Kyuhyun melakukan pendidikan di bidang kedokteran. Ia memiliki semua yang orang lain tak miliki, kekayaan berlimpah, kedua orang tua yang mencintainya, dan kegeniusan luar biasa. Apakah hidupnya sempurna? Benarkah ia bahagia? LET'S READ! PLEASE, LEAVE COMMENT!


19th

Chapter: Prolog 1

By Yuya Matsumoto

"The nerd, Cho Kyuhyun"

Inspirasi: K-movie, 19

Cast: Kyuhyun

Desclaimer: Sungmin is always MINE… forever

Warning: Terinspirasi dari K-movie, namun semua alur dan plot murni hasil kreatifitas Yuya. 19 (K-movie) diperankan oleh T.O.P dan Seungri (Big Bang).

Summary: Kisah tiga orang remaja berumur 19 tahun untuk menemukan jati diri. Tiga orang dengan latar belakang dan permasalahan berbeda. Bersatu. Still Prolog. Kyuhyun's Side. RnR please


.

.

\(^w^)/~ Happy Reading ~\(^0^)9

.

.


"Dear, please eat first! Come out, honey!", rayu eomma di depan pintu kamarku.

Aku menelungkupkan diriku di dalam selimutku, masih lelah. Kenapa matahari begitu cepat terbit? Aku ingin sekali kembali ke alam mimpiku. Sebuah dunia imajinasi atas alam bawah sadarku.

Tok! Tok! Tok!

"My sweety angel! Please, come out! You must eat now. Are you okay, baby?", teriak eomma dengan nada khawatirnya.

Aku tak tahan mendengar suara cemas eomma. Lagipula eomma tidak akan menyerah sampai aku membuka pintu ini. Huft! Aku memang harus menemui yeoja paruh baya itu.

Aku menyibakkan selimut yang sudah sangat setia melindungiku dari dinginnya malam. Aku melangkah turun dari ranjang besarku. Aku menghela napas panjang. Aku membuka kunci pintu kamarku. Siap-siap! Kau akan mendapatkan kejutan!

GREEEEEP!

Tanpa aba-aba eomma menerjang tubuhku. Eomma memberikan pelukan hangatnya hingga aku hampir terjatuh ke lantai. Tuh kan benar dugaanku. Huh! Sudah kebiasaan eomma tiap pagi.

"Aku sudah besar, eomma!", kataku, berusaha melepas pelukan dari eomma-ku ini.

Eomma menepuk pipiku pelan. Ia tersenyum manis, lalu beranjak keluar kamar. Tidak beberapa lama, ia kembali masuk dengan senampan sarapan pagi untukku. Pau Duce, French Toast, Cheesecake dan hot chocholate terpampang jelas di depan wajahku kini.

Eomma tersenyum senang. "Breakfast, my baby bear!"kata eomma sambil menyuapkan sepotong Pau Duce untukku.

Aku menelan ludahku. Roti manis di pagi hari. Apa tidak salah? Aku benci makanan manis.

"Eomma, aku tidak lapar", tolakku halus agar eomma tidak tersinggung.

Eomma mengerucutkan bibirnya. "You must eat it. Please, dear", ujar eomma memohon. Ada nada kecewa pada suaranya. Eomma mulai mengeluarkan jurus terhandalnya, angel's eyes. Matanya mulai berbinar penuh dengan cairan lembut bernama airmata di pelupuk matanya.

"Please, don't cry, mommy! I'll eat all", kataku. Pada akhirnya aku memang tidak bisa melihat butiran airmata itu membasahi wajah manis eomma-ku.

"Promise?", tanya eomma meyakinkan.

Aku mengangguk mantap, lalu mulai memakan sarapanku di atas sofa dalam kamarku.

"Ne... Gomawo, aegya. Don't forget to clean yourself. You'll go to your class this morning", ujar eomma mengingatkan. Ia tersenyum tulus, lalu menutup pintu kamarku pelan.

Aku menghempaskan tubuhku yang lelah. Huft! Lelah bersandiwara seperti ini, eomma!

