My Life & My Vampire
Disclaimer: Masashi Kishimoto
Genre: Romance,Supranatural,Fantasi
Rate: T+
Pairing: SasuSaku,GaaraSaku
Summary:
Sakura yang kabur karena akan dijodohkan tersesat di hutan,dan hutan itu bukanlah sembarang hutan,di dalamnya terdapat sebuah mansion besar dan luas. Kemudian dia bertemu seorang pria bertopi dan berjubah hitam. /"Akhirnya kau kembali,Cherry. Aku sangat merindukanmu"/. /Siapa kau!? Pergi dari sini!"/. /Aku akan melindungimu,Cherry. Tak akan kubiarkan mereka merusak hidupmu lagi"'/
Warning! Maaf jika ada typo bertebaran di mana mana
DLDR
Uchiha Sasuke (310/24 Tahun) Haruno Sakura (18 Tahun) Sabaku Gaara (24 Tahun)
Chapter 1
"Juugo,apa kau sudah temukan gadis itu?" Tanya pemilik suara baritone itu.
"Belum,Tuan. Maafkan saya. Identitas gadis itu sangat sulit untuk dicari."
"Teruslah cari dia. Karena jika kita menemukannya,maka aku akan menjadi penguasa paling kuat di dunia! Tidak akan ada yang bisa mengalahkanku." Orochimaru menyeringai dengan puas.
"Baik,Tuan. Saya mohon permisi." Bungkuk Juugo sebelum keluar.
"Dengan begitu,maka sang Lord akan terkalahkan olehku. Hahahahahaha!" Tawa mengerikan itu menggema di seluruh mansionnya.
Orochimaru. Satu kata untuknya. Mengerikan. Dia adalah seorang salah satu penguasa kaum Vampir. Ya. Vampir. Mungkin semua orang di dunia ini tidak percaya akan adanya Vampir. Tidak,mungkin hanya sedikit dari sekitar jutaan bahkan miliaran orang. Tapi ini nyata dan ada. Vampir itu nyata. Hanya saja mereka menyembunyikan identitas mereka dari kalangan manusia karena itu akan membahayakan kedua belah pihak.
Orochimaru adalah vampir,tapi dia juga iblis. Kenapa? Karena Orochimaru telah mengkhianati kaum Vampir dengan membunuh Lord sebelumnya karena dia ingin menjadi penguasa terkuat.
My Life & My Vampire
Riuk pikuk burung telah memecahkan keheningan di sebuah kamar. Kamar itu bernuansa pink cerah. Perabotan di kamar itu tidak terlalu banyak. Di dalamnya terdapat seorang putri cantik yang sedang tertidur lelap. Dia kelelahan karena kemarin dia dan orangtuanya makan malam dengan sahabat ayahnya.
"Nngghh..." Gadis itu mulai membuka matanya.
"Hooaamm... sekarang jam berapa?" Dia melihat ke arah jam. "Hm? Sudah jam 07.00.."
Gadis itu bangun dengan agak malas. Matanya masih tertutup satu. Sebenarnya dia malas untuk bangun,tapi pasti ibunya akan memarahinya nanti. Haruno Sakura. Itulah nama gadis itu. Dia memiliki warna rambut pink bubble gum sebahu,agak aneh tapi menarik. Setidaknya itulah yang dikatakan oleh orang-orang. Mata emerald yang besar dan bulat,bulu matanya lentik,hidung mancung,pipi tirus dan bibir mungil nan tipis,serta warna kulit yang putih.
Sekarang Sakura sudah mandi dan dia terlihat sangat fresh. Dia keluar dengan berbalut handuk di tubuhnya. Sakura mengambil pakaian dari lemari. Dia memilih baju dress tanpa lengan di atas lutut berwarna putih susu.
"Hhhmm.. Apa pakai baju ini saja ya..." Sakura bergumam sendiri. Dia melihat ke arah cermin dan mencocokkan baju itu dengan dirinya. "Oke! Ini saja." Senyumnya dengan bangga.
Setelah itu sakura berdandan. Dia menyisir rambutnya dengan rapi. Pelan dan lembut. Dia menggulung rambutnya ke atas dan menyisakkan beberapa helaian rambut di depannya. Lalu dia memakai riasan bedak yang tidak terlalu tebal dan memakai lip ice rasa cherry blossom. Dia tidak suka memakai riasan lain karena tanpa memakai riasan pun dia terlihat cantik. Pipinya yang semu kemerah-merahan. Dia melihat dirinya. Cantik dan simple.
