Fatamorgana by Shiori von Bielefeld
Aku mencintaimu. Kau adalah hal yang paling berharga untukku. Kau selalu ada untukku. Kau selalu di sampingku jika aku membutuhkanmu. Tapi kenyataannya, itu hanyalah sebuah fatamorgana untukku.
Kau seperti selalu ada. Kita begitu dekat. Seakan aku bisa menggapaimu dengan mudah. Tapi saat kuraih tanganmu, kau menghilang tanpa jejak. Bukan menghilang, hanya saja, kau memang tidak pernah ada. Kau hanya bagaikan boneka porselen yang selalu kubawa-bawa saat aku kecil.
Disclaimer: Gimanapun usaha Shio buat mendapatkan hak kepemilikan Naruto, selalu gagal. Cause Naruto sudah mutlak milik Masashi Kishimoto-sama.
Pairing: SasuSaku and others
Rate: T
Enjoy your reading!
"Sasuke! Lihat, aku cantik kan?" Tanya seorang gadis berambut merah muda sebahu kepada laki-laki yang dipanggil Sasuke tadi.
"Hn."
"Baiklah, kuanggap itu sebagai ya!" Sebuah senyuman tulus diberikan oleh gadis muda tersebut yang hanya dibalas dengan tatapan datar laki-laki yang berada di hadapannya.
Gadis itu, Haruno Sakura, sedang memilih gaun yang pas untuk dikenakannya pada saat pesta dansa perpisahan Konoha Senior High School, sekolahnya. Lebih tepatnya sekolah yang sebentar lagi akan ia tinggalkan.
SAKURA'S POV
'Kehidupanku memang sempurna. Selama ini aku selalu merasa beruntung. Keluarga yang menyayangiku, kehidupan yang bisa dibilang berkecukupan, apalagi aku juga memiliki kekasih yang selalu menemaniku. Bahkan, kurasa aku belum pernah mengalami yang namanya kesusahan dalam kamus hidupku. Tuhan memang memberikanku kehidupan yang terbaik. Tapi entah kenapa, aku merasakan hal yang mengganjal belakangan ini. Entahlah,'
"Mandi dulu ah. Setelah itu, menyiapkan keperluan untuk besok dan tidur. Besok Sasuke seperti apa ya? Hihi, aku tidak sabar untuk besok." Sakura langsung memasuki kamar mandi dan bersiap untuk hari esok.
NORMAL POV
"Yosh! Aku sudah siap." Teriak gadis tujuh belas tahun yang sebentar lagi akan merayakan kelulusannya.
Ting tong
"Ah, siapa yang menekan bel? Pasti Sasuke. Ya sebentar!"
Gadis tersebut berlari untuk membuka pintu rumahnya. Saat pintu terbuka, terlihat seorang laki-laki yang bisa dibilang 'wow'. Mungkin satu kata 'wow' saja tidak cukup untuk mengomentari penampilannya kali ini. Rambut raven biru dongker yang terlihat sedikit acak-acakan mengenakan kemeja yang berwarna senada dengan rambutnya dengan dua kancing yang tidak dikancing, dasi longgar berwarna biru tua, ditambah jas hitam beraksen garis yang hampir tidak terlihat. Celana kain yang serupa dengan jasnya dan fantofel hitam. Simple, but looks so perfect. Just like God's handmade.
Speechless. Sakura tidak bisa berkata apa-apa. Dia memang menduga kalau kekasihnya pasti akan sangat tampan. Tapi melihat dengan kepala sendiri, rasanya seperti kejutan telak yang menakjubkan. Bahkan lebih dari itu.
"Sampai kapan kau akan seperti itu?" Laki-laki itu menghilangkan keheningan yang terjadi. Tampaknya dia sudah mulai hilang kesabaran atas kelambatan respon dari gadis yang ada dihadapannya. 'Membuang waktu' pikir laki-laki itu.
"Ma..maaf Sasuke. Aku hanya terkejut melihat penampilanmu sekarang."
"Hn, terserah. Kita berangkat sekarang!" Si Laki-laki tetap merespon sang gadis dengan nada datarnya.
"Baiklah." Sebenarnya gadis itu merasa kecewa. Karena orang yang paling dia harapkan untuk mengomentari penampilannya justru tidak berkata apa-apa. Setidaknya, berkata kalau 'malam ini kau cantik, Sakura.' Sayangnya, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia harus menerima perlakuan 'dingin' sang kekasih.
