Ehem saya kembali dengan cerita saya yang baru..
ini fict kedua saya... jadi mohon dimaklumi kalau fict saya masih jauh dari kata 'bagus'.
dan tentang fict saya yang berjudul nada-nada cinta, belum saya update, berhubung tidak keluarnya ide dari kepala saya. Bukannya mempunyai ide untuk melanjutkan fict saya yang belum selesai, itu malah yang muncul adalah ide untuk membuat fict baru...
And this my 2nd fict...
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pair: Naruhina
~Heartfillia ~
~Violinist~
Read and enjoy this story
"Jadi...kau suka padaku?"
"..."
"kau...mencintaiku?"
"..."
"lalu?"
"ARGHH... APA MAU HAH!"
"a..aku... i..iya aku... me..mang suka.. padamu... a..aku selalu ingin...me..lihat senyumanmu... me...menurutku...senyumanmu seperti matahari..."
"Yeah... semua orang memang berkata begitu perihal senyumanku..." kata pemuda itu menggantungkan kalimatnya.
"...tapi, masalah yang itu, maaf aku tidak bisa. Kau tahu sendirikan aku sudah punya kekasih yang jauh lebih cantik darimu. Sana pergi ke salon, kalau sudah cantik baru datang lagi" ucap pemuda itu melecehkan.
"..."
tidak ada suara dari gadis mungil tersebut yang ada gadis itu menundukkan kepalanya dalam-dalam serta mengepalkan tangannya, mendengar semua kalimat yang keluar dari mulut pemuda tersebut. Kalimat yang di keluarkan tanpa memikirkan perasaan gadis mungil tersebut.
"kenapa diam?... oh aku tahu kau pasti tidak punya uang untuk ke salonkan? Kasihan... ini keberi kau uang" ucap pemuda tersebut seraya melemparkan uang tersebut ke arah gadis mungil tersebut.
bila tadi tangan gadis mungil tersebut hanya terkepal maka sekarang tangan kecil itu melayang ke udara dan...
PLAKK...
Tangan kecil gadis mungil tersebut dengan mulus mendarat di pipi kanan pemuda tersebut. Meninggalkan bekas kemerahan di kulit tan pemuda tersebut.
"KAU... KAU FIKIR KAU SIAPA?.. AKU MEMANG ORANG YANG MISKIN, TAPI AKU TIDAK BUTUH KAU KASIHANI... KARENA AKU TIDAK BUTUH BELAS KASIHAN " ucap gadis mungil tersebut mengeluarkan semua apa yang di rasakannya, perasaan yang membuat dadanya sesak.
Kelakuan dan ucapan gadis tersebut, sukses membuat pemuda yang di tamparnya tadi bungkam seribu bahasa.
Merasa sudah tidak ada gunanya lagi dirinya berdiri di situ, gadis itu langsung melangkahkan kakinya untuk segera pergi dari tempat itu.
"Kau fikir, aku peduli? Katakan saja kau menamparku untuk melampiaskan rasa marahmu karena kau aku tolak. Lagipula di mana-mana orang yang miskin senang mendapatkan uang. Kau terlalu munafik Hinata" kata pemuda tersebut kepada gadis mungil yang bernama Hinata tersebut.
"dengar baik-baik Naruto. Aku sama sekali tidak peduli kau menolakku atau tidak , dan aku memang membutuhkan uang untuk mencukupi kebutuhan hidupku dan adikku, tapi aku tidak pernah meminta-minta belas kasihan, karena itu adalah hal yang paling hina" ucap Hinata lalu berlari menjauh dari tempat itu.
sementara itu pemuda bernama Naruto tersebut hanya menyeringai kecil, entah apa arti dari semuanya itu.
~Violinist*Heartfillia~
Terlihat gadis berambut indigo berjalan menjauh dari keramaian kota, berjalan manaiki bukit. Setelah sampai di puncak bukit tersebut gadis itu menatap ke arah kota yang terlatak di bawah bukit tersebut. Mengirup udara yang segar karena jauh dari kota yang udaranya sudah tercemar polusi.
"Huft~" Gadis berponi rata itu menghembuskan nafas berat. gadis itu berjalan menuju rumah yang sudah sangat tua, banyak tambal-tambalan di sisi rumah tersebut. Walau begitu rumah itu bersih terawat. Di dekat rumah tersebut terdapat pohon yang tumbuh dengan kokohnya .
"Hinata-nee sudah pulang?" ucap seseorang dari balik pohon
"ya..baru saja" ucap Hinata seraya bersandar di sisi lain pohon tersebut.
"Hanabi-chan sudah makan?" tanya Hinata pada seseorang tersebut.