"Chagiya, eat all faster. You'll be late", kata eomma yang tiba-tiba membuka pintu kembali.

Suara eomma membuatku terlonjak kaget. Aku melihat ke arah jam dinding untuk memastikan waktu yang tersisa untukku. Ommo! Pukul 08:45 am. Aku ada jam pelajaran Shim seonsaengnim yang terkenal galak pukul 09:00 am nanti. Aku menyantap semua sarapanku semuat mulutku menampungnya. Tidak ada waktu bagiku untuk bersantai.

Setelah mandi ala cowboy dan berpakaian sekedarnya, aku bergegas menuju garasi. Eomma memanggilku, setengah berlari mengejar langkahku.

"Bekalmu tertinggal. Wiener schnitzel. Eomma jamin enak. Resep baru dari Austria. Jangan lupa pakai sweatermu. Udara dingin diluar sana", pesan eomma bertubi-tubi.

Eomma memakaikan aku sweater kesayangannya, lalu memberikan sebuah kotak makan yang terbungkus kain rapi. Tidak lupa eomma mengecup bibirku singkat sebelum aku masuk ke dalam mobil.

"Mr. Park, please safety drive!", teriak eomma kepada supir pribadiku sambil melambaikan tangannya ke arah mobilku yang mulai menghilang dari pandangannya.

.

\("^.^)/ YuyaLoveSungmin \(^.^")/

.

"Atresia esophagus terjadi pada 1 dari 3000-4500 kelahiran hidup. Sekitar sepertiga anak yang terkena adalah bayi dengan lahir premature. Pada lebih dari 85% kasus, fistula antara trachea dan esophagus distal menyertai atresia"

Aku menggoreskan pensilku di atas lembaran kertas catatanku. Aku membentuk sketsa pemandangan luar jendela yang kian menyedot seluruh perhatianku. Saat ini sedang menerima pelajaran Shim seonsaengnim, Asuhan Neonatus, yang benar-benar membosankan. Aku menuntut ilmu di Kyung Naem University, Medical of Major.

"Ya! , what are you doing? Watch the cloud's pattern?", tanya Shim seonsaengnim sambil menarik buku catatanku. Fuih! Untung saja, aku sudah membuka lembar baru dan berniat mulai mencatat, sehingga Shim seonsaengnim tidak melihat sketsa-ku.

"Ne. Do I disturb you?", tanyaku meyakinkannya.

"Mr. Cho, tolong jelaskan komplikasi-komplikasi apa saja yang bisa timbul setelah operasi perbaikan pada atresia esofagus dan fistula atresia esophagus?", tanya Shim seonsaengnim dengan wajah sok.

"Dismotilitas esophagus terjadi karena kelemahan otot dingin esophagus. Gastroesofagus refluk dimana asam lambung naik atau refluk ke esophagus. Trakeo esofagus fistula berulang. Disfagia adalah tertahannya makanan pada tempat esophagus yang diperbaiki. Keadaan ini dapat diatasi dengan menelan air untuk tertelannya makanan dan mencegah terjadinya ulkus", jawabku dengan mudah. Aku sudah mempelajarinya tadi malam. Mudah bagiku menjawab pertanyaannya.

"Cukup. Bisa-bisa Anda menggantikan saya mengajar. Bagus. Jika kamu melamun di kelas saya selanjutnya, jangan harap saya akan memaafkan kelakuanmu itu", ancam Shim seonsaengnim dengan wajah super menyeramkannya itu.

"Ne, seonsaengnim", jawabku cepat. Secepat aku ingin membuatnya menjauh dariku.

Aku beranjak ke kantin. Seperti hari-hari biasanya, aku duduk sendiri di pojokkan, menikmati bekal makan siangku. Enak sekali. Tidak ada yang bisa menandingi masakan eomma yang tiada tara. Biarkanlah orang-orang mengatakan aku Freak atau anak mami, toh aku menyukainya. Mereka hanya iri saja padaku.

