lebih ramah jika dengan Hinata.

Masa masa SMP adalah masa remaja tumbuh dan mulai mengenal cinta. Begitu juga dengan Sasuke dan Hinata. Sasuke menjadi playboy kelas atas di sekolah mereka, dengan tampang keren dan harta yang yah bisa dibilang banyak atau bahkan sangat banyak-berkat Itachi-, Sasuke bisa dengan mudah menklukan wanita. Awalnya Hinata biasa saja dengan keadaan itu, hingga akhirya ia risih karena Sasuke terus terusan bergonta ganti pacar sementara ia sendirian, ia pun menerima tawaran teman satu kelasnya, Inuzuka Kiba, untuk menjadi pacarnya.

Awal Sasuke mengetahui Hinata berpacaran dengan Kiba, Sasuke bersikap biasa saja. Namun setelah beberapa lama, waktu Hinata lebih banyak tersita oleh Kiba. Dan itu sedikit banyak membuat Sasuke cemburu. Maksudnya, ayolah, yang bersama Hinata sejak 7 tahun yang lalu itu kan Sasuke, bukan Kiba yang notabene baru menjadi pacar Hinata selama 3 bulan.

~o0o~

Hinata dan Sasuke sedang berada di koridor loker, pergantian jam pelajaran, mereka perlu mengambil buku mereka di loker. Kebetulan, loker Sasuke berada tak jauh dari loker Hinata.

"Hinata, bagaimana kalau pulang sekolah nanti kita makan di luar? Aku yang traktir"

Sasuke mengajak Hinata keluar saat pulang sekolah. Hal yang biasa mereka lakukan. Dan biasanya Hinata akan langsung menyetujui jika Sasuke yang mentraktir.

"Maaf, aku mau ke toko buku bersama Kiba pulang sekolah nanti"

Hinata menutup lokernya, lalu tersenyum kearah Sasuke.

"Ck, kapan kau ada waktu untukku? Kau tahu, kita jarang main bersama akhir akhir ini loh"

"Itukan karena kau sibuk dengan wanita wanitamu, tuan Uchiha"

Hinata menyindir Sasuke terang terangan.

"Tapi kan aku sudah memutuskan mereka agar bisa bermain denganmu, Hinata-chan. Tapi nyatanya kau malah sibuk dengan Kiba"

Sasuke membuang muka, dan melipat tangannya di depan dada tak lupa dengan pandangan sendunya. Bersidekap. Jangan lupakan tentang suffix 'chan' yang dia pakai ketika menyebut nama Hinata. Pose andalan Sasuke jika ingin meminta sesuatu pada Hinata.

"Hhh, baik, baiklah. Pulang sekolah. Aku akan membatalkan janjiku dengan Kiba"

Dan seringai Sasuke pun muncul.

"Aku duluan kalau begitu"

Dan Sasuke pun melenggang pergi. 'dasar Uchiha' umpat Hinata dalam hati.

.

.

Konoha, September 20xx

Hinata dan Sasuke keluar dari mobil sport biru dongker Sasuke. Itachi sukses menjalankan bisnis ayahnya hingga Itachi dan Sasuke hidup berkecukupan atau bahkan lebih dari cukup sekarang.

Seluruh pasang mata tertuju pada dua insan ini. ada yang memandang kagum, ada yang memandang memuja, ada juga yang memandang mencemooh. Yang pasti, sejak menginjak tahun kedua, Hinata dan Sasuke menjadi pasangan populer, walaupun nyatanya mereka hanya bersahabat. Bukan berpacaran. Namun gelagat mereka yang selalu menempel satu sama lain membuat semua orang salah kira bahwa mereka berpacaran, ditambah lagi, baik Sasuke maupun Hinata tidak pernah punya pacar sejak masuk Konoha Inter High School. Hanya segelintir orang yang tahu kalau mereka hanya bersahabat. Seperti Naruto dan Ino, teman baik Sasuke dan Hinata.

Mereka berjalan berdampingan menuju kelas mereka. Rambut Indigo Hinata yang panjang benar benar serasi dengan rambut raven Sasuke yang mencuat ke atas menantang gravitasi. Inner beauty Hyuuga Hinata dengan segala bawaannya sangat cocok jika disandingkan dengan bad attitude Sasuke dengan segala bawaannya. Siapapun yang melihat mereka, pasti akan bilang jika mereka sangat serasi bersama.

