Saudari sekalian, terima kasih telah bersedia datang malam ini, walau badai sedang menerjang.

Pertemuan ini adalah pertemuan rutin Klub Sastra semester terakhir. Izinkan saya, Ten Chittaphon Leechaiyapornkul, memberikan salam pembuka. Silahkan mendengarkan dengan santai sambil menikmati welcome drink yang telah dibagikan oleh Donghyuck tadi.

Klub ini kecil dengan anggota yang tidak lebih jadi sepuluh orang, kelihatannya semuanya telah berkumpul, ya.

Terima kasih atas kesediaannya untuk berkumpul disini. Padahal kejadian itu belum lama berlalu.

.


.

Kenapa hari ini salon* diredupkan seperti ini? Pasti terasa aneh bagi kalian yang baru pertama kali hadir. Atau mungkin juga ada yang menantikan pertemuan ini karena mendengar ini-itu dari senior yang lain? Hal hal yang biasanya terlihat pun tak terlihat saat gelap seperti sekarang. Seperti ada di dunia lain, ya?

Sekarang, kita duduk mengitari meja marmer oval yang mengilap. Biasanya ada chandelier yang terbuat dari kristal hitam Baccarat* yang selalu berkilauan dengan cantik. Hari ini, cahaya tersebut telah diredupkan. Cahaya chandelier tersebut akan benar benar dimatikan saat pertemua ini resmi mulai. Lalu, lilin yang berada di tanganku inilah yang akan menjadi sumber penerangan satu satunya.

Kita bisa menggunakan salon sastra yang perfect ini berkat ayah Ketua Klub yang lama, Lee Taeyong. Dua tahun yang lalu, saat Taeyong baru saja masuk ke SMA ini, beliau menyumbang banyak sekali uang untuk merombak biara agar menjadi sebuah bangunan komplek sekolah. Tentu kalian tahu bahwa Tuan Lee adalah pengelola sekolah ini, bukan?

Oh iya, tahu kah kalian, salon sastra adalah benda yang tak ternilai harganya. Apakah kalian ingat, saat musim dingin, kita bisa memindahkan sofa ke depan perapian untuk berbaring dengan nyaman? Sambil berbaring, kita memegang cangkir berisi coklat panas dan memberi kritik terhadap novel yang ditulis masing-masing anggota. Saat musim panas juga, kita berdebat tentang sastra sambil meminum lemonade yang menyegarkan tenggorokan.

Benar. Salon ini adalah kastel impian kita, anggota Klub Sastra.

Biasanya, di atas meja yang mengilap dengan cantik ini diletakkan seperangkat alat teh dari Wedgwood, scone yang baru matang, buah buahan segar yang memikat, dan selai yang aroma manisnya menguar dengan anggun. Tapi, malam ini, barang barang tersebut disimpan. Apa kalian bisa melihat, di atas meja mengilap ini ada barang yang... sangat tidak sesuai dengan salon kita ini?

Benar. Panci.

Panci berwarna kuning keemasan yang digosok hingga mengilap produksi Mauviel, Prancis.

Izinkan saya menjelaskan kembali tentang pertemuan rutin kali ini karena ada murid kelas satu dan murid internasional.

Pertemuan rutin ini bertema yami-nabe.

Iya. Semua peserta akan memasukkan bahan-bahan aneh yang mereka bawa ke dalam panci dan semua orang harus memakannya di dalam kegelapan. Hal ini tidak familier di kalangan gadis-gadis, terutama gadis-gadis sekolah kita. Tapi, sudah ketentuan di Klub Sastra kita bahwa yami-nabe harus diadakan setiap akhir semester sebelum masuk masa liburan. Ah iya, yami-nabe ini sebenarnya dari Jepang, tetapi banyak penduduk negeri ini yang menyelenggarakannya.

Apa?

Kau bertanya kenapa yami-nabe ini dimulai, Hansol-ah?

Hmmm... ada berbagai macam teori tentang ini karena Klub Sastra ini sejarahnya panjang sekali. Ada yang mengatakan keisengan menjadi tradisi. Ada juga bosan memakan hidangan enak, hingga sekali-kali ingin memakan sesuatu yang aneh. Tapi pada pandangan saya sendiri, saya lebih percaya pada teori yang mengatakan tujuan yami-nabe ini mengasah perasaan.

Tidakkah kalian merasakan bahwa panca indera kita semakin terasah ketika benda bernama cahaya direnggut?

Misal saja, cocktail yang kalian minum. Apakah kalian merasakan perasaan aneh saat meminumnya didalam kegelapan? Perasaan yang timbul karena tak mengetahui hal-hal seperti warna dan tekstur. Apakah warna cocktail ini biru atau merah, atau bahkan coklat? Bagaimana teksturnya, lembut, kasar, berlendir, atau keras? Tanpa keberanian, kita takkan meminumnya begitu saja. Bahkan hanya menempelkannya ke bibir butuh keyakinan kuat.

Tapi jangan khawatir.

Eh? Kau penasaran kenapa kita tidak perlu khawatir?