"Sempurna." Bangganya kepada diri sendiri.
"SAKURA! Cepat turun nak,kita akan segera sarapan." Teriak ibunya dari bawah.
"Baik ibu." Sakura bangun dan langsung meleset ke bawah seakan tidak ingin ketinggalan.
...ooo
...ooooo
...ooo
"Sakura,jadi,bagaimana keputusanmu?" Tanya sang kepala keluarga,Kizashi. Sekarang mereka bertiga sedang sarapan.
"Ayah,aku sudah bilang berapa kali,aku tetap tidak mau. Ayah tidak bisa memaksaku." Jawab Sakura dengan malas.
"Tapi nak kau kan sudah lulus SMA dan kau juga sudah 18 tahun." Timpal sang ibu,Mebuki.
"Iya bu,aku tahu. Tapi masalahnya, kenapa aku harus menikah di usia sedini ini!" Oh,jadi masalahnya adalah pernikahan.
"Percayalah nak, orang pilihan ibu dan ayah tidak akan salah. Lagipula kau kan juga mengenalnya." Kizashi menghelas napas.
"Bahkan itu lebih masalah ayah! Kenapa aku harus dijodohkan dengan Sabaku Gaara,sahabatku sendiri!" Sakura memijat kepalanya yang pening.
"Tapi nak-
"Sudahlah, aku sudah beres. Aku akan pergi untuk mencari udara segar." Sakura bangkit dari kursinya dan mengambil tasnya di kamar.
"Aku pergi dulu." Sakura langsung pergi begitu saja.
Pasangan suami-istri itu saling menatap satu sama lain dan-
"Hhhhh." Keduanya menghela napas. "Kami hanya ingin melindungimu,nak." Lirih mereka.
My Life & My Vampire
SAKURA'S POV
Cih! Kenapa ibu dan ayah tega sekali padaku. Kenapa mereka memaksaku menikah dengan Gaara-kun. Itu mustahil! Kami bersahabat sejak kecil. Tidak bisakah ayah dan ibu melihatnya. Kami sudah seperti saudara kandung. Aku akan pergi ke rumah Gaara-kun sekarang.
SAKURA'S POV END
Sakura manyun selama perjalanan. Dia melihat sebuah kaleng dan dia pun menendangnya sekuat tenaga yang mengarah ke taman.
"Aaww!" Teriak seseorang tidak jauh dari sini.
"Eh? Suara siapa itu? Apa karena kaleng yang aku tendang tadi?" Sakura menelan ludahnya. Dia takut kalau orang itu adalah preman.
Sakura mengendap-endap di balik semak semak dan-
"Eh? Gaara-kun,apa yang kau lakukan di sini?" Sakura keluar dari semak-semak.
"Sakura? Ah,aku hanya ingin jalan jalan saja dan tadi tiba tiba ada kaleng yang menimpa kepalaku." Gaara memegang kepalanya yang agak sakit.
"Err.. Gaara-kun,maaf. Itu tadi aku yang menendang kalengnya,aku tadi sedang kesal." Sakura menggaruk kepalanya.
Gaara terkekeh kecil. "Tidak apa. Lagian kenapa kau kesal di pagi yang indah ini."
Sakura manyun "Indah apanya,bagiku hari ini adalah hari sialku." Sakura ikut duduk di samping Gaara.
"Memangnya ada apa dengan putriku ini,hm?" Gaara mengacak rambut Sakura.
Inilah yang Sakura suka dari Gaara,dia begitu baik dan perhatian pada Sakura. Sakura merasa beruntung punya sahabat seperti Gaara. Karena tidak semua orang Gaara perlakukan seperti ini. Kepada orang luar dia dingin dan tidak banyak bicara.
"Itu.. Tentang pernikahan kita,Gaara-kun.." Lirih Sakura.
Gaara terdiam beberapa saat. "Aku tidak akan menentang pernikahan ini Sakura. Tapi aku tidak akan memaksamu untuk menikah denganku,karena kebahagiaanmu adalah kebahagiaanku juga." Gaara menerawang ke langit.
Sakura merasa terharu dengan perkataan Gaara. Menurutnya Gaara itu sangat dewasa. "Terimakasih Gaara-kun. Daisuki yo Ra-chan." Sakura tersenyum dan memeluk Gaara.
