Pair : DraMione

Rate : T (or M maybe?)

Genre : Horror And Mistery

Warning : OCC, ngebosenin, typo bertebaran dimana-mana, horrornya gak kerasa, dan banyak kekurangan lainnya.

Harry Potter Belong To J.K. Rowling.

This Fict Is Mine

Dont Like Dont Read

Hermione POV

Tap tap tap

Kulangkahkan kaki ini dengan cepat. Aku merasa berjalan di tempat yang familiar. Lorong ini begitu gelap namun aku merasa pernah menjejakkan kaki di lorong ini. "Lumos" ucapku lirih. Cahaya berpendar dari tongkatku. Samar-samar diujung lorong ku lihat seseorang berjubah hitam yang menutupi seluruh tubuhnya. Ia mengucapkan sesuatu seperti mantra. Tiba-tiba sasaran mantra tersebut tercabik-cabik menjadi potongan kecil. Mantra itu tepat mengenai jantungnya. Darah terpercik kemana-mana.

"Hey apa yang kau lakukan?" Aku berteriak pada sosok itu. Ia menoleh dan aku dapat melihat matanya yang berwarna merah menyala. Ia langsung menghilang. Hazelku membulat ketika melihat sasarannya sudah tidak bernyawa lagi. Aku berlari menjauh dari tempat itu. Berlari dan terus berlari sampai aku merasa seseorang mencekik leherku dengan tangannya yang berbau amis darah dan kuku tajamnya menyayat urat leherku. Kurasakan darah mulai menetes dengan deras di leherku.

SANGUIS

.

.

.

Hosh hosh hosh

Aku terbangun dari bunga tidurku sambil terengah-engah. Rasanya begitu nyata. Rapalan mantra. Darah dimana-mana. Sosok berjubah hitam. Cekikan di leher. Sungguh mimpi yang tak pernah kuharapkan kehadirannya.

Aku haus. Aku keluar kamar dan berjalan ke pantry -Oke aku sekarang ketua murid dan asrama ini memiliki pantry. Partner ketua muridku Draco Ferret Malfoy-. Aku keluar kamar dan mencari sesuatu yang dapat menjadi penawar hausku. Aku membuat segelas coklat hangat. Namun perhatianku teralihkan ketika aku melihat si ferret Malfoy berjalan sendiri dari kamarnya. Aneh. Matanya tertutup. Juga ada dark fog mengelilingi tubuhnya. Ia seperti dikendalikan oleh dark fog tersebut. Aku tak segera menyadarkannya melainkan aku kembali ke kamar dan mengambil camdigku. Ku abadikan moment aneh tersebut.

"Ia tengah tidur sambil berjalan" tebakku asal. Aku berusaha menyadarkannya. Ku panggil dengan baik-baik. Ia tak menggubris panggilanku. Ia terus berjalan menuju pintu asrama kami. Ku panggil lagi dengan sebutan ferret. Ia tetap tak mengacuhkanku. "Malfoy!" bentakku. Namun ia masih tak sadar. Ku guncang tubuhnya agak kuat. Berhasil. Ia tersadar. Dark fog itu menghilang.

"Apa yang ku lakukan disini? Dan singkirkan tangan kotormu dari pundakku!"

"Harusnya aku yang bertanya sebab kau disini. Kau berjalan menuju pintu asrama sambil diselimutii kabut hitam. Ku panggil kau tak menggubris. Makanya aku mengguncang tubuhmu."

"Jangan berfantasi Granger. Ini dunia nyata, bukan dunia mimpi dan-"

"Aku cukup pintar untuk membedakan dunia nyata dan mimpi Malfoy!"

"Jangan menyela. Aku tidak mungkin-"

"Aku punya bukti"

"Jangan menyela! Aku tak mungkin diselimuti kabut hitam dan berjalan sendiri ke sini. Sudah."