Karena ada peraturan yang mengatakan bahwa cocktail hanya boleh dibuat dari bahan-bahan yang bisa diminum, kok. Pada dasarnya, ini pertemuan gadis-gadis. Kita pasti ingin minum minuman yang enak, kan? Tapi coba bayangkan, kalau ini adalah panci yang berisi bahan entah apa.. menggiring benda itu ke mulut saja bisa terasa sangat mengerikan.

Bagaimana indra pencium, perasa, pendengar, dan peraba berfungsi tanpa indra penglihat? Kita bisa mengasah semuanya, menipu keempat indra tersebut dan kemudian membebaskannya. Itulah yang saya pahami tentang tujuan acara ini.

.


.

Baiklah. Kita akan berlanjut ke peraturan yami-nabe. Saya akan menyebutkan dan menjelaskannya satu persatu, jadi mohon disimak.

Yang pertama, bahan-bahan untuk yami-nabe tidak hanya yang bisa dimakan. Yang tidak bisa pun diizinkan. Inilah keunikan yami-nabe Klub Sastra. Akan tetapi, bahan-bahan yang tidak higenis, seperti sepatu atau cacing, tidak diizinkan. Tolong jangan lupa bahwa ini adalah pertemuan gadis-gadis. Kita semua tak ada yang sudi memakannya sedikitpun kalau ada kejadian seperti itu, kan?

Peraturan yang kedua, kalian tidak boleh membocorkan rahasia. Kalian pasti sudah memasukkan bahan-bahan kalian ke kulkas salon dengan menempatkannya didalam wadah tertutup yang tak bisa dilihat dalamnya, kan? Yang boleh memasukkan bahan-bahan tersebut nanti hanyalah Pelayan Panci, yaitu saya seorang. Mari kita nikmati hidangan ini dengan jantung yang berdebar-debar.

Dan selanjutnya; tidak boleh mengambil bahan yang lain sebelum bahan yang diletakkan diatas piring masing-masing dihabiskan. Waktu yami-nabe terdahulu, strawberry daifuku* dimasukkan paling pertama, dan menjadi pilihan yang amat buruk. Isi panci menjadi manis sekali dari awal hingga akhir. Isi panci juga menjadi berlendir, kacang merahnya melebur menjadi satu dan tidak bisa dikeluarkan lagi. Oh, jangan-jangan kali ini ada yang membawanya? Ah, tak apalah. Peraturannya mengatakan apapun boleh, kok.

Oiya, waktu itu juga pernah jam tangan Gucci dimasukkan ke dalam panci. Karena dalam kegelapan, tidak ada yang tahu kalau itu jam tangan. Ditambah lagi, gadis yang mendapat jam tersebut tidak bisa mengambil bahan lain selain mengosongkan piringnya. Dia tak bisa makan apapun setelahnya dan mengomel, menggerutu terus karenanya. Setelah memasukkan kimchi dan japchae, menghabiskan isi panci dan menyalakan chandelier... semua menjadi ribut karena melihat jam tangan Gucci, limited edition pula!

Gadis yang tadinya ditertawakan itu dalam sepersekian detik langsung menjadi sasaran rasa iri orang lain. Meskipun tahan air, jam itu rusak karena tingginya suhu. Biaya perbaikannya pun tak bisa dibilang murah. Tetapi karena jarang sekali orang yang bisa memiliki jam tersebut, biaya itu terhitung murah kalau bisa memilikinya hanya dengan biaya perbaikan.

Siapa ya yang mendapatkan jam itu.. ah, kalau tidak salah Taeyong. Waktu itu Taeyong benar-benar ribut sekali.

Ah, maaf. Saya jadi membicarakan gadis itu. Saya tidak bermaksud membuat saudari sekalian kembali bersedih. Maafkan saya.

Oke, kita berlanjut ke peraturan selanjutnya.

Waduh, kalian yang pertama kali ikut acara ini, jangan takut. Kita tidak bisa berbuat apa-apa saat tahu rasanya tak enak. Tapi tenang saja, ada makanan penutup yang enak untuk mencuci mulut di akhir acara. Suatu hal yang wajib dalam pertemuan gadis-gadis seperti ini adalah makanan penutup dan minuman yang enak, kan?

Dalam yami-nabe, Ketua Klub yang harus membuat makanan penutup. Sejak pagi, saya sudah berusaha keras untuk membuatnya. Tahun lalu ada crème brûlée, honey flan, dan strawberry baravois. Tahun ini?

Nantikan saja sampai akhir, ya, fufufu...

Strawberry daifuku memang membuat gempar, tetapi sirup melon juga sempat membuat kita histeris. Keringat mengalir begitu deras, dan tercium bau bahan kimia di seluruh ruangan. Saat chandelier dinyalalan lidah kita menjadi hijau... Ah, saya masih merinding saat mengingatnya. Tahun ini tak ada, kan, yang membawanya? Ugh, tiap tahun saya selalu takut.

Dan peraturan terakhirnya;

Jangan bocorkan bahan apa yang dibawa kepada siapapun, jangan saling menyediki juga. Kalau begitu, polanya akan terbaca dan takkan seru lagi.