Perempatan siku-siku di dahi Gaara muncul. "S-A-K-U-R-A. Berhenti. Memanggilku. Begitu." Gaara tersenyum,tapi senyuman itu mengerikan. Sakura terkekeh kecil. Bagi Haruno Sakura,itu adalah hal yag lucu dan dia suka menjahili sahabatnya ini.
"Ne Gaara-kun,kenapa orangtua kita sangat ingin kita menikah?"
Gaara memandang Sakura sebentar. "Entahlah..."
My Life & My Vampire
"Tadaima."
"Oh,okarinasai,Gaara-kun."
Gaara menyimpan sepatunya di rak dan masuk ke rumah.
"Ibu,di mana ayah?" Tanya Gaara sambil masuk ke dapur untuk mengambil air.
"Ayah ada di ruang kerjanya. Memangnya ada apa,sayang?" Tanya sang ibu yang sedang mononton tv.
"Ini tentang pernikahanku dan Sakura. Dia tetap saja menolaknya." Gaara pun duduk di sebelah ibunya.
"Hhh.. Ibu juga bingung,nak. Seandainya kita bisa memberitahu yang sebenarnya pada Sakura-chan." Dia pun bangkit dan menelpon seseorang.
"Ibu mau menelpon siapa?"
"Ibu akan menelpon Mebuki,kita harus membicarakannya."
...ooo
...ooooo
...ooo
TUUT TUUT TUUT
"Hm,siapa yang menelpon?" Mebuki menghentikan kegiatan memasaknya dan mengangkat telpon.
"Moshi moshi."
"Moshi moshi. Mebuki,ini aku."
"Oh! Karura,ada apa?" Mebuki terlihat senang.
"Ada yang ingin kubicarakan. Kurasa,kita harus memajukan tanggal pernikahan Gaara-kun dan Sakura-chan." Karura terlihat letih di seberang sana.
"Lho? Memangnya kenapa? Kita tidak boleh terburu –buru Karura."
"Tadaima." Sakura baru saja sampai di rumah.
"Hm,tidak ada yang menjawab,ibu kemana?" Sakura mencari ke sekeliling.
"Mebuki,Sakura-chan masih menolaknya kan? Kurasa jika kita memajukan tanggal pernikahannya,Sakura-chan tidak akan ada pilihan lain lagi selain menerimanya,Gaara-kun juga setuju."
"Hm,kau benar. Baiklah,aku setuju. Sepertinya Kizashi juga akan setuju. Jadi,kapan?
Sakura mendengar ibunya menelpon seseorang. Dia rasa itu ibunya Gaara. Sakura mengendap-endap layaknya seorang pencuri. Dia mengintip dan mendengar pembicaraan mereka.
"Kurasa tanggal 28 Maret. Itu juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya Sakura-chan."
"Ah,ide bagus. Berarti-" Mebuki melihat kalender. "-Tinggal satu minggu lagi." Riangnya.
Karura terkekeh di seberang sana "Haha.. Baguslah. Kalau begitu sudah dulu ya. Gaara-kun ingin dibutkan makanan. Jaa".
"Haha baiklah. Jaa". Mebuki pun menutup telponnya.
Sakura menganga dan membulatkan matanya tidak percaya. WHAT THE..! Dia melihat ibunya akan kembali ke pun segera bersikap seperti biasa lagi. "Tadi siapa yang menelpon bu?" Tanya Sakura pura pura tidak tahu.
"Ah,Sakura kau sudah pulang. Okari. Tadi ibunya Gaara menelpon."
"Ohh,memangnya ada apa?" Sakura berusaha tersenyum.
"Apa yaaaa..." Mebuki hanya tersenyum tidak jelas dan kembali ke dapur.
'Apa yang harus kulakukan' Batinnya.
...ooo
...ooooo
...ooo
Saat ini Kizashi dan Mebuki sedang di ruang keluarga. Mereka sedang melihat acara komedi kesukaan Kizashi.
"Hahahahahaha! Apa yang dilakukannya! Hahaha! Bodoh sekali". Kizashi tertawa terbahak-bahak sampai hampir menangis.
"Anata,kau itu. Jangan terbahak-bahak begitu kalau tertawa". Mebuki memperingatkan.
"Hahaha! Aku tidak tahan". Kizashi memegangi perutnya yang kesakitan karena tertawa terus-menerus.
"Anata,kurasa kita harus membicarakannya sekarang pada Sakura. Supaya dia tidak kaget".