Sayangnya, mereka hanya sahabat, tak lebih.

~o0o~

Ini adalah tahun terakhir mereka di Konoha Inter High School. Semenjak Hinata putus dengan Kiba, Hinata merasa bahwa Sasuke lah satu satunya pria yang pantas dan bisa bertahan dengannya, begitu pula Sasuke. Ia merasa bahwa hanya Hinatalah yang di takdirkan untuk bersamanya. Singkatnya, Sasuke merasa Hinata adalah miliknya dan Hinata merasa bahwa Sasuke adalah miliknya.

Tak pernah ada kata kata cinta yang terucap diantara mereka, hanya perlakuan istimewa yang menyiratkan kasih sayang itu sendiri. Sasuke akan marah marah jika Hinata bersikap terlalu dekat dengan lelaki lain, seperti saat Hinata sedang bersenda gurau di kelas dengan Sabaku no Gaara, pemuda yang kabarnya naksir Hinata.

"Kau seharusnya tak melakukan itu, Gaara, hahaha"

Hinata tertawa, Sasuke yang berada tak jauh dari Hinata dapat mendengarnya. Sasuke sangat suka dengan suara tawa Hinata yang lembut. Namun moodnya langsung turun ketika mendengar Hinata menyebut nyebut nama Gaara.

Sasuke berdiri dari bangkunya yang terletak diagonal kanan belakang Hinata, lalu mengahmpiri Hinata

"Hinata, ayo kekantin. Kutraktir Cinnamon Rolls"

Dan Sasuke langsung menyeret Hinata pergi. Dan saat sampai di kantin, Sasuke memberi petuah pada Hinata

"Jangan ulangi lagi"

"Eh? Apanya?"

"Aku tidak suka melihat kau dengan Gaara"

Dan Hinata hanya tersenyum.

Hinata juga tak pernah suka melihat Sasuke dekat dekat dengan cewek lain, seperti saat Sasuke ngobrol dengan kapten Cheers sekolah mereka, Haruno Sakura dengan waktu yang cukup lama saat pulang sekolah dan diselingi tawa. Hinata cemburu, tentu saja.

"Sasuke ayo pulang, Ibuku bilang kalau aku tak segera pulang aku tidak akan diperbolehkan pergi kemana mana besok!"

Hinata hanya berbohong, sebenarnya.

Mendengar itu, Sasuke segera pamit, mengingat besok ia dan Hinata berencana akan jalan jalan seharian keliling Konoha. Bisa kacau jika Hinata tak diperbolehkan kemana mana.

Saat dimobil, Hinata mengutarakan kekesalannya pada Sasuke.

"Aku tidak suka caramu tertawa dengan Haruno"

Seketika Sasuke menyeringai mendengar kata itu.

"Cemburu, eh?"

"Tentu saja tidak!"

"Tak usah mengelak"

"Terserah kau saja"

Namun pada akhirnya, mereka berbaikan tanpa ada kata maaf yang terlontar.

.

.

Konoha, Januari 20xx

Mereka sedang berada di Cafetaria dekat kantor Sasuke. Semenjak lulus SMA, Sasuke bekerja di perusahaan keluarganya, dan sekarang ia sukses menjadi direktur utama Uchiha Corp. menggantikan Uchiha Itachi yang katanya sudah bosan dengan jabatan itu dan memilih menjabat di kepala bagian pemasaran saja. Sedangkan Hinata, ia juga bekerja di perusahaan keluarganya, Hyuuga Corp. ia menjadi kepala bagian pemasaran seperti Itachi, dan yang menjadi Direktur Utama Hyuuga Corp. adalah kakak sepupunya, Hyuuga Neji.

"Hinata"

"Ya?"

"Jadilah sekertaris pribadiku"

Hinata mendelik, apa apaan Sasuke ini.

"Aku kan kerja di Hyuuga Corp. Sasuke"

"Resign saja"

Khas Sasuke, singkat padat dan jelas.

