Summary :
Sebuah kehidupan yang sangat berarti adalah cinta?, benarkah itu?, entahlah. Pernyataan itu selalu membuat gadis yang bernama sakura ini bingung, bahkan dia sama sekali tidak tahu apa arti cinta. Sakura, ya itu nama wanita itu. Seorang wanita sederhana yang memiliki ketertarikan tinggi dalam hal apa saja. Kehidupannya yang sederhana membuat dirinya mandiri, baginya hal seperti percintaan bukanlah hal yang patut di pikirkan saat ini. Sampai sutau hari dia di pertemukan oleh seorang pemuda yang akan membuatnya mengerti akan arti cinta yang sebenarnya. Keanehan dalam perasaanya muncul begitu saja, menjadi seorang wanita yang buta akan cinta membuatnya sendiri bingung harus bagaimana. Bahkan untuk membedakan antara cinta dan bukan. Dia merasa risih dengan hal itu. Namun apakah sakura rela jika harus menjadi mainan baginya, bahkan seperti boneka yang di kendalikan. Sakura memanglah marah, tapi dia juga merasa beruntung akan hal itu. Bagaimanakah kehidupan sakura selanjutnya?.
Chapter : 1
Pairing : Haruno Sakura x Naruto Uzumaki
Rate : T
Genre : Friendship, romance, humor, hurt/comfort
Disclaimer : Naruto milik Masashi Kishimoto
WARNING : 00C, alur gaje cerita buatanku, lebay (mungkin), author masih pemula (maklumi), untuk yang sengaja maupun yang tidak sengaja membaca fanfic abal-abal ini tolong komen ya *0* (plak).
Don't like ? (T-T) Don't read! (0)
Itadakimasu (^0^)
.
.
.
.
.
23.43 pm.
"heiii, sudahlah, kau sudah minum lebih dari lima botol hari ini, apa kau ingin mati?" ujar suara berat yg sedang menyadarkan pemuda yg tengah mabuk.
"diam kau, aku tidak peduli. Hik" jawab pemuda pirang itu yg meneguk kembali minuman.a.
"aku mau tutup, lebih baik kau pulang" ujar orang itu yg ternyata pemilik bar itu.
"hik, aku sudah tidak ingin mengenal keluargaku lagi, hik, aku benci mereka, hik" jawab.a ngelantur.
"kau sudah mabuk berat, pergi sana!" usir sang pemilik bar yg menyeret pemuda itu keluar secara paksa.
"kurang ajar kau! Hik, awas nanti kau, hik" rutuk pemuda pirang itu lalu melenggang pergi dengan gontai.
.
.
.
Seorang gadis berambut merah muda sepinggang, sedang berlari dengan kencang.a.
"gawat, sudah jam11 malam, lewat lagi, aduuuh, kaa-san pasti marah besar" ujarnya prihatin.
Dia terus berlari, namun nama.a manusia pasti memiliki tenaga yg terbatas. Langkah.a semakin pelan karena lelah. Dan akhir.a duduk tersungkur.
"hosh. hosh. hosh,.. kuso!, jalannya masih jauh lagi, AAARGH kenapa sih ino tidak membangunkanku, apa dia pikir aku akan menginap di rumahnya, mau di minta antar tapi malah dia sendiri yg tertidur, mana tugasnya belum selesai semua lagi.." decaknya kesal.
Wanita itu melanjutkan langkahnya, namun tidak berlari seperti tadi, pandangan.a lurus ke depan.
"semoga saja disini tidak ada hantu, hiiiiy, seramnya jika membayangkan hal yg horor jika sedang sendirian" ujarnya bergidik. Dia pun berhenti melangkah saat melihat seseorang yang berdiri di atas pembatas besi pantai.
"itu..hantuu?" Tanyanya bergidik. Namun karena penasaran, dia kembali menajamkan pandangannya, dan dia sadar kalau itu bukanlah hantu, melainkan orang. Ya. Seorang pemuda yg berdiri di sana. Dan samar2 terdengar suara teriakan.
"orang sih, tapi kayak orang gila (?)" ujarnya heran, dia pun melangkahkan kakinya dan mencoba tidak peduli dengan pemuda yang di anggapnya gila itu.
"KALIAN TAHU HAH, HIK..AKU BENCI KALIAN…SELALU MELARANGKU DENGAN ALASAN YANG TIDAK MASUK AKAL…KALIAN SEMUA GILAAA". Teriakan yg sangat memekikan kepala, jika orang mendengar.a, dan ini di alami oleh wanita yg sedang melewati pemuda histeris itu.