Satu jam kemudian, Sasuke dan Sakura sampai di Kohoha Hall. Gedung besar yang biasa digunakan dalam event besar. Seperti prom night Konoha Senior High School. Setelah, memarkirkan Ferrari enzo black milik Sasuke, mereka memasuki Konoha Hall.
"Huwaaaa Sakura, kamu cantik banget. Ah aku sama sekali tidak menyangka kamu bisa secantik ini, huh!" komentar dari sahabat gadis bermata emerald, gadis bermata sapphire dan berambut pirang, Yamanaka Ino.
Memang, Sakura terlihat sangat cantik. Rambutnya yang sebahu dibuat curly di bagian bawah, ditambah jepit bunga hitam dibagian kiri atas. Gaun satin selutut berwarna merah maroon dengan sabuk kain hitam berpita. Untuk alas kaki, high heels hitam yang berpita besar layu dibagian pergelangan kaki atas. Dilengkapi dengan aksesoris gelang bunga dengan batu ruby dan berlian yang disatukan, dan anting liontin black onyx stone. Terakhir, tas dompet panjang berwarna merah dengan aksen rantai. Berkesan seperti gadis muda yang elegan.
"Kau ini berlebihan Ino, yang cantik itu kau. Pasti Sai semakin tergila-gila padamu yang memakai gaun vintage seperti sekarang."
"Kau berkata seperti itu karena belum melihat Hinata. Dia luar biasa."
"Benarkah? Aku ingin melihatnya."
"Itu dia disana, sedang dirangkul Naruto." Beritahu Ino sembari menunjuk ke arah Hinata dan Naruto.
"Hey Hinata! Wah manisnya sahabatku satu ini."
"Sakura-chan, aku biasa saja. Yang cantik itu Sakura-chan dan Ino-chan."
"Tapi di mataku cuma Hinata-chan yang cantik."
"Naruto-kun, jangan berkata seperti itu, aku malu."
"Kyaa! Kau romantis sekali Naruto. Belajar darimana? Coba saja Sai-kun sepertimu, aku pasti menjadi gadis paling beruntung didunia ini."
"Kau itu selalu saja berkhayal yang tidak-tidak Ino." Sakura sampai sekarang memang belum bisa memahami sifat Ino yang suka mengkhayal tidak jelas, menurutnya.
"Memangnya ada yang melarang, cerewet!"
"Eh romantis itu apa ya?"
"Huh kau ini Naruto, seharusnya kau kan tau arti kata ROMANTIS itu apa dasar bodoh!" Satu jitakan telak mengenai Naruto, hadiah dari Ino atas ke'pintaran' temannya satu itu.
"Au! Sakit Ino-chan."
"Sudahlah Ino, ini tempat umum."
Hinata yang dari tadi mendengarkan dua sahabatnya yang ribut dan melihat kekasihnya yang kebingungan sekaligus kesakitan hanya bisa tertawa saja.
.
.
"Sasuke, sudah kuduga kau pasti di atap gedung. Langsung saja ke intinya, apa kamu yakin dengan keputusanmu?"
"Aku yakin. Apa kau mempertanyakan hal ini karena kau mengkhawatirkannya?"
"Aku tidak begitu mengkhawatirkannya, tapi aku mengkhawatirkanmu. Aku tahu kau pasti lebih tersakiti dibandingkan dia. Biarkan dia bersamamu sampai semuanya berakhir."
"Tidak. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Aku tidak akan membiarkannya bersamaku sampai semuanya berakhir."
"Oke aku menyerah. Semua keputusan ada padamu, Sasuke. Aku jamin kau pasti akan menyesal karena telah melakukan hal ini."
"Tenang saja, aku tidak akan menyesal."
.
.
"Sebelumnya perkenalkan, aku DJ Hidan. Aku adalah DJ yang merangkap sebagai pembawa acara di acara spesial ini. Bagaimana prom night malam ini? Kalian menyukainya bukan? Sekarang, aku akan mengganti lagunya. Lagu yang lebih smooth untuk kalian dansa. Ayo bawa pasangan kalian ke area dansa dan kita berdansa bersama!"
Alun-alun musik yang lembut memenuhi lantai dansa. Semua pasangan berdansa di situ. Sai yang menggandeng Ino, Naruto yang merangkul Hinata, Neji yang memegang punggung TenTen. Shikamaru yang ditarik paksa Temari. Semuanya memulai dansa mereka. Tetapi ada satu pasangan yang belum memulai dansa mereka. Kemana Sasuke dan Sakura? Ternyata mereka masih di bar.
"Sasuke, kau tidak ingin mengajakku berdansa?"
"Apa aku harus melakukannya?"