"Oke aku punya bukti. Lihat!" ku perlihatkan foto yang kuambil tadi. Malfoy tampak terkejut dan ia langsung bungkam. Aku mengambil coklat hangatku yang telah setengah dingin dan bermaksud untuk meminumnya.

"Ferret idiot! Itu milikku" sial. Ia meminum coklatku. Menegaknya sampai habis tanpa rasa bersalah. Sial! Terpaksa aku membuat segelas lagi.

"Tapi Granger, kenapa kau keluar dari kamarmu malam-malam begini?" wajahku seketika muram. Nafasku mulai tak teratur mengingat mimpi itu. Aku merasa ion negatif telah memancar dari tubuhku. Oh Merlin bunuh aku. Aku tak ingin mengingat mimpi itu. Melihat reaksiku atas pertanyaannya, ia malah makin penasaran. Malfoy mendesakku menceritakan mimpi itu. Apa boleh buat. Kuceritakan juga akhirnya. Namun ia malah menganggap itu hanya fantasi belaka. Kami berdebat tentang mimpiku dan ia menang karena aku tak memiliki bukti kebenaran mimpi itu. Mimpi hanya bunga tidur. Aku berusaha menanamkan motto itu dalam hati. Namun firasatku buruk. Kami kembali ke kamar masing-masing. Aku berusaha untuk tidur namun mataku tak mau terpejam. Pikiranku melayang mengingat mimpi itu.

Keesokan paginya firasat buruk itu masih menghantuiku. Aku meminta Malfoy untuk turun ke aula besar bersamaku. Ia menurut saja. Aneh? Memang! Ketika ku tanya mengapa, ia berkata "Feeling ku mengatakan aku harus pergi bersamamu pagi ini. Kurasa ada sesuatu yang akan terjadi." Ya memang semua terasa aneh sejak kemarin malam. Sejak mimpi itu hadir.

Kami berjalan dalam diam. Sepertinya Malfoy tangah terhanyut dalam fikirannya. Entah mengapa, aku mengibas-ngibaskan tongkatku. Tanpa sengaja ku lihat jejak kaki penuh darah di langit-langit. Kelihatannya jejaknya masih segar. Aku berhenti berjalan. Ku usap mataku berharap bahwa aku salah lihat. Ternyata mataku masih normal dan jejak kaki itu memang ada. Samar aku mendengar seseorang berteriak.

Aku dan Malfoy berlari secepat yang kami bisa ke arah sumber suara. Kami berbelok di ujung lorong dan melihat seseorang tengah ketakutan. Aku dan Malfoy terpaku. Tubuhku menjadi kaku seketika. Suaraku tercekat. Merlin bunuh aku sekarang juga.

"Aku akui. Itu bukan fantasimu Granger" ucap Malfoy dengan nada suara yang agak bergetar.

Mrs Norris mati bersimbah darah. Bukan hanya itu tubuhnya hancur seperti daging cincang dan hanya kepalanya yang utuh tergantung di langit-langit. Ada jejak kaki lagi.

"Nyawa dibalas nyawa. Aku datang untuk membunuh kalian. Tak ada apapun yang bisa menghentikanku" ucap Malfoy sambil menunjuk dinding yang bertuliskan kalimat yang diucapkannya tadi. Darah lagi. Tulisan itu dari darah.

Aku berlari mengikuti jejak kaki tersebut. Sebenarnya aku takut. Tapi hal itu tak menyurutkan niatku untuk mengungkap siapa sang pembunuh. Oh tidak jejak kaki itu mengarah ke asrama Gryffindor. Ku percepat lariku. Tiba-tiba seseorang menarik tanganku dangan kuat.

Memori tentang mimpi itu terputar ulang di otakku.

TBC

Woleswoleswoles

Ini fict pertama saya di genre ini dan juga fict pertama yang multi chap. Tidak horror kah?

Umm terima kasih buat yang udah baca. Khususnya buat sobat saya Onya sang penginspirasi.

Jangan lupa tinggalkan jejak

Dont Be A Silent Reader.

Akhir kata.

Wassalam.