Kizashi langsung berhenti tertawa. "Hm,baiklah. Kalau begitu panggil Sakura sekarang".
"SAKURA! Turun nak,ada yang ingin kami bicarakan!" Teriak Mebuki.
Sakura yang sedang mendengarkan musik di kasur spring bed nya menghelas napas bosan dan langsung turun ke bawah.
SAKURA'S POV
Ada apa sih? Aku sedang enak-enaknya tiduran. Apa mereka ingin membicarakan tentang hal yang siang tadi?
SAKURA'S POV END
"Ada apa bu?" Sakura ogah-ogahan duduk.
"Sayang,ibu dan ayah mau bicarakan sesuatu. Tapi kamu dengarkan dulu". Sahut Kizashi.
'Hm? Sepertinya ibu sudah bicara pada ayah' Batin Sakura.
"Hn,Baiklah".
"Jadi begini,ini tentang pernikahanmu dan Gaara". Ucap Mebuki.
'Yappari!'
"Tadi ibunya Gaara menelpon,kau juga sudah tahu kan. Nah,dia ingin memajukan tanggal pernikahan kalian. Kita semua sudah setuju,Gaara juga setuju. Kita mengambil hari saat ulang tahunmu sayang. Bagaimana menurutmu?" Tanya Mebuki dengan senyum.
Sakura men-deathglare orang tuanya. 'Bahkan Gaara-kun juga setuju?'. Sakura menggembungkan pipinya kesal. "Sudah aku bilang,aku tidak mau! Kenapa kalian begitu memaksaku untuk menikah sedini ini dan juga kenapa aku harus menikah dengan Gaara-kun!" Teriak Sakura. Dia sudah tidak tahan lagi. Dia juga punya kehidupan sendiri.
"Jangan mengatur semua hidupku,kalian boleh mengatur pendidikanku tapi tidak berhak mengatur masalah pribadiku! Hikss.." Sakura terisak-isak menahan tangisannya.
"Sakura,sebenarnya kami-
Tapi perkataan Kizashi terpotong oleh Mebuki. Dia memegang tangannya dan menggeleng pelan.
"Kalian jahat! Jahat!" Sakura berlari ke kamarnya dan menguncinya.
BRUUK!
"Apa yang harus kita lakukan,Anata. Kalau mereka tidak menikah,siapa yang akan melindungi Sakura-ku.. Hikss.. Hikss. Aku yakin mereka pasti kembali dan akan berusaha membawa Sakura". Mebuki menangis tersedu-sedu.
"Tapi kita tidak bisa memberitahu yang sebenarnya,kita sudah berjanji kepada ****** dan ****** bahwa kita tidak akan memberitahu Sakura". Kizashi pun terlihat sedih. "Kalau begitu,ayo kita tidur,ini sudah malam". Mereka pun pergi ke kamar mereka
...ooo
...ooooo
...ooo
"Hikkss.. Mereka jahat padaku.. Ayah dan ibu jahat.." Sekarang Sakura sedang menangis tersedu-sedu. Dia memukul bantalnya dengan kesal.
SAKURA...
"Hah? Si-siapa itu?" Sakura merasa ada yang memanggil namanya.
SAKURA KEMBALILAH PADAKU
"Si-siapa itu! Siapa kau!" Sakura semakin takut karena suara itu terus-terusan memanggil namanya. Dia menutup kupingnya dan tak lama kemudian suara aneh itu menghilang.
"Hhhh.. Bikin takut saja. Lebih baik aku tidur". Dia menyeka air matanya dan bersiap masuk ke dalam alam mimpi.
My Life & My Vampire
"Jadi bagaimana persiapannya mbak? Apa semua sudah siap?"
"Sudah,bu".
Tempat? Makanan? Baju? Dekorasi?"
"Semua sudah siap,bu".
"Baiklah,bagus. Terima kasih".
Karura pun menutup telponnya dengan senyum cerah di wajahnya. Tetapi seketika senyuman itu memudar perlahan dan digantikan dengan wajah yang sedih.
"Sakura-chan,andai saat itu aku bisa menolongmu.." Lirihnya. "Ah,aku harus menelpon Mebuki".
"Moshi-moshi Karura". Jawab Mebuki.
"Ah Mebuki,semua persiapannya sudah selesai. Tinggal undangan saja".
"Wah benarkah?" Mebuki terdengar bahagia. "Baiklah,pokoknya semuanya aku serahkan padamu,maaf ya kami tidak bisa membantu apa-apa".