.


.

Omong-omong,

Saudari sekalian tidak lupa membawa benda penting itu, kan?

Iya, cerita pendek, atau biasa kita sebut cerpen.

Meskipun yami-nabe, tapi acara ini adalah acara Klub Sastra yang paling penting. Setiap tahun, masing-masing anggota harius menulis sebuah cerita pendek. Lalu, sambil menikmati hidangan, kita akan mendengar anggota itu membacakan naskahnya.

Cerita yang didengar di tengah kegelapan. Indra penglihatan direnggut. Cerita yang didengar di tengah tipuan panca indra. Inilah gairah sesungguhnya acara ini, yang membuatnya bisa berlangsung sekian lama hingga memiliki sejarah yang panjang.

Biasanya temanya bebas. Tapi kali ini, temanya sudah saya tentukan dengan seizin kalian karena ada kejadian itu. Saya sadar, pasti sulit menulis dengan tema yang telah ditentukan. Apalagi kali ini batas waktunya amatlah mepet. Tapi, saya ingin kalian berpikir secara positif. Anggaplah ini sebuah pelatihan yang vital.

Iya, tema kali ini adalah;

Kematian Ketua Klub sebelumnya, Lee Taeyong.

.


.

Kenapa saya meminta kalian untuk menulis naskah dengan tema kematian Taeyong?

Karena saya ingin tahu, kejadian yang sebenarnya. Cerita kebenaran dari sudut pandang kalian masing-masing.

Wah, guntur yang hebat, ya. Suara hujan pun semakin keras. Tapi, tidakkah kalian berpikir malam badai di musim panas ini sangat tepat untuk acara kali ini?

Nah baiklah, mari kita mulai.

Chandelier akan saya matikan. Saudari sekalian, apakah kalian siap?

Setelah chandelier mati, saya akan langsung memasukan bahan-bahan ke panci dengan bantuan cahaya yang berasal dari api lilin. Setelah itu, silahkan membaca naskah masing-masing bergantian di tempat yang saya sudah siapkan tempat lilin dan sebidang tempat untuk membaca, sebelah perapian.

Baiklah, Pertemuan Rutin ke-18 Klub Sastra SMA Putri Santa Maria : "Pertemuan Pembacaan Naskah dan Yami-nabe" dimulai.

.


Kau... pernah berpikir ingin membunuh seseorang?


.

BAB PERTAMA [Teaser] :

Salam Pembuka dan Penjelasan Peraturan Yami-nabe

Oleh : Chittaphon, Leechaiyapornkul[Ketua Klub Sastra]

.

.


.

.

Girls In The Dark.

NOVEL © Akiyoshi Rikako, 2014

Remaked © takoyutaki, 2016

Jaehyun, Jung x Taeyong, Lee

Chittaphon, Leechaiyapornkul ; Hansol, Ji

Donghyuck, Lee ; Kun, Qian

Doyoung, Kim ; Jaemin, Na

NCT © SM ENTERTAINMENT

GS ; AU ; REMAKE

.


Continue or not?


.

* Salon : [france] ruangan tempat berkumpul. Biasanya untuk diskusi sastra dan kegiatan akademik.

* Baccarat : Produsen Kristal mewah asal Prancis.

* Strawberry daifuku : Makanan manis tradisional Jepang yang terbuat dari tepung. Isinya strawberry utuh yang dilapisi kacang merah yang dihaluskan.

.

Ini adalah remake pertamaku. Ah, so nervous!

Awalnya aku akan meremake novel ini dengan pair Sulay. tetapi saat kucoba, tidak semua karater aslinya bisa masuk, padahal semua harus masuk agar pas. Ff ini dari novelnya ada yang kukurangi dan ada yang kuubah dan tambahkan. Mungkin udah ada yang tau novel best seller ini. Semoga campuran antara sudut pandang khas Akiyoshi Rikako dan gaya bahasaku cocok dipakai disini.

Oiya, yang udah tau jalan ceritanya, semoga kalian suka yang versiku!

Dan, buat dedek-dedek (ah, mereka masih kakak-kakak bagiku) ensiti haru, selamat atas debut kalian! Semoga daddy Mark bisa mengayomi kalian. Ambil positifnya daddy aja, jangan ambil negatifnya, apalagi menerapkan ajaran derp dan ajaran bodoh dalam spell game, head table tennis, basketball, cooking-nya. Cukup mama kalian, Haechan aja yang menerapkan ajaran derp daddy kalian.

Oh! Ini baru prolog. Kalau responnya posisif, akan kulanjutkan (walau agak lama karena kesibukanku). Kalau tidak, ya kuhapus atau tidak kuhapus tetapi tidak kulanjutkan. Nanti ditentukan sesuai keinginan anak-anak grup jaeyong shipper (dihapus tidaknya ff ini).

(ps. Buat yang mau ikut grup line jaeyong shipper, add lineku : seunghwannieson_ terus chat aku bilang mau join. Nanti aku invite kalian.)

See, ya!