Woyeh, Fic ini Risa buat setelah mengetahui pair MinhoTaemin SHINee XDD
Jadi kepikiran, kalau Sasuke dan Naruto bergabung dalam Boy Band, jadinya gimana? : D
Setiap Risa bikin fic Multi-Chapie, selalu ada Multi-Pairing =_=a
Gomen~ (_ _)
Title : SHINE
Author : Arisa Akaike
Fandom : NARUTO
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Pairing : (Main) SasuNaru, (Slight) GaaNaru, SaiNaru, ItaNaru, dll.
Rating : M-m-m-masih T~ Hehe XDD
WARN : KEPENDEKAN, ALUR KECEPETAN, OOC, GEJE, TIDAK MEMATUHI EYD YANG BERLAKU, DAN LAIN-LAIN.
"Finishing...! Yeah...!"
Dengan penuh semangat, Naruto menghentakkan kakinya dan melakukan gerakan dance sesuai dengan lagu yang dinyanyikannya. Lalu ia mengakhirinya dengan gerakan salto, dan disambut dengan tepuk tangan riuh dari seisi kelasnya.
"Terima kasih, terima kasih—Aduh!" Naruto memekik saat sebuah jitakan mendarat dikepala kuningnya.
"Naruto! Sudah berapa kali Sensei mengatakan, jangan melakukan hal aneh ditengah jam pelajaran!" bentak Iruka kesal.
"Huh! Itu bukan hal aneh! Aku sedang berlatih dance, Iruka-Sensei!" ujar Naruto, sukses mendapat jitakan kedua dari Iruka.
"Mau dance, sirkus, atau apapun, sebaiknya kau gunakan waktu luangmu itu untuk belajar!"
"U-um... Itu..."
"Sudahlah. Kembali ke bangkumu," perintah Iruka.
"Iya, deh," Naruto menurut dan duduk di bangkunya. Disana, sahabat-sahabatnya tengah tersenyum lebar.
"Naruto, kau keren sekali barusan!" ujar Sakura semangat.
"Seandainya aku bisa melakukannya," canda Kiba.
"Hehehe, latihanku di rumah tidak sia-sia, 'kan?" Naruto menunjukkan cengiran khasnya.
"Benar-benar seperti personil Boy Band! Ah, aku jadi teringat pada Sasuke~!"
"Sasuke? Siapa itu Sasuke?" tanya Naruto.
Sakura menepuk dahi lebarnya, "Sasuke itu personil Boy Band SHINE."
"Err... SHINE...?" Naruto menunjukkan ekspresi yang sama.
Sakura menghela nafas, "Sudahlah, lupakan saja."
"Ngomong-ngomong soal SHINE," Ino mengeluarkan majalah dari lokernya, "Kau tertarik untuk mengikuti audisi ini?" Naruto, Kiba, dan Sakura memandang halaman majalah yang dibuka Ino.
"Audisi pencarian personil baru SHINE?" tanya mereka berbarengan.
"Iya! Karena Hyuuga Neji keluar dari SHINE, pihak SHINE membuat audisi untuk mencari personil baru. Aku yakin, Naruto pasti terpilih!"
"Wah! Aku bisa terke—"
Sebuah kapur melesat cepat dan tepat mengenai dahi Naruto. Yang melontarkan, pasti...
"Naruto! Jangan bicara saja! Kerjakan soal dipapan tulis! Sekarang!"
.
.
.
Naruto membuka pintu apartemennya. Dikepalanya masih terbayang akan audisi personil baru SHINE. Ia memang sangat menyukai musik, dan takkan menolak bila diminta melakukan dance. Tak bisa dipungkiri, Naruto tertarik untuk masuk kedalam grup yang—katanya—sedang terkenal itu. Hanya saja, ia tidak tahu sama sekali soal Boy Band yang satu itu. Maka dari itu, Naruto mengambil Handphonenya dan mulai mencari informasi tentang SHINE.