Karura tersenyum di sini "Tidak apa. Yasudah,nanti aku akan menelpon lagi. Jaa"
"Baiklah. Jaa".
My Life & My Vampire
Tidak terasa tinggal 1 hari sebelum acara pernikahan Sakura dan Gaara. Semua orang sibuk menguru ini dan itu. Bahkan hari ini Kizashi dan Mebuki tidak sempat sarapan dengan Sakura karena sibuk dengan persiapan pernikahan Gaara dan Sakura.
Sakura menghelas napas kasar. Dia terlihat sangat gusar. Oke,aku tahu. Pasti semua wanita akan gugup dan gelisah saat mereka akan menikah,begitu pun dengan Sakura. Tapi ini berbeda,di saat wanita lain gelisah dengan hati yang bahagia karena mereka akan menikah dengan pria yang mereka cintai. Tapi,Haruno Sakura gugup karena dia tidak ingin menikah dan dia sedang memikirkan cara agar pernikahannya batal.
Sakura mondar-mandir tidak jelas. "Arrgghhh! Apa yang harus kulakukan!? Rasanya aku ingin mati!" Sakura mengacak rambutnya frustasi. Dia sebenarnya punya ide,tapi ide itu terlalu gila. Sakura juga tak terlalu yakin itu akan berhasil.
SAKURA SAKURA SAKURA
DEG!
'Suara itu lagi'. Sakura menengok. Tidak ada siapa-siapa
"Siapa kau! Apa maumu! Tunjukkan dirimu!" Teriak Sakura.
MAAFKAN AKU SAKURA MAAFKAN AKU
"Kenapa dia meminta maaf? Uugh suara itu menggangguku". Sakura agak pusing. Dia pun memutuskan untuk pergi ke kamar dan beristirahat.
...ooo
...ooooo
...ooo
"Sakura,tadaima". Ucap Mebuki.
"Hhhm? Bu,kok Sakura tidak menyahut? Kemana dia?" Kizashi masuk dan duduk di sofa.
"Mungkin dia sedang tidur. Dia butuh banyak istirahat. Lagian juga sekarang sudah pukul 22.45,Sakura juga pasti sudah tidur". Jawab Mebuki sekenanya.
"Hhm betul juga. Aahh capek sekali. Rasanya semua tulangku akan retak". Keluhnya.
Mebuki terkekeh. "Padahal kau sendiri yang paling semangat dengan semuanya". Mebuki bangkit. "Aku akan melihat Sakura dulu". Ia pun pergi menuju lantai atas.
"Sebaiknya aku juga istirahat. Besok adalah hari yang panjang". Senyumnya.
SAKURA'S ROOM
KRIIT
"Sakura?" Bisik Mebuki membuka pintunya dengan pelan. Dia melihat Sakura-nya sudah tidur terlelap. Dia tersenyum dan mendekati Sakura.
"Maafkan kami yang terlalu memaksa dan mengekangmu nak,kami hanya ingin memberikan yang terbaik untukmu". Mebuki mencium puncuk kepala Sakura dan membenarkan selimut Sakura. Mebuki pun keluar.
KRIT
Pintu pun tertutup. Sakura pun membuka matanya. Ternyata dari tadi dia belum tidur. Bukan,dia tidak bisa tidur. Matanya kosong.
"Lihat saja. Aku akan melakukannya".
My Life & My Vampire
Hari ini adalah pagi yang sangat cerah dan indah. Begitu indah. Begitulah yang dirasakan oleh Sabaku Gaara. Dia tersenyum tipis. Hari ini adalah hari spesial. Ya,dia dan Sakura akan menikah. Ibunya bilang bahwa Sakura akhirnya meneyetujui pernikahan ini. Gaara tak tahu apa yang membuat Sakura berubah pikiran. Tapi sudahlah,yang penting sekarang mereka akan menikah.
"Gaara-kun! Apa kau sudah siap sayang?" Tanya Karura yang baru saja masuk ke ruang rias.
Gaara menoleh dan tersenyum."Sudah bu,bagaimana? Apa aku terlihat bagus?"
Karura sedikit menganga. Baru kali ini anaknya bertanya hal seperti itu. Ah,dia tahu,pasti dia ingin terlihat bagus dan tampan di hadapan calon istrinya.
