Title: Bad Dream
Cast: Jung Yunho, Kim Jaejoong (YunJae) Choi Seunghyun (numpang lewat)
Rate: M
Genre: Hurt/Comfort, Drama, Romance
Warning: BL, Yaoi
REMAKE DARI MANGA YAOI WARUI YUME ©TATENO MAKOTO
Ide cerita seluruhnya milik TATENO MAKOTO-sensei, salah satu mangaka yang recommended banget *kata salah satu fujoshi* dan ane cuma ngeremake sedikit.
Ane tau ane masih bau kencur dalam dunia perfanfictionan, jadi maaf kalo FF buatan ane hambar dan ga ada rasa.
Ane buat FF cuma hobi, bukan tuntutan. Hobi ngebully hyung ane, Kim Jaejoong, hahahahahaha. Jadi kalo ente semua *reader-ssi* mau kasih masukan atas kekurangan ane yang sebanyak bulu keteknya Jung Yunho-leadernya TVXQ, sok atuh silahkan... free, gratis
Happy reading...
.
.
.
.
.
Namaku adalah Jung Yunho, aku adalah tipe orang yang membenci keterikatan pada siapapun. Tapi aku menjalin hubungan dengan teman sekamarku, Kim Jaejoong. Sejak kami sekolah di Inha Akademi yang mana sekolah itu adalah sekolah khusus namja hingga akhirnya kami memutuskan untuk tinggal bersama, tapi aku memutuskan untuk berpisah dengannya walau kami masih tinggal bersama.
Walaupun kata putus sangat mudah kuucapkan padanya, tapi sebagai teman aku masih menyukainya. Dan aku sadar dengan apa yang kami lakukan selama ini bukanlah suatu hubungan yang normal, lagipula Jaejoong juga harus kembali seperti dulu dan mulai berkencan dengan yeoja seperti yang kulakukan.
Dan sekarang saat akhirnya kami kuliah, banyak yeoja yang bersedia untuk kudekati. Hal itu pulalah yang membuat perasaanku pada Jaejoong sedikit demi sedikit mulai berkurang.
"Jae, kita sudah tiga tahun menjalin hubungan dan hidup bersama, tapi sepertinya aku mulai tidak merasakan perasaan yang sama seperti sebelumnya. Jadi bisakah kita kembali berteman seperti dulu?"
Jaejoong yang sedang menonton berita hanya menatap Yunho sebentar, lalu kembali fokus pada tayangan berita di televisi.
"Maksudmu kita berpisah dan hubungan kita sampai disini saja?"
"Itu yang kumaksud"
"Baiklah, tapi bisakah aku tinggal sementara waktu, setidaknya sampai aku punya cukup uang untuk pindah"
"Baiklah, kita akan tetap bersama sampai kau menemukan tempat tinggal baru"
Seperti itulah, kami berpisah dan aku merasa senang. Itu artinya aku bisa bebas sekarang dan bisa berkencan dengan yeoja manapun yang kumau, tanpa kusadari itu merupakan awal dari kesengsaraanku sendiri.
.
.
"Aku pulang" ucap Jaejoong saat memasuki rumah yang selama tiga tahun ditinggali bersama Yunho, tubuhnya sedikit lelah setelah seharian berkutat dengan pekerjaan yang tidak ada habisnya, mulai dari kuliah hingga kerja sambilan yang dia lakukan.
Jaejoong terkejut saat melihat seorang yeoja yang tidak dia kenal baru saja keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan bathrobe, sama halnya dengan Jaejoong, yeoja tersebut juga terkejut.
"Yunho, temanmu pulang"
Merasa namanya dipanggil, Yunho keluar dari kamarnya bertelanjang dada lalu mendekati dan memeluk dari belakang yeoja yang Yunho bawa dari klub malam tempatnya saat melepaskan penat.
"Jae, kau sudah pulang? Bukankah kau akan pulang telat hari ini?" tanya Yunho saat melihat Jaejoong tiba di rumah lebih cepat dari biasanya.
"Hari ini ada pelanggan yang membatalkan reservasinya di Red Star, jadi aku bisa pulang lebih cepat karena sudah tidak ada lagi pekerjaan yang bisa kukerjakan" ucap Jaejoong sambil melepas sepatunya.