To : Haruno Sakura-Chan
Message :
Sakura-Chan, aku minta video klip Boy Band SHINE, ya? Kau punya, 'kan?
To : Yamanaka Ino-Chan
Message :
Ino-Chan, aku pinjam majalah yang memiliki halaman tentang SHINE, ya?
To : Inuzuka Kiba-Inu
Message :
Kiba, temani aku ke rumah Sakura dan Ino, ya?
Naruto menghempaskan tubuhnya diatas ranjang empuk kesayangannya. Ia terdiam sejenak dan memutuskan untuk membuat ramen instan selagi menunggu balasan dari sahabat-sahabatnya.
Baru saja hendak melahap suapan pertama, handphonenya berbunyi. Agak kesal juga karena saat terbaiknya terganggu. Dengan segera, Naruto mengambil handphonenya.
From : Haruno Sakura-Chan
Message :
Boleh saja. Kutunggu di rumahku.
From : Yamanaka Ino-Chan
Message :
Tentu saja boleh! Ambil sendiri, ya! Hehe.
From : Inuzuka Kiba-Inu
Message :
Oke! Aku segera kesana!
Senyum Naruto merekah dan segera kembali ke ramennya yang masih mengepulkan asap. Dengan semangat, ia menandaskan mangkuk oranye itu, dan bersiap-siap untuk menggali informasi soal grup SHINE itu.
.
.
.
"Terima kasih, Ino-Chan!" Naruto melambaikan beberapa majalah yang didapatnya dari Ino, dan masuk kedalam mobil Kiba.
"Sip! Video klip, profil personil... Yosh! Aku siap!" Naruto mengepalkan tangannya dengan penuh semangat.
Didepan kamar apartemen miliknya, Naruto melesat masuk dan memasukkan Flashdisk pink milik Sakura ke lubang USB di laptopnya. Dia memilih folder 'SHINE' dan membukanya.
"Wow... Pantas saja mereka terkenal..." gumam Naruto kagum melihat gerakan dance SHINE.
"Lagu mereka juga enak didengar... Oh? Itu... Kalau tidak salah..." Naruto membuka majalah Ino.
"Ah~ Yang berambut hitam pendek itu Sai, yang berambut hitam panjang itu Uchiha Itachi, dan yang satu lagi... He? Rambut macam apa itu? Hahahaha! Siapa dia, ya?" Naruto membaca artikel lagi, "Uchiha... Sasuke...?"
"Dia adik kandung dari Uchiha Itachi, umur 18 tahun..." Naruto membaca artikel tentang Sasuke.
"Apa-apaan? Dia tidak mau menceritakan hal lain tentang dirinya sendiri! Huh!" Naruto membalik halaman majalah itu, dan mencabut halaman berisi formulir pendaftaran dan segera mengisinya.
.
.
.
"Dda dda ran ddan, dda dda ran ddan..." Naruto menggumamkan lirik lagu SHINE sambil menari.
"Wah, dia mulai lagi. Kali ini ia meniru gerakan SHINE," Sakura tertawa geli, disusul oleh tawa Ino dan Kiba.
"Bukan meniru, tahu! Mempelajari!" bantah Naruto.
"Iya, iya. Ganbatte ne, Naruto!" Sakura mengepalkan sebelah tangannya.
Belum selesai tarian Naruto, bel ganti pelajaran sudah berbunyi, disusul oleh masuknya Iruka kedalam kelas Naruto. Daripada mendapat luka memar akibat ciuman ujung kapur di dahinya, Naruto memilih berhenti dan duduk dibangkunya.
"Akhirnya istirahat juga!" Naruto menghempaskan tubuhnya diatas kursi yang didudukinya. Tidak heran ia sangat lega karena dapat duduk dikursinya lagi. Karena, selama jam pelajaran yang berlangsung selama 3 jam itu Iruka menghukum Naruto untuk berdiri didepan kelas karena lupa mengerjakan PR.