"Hahaha,sayang kau itu. Kau sungguh tampan dan bagus bak Pangeran. Tapi kelihatannya kau gugup". Goda Karura.
BLUSH
Gaara sedikit merona. Kenapa ibunya bisa tahu hal itu? Ah dia kan sudah berpengalaman.
"Si-siapa yang gugup. Biasa saja". Gaara berdehem untuk menutupi kegugupannya.
"Ahaha. Yasudah. Sebaiknya-
TUUT TUUT
"Ah,ini Mebuki". Karura pun menjawab telponnya.
"Moshi-moshi Mebuki. Bagaimana disana?"
"Kami semua sudah siap. Sekarang kami sedang di perjalanan. Sepuluh menit lagi kami sampai".
"Ah,baiklah. Hati-hati,calon menantuku tidak boleh terluka". Candanya.
"Hahaha tenang saja. Yasudah".
"Mmbb. Jaa".
Gaara terdiam sambil menunggu perkataan ibunya.
"Ah Sakura-chan sebentar lagi datang. Ayo,sebaiknya kita segera keluar".
Gaara mengangguk mengerti dan mereka pun keluar untuk menyambut para tamu.
My Life & My Vampire
Akhirnya Sakura dan keluarganya sudah sampai. Mereka segera masuk ke Gereja yang akan menjadi tempat pernikahannya nanti.
Gaara yang sedang menyambut para tamu dengan ayahnya sudah tidak sabar ingin melihat Sakura.
"PENGANTIN WANITA SUDAH DATANG".
"Gaara,ayo naik ke altar. Semua tamu sudah datang". Ajak ayahnya.
"Baik ayah". Gaara sedikit gugup. Dia segera masuk ke altar. Tak lama kemudian-
"Pengantin wanita,silahkan masuk ke altar". Ucap sang pendeta.
KRIIIT
Pintu Gereja itu terbuka dan menampilkan sesosok malaikat. Itulah menurut Gaara. Gaara melihat Sakura dan dia-
"Sakura,di-dia cantik sekali". Gumamnya. Gaara hanya terdiam dan menganga.
Tentu saja. Sakura memakai gaun pengantin super duper mahal yang terbuat dari kain terbaik. Dia memakai gaun tanpa lengan yang sangat panjang berwarna putih susu,ditambah dengan pita melingkar di bawah dadanya,serta ada corak-corak berwarna biru di bagian bawahnya. Dia juga memakai kalung berwarna biru tua. Simple. Tapi sempurna.
Sakura didampingi oleh ayahnya. Dia meremas karangan bunga yang dipegangnya. Dia memegang tangan ayahnya dengan sangat kuat. GUGUP.
"Tak apa Sakura. Jangan gugup. Pikirkan tidak ada siapa-siapa di sini" Kizashi berusaha menenangkan Sakura.
"Maafkan aku ayah. Selama ini aku bukan anak yang baik". Lirihnya.
"Ssstt.. Sudah. Sekarang adalah hari bahagiamu,jangan pikirkan hal lain".
'Maafkan Sakura ayah'
"Aku serahkan anakku kepadamu. Jagalah dia dan jangan buat dia menangis. Aku tahu kau bisa menjaganya". Pesan Kizashi sebelum menyerahkan putri semata wayangnya.
Gaara hanya mengangguk. Dia pun mengamit tangan Sakura dan mereka pun berjalan menuju altar.
SAKURA'S POV
Apa aku harus melakukannya? Bagaimana ini? Aku takut. Ayah,ibu,Gaara,paman,bibi dan semuanya maafkan aku. Kumohon maafkanlah aku.
SAKURA'S POV END
Saat mereka berdua telah sampai,mereka pun saling berhadapan. Gaara terus menatap Sakura. Begitu juga dengan Sakura. Tetapi ada yang aneh dalam dirinya. Sakura terlihat-menyesal-. Itulah yang tergambar di wajahnya.
"Baiklah,kedua mempelai sudah siap. Mari kita mulai". Ucap sang pendeta.
"Sakura,kau siap?" Bisik Gaara.
Sakura mengalihkan pandangannya dan dia hanya diam.
SAKURA AKU AKAN MEMBUNUHMU!
HAHAHAHA!
DEG! DEG!
'Suara lagi! Tidak,ini beda,ini beda dari yang sebelumnya. Tidak! Kumohon jangan ganggu aku!'. Batin Sakura.
"Sakura? Sakura?" Tanya Gaara.