Red Star adalah kafe tempat Jaejoong kerja sambilan, tujuan Jaejoong bekerja untuk mengumpulkan uang dan secepatnya pindah dari rumah yang dia sewa bersama Yunho.
"Oh begitu... Tapi maaf jika nanti aku sedikit mengganggumu"
"Jangan khawatir, aku sudah biasa dengan apa yang akan kau lakukan dan aku akan menonton dvd atau mendengarkan lagu di kamarku dengan headphone terpasang ditelingaku dengan volume kencang sehingga aku tidak akan mendengar apapun. Jadi kau bisa bebas melakukan apapun yang kau mau" Jaejoong lalu memasuki kamarnya dan tidak memeperdulikan Yunho dan yeoja yang bersamanya.
"Oh ya, Jae. Jika kau mau , kau juga boleh membawa siapapun ke rumah ini dan kau tidak perlu khawatir, aku juga tidak akan melarangmu"
"Ne. Kau tidak perlu khawatir, aku pasti akan melakukannnya" ucap Jaejoong sebelum masuk ke kamarnya.
.
.
Aku harap Jaejoong mengerti dengan maksudku saat aku mengajaknya berpisah. Dan sudah beberapa hari ini dia seperti menjauh dariku, sejak dia pulang cepat dan melihatku bersama Ara, sifatnya jadi lebih dingin dan lebih sering pulang larut, bahkan terkadang tidak pulang ke rumah.
"Oppa, coba lihat couple namja yang disana. Ini pertama kalinya aku melihat yang seperti itu. Lihat, mereka baru saja keluar dari hotel yang disana" tunjuk yeoja yang sedang bersama Yunho pada sepasang namja yang baru saja keluar dari love hotel.
"Apa mereka pasangan gay? Menjijikan sekali, walau harus kuakui jika namja yang bertubuh lebih kecil cukup cantik untuk ukuran namja"
Yunho mengikuti arah yang ditunjuk oleh yeoja yang sedang dikencaninya hari ini, walau agak sedikit iritasi saat mendengar perkataan yeoja tersebut yang menyebut jika gay sangat menjijikan, bukankah dia juga pernah melakukan hubungan yang menurut yeoja tersebut sangat menjijikan. Setelah putus dengan Jaejoong, Yunho memang lebih sering bergonta-ganti yeoja, bahkan setiap hari Yunho memacari yeoja yang berbeda. Bagi Yunho, mengganti pacar seperti mengganti baju, bahkan dia tidak segan-segan mengajak yeoja-yeoja tersebut ke hotel atau rumahnya hanya sekedar melakukan one night stand.
Yunho sedikit terkejut saat melihat pasangan yang baru saja keluar dari hotel tersebut, Yunho mengenali salah satunya. Namja berwajah cantik yang sudah tiga tahun tinggal bersamanya, Kim Jaejoong.
Jaejoong terlihat senang berjalan bersama seorang namja yang terlihat cukup manly, hingga sebuah senyuman terukir di wajah cantiknya. Jaejoong bahkan merasa biasa saja saat namja yang bersamanya memeluk pinggangnya, padahal Jaejoong sangat tidak menyukai jika ada orang yang menyentuh pinggang rampingnya, kecuali Yunho.
Yunho lalu meninggalkan begitu saja yeoja yang diajaknya berkencan dan malah membuntuti Jaejoong yang ternyata diantar pulang oleh namja manly tersebut.
"Jae, apa yang kau lakukan di Red Ocean?" tanya Yunho setelah sampai di rumah dan langsung mengintrogasi Jaejoong.
Red Ocean adalah salah satu love hotel yang sering digunakan oleh banyak pasangan untuk one night stand, baik pasangan straight maupun pasangan gay.
"Oh, kau jadi melihatku keluar dari Red Ocean" ucap Jaejoong santai sambil menyeduh cup ramen.
"Siapa namja itu?"
"Dia Choi Seunghyun, temanku. Aku hanya penasaran saat dia bilang dia menyukaiku, jadi kuputuskan untuk mencoba berkencan dengannya dan ternyata dia mau berubah menjadi sama sepertiku"
"Sama sepertimu? Apa maksudmu?"