"Salahmu sendiri. Kenapa kau sampai lupa mengerjakan PR, Naruto?" tanya Sakura.
"Biar kutebak," Ino memegang dagunya, "Keasyikan latihan untuk audisi?"
"Pasti begitu," kata Kiba sambil menunjukkan cengiran lebar.
"Iya, iya. Aku mengaku. Aku terbawa suasana, lagu mereka enak didengar, dancenya asyik diikuti, beat serta iramanya juga pas untukku! Jadi, ya... Mau bagaimana lagi. Aku tidak tahan untuk tidak mengikuti iramanya," kata Naruto, "Ah, aku lapar! Aku mau ke kantin dulu, ya!" Naruto menyambar formulir yang sudah diisinya untuk dibawa bersamanya.
.
.
.
"Bounce to you, Bounce to you, My heart's beating fast for y—Aduh!" Naruto jatuh terduduk setelah menabrak sesuatu—atau seseorang.
"Jalan itu pakai mata!" bentak orang yang ditabrak Naruto. Kankuro, senior Naruto dan saudaranya, Temari berdiri angkuh didepan Naruto yang masih terduduk.
"Gomen ne, Senpai..." Naruto berusaha bangkit, namun Kankuro mendorongnya hingga terjatuh lagi.
"Aduh!" pekik Naruto. Formulir yang ia pegang terlepas dari tangannya dan langsung direbut oleh Temari.
"Ah! Kembalikan!" Naruto berdiri dan berusaha merebut kembali formulirnya. Namun, hasil yang didapatnya hanyalah dorongan kedua dari Kankuro yang berhasil membuatnya jatuh lagi.
Temari tersenyum mencibir, "Fuh, Audisi SHINE? Orang sepertimu mau mengikuti ini? Jangan membuatku tertawa!"
Mata Naruto melebar sembari menatap robekan kertas yang perlahan melayang jatuh. Ia tidak dapat mengeluarkan sepatah katapun untuk memaki Temari yang sudah merobek formulir yang ia miliki. Ia hanya bisa tertegun memandang helaian-helaian kertas yang kini ada didepannya, teronggok tak berdaya.
"Itu adalah pelajaran untukmu! Maka dari itu, jadi Junior jangan belagu!" kata Kankuro sambil tersenyum puas. Ia berbalik untuk meninggalkan Naruto, namun ia menabrak seseorang.
"Aduh! Kalau jalan itu—!" Kankuro terdiam, "Ga-Gaara..."
Dihadapan Kankuro berdiri seorang pemuda berambut merah dengan tato 'Ai' di dahinya, sedang memandang marah kearahnya. Tangannya yang disilangkan didepan dada sudah dapat menjelaskan betapa jengkelnya pemuda bernama Gaara itu. Tanpa banyak bicara, Gaara berjalan melewati Kankuro dan membantu Naruto berdiri.
"Kau tidak apa-apa?" tanya Gaara.
Naruto mengangguk pelan sambil membersihkan pakaiannya dari debu, "Tidak apa-apa, kok..."
"Namaku Sabaku no Gaara, panggil saja Gaara," kata Gaara sambil membantu membersihkan debu dari pakaian Naruto, "Siapa namamu?"
"N-namaku Uzumaki Naruto!" Naruto mendongak agar bisa memandang wajah Gaara yang lebih tinggi darinya.
Gaara membungkuk dalam, "Maafkan kelakuan saudara-saudaraku, Naruto."
Naruto gelagapan dan menegakkan tubuh Gaara lagi, "T-tidak perlu meminta maaf, Gaara... Itu kesalahanku yang tidak memperhatikan jalan, malah nge-dance tanpa mempedulikan yang lain. Hehehe," Naruto menunjukkan cengiran lebarnya.
Gaara mengangguk, "Sekali lagi kami minta maaf."
"Tidak apa-apa," Naruto tersenyum dan membungkuk untuk mengumpulkan robekan kertas formulirnya.