"yg gila itu kau, bodoh" gumam wanita itu sembari menutup telinganya.
Menyadari ada orang yang lewat, pemuda itu menolehkan wajahnya, Karena mabuk pandangannya sedikit kabur, samar-samar dia melihat seseorang berambut pink, yg sedang berjalan melewatinya.
"hik, kau..oei, hik" ujar pemuda itu sembari membalikkan badan.a.
Wanita itu pun meliriknya dan menjawabnya malas.
"nani?" Tanyanya.
"aku mau Tanya,..hik, rambutmu itu pakai cat apa? Mencolok sekali" ledek pemuda itu, namun sepertinya dia serius.
Greeeet. Munculah 4 sudut di jidat lebar wanita itu. Marah?
"sadar diri dong, tuan pemabuk, rambutmu itu lebih mencolok, tidak hanya kuning seperti kue origiri yang sudah basi di kedai2, tapi bentuknya durian pula" balas wanita itu menghentikan langkahnya hanya untuk memprotes pemuda tidak waras ini.
Greeeet. Gantian, sekarang pemuda itu yang geram.
"berani sekali kau, hik. Ayo kita berkelahi…aku tidak takut,," tantangnya sembari menirukan gaya petinju2 di tv. (boxing kale)
'orang ini benar stress, seharusnya kan wanita yang bilang seperti itu' batin wanita itu.
"aku pemegang sabuk hitam lho, kau yakin?" jawab wanita itu, seraya melilitkan baju lengan panjangnya.
"aaakh, aku tidak perduli, ayo ma-" kata-katanyaa terpotong saat wanita itu sudah mengunci gerakannya dengan cepat.
"jangan remehkan wanita, aku..haruno sakura ketua karate di konoha..tidak akan kalah hanya dengan pria sepertimu" ujar wanita itu dengan penuh penekanan.
Pemuda itu tentu sangatlah kaget, namun perkataanya sungguh benar-benar membuat siapapun yg mendengarnya akan marah besar.
"cih, kemampuan seperti ini hanya di miliki wanita gampangan saja tahu,,hik" ujarnya meremehkan.
Greeeet. Wanita yg bernama sakura ini benar2 marah sekarang.
"KURANG AJAR KAUUUU!" teriaknya sambil membanting pemuda itu ke laut di balik pembatas besi itu. Dan….
BYUURRRR. Yup, pemuda itu tercebur dengan tidak elitnya.
"rasakan itu, pemuda tidak tahu diri" rutuk sakura yg melihat pemuda itu tercebur dari atas.
"puaaah,..kauuu, awas kau, aku NARUTO tidak akan membiarkan orang yg sudah memperlakukanku seperti ini, terutama wanita sepertimuuu" teriaknya dari bawah.
"coba sajaaa, rambuuut dureeen, humph." Teriak wanita itu yg akhirnya mengembungkan pipinya dengan sebal. Yaah, itu memang sifatnya. kasar namun terkesan cute.
Pemuda bernama naruto itu terpana melihat pemandangan di atasnya, seorang wanita yg membantingnya ke dalam laut, yg pertama kali terkesan menyeramkan seperti monster. Karena pengelihatannya yang kabur karena mabuk, kini telah normal kembali.
"di…diakah yg membantingku?, wanita? Haaah?" Tanyanya tanpa melepaskan pandangannya pada sakura.
"dengar kau durian, aku tidak ingin bertemu denganmu lagi,. Kau pria yg gilaa..aku berharap kau di makan hiu di sana, agar orang gila di konoha ini berkurang" teriak sakura sembari menunjuk2 naruto di bawah laut.
"yaa, wanita yg menyebalkan ternyata" gumamnya asal. "oi, lihat saja nanti, akan ku balas perbuatanmu" ancam naruto.
"yaaaa terserah saja tuan muda nanputoo..jaaa" ujar sakura seraya berlalu pergi.
"NAMAKU NARUTOOOO" teriak naruto sangat kesal.
"huaaatchi…kusooo, wanita manis itu benar-benar membuatku lebih frustasi" gumamnya kemudian. "e? tadi aku bilang apa? Manis? Hoeeee, tidak mungkin" elaknya mentah-mentah. Namun di dalam hatinya yg paling dalam benar-benar sangat berbeda pendapat. (apakah itu? 'entahlah')
.