Sasuke sudah berulang kali atau bahkan ratusan kali meminta Hinata menjadi sekertaris pribadinya, namun selalu ditolak oleh Hinata. Sebenarnya, tawaran Sasuke bagus juga. Jika ia menjadi sekertaris pribadi Sasuke, adiknya bisa menjadi kepala bagian pemasaran menggantikan dirinya di Hyuuga Corp. mengingat adiknya, Hyuuga Hanabi sudah lulus setengah tahun yang lalu dan masih luntang luntung cari pekerjaan. Karena karyawan di Hyuuga Corp. sudah penuh, alhasil adiknya tak bisa kerja disitu. Lagipula, menjadi sekertaris pribadi Sasuke pasti menyenangkan dan dapat dipastikan pekerjaannya tak akan terlalu berat karena hubungan Hinata dan Sasuke yang memang sudah sangat lama.

Kenapa tidak Hanabi saja yang menjadi sekerteris pribadi Uchiha Sasuke? Jawabannya simple. Hinata sering menawarkan hal itu pada Sasuke, namun jawabannya selalu sama, yaitu 'aku tidak mau, aku maunya kau.' Merepotkan memang.

"Well, akan kucoba, itu juga memberi kesempatan pada Hanabi untuk menjadi penggantiku jika aku menjadi sekertarismu, kan?"

Sasuke tersenyum tipis, walau dalam hatinya bersorak sorai gembira. Lalu ia hanya mengangguk, dan menyeruput Cappucino nya. Sedangkan Hinata mmeneguk Milkshakenya.

"Ohya, Hinata. aku punya satu permintaan lagi"

Sasuke bersikap sok misterius.

"Apa?"

Sasuke merogoh saku jas nya, lalu mengularkan kotak beludru berwarna biru dongker.

"Menikahlah denganku"

Dan Sasuke menyodorkan kotak berisi cincin itu pada Hinata.

Hinata speechless. Ini diluar dugaan! Niatnya hanya makan siang di cafeteria namun malah berujung menjadi acara Sasuke yang melamarnya!

"Aku mencintaimu, Hinata. apa kau tak mencintaiku juga?"

Tak mendengar jawaban dari Hinata, Sasuke buru buru menyela.

"Maaf karena melamarmu dengan tidak romantis seperti ini, tapi kurasa kalau tidak sekarang, aku takkan mendapat kesempatan lagi"

Hinata hanya tertawa kecil sambil sedikit sedikit mengeluarkan air mata. Air mata bahagia.

"Bohong kalau aku bilang aku tak punya perasaan apapun terhadapmu, Sasuke. Kita bersama sejak SD. Tak mungkin jika tak ada perasaan yang tumbuh dalam diriku"

Sasuke tersenyum manis, sangat manis.

"Jadi?"

"Ya, tentu saja. Ya"

Hinata mengusap air matanya, lalu membiarkan Sasuke memasangkan cincin bertahtakan berlian itu ke jari manisnya.

~o0o~

Tak pernah ada kata cinta diantara mereka. Yang mereka tahu, mereka diciptakan untuk bersama. Yang mereka tahu, mereka selalu terbiasa dengan kehadiran satu sama lain. Yang ada hanya perlakuan instimewa yang menunjukkan cinta mereka. Tak perlu kata manis tanpa bukti, hanya perlu kebersamaan yang berarti.

-Owari-

.

.

-Omake -

Konoha, September 20xx

(Kembali ke masa Senior High)

"Ne, ne, Hinata-chan, apa benar kau tidak pacaran dengan si Sasuke pantat ayam itu?"

Yamanaka Ino, sahabat terbaik Hinata saat di SMA itu bertanya.

"Benar kok, kami Cuma sahabat. Dari SD"

"Heeee, kenapa tidak pacaran saja? Kalian cocok lho"

"Tidak mau"

Hinata menolak mentah mentah usulan Ino.

"Kenapaa? Banyak loh yang mengantri ingin jadi pacar Sasuke, banyak juga yang mengantri untuk mendapatkanmu"

Ino masih tetap bersikeras.

"Ino-chan, kalau kami pacaran, nanti pasti ada kata 'putus'. Dan setelah ada kata 'putus' nanti pasti kami akan saling menjauh. Kalau bersahabat, tidak akan ada kata 'putus' dan takkan ada namanya berpisah dianntara kami"

Hinata menekankan suaranya pada kata 'putus'.

"Benar juga…. Astaga…. Kalian ini manis sekali"

Dan Hinata hanya tersenyum mendengar celotehan Ino.

-Kali ini beneran Finnish-