"Ini milikmu?" tanya Gaara sambil membantu mengumpulkan helaian kertas.
"Iya. Sepertinya aku tidak jadi mengikuti audisi ini. Hehe," ujar Naruto sambil memasukkan serpihan formulir itu kedalam tong sampah. Gaara semakin merasa bersalah.
"Yosh! Aku mau ke kantin dulu! Sampai jumpa, Gaara!" Naruto melambai dan berlari menuju keramaian di kantin.
.
.
.
"Hh... Mungkin memang bukan takdirku untuk menjadi personil Boy Band..." kata Naruto lirih sambil mengunyah roti yang dibelinya. Tiba-tiba, ia dikejutkan oleh getaran yang terasa dikantung celananya. Naruto merogoh kantungnya dan melihat layar Hpnya.
"Pesan?"
From : +6281336405686
Message :
Naruto, aku Gaara. Temui aku di kursi panjang di taman belakang sekolah.
"Gaara-Senpai...? Apa aku melakukan sesuatu yang salah?"
.
.
.
Dengan perasaan was-was, Naruto berjalan kearah Gaara yang tengah duduk diatas kursi kayu panjang di taman belakang sekolah. Gaara yang menyadari kedatangan Naruto, menepuk tempat kosong disebelahnya, memberi tanda pada Naruto untuk duduk disebelahnya. Naruto menurut dan mengambil tempat kosong disebelah Gaara.
"A-ada apa, Gaara?" tanya Naruto was-was.
Gaara menyodorkan lembaran formulir yang sudah diselotip disana-sini, "Formulirmu. Maaf kalau perbaikan yang kulakukan tidak bagus, tapi setidaknya ini masih bisa dipakai. Ini bentuk dari permintaan maafku atas perbuatan saudara-saudaraku."
"E-eh? Aku sudah bilang, yang lalu biarlah berlalu... Tidak perlu sampai melakukan ini, Gaara..." kata Naruto sambil tersenyum.
"Ambillah," Gaara menyodorkan formulir itu lagi.
"Um..." Naruto masih ragu untuk mengambil formulir itu.
"Apa kau tidak menghargai kerja kerasku? Apa kau tidak mau memaafkanku, Naruto?" tanya Gaara.
Naruto tersentak, "B-b-bukan begitu! Sama sekali bukan begitu! Cuma... Aku merasa tidak pantas untuk menerima kebaikanmu, Gaara..."
Gaara merangkul Naruto, "Kau sangat pantas menerimanya," ujarnya sambil meletakkan formulir dipangkuan Naruto.
Semburat merah terpampang jelas dipipi Naruto saat Gaara merangkulnya dan menumpukan dagunya di puncak kepala Naruto. Jantungnya berdegup kencang dan badannya terasa panas. Bibirnya tertutup rapat saking gugupnya.
"Kapan tanggal terahir untuk pendaftaran?" tanya Gaara memecah keheningan.
Naruto memeriksa formulirnya, "Eeeh? Lusa terakhir!" pekiknya.
Gaara tersenyum kecil melihat tingkah Naruto, "Kutemani kau ke Tokyo. Bagaimana?"
Naruto menoleh cepat kearah Gaara. Matanya menunjukkan ketidakpercayaan, "Sungguh? Gaara mau menemaniku?"
"Tentu saja. Lusa pagi, kita bertemu di stasiun. Karena sekolah juga libur, jadi tidak ada masalah, 'kan?"
Mata Naruto berbinar mendengar ucapan Gaara. Ia mengangguk mantap, "Hm! Akan kusimpan nomor handphonemu kalau-kalau aku membutuhkanmu, ya?"
Gaara tersenyum tulus, "Silahkan."
.
.
.
Naruto berjalan masuk kelas dengan senyum lebar yang menghias wajahnya.
"Sepertinya kau senang sekali? Ada apa?" tanya Sakura penasaran.