"sudah, nee-chan belum makankan?" ucap seseorang dari balik pohon yang bernama Hanabi
"iya.. Hanabi-chan sedang apa?"tanya Hinata dengan nada yang lembut, berbeda dengan nada bicaranya yang tadi saat dirinya bersama Naruto.
Terlihat gadis kecil berambut coklat sedang berkutat dengan buku pelajarannya.
"Hanabi-chan sedang belajar apa?" tanya Hinata
"matematika" jawab singkat gadis tersebut. Raut wajah gadis tersebut menunjukkan keseriusan
"boleh nee-chan bantu ?
"tentu saja"
~Violinist*Heartfillia~
Sementara itu di kediaman Namikaze
"cih ...berani-beraninya dia menamparku... seumur-umur belum pernah ada yang berani menamparku.. kaa-san dan tou-san sekalipun belum pernah menamparku... tapi dia..dia.. ARGGH...
awas kau Hyuuga Hinata" umpat Naruto
~Violinist*Heartfillia~
Pagi yang cerah di bumi Konoha tepatnya di sebuah sekolah senior high school, yang bernama Konoha high school. Pagi ini suasana sekolah tersebut sudah mulai ramai dengan para siswa-siswi sekolah tersebut. Di tengah keramaian tampak seorang gadis berambut indigo panjang melangkahkan kakinya jenjangnya menuju kelasnya yang berda di tingkat dua gedung sekolah tersebut.
Saat gadis tersebut berada di tangga, tiba-tiba ada seseorang yang menarik tasnya, gadis itu langsung membalikkan badannya, melihat siapa yang mengmbil tasnya tersebut.
"Naruto!" seru gadis tersbut dengan nada suara yang mulai tinggi.
"kenapa? Kau mau ini?" kata Naruto sambil menggoyangkan tas Hinata Ke kanan dan ke kiri di depan wajah Hinata
"sini kembalikan, itu punyaku!" ucap Hinata yang berusaha mengambil tasnya kembali
"kau mau ini?" tanya Naruto " kalau mau coba tangkap ini"
Naruto langsung melempar tas Hinata ke belakang, dan ternyata tas Hinata di tangkap oleh pemuda berambut raven dengan model pantat ayam.
Mata Hinata sontak membulat ketika mengetahui kalau di belakang naruto sudah ada teman-teman Naruto diantaranya Sasuke Uchiha yang sekarang memegang tas Hinata,Sai, Shikamaru Nara, dan Sabaku no gaara.
"kembalikan" ujar Hinata sambil mendekati Sasuke, tapi saat Hinata sudah di dekat Sasuke, Sasuke langsung melempar tas Hinta ke Naruto. Hinata menggigit bibirnya, ingin rasanya dia menangis dipermainkan seperti ini. Hinata kembali mendekati Naruto , tapi saat itu pula Naruto melempar tas Hinata ke arah shikamaru. Bagitu seterusnya sampai bell masuk berbunyi.
"huft~ kau memang mainan pagi yang paling asyik yang pernah kutemui" ujar Naruto sambil menghempaskan tas Hinata di lantai.
Naruto dkk langsung bergegas menuju kelasnya. Hinatapun segera mengambil tasnya dan juga bergegas menuju kelasnya.
~Violinist*Heartfillia~
Suasana belajar di Konoha High school tepatnya di kelas XIA sungguh mencekam. Bagaimana tidak guru biologi mereka Orochimaru sedang mengajari mereka tentang bagian tubuh Ular dengan membawa beberapa ekor ular. Salah satunya ular putih yang sedikit lebih besar dan gemuk dibanding ular lain. Ular putih itu bernama Manda. Di kelas Manda di biarkan berkeliaran. yang membuat orangnya yang di hinggapinya langsung histeris. Sedangkan Orochimaru?. Dia hanya berkata "I don't care".
"huft~ akhirnya masa berlaku sensei itu sudah habis"
"yah... sensei dan ular-ularnya yang merepotkan itu sudah sudah menggangu tidurku, membiarkan ularnya merayap ke sana-sini, membuat suasan menjadi berisik , hooaam merepotkan"
"dasar rusa"
"tapi tidak mungkin dia membiarkannya jika ular itu berbahaya, sayang sekali dia tidak mendatangiku, padahal aku ingin sekali melukis ular itu"
"hn"
ya kira-kia seperti itulah celoteh sekumpulan pemuda umtuk menghabiskan jam istirahat.
TBC
Huft kali ini saya membuat fict multi chapters lagi...
tapi tidak papalah...
hemm bagaimana bagus? Kuarang apa asem. Asin, atau pedass?
Hanya satu yang saya minta...
Review please...
Dan satu lagi saya tidak terimah flame apalagi bashing ;)
Heartfillia...