Jaejoong tersenyum mendengar pertanyaan Yunho.
"Seperti diriku, penyuka sesama jenis. Aku berterimakasih padamu karena kau sudah membuatku menjadi seperti ini, kurasa sekarang tubuhku sudah terbiasa dan lebih memilih untuk disentuh oleh namja dari pada yeoja, dan yah... aku menikmatinya"
"Jadi kau tidak menyesal karena aku sudah mengubahmu menjadi gay?"
"Tidak, aku malah bersyukur kau melakukan itu padaku dan saat ini aku sedang mencari seorang kekasih baru sebagai penggantimu. Aku sedang berusaha berkencan dengan banyak namja dan akan menjalin hubungan yang benar-benar serius jika aku sudah menemukan yang cocok denganku" ucap Jaejoong sambil membawa cup ramennya dan beranjak meninggalkan Yunho.
"Kenapa tidak kau coba berkencan dengan yeoja, bukankah banyak yeoja yang juga berusaha mendekatimu? Kau juga bisa bertanya atau meminta saran dariku untuk mendekati mereka, tapi kenapa kau malah memilih namja?"
"Yunho"
Jaejoong berbalik arah dan memberikan cup ramennya pada Yunho.
"Ini untukku?" tanya Yunho bingung.
Crasssh
Jaejoong menepuk cup ramen di tangan Yunho hingga isinya tumpah dan mengenai tubuh Yunho.
"Aahhh sial! Ini panas, Kim Jaejoong"
"Dasar beruang idiot"
Blam
Jaejoong membanting pintu kamarnya keras setelah menumpahkan semangkuk cup ramen panas ke tubuh Yunho.
Yunho sendiri hanya memandangi pintu kamar Jaejoong dan mie ramen yang mengotori tubuhnya, entah kenapa ada sebuah rasa sakit di hati Yunho.
.
.
Aku tahu aku adalah orang yang mengatakan putus, tapi kenapa kau memilih namja, Jaejoong-ah. Walaupun dulu kau sangat membenci hubungan ini, terlebih saat pertama kali aku menyentuh tubuhmu. Karena aku memang melakukannya dengan sedikit paksaan.
"Yunho, apa yang kau lakukan? Lepaskan aku"
Tubuh Jaejoong bergetar saat Yunho memeluk tubuhnya dari belakang lalu mendorong tubuh Jaejoong ke ranjang dan menindihnya.
"Aah... berhenti, Yun. Berhenti... ahhh..."
Jaejoong berusaha menolak sentuhan Yunho dengan air mata menggenang, sungguh dia tidak mengerti apa yang sedang Yunho lakukan pada tubuhnya, setelah sebelumnya Yunho menciumi dadanya dan melepaskan celananya lalu mulai meremas kejantanannya.
Jaejoong bahkan menjerit sangat kencang saat Yunho menerobos masuk holenya dengan sedikit kasar.
"Mianhe, Jae. Aku tidak bisa berhenti"
Yunho tidak memperdulikan Jaejoong yang memohon padanya untuk berhenti dan terus saja menggerakan tubuhnya dengan tempo yang cepat.
Kau memohon padaku saat aku membawamu ke kamarku dan mulai menjamah tubuhmu, kau ketakutan saat aku menindihmu, dan kau menangis saat aku memasuki tubuhmu.
"Kumohon hentikan, Yun. Hiks... sakit... hiks..."
Yunho terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah-engah, sudah beberapa hari ini dia mengalami mimpi buruk, mimpi buruk tentang Jaejoong. Bahkan mimpi itu tetap datang saat Yunho tidur dengan yeoja manapun.
.
.
Sudah beberapa hari ini aku bermimpi aneh, seperti saat kami melakukan sex pertama kali. Yah, aku memang sedikit memaksanya saat melakukan itu dulu, tapi setelahnya Jaejoong mulai menikmatinya dan terbiasa.
Tapi akhir-akhir ini aku malah mengalami sebuah mimpi yang lebih buruk lagi, dan itu terjadi setelah pengakuan Jaejoong yang ternyata lebih memilih menjalin hubungan dengan namja. Aku berharap mimpi itu tidak pernah terjadi.