"Ra-ha-si-a~! Hehehe," jawab Naruto sambil mengerling nakal.
.
.
.
Naruto berjalan menuju stasiun dengan senyum yang tak henti-hentinya terlihat dari wajah manisnya. Hatinya diliputi perasaan gembira karena dapat pergi bersama orang yang dikaguminya sejak ia masih berumur sekitar 5 tahun. Ya, Naruto sudah lama mengagumi Gaara secara diam-diam. Rasa kagumnya tumbuh saat Gaara berhasil menyelamatkannya dari anjing pitbull milik kakek galak yang selalu ditakuti oleh Naruto. Saat itu Gaara baru duduk di kelas 1 SD, dan Naruto duduk di bangku TK B.
Senyum Naruto melebar saat mengingat betapa ia menganggap Gaara keren saat itu. Namun, yang membuatnya menyesal, ia tidak menanyakan nama Gaara saat itu, jadi mungkin Gaara sampai sekarang tidak tahu bahwa yang diselamatkannya saat itu adalah Naruto. Naruto berkesimpulan demikian karena Gaara baru memperkenalkan dirinya pada Naruto dua hari lalu—padahal Naruto sudah mengetahuinya sejak lama—Sikapnya juga sama seperti orang yang baru mengenal orang lain.
Naruto menghela nafas dan membenarkan letak topi hangatnya. Rambut pirangnya yang jabrik dan berantakan jadi tersembunyi dan hanya menyisakan poni pirang yang menutupi dahinya. Syal yang melilit leher dan jaket oranye yang menutupi tubuhnya membuat orang lain sulit memprediksi jenis kelamin Naruto. Sebagian mungkin akan berpendapat Naruto itu perempuan, seperti misalnya, dua orang yang baru saja ditabrak Naruto tanpa sengaja.
"M-maafkan aku!" pekik Naruto sambil membungkuk.
"Kalau jalan jangan melamun, dong!" bentak salah satu pria yang botak dan bertampang seram.
"Aku minta maaf!" Naruto membungkuk lebih dalam.
"Perempuan jaman sekarang, kalau tidak diberi pelajaran, tidak akan jera! Kita beri dia pelajaran untuk bersikap dewasa, bagaimana?" kata pria satu lagi yang memiliki wajah sama seramnya dengan pria pertama sambil menyeringai.
Merasakan adanya tanda bahaya, Naruto mencoba untuk lari. Tapi percuma. Tangan-tangan besar dan kekar bukan tandingan bagi Naruto yang bertubuh mungil. Alhasil, kali ini Naruto meronta-ronta dalam cengkeraman salah satu pria yang kini membawanya ke gang sempit dan sepi.
"Hentikan! To-tolooong!" Naruto berusaha memukul dan menendang orang-orang yang sedang berusaha membuka pakaiannya.
'Aku akan terlambat dan Gaara akan marah padaku...!' batinnya.
Naruto mulai kehabisan tenaga untuk berontak, dan mulai pasrah saat pria-pria itu mulai membuka jaketnya... Sampai sebuah suara menghentikan aksi mereka.
"Kalian pikir kalian sedang apa?"
To Be Continued~!
Huaaaah! Fic baru lagi... =_=a
Gomen yang nunggu fic Risa yang lain, maslahnya laptop Risa rusak lagiiiii! Aaaaaaargh! DX *obrak abrik kamar*
Jadi, sementara Risa pinjem Lappie Otoutou Risa dulu =_=a
Siapakah yang menolong Naru? XD
Gaara-kah? Sasuke-kah? Risa-kah? XDD
Tetap di Insert Coin Investigasi! : D
Ngomong-ngomong, nomer Gaara yang ditampilin diatas itu nomor Risa XDD
Disimpen, yaw! *wink*
NOTE : Risa lagi gak ada pulsa =_=
SMS kesana dulu, ntar nomornya Risa simpen, kalo ada pulsa, Risa bales XDD