Drrt! Drrt! Drrt! Ponselku bergetar. Aku lihat layar sentuh ponselku yang menunjukkan jadwalku selanjutnya. Math class with Seo Seonsaengnim. Walau pun aku diarahkan menjadi seorang dokter oleh eomma, appa tetap tidak segan memberikan aku pelajaran diluar mata kuliahku. Katanya agar aku tetap menguasai berbagai bidang pendidikan. Yah, ia ingin mencetakku menjadi manusia super.

.

\("^.^)/ YuyaLoveSungmin \(^.^")/

.

"Hooam!". Aku merenggangkan seluruh ototku yang lelah. Aku juga sesekali memijit pelipisku yang tegang. Aku letih lahir dan batin. Bayangkan saja setelah Math class—yang benar-benar aku sukai—aku harus mengikuti Business Class tiga jam setelahnya. Tidak sampai situ penderitaanku, aku masih ada English Class, Accounting class dan Yoga class. Semua ini selalu dijadwalkan setelah mata kuliah kedokteranku berakhir. Aku cukup senang pada Yoga class, setidaknya aku bisa sedikit menetralisir semua ancaman yang merusak raga dan pikiranku. Eomma memang pintar mengatur jadwal.

Aku baru saja sampai dari gym. Sekarang sudah pukul 10:30 pm KST. Eomma masih asyik menunggu kehadiranku. Ia langsung menyuguhkan hot chocolate untukku supaya stressku memudar. Aku tersenyum, lalu meneguk habis isi cangkir itu. Aku bergegas ke dalam kamar untuk menyelesaikan tugas dr. Han mengenai kelainan genetik yang merusak otak dan paling langka di dunia. Tugas itu harus dikumpulkan besok dengan halaman minimal 100 buah, lengkap dengan penanganannya. Padahal ia baru saja memberikan materi ini tadi siang. Sadis sekali. Huft!

Bergulat dengan laptop, buku panduan super tebal dan modul kuliah, membuat mataku ini tak dapat berkompromi. Jam dindingku sudah menunjukkan pukul 05:15 am KST. Cemilan sehat yang eomma siapkan juga sudah habis. Halaman tugas baru selesai 72 halaman. Suasana disekitarku masih sangat sunyi, menambah keinginanku untuk memeluk guling. Tidak bisa. Aku harus bertahan seperti malam-malam sebelumnya. Kemarin malam saja aku mampu kok untuk bertahan, kali ini juga. Padahal eomma sudah banyak sekali memberikan aku asupan gizi yang berlebih, tapi aku masih saja kurus kering seperti ini. Apakah karena kegiatanku terlalu banyak dibanding semua asupan itu? Entahlah. Aku sudah benar-benar mengantuk kali ini.

BRUUUK!

Tanpa dapat kutahan, aku terlelap di atas meja belajarku dengan laptop yang masih setia menemani.

.

.

("^0^)/..::T.B.C::..\(TwT")

.


..::Cuap2 Author::..

Masih belum terlihat ya ceritanya? Memang karena ini masih prolog. Adakah yang punya saran tentang kehidupan Kyu? Yuya berharap banget ada yang kasih saran, karena lagi buntu niy.

Ayo semua READERS, plus yang biasa jadi SILENT READERS, Yuya minta waktunya sedikit aja untuk REVIEW. Banyak Typos dan bahasa yang aneh, tolong diberitahu. Jadi next chap, bisa Yuya betulin.

Untuk materi kuliah Kyu, Yuya ambil dari makalah Asuhan Neonatus yang dulu Yuya kerjakan. Hehe… sedikit pengetahuan aja. Jadi kalau Kyu suka ngomong aneh-aneh diwajarin ya, emang dia aneh sih. #dicium Kyu

Gomawo dah mau mampir dan baca FF Yuya, apalagi mau REVIEW. Terima kasih banyak! Yuya senang sekali. Klik REVIEW dibawah ya! Semua bebas kasih pendapat.

GOMAWO!


Nb: Yuya akan PINDAH, jadi Yuya akan AKTIF di FACEBOOK: LEE YEOMIN HA. Carilah Yuya di sana... KELANJUTAN FF INI SUDAH ADA DI SANA... BANYAK FF BARU JUGA!