"Um se..sebenarnya tidak. Hanya saja aku sangat berharap kalau kau mau mengajakku berdansa. Aku sangat memimpikan itu. Tapi kalau kau tidak mau aku tidak akan memaksa Sasuke."
"Cih! Ini adalah permintaan terakhirmu. Aku tidak akan menuruti permintaanmu selanjutnya."
"Iya, Sasuke."
Sasuke berjalan menuju area dansa dan Sakura mengikutinya di belakang. Benar-benar berbeda dari pasangan yang lain.
SAKURA'S POV
Sakit. Rasanya aku ingin keluar dari gedung ini dan menangis. Aku tidak habis pikir kenapa Sasuke bisa seperti ini. Kalau aku tidak mengajaknya, kita tidak akan mungkin berdansa. Kau juga berubah, tidak ramah dan romantis seperti dulu. Sebenarnya, ada apa denganmu Sasuke?
Kami sudah sampai lantai dansa. Sasuke mulai merangkul pinggulku dan memegang tanganku. Kami bergerak selangkah demi langkah mengikuti irama lagu. Sentuhannya dingin, namun begitu nyaman. Kalau aku bisa menghentikan waktu, pasti sudah kulakukan. Aku ingin selalu seperti ini.
NORMAL POV
"Tidak terasa sudah satu jam kalian berdansa. Bagaimana? Kalian senang? Tentu saja. Ini adalah pengalaman terindah kalian, jangan menyia-nyiakannya kawan. Sekarang kalian boleh melakukan apa saja yang kalian mau. Tapi ingat, waktunya hanya satu jam. Setelah itu kalian akan melihat kejutan-kejutan yang sudah dipersiapkan oleh teman-teman kalian selama masa SMA. Enjoy your party, guys!" setelah DJ memberi aba-aba, semua siswa menikmati jam bebas. Tapi rata-rata masih berdiri di lantai dansa. Sekedar berbincang-bincang.
"Hey kalian lihat tidak tadi Sai dan Ino seperti menjadi penguasa lantai dansa. Aku iri sekali dengan gerakan mereka." Ucap TenTen setelah semua berkumpul di lantai dansa.
"Kau terlalu berlebihan Tenten." Sai menimpali.
"Tadi gerakan Hinata anggun sekali, kalau Naruto sih entah kerasukan malaikat apa dia juga jadi jago berdansa. Ckck banyak yang memiliki bakat terpendam rupanya." Sahut Ino.
"Hah aku iri sekali dengan kalian. Kakiku sakit sekali karena diinjak terus sama Shikamaru. Kau harus bertanggung jawab, pemalas!" Keluh Temari.
"Aku tidak sengaja karena gerakanmu selalu salah. Merepotkan." Protes Shikamaru.
"Keh! siapa yang kau bilang merepotkan hah? Berani sekali kau!"
"Sakura, aku ingin berbicara dengamu." Kali ini sepertinya Sasuke ingin membicarakan hal yang sangat serius. Terlihat dari raut wajahnya.
"Langsung saja Sasuke, apa yang mau kau bicarakan?"
"Aku ingin kita mengakhiri hubungan kita!"
To Be Continue
Author: Gimana readers? Sekali lagi, ini fic pertamaku. Jadi maaf kalo hasilnya kurang memuaskan T_T. aku dapet ide cerita ini pas lagi ngelamun aja. Sebenernya udah lama sih mau buat fic. Cuma, pas buat ide langsung hilang gitu aja -,- dan akhirnya ada fiction yang jadi, yey! Habisnya Shio selalu buat cerpen tapi dari OC sendiri. Maksudnya, nggak pernah ngambil dari karakternya orang lain. Apa ini OOC? Shio berusaha nggak buat OOC. Tapi kayaknya chap depan bakal ada yang OOC. Guess who! Kekekeke *devil laugh* *digebukin massa* *tepar*. Penasaran sama reaksi Sakura yang diputusin Sasuke? Penasaran dengan 'something' yang dibicarakan Sai sama Sasuke? Penasaran sama penyebab perubahan Sasuke ke Sakura? Penasaran dengan *bukk!*. Ok, penasarannya cukup. Tunggu aja jawabannya di chap 2. Sebenernya sih Shio nggak tau fic ini bakal end di chap 2 atau 3, hehe *dibacok readers*. Ok, daripada readers baca bacotan Shio yang nggak jelas, mendingan Shio akhiri dengan :
Wanna keep Read and Review? Flamer always not responded for me.
Kritik dan saran? Pasti Shio respon
Flame? Silakan! Cuma resikonya nggak Shio respon
Thank's a lot
-Shiori von Bielefeld-