.
.di saat yg sama
Di kediaman sabaku.
"gaara, ayo tidur, kita kan akan berangkat besok,. Apa jangan-jangan kau tidak senang kita akan pergi ke konoha?" ujar temari yg menyadarkan gaara dari lamunannya.
"hn?, aku senang kok." datar.
"apa kau sedang memikirkan sesuatu?" Tanya temari lagi.
"tidak" jawab gaara singkat.
"hmmm, baiklah, jangan sampai kesiangan, walaupun kita pakai pesawat pribadi namun jadwal keberangkatan tidak dapat di ganggu" ujar temari memperingatkan. Dan hanya di jawab anggukan gaara.
"selamat tidur" ujar temari seraya melenggang pergi. Gaara hanya diam, matanya terus memandang gemerlapnya kota terbesar di negeri pasir itu pada malam hari. Namun pikirannya melayang entah kemana.
"sakura" gumamnya lagi (?).
.
.
.
Di tempat naruto berada.
Terlihat dia sedang menelfon seseorang di telepon umum.
"halo" terdengar suara datar di seberang sana.
"oei, teme, jemput aku di taman kota sekarang, aku ingin menginap di tempatmu saja" ujar naruto seenaknya.
"hn?, dobe? Nomor baru eh?" ledek suara di seberang sana, memang jawabannya terdengan ngelantur di telinga naruto, namun bagi kita, kata-kata di seberang sana adalah sindiran untuk pemuda pewaris bangsawan di negeri ini, yg menelepon dengan telepon umum?, elitkah? (gax cuy) *di rasengan
"sialan kau, aku malas pulang" tukas naruto tajam.
"bukankah kau selalu begitu eh?, ya baiklah" jawab suara di seberang sana.
"oi sasuke, nanti aku memberitahumu sesuatu yang menarik" ujar naruto menyeringai. Ouuw. Keren bangeeeeet.
".ya…tuuuuut" sasuke pun memutuskan teleponnya dengan sepihak.
"waah, kurang asam dia, dasar sahabat yg menyebalkan" decak naruto sambil membanting gagang telepon ke tempatnya dengan kasar.
.
.
.
.esoknya. di rumah sederhana haruno.
"sakura, tolong bantu ibu belanja" ujar suara wanita paruh baya, yang ternyata adalah ibunya sakura.
"ya, kaa-san" jawab sakura yg sedang memakan sarapannya, yaa, agak tidak bersemangat juga, kemarin pulang malam sekali, bertemu pemuda gila, sesampainya di rumah, malah mendapat ceramahan dari sang ibu. Haa sempurna sudah hari sialnya kemarin.
"ini daftar belanjanya, ingat, di supermarket langganan ibu ya" ingat ibu sakura.
'hiiii, emangnya warung kedai apa, pake langganan segala' batin sakura.
"iya kaa-san, aku berangkat" jawab sakura pada akhirnya.
Sampainya di luar dia melihat ke sekeliling, sungguh cuacanya sangatlah tidak baik. Dingin pula. Memang tidak hujan dan turun salju. Tapi anginnya itu lho. Brrrrr.
Untung sakura memakai pakaian yang cukup hangat, sweeter berbulu, rok mini dengan kaos kaki yang panjangnya melebihi lutut.
Sepanjang jalan, sakura hanya meniup-niupkan telapak tangannya berharap rasa dingin berkurang. Sesampainya di supermarket, dia melihat mobil sport hitam (woouw) terparkir rapi di sana.
'apa ada artis yang berbelanja?' batinnya, yaah, cukup heran juga melihat kerumunan orang yg terpampang di sana. sakura pun mencoba masuk ke dalam supermarket itu. Yeah, tujuannya adalah belanja atas perintah ibunya.
"nona, apa keperluan anda hanya akan melihat? Atau berbelanja?" Tanya seorang pria bertubuh kekar yg sepertinya adalah bodyguard.
"tentu belanja, memangnya supermarket untuk apa hah?" Tanya sakura heran pada orang ini.
"aa..ya baiklah" ujar bodyguard itu yg mempersilahkan sakura masuk, dan menjaga kerumunan-kerumunan itu.
"gyaaaaa, sasuke-kuuun, I love uuu" teriak kerumunan itu yang 100% wanita semua.