Mungkin sebaiknya aku mulai mengenalkan beberapa orang yeoja padanya, atau mungkin mengatur kencan buta untuknya. Dan jika berhasil, Jaejoong bisa kembali seperti semula.
"Aku pulang" ucap Yunho saat memasuki rumahnya.
"Eh, ada seseorang yang datang?"
Dahi Yunho sedikit berkerut saat melihat dua pasang sepatu yang salah satunya milik Jaejoong, dan sepasang sepatu lainnya tidak Yunho kenali, dan yang pasti bukan milik Jaejoong, karena ukurannya lebih besar dari ukuran sepatu Jaejoong. Dan itu merupakan sepatu namja.
"Jae, kau su..."
"Aahhh"
Ucapan Yunho terpotong saat mendengar suara desahan dari kamar Jaejoong, dan Yunho sangat tahu sekali jika desahan itu milik Jaejoong.
"Aahh... nngh... ahh..."
Desahan semakin kencang berasal dari kamar Jaejoong, bukan hanya desahan Jaejoong, tapi juga suara geraman namja lain.
Yunho langsung berpikir yang tidak-tidak dan bermaksud masuk paksa ke kamar Jaejoong, namun sayang pintunya terkunci.
"Damn Jae, kau hangat dan sempit" ucap seorang namja yang sedang menindih tubuh Jaejoong.
Jaejoong hanya tersenyum menatap namja yang berada diatasnya, dan sesekali mendesah menikmati permainan yang sedang mereka lakukan.
Dok dok dok
"Hey Jae, apa yang sedang kau lakukan di dalam? Cepat buka pintunya"
Gedoran pintu yang Yunho lakukan membuat Jaejoong dan namja yang bersamanya menghentikan permainan panas mereka.
"Shit, dia berisik sekali, siapa sih?" tanya namja yang sedang bersama Jaejoong kesal.
Jaejoong hanya tersenyum manis melihat namja yang bersamanya kesal.
"Bukan siapa-siapa, hanya temanku. Jangan dipikirkan, lanjutkan saja apa yang sudah kau mulai dan buat aku merasakan kenikmatan yang kau janjikan padaku"
Jaejoong memeluk tubuh namja yang bersamanya lalu mencium bibirnya kasar, saling membelitkan lidah dan melanjutkan permainan ranjang mereka yang panas, mengabaikan gedoran pintu yang Yunho lakukan.
"Jaejoong-ah, buka pintunya"
Yunho terus saja menggedor pintu kamar Jaejoong, dan berharap Jaejoong membuka pintunya.
Ini tidak mungkin terjadi.
Ini hanya mimpi, hanya sebuah mimpi buruk. Jaejoong bersama seorang namja di rumah kami, bersama seorang namja selain diriku.
"Aaahhh"
Sebuah desahan panjang terdengar dari kamar Jaejoong, dan Yunho yakin jika Jaejoong baru saja mencapai klimaks bersama dengan namja lain.
Yunho menjerit dalam hati, ternyata mimpi buruknya menjadi kenyataan.
.
.
Cklek
Suara kunci terdengar dan pintu kamar Jaejoong terbuka, lalu muncullah seorang namja yang memiliki tubuh tidak kalah manly dari Yunho. Dan Yunho mengenali namja tersebut, dia adalah Choi Seunghyun, namja yang pernah bersama Jaejoong keluar dari love hotel.
"Oh, jadi namja ini yang tadi menggedor pintu dan mengganggu kita?" tunjuk Seunghyun pada Yunho yang sedang duduk memeluk lututnya.
Jaejoong hanya tersenyum menatap Seunghyun.
Grep
Tiba-tiba Yunho menarik kerah baju Seunghyun dan melanyangkan sebuah pukulan ke arah Seunghyun, tapi dengan mudah ditangkis dan malah Yunho yang mendapat tendangan di perut oleh Seunghyun. Membuatnya jatuh terduduk memegangi perutnya yang sakit.
"Ada masalah apa dengan namja ini? Apa dia kekasihmu?" tanya Seunghyun pada Jaejoong.