Akhirnya Sakura melihat Gaara. Dia terlihat sangat berat untuk mengatakan hal ini.
"Gaara-kun,gomennasai". Lirihnya.
"Apa maksudmu Sakura?" Gaara bingung. Dia punya firasat buruk.
"A-aku tidak bisa menikah denganmu. Maafkan aku Gaara-kun. Sayonara".
DEG DEG DEG
Sakura tiba-tiba berlari dengan sangat cepat dan keluar dari Gereja tersebut.
Para tamu terbelalak dengan apa yang terjadi. Mereka menjadi heboh seketika. Begitu juga dengan orangtua mereka,terutama Kizashi dan Mebuki.
"Sakuraa! Sakura! Kembali ke sini! Sakura!" Kizashi mencoba mengejar Sakura tetapi para tamu yang heboh itu menghalanginya.
"SAKURAAA!"
"Sakuraa! Hikkss anakku! Sakura ibu mohon kembali.. Hikss..". Tangis Mebuki. Mebuki mencoba mengejar Sakura tetapi dia kehilangan jejaknya. Dia menghampiri suaminya.
"Anata apa yang sebenarnya ter-hikss jadi..? Kenapahh-hikss anak kitah ka-kabur hiksss...". Tangisnya pecah.
"A-aku tak tahu Mebuki. A-aku tak bi-bisa mencerna apa yang barusan terjadi. Anak kita.. Hiikkss..". Dia tidak bisa melanjutkan perkataannya. Kasihan mereka. Mereka tidak menyangka bahwa Sakura akan kabur seperti ini. Mereka merasa tidak becus merawat Sakura.
Berbanding balik dengan sang mempelai pria. Dia hanya mematung tanpa berbicara sedikit pun. Gaara menunduk.
"Aku tahu ini akan terjadi. Aku sudah menduganya sejak awal. Tak mungkin Sakura akan menyetujuinya". Lirihnya. Dia tersenyum kecut. Dia berusaha menahan tangisannya.
Oh,Gaara begitu lemah sekarang. Baru pertama kali dia menangis. Saat dia jatuh dari sepeda atau pohon,dia tidak menangis. Saat ayahnya mengalami kecelakaan,dia tidak menangis. Bahkan saat ibunya pergi ke luar negeri selama 3 tahun dia tidak menangis. Tapi,hanya karena seorang gadis,gadis yang sangat dicintainya meninggalkannya,dia merasa dunianya telah hancur berkeping-keping. Dia merasa telah kehilangan separuh nyawanya. Rasanya sangat sakit.
My Life & My Vampire
"Hahh.. Haahh... Haaahhh...". Sakura berlari terus sejak tadi. Karena capek,dia pun berhenti. Dia melihat sekeliling.
"Hah? A-aku ada dimana? Apa aku tersesat?" Sakura celingak-celinguk.
"Di sini hanya ada hutan dan juga.. sangat sepi..". Bulu kuduk Sakura berdiri.
SREET SREET
"Hah? A-apa itu? Binatang kah? Atau hanya perasaanku saja?" Sakura semakin takut. Dia menelan ludahnya dengan susah payah.
"Seharusnya tadi aku tidak kabur ke sini. Apa yang harus kulakukan sekarang?" Dia menggigit jarinya.
SREET
"Si-siapa kau! Ke-keluar sekarang! Kalau tidak aku akan-
"Kau akan apa?" Jawab suara baritone.
DEG! DEG! DEG!
'Perasaan apa ini?'
Sakura menengok ke belakang dan dia melihat seorang pria bertopi dan berjubah hitam. Dia tidak dapat melihat wajahnya karena tertutup oleh topi ksatrianya.
"Si-siapa kau? Apa maumu dariku?" Sakura mulai mundur.
Pria itu agak terkejut,terlihat dari bibirnya yang terbuka. Pria itu tersenyum.
"Akhirnya kau kembali,Cherry".
TBC
A/N: Wahh wah wah.. Holaa minna,aku tiba tiba kepikiran aja dan langsung buat ff absurd ini :'v Gimana? Apakah nge feel? :'v hhh aku harap minna semua suka cerita ini,kalau kalian suka,aku akan lanjut cerita ini.. btw,panggil aja aku Ziie 'o')/ Oh aku gak terlalu tahu tentang pernikahan di Jepang,setidaknya itu yang aku ingat '-'
Mohon review ya! ^^/ Satu review sangat berharga bagi saya