Sakura heran, kenapa mereka meneriakan nama yg asing (baginya). Bukankah artis yang sedang berbelanja di sini?. Oke pikirannya terlalu berlebihan.
"haaah, belanja sayuran dulu aakh" ujar sakura.
.Di tempat yang sama.
"oi, sasuke, kenapa aku harus memakai pakaian yg sangat tertutup begini sih?" Tanya naruto yang sangat terganggu dengan penampilannya yg memakai jaket bertudung, kacamata hitam, dan penutup mulut.
"sudah diam saja, kau pikir aku mau repot-repot mengawalmu jika mereka tahu kalau kau, pemuda semata wayang dari clan namikaze sedang berbelanja di supermarket hah? Maaf saja" ujar sasuke malas.
"cih, siapa juga yg mau mendapatkan gelar itu eh?" tukas naruto sebal.
"itu bukan gelar baka, tapi takdir" jawab sasuke yg sedang memilih makanan kaleng di depannya.
"aku tidak peduli" ujar naruto yg melenggang pergi.
"hey, kau mau kemana?" Tanya sasuke.
"mau jalan-jalan sebentar, aku bosan melihatmu yang terus memilih makanan tidak berguna itu" jawab naruto asal.
"dari pada kau hanya mengoceh saja bisanya" ujar sasuke datar. "satu lagi, jangan sampai tersesat, kau kan tidak bawa GPRS mu eh! Hahahahaha" tambah sasuke.
"sialan kau teme" rutuk naruto, namun terus melangkahkan kakinya untuk sekedar keliling di supermarket ini.
.
.
.
.
.di tempat yg sama.
"buncis, selada, wortel, kentang, bayam, tomat, cabai, paprika..hmmm, yup sudah semua" ujar sakura seraya mengecek belanjaan bagian sayuran. "tinggal ke bagian bumbu" tambahnya.
"haaah, di sini tidak ada bumbu kare pelengkap ramen terbaru" keluh naruto yang memandang berbagai macam jenis bumbu export di hadapannya.
Pandangannya sempat menangkap sesuatu berwarna, pink? Lewat.
"he? Pink?" Tanyanya. naruto pun menghampiri tempat di mana dia melihatnya. namun tidak ada.
"hmmm, saus, atau merica ya?" Tanya sakura yg sedang memilih. Dan di balik dinding yg sama, terdapat naruto yg juga sedang kebingungan mencari sosok pink itu.
"haaah, kenapa aku jadi terobsesi mencarinya,? Baka" ujarnya malas, seraya memilih bumbu di balik dinding yg sama dengan sakura.
"yaah, merica pun tak apa" ujar sakura seraya mengambil botol merica di depannya, namun karena itulah, sosok naruto terlihat di sana. dan mereka saling menatap satu sama lain.
"KAUUUU"
.
.
.
.
.
.
.
.
Riveuw of caracter.
Naruto : "kenapa aku jadi pemabuk?, aku kan masih belum cukup umur!" *pundung
Sasuke : "kenapa aku terkesan jadi pelayan.a si dobe? He?" *geram
Sakura : "cihuuuy, sepertinya peranku cukup menarik" *girang
Gaara : "kapan aku menggumamkan nama 'sakura'?" *heran
Sakura : "berarti kau menyukaiku,,hohohoho"
Gaara : "begitukah?"
Sasuke : "=='"
Naruto : "oi, author, ngomong dong, kenapa aku jadi terkesan jelek di mata sakura-chan sih?"
Gaara & sasuke : "takdir"
Sakura : "author bilang pasti ada perubahan" *sok tahu
Naruto : " (*0*) semakin baik kah?" *pupy eyes.
Sakura : "sengsara" *setuju
Gubraaaak
Sasuke : "jangan membuatku terkesan pelayannya si dobe, ingat itu" *stoic
Sakura : "iya sasuke-kuuuun" *centil
Gaara : "ya sudah, lanjutkan lagi"
Naruto : "tumben"
Gaara : "tumben apa?"
Naruto : "tumben, nyambung kalau di ajak ngomong"
Gaara : "doton. *SABAKU TAISHOOO" SRAAAAAB
Naruto : "huaaaaaaaaa"
Sasuke :"baka"
Sakura : "^^ ya sudah, chapter pertama aku tutup ya, sampai ketemu di chapter berikutnya, salam dari author kamii"
.
.
.
.
.
To Be Continued