"Dia bukan kekasihku, bukankah aku sudah katakan jika dia hanya temanku. Dan aku sendiri juga heran kenapa dia bisa semarah itu"
Jaejoong lalu menatap Yunho.
"Bukankah kau yang mengatakan padaku, jika aku bebas membawa siapapun ke rumah ini dan melakukan apapun yang kumau. Aku jadi bingung kenapa kau bisa semarah itu"
"Apa kau cemburu karena aku membawa namja yang lebih keren darimu dan kami juga baru saja melakukan permainan yang sangat panas di ranjang" Jaejoong lalu mencium bibir namja yang bersamanya. "Seunghyun-ah, gomawo ne. Lain kali kita lakukan yang lebih hot dari baru saja kita lakukan"
"Hentikan" ucap Yunho dingin.
"Jadi benar kau merasa cemburu dengan apa yang baru saja kulakukan? Kau tahu, kau memang pantas mendapatkannya"
Tes
Yunho tersentak saat melihat air mata menetes dari doe eyes Jaejoong.
"Jika kau sudah merasakan apa yang selama ini kurasakan, itu pantas untukmu"
Air mata Jaejoong semakin deras mengalir.
Seunghyun hanya memandang iritasi pada dua orang di hadapannya, dan memilih meninggalkan mereka berdua.
Yunho merasakan hatinya sakit saat melihat Jaejoong menangis dan ingin sekali rasanya memeluk tubuh Jaejoong.
"Jae"
Belum sempat Yunho menyentuh Jaejoong, Jaejoong langsung berlari ke kamarnya dan Yunho mengikutinya.
"Jae, apa yang kau lakukan?" tanya Yunho saat melihat Jaejoong sedang memasukan pakaiannya kedalam tas.
"Diamlah, Yunho. Aku akan pergi dari sini"
"Pergi?"
"Itu yang akan kulakukan, aku lelah. Aku lelah, jika harus berpura-pura tidak merasakan apapun setelah kau memutuskanku seperti itu. Aku lelah, jika terus berpura-pura baik-baik saja saat kau membawa yeoja-yeoja itu ke rumah dan hatiku semakin sakit saat mendengar desahan yeoja-yeoja yang sudah kau tiduri, seharusnya aku yang kau tiduri dan mendesahkan namamu, bukan mereka"
Yunho merasa tertohok oleh perkataan Jaejoong.
"Jika kau ingin putus denganku, seharusnya kita benar-benar putus dan jangan gunakan kata 'teman' untuk membuatku terus terikat padamu"
"Aniya"
Tanpa Jaejoong duga, Yunho berlutut dan memeluk tubuhnya. Membenamkan kepalanya di dada Jaejoong.
"Lepaskan aku, bodoh"
"Kita tidak akan putus dan berpisah, walaupun kita hanya berteman dan sudah tidak saling mencintai lagi"
"Kenapa kau sangat egois, Yunho. Kau tahu jika aku sangat mencintaimu?"
"Karena aku tahu kita akan sulit untuk kembali menjadi sepasang kekasih, Jae. Aku tahu betapa kejamnya diriku, hingga tidak ada alasan untukmu memaafkanku. Walau kita tidak bisa kembali menjadi kekasih, kumohon jangan pergi. Tetaplah bersamaku walau kita hanya sebagai teman dan jika kau membiarkanku tinggal disisimu, aku pasti akan mengucapkannya kembali suatu hari nanti"
"Saranghae, Kim Jaejooong. Jadilah kekasihku"
Pelukan Yunho semakin erat dan air mata mengalir deras dari kedua manik musangnya.
"Bagaimana bisa sebuah kata 'teman' membuatku tetap bersamamu, dasar idiot. Jika kau masih mencintaiku kenapa kau harus menunggu nanti, kenapa tidak kau ucapkan saja saat ini juga?"
Jaejoong menarik kepala Yunho dan membuatnya bertatapan dengannya.
"Aku tahu kau masih mencintaiku, itu terbukti jika kau cemburu padaku. Jadi Katakan sekali lagi jika kau mencintaiku maka aku akan menerimamu kembali sebagai kekasihmu. KATAKAN JIKA KAU MENCINTAIKU, JUNG YUNHO. SEKARANG JUGA!"
.
.
Aku memang masih mencintainya, masih sangat mencintainya.
Dua orang namja sedang bergumul lidah di atas ranjang dan tubuh mereka tidak tertutup benang sehelai pun.
"Nnhh"
"Jaejoong-ah"
Yunho menciumi leher Jaejoong, menikmati aroma tubuh yang dikeluarkan Jaejoong.
"Shit. Ada bau namja lain di tubuhmu, Jae" umpat Yunho saat sedang menyusuri dada Jaejoong yang terdapat beberapa tanda keunguan.
"Tentu saja tubuhku bau namja lain, aku kan baru saja tidur dengan Seunghyun, dan aku belum sempat membersihkan diri malah langsung kau serang"
"Jangan sebut nama namja lain saat kau sedang bersamaku"
Sampai saat ini, aku masih memiliki gairah pada tubuh Jaejoong.
"Atau aku tidak akan bermain lembut, aku akan melakukannya dengan sedikit kasar"
Jaejoong terkejut, itu artinya Yunho akan memasuki tubuhnya dengan sedikit kasar seperti saat pertama kali mereka bercinta.
Aku akan melakukannya seperti yang pernah kulakukan saat kami melakukannya pertama kali.
"Aku akan membuat tubuhmu hanya memilik bau tubuhku dan hanya namaku yang kau boleh kau sebut dalam setiap desahanmu"
Jaejoong tersenyum, karena Yunho sudah kembali menjadi Yunho miliknya. Menjadi kekasihnya kembali.
"Apa harus seposesif itu?"
"Tentu saja"
"Baiklah, lakukan apa yang ingin kau lakukan padaku. Aku adalah milikmu, sekarang dan selamanya"
Ah... aku bahkan masih bisa mengingatnya saat pertama kali aku merasakan dirimu seutuhnya di bawah tubuhku dan akan kubuat dirimu merasakan hal yang sama setiap hari, sekarang dan selamanya.
"Ahhh... haaahhh..."
Desahan keluar dari mulut Jaejoong saat Yunho menghentak tubuhnya dari dalam.
"Jaejoong-ah"
"Yun...ho..."
Irama hentakan Yunho semakin cepat dan keras, membuat Jaejoong merasakan kembali nikmat yang dulu pernah mereka rasakan bersama.
"Ahhhh... hhhaaaah..."
Tubuh keduanya saling melebur menjadi satu dalam panasnya permainan mereka yang merupakan awal kembalinya hubungan mereka sebagai kekasih.
.
.
Jaejoong yang terbangun menatap Yunho yang tertidur kelelahan setelah permainan mereka. Jaejoong tertidur berbantalkan lengan kiri Yunho dan lengan kekar Yunho yang satunya melingkar di pinggang ramping Jaejoong.
Aku terus berpikir jika semua itu hanya mimpi. Saat kau mengucapkan kata putus padaku, aku selalu berkata pada diriku sendiri 'Ini adalah sebuah mimpi dan aku harus segera bangun, karena ini sangat menyakitkan'
Sekarang saat aku membuka mataku dan menyadari aku berada dalam pelukanmu, dan kurasakan perasaan yang sama seperti saat pertama kali kita melakukannya dulu...
"Dasar bodoh, tidak ada yang namanya kesempatan kedua. Tapi aku akan memberikan kesempatan itu padamu"
Jaejoong memejamkan matanya kembali dan memeluk Yunho erat, mendekatkan tubuh polos mereka yang hanya tertutup selimut tipis.
...terasa bagai sebuah mimpi buruk telah berakhir, dan ini adalah akhir dari mimpi buruk tersebut. Dan aku akan dapat merasakan kembali pelukan hangatmu, pelukan yang selalu membuatku nyaman. Selamanya.
.
.
.
.
.
-END-
Buat reader-ssi, mianhe kalo FF ini hambar, ga ada rasa dan ga ada feel-nya.
Ane masih bodoh dalam hal membuat FF yang berkualitas, tapi ane menerima kritikan, masukan dan saran dalam bentuk apapun. Free... gratis...
-KURO-
