Declaimer: hetalia kepunyaannya himaruya-sama yang awesome! Kalo hetalia punya saya pasti ore-sama sudah saya nikahi! XD
Warning: OOC, OC, ABAL, typos, tidak sesuai dgn judul, dll
Don't Like Don't Read
RnR please~
Ch.1
Jalan kota yang sepi. Suara hujan mengisi kesunyian kota tersebut. Petir menyambar bergantian, menciptakan teriakan - teriakan langit.
"KYAAAAAAAAAAA!" Terdengar suara teriakan seorang wanita di dalam sebuah mension mewah yang terletak di pinggir kota. Ia menjerit kesakitan. Menahan sakitnya luka sayatan yang di torehkan oleh seorang pembunuh ulung. Ia kembali lagi setelah sekian lama menghilang. Rintikan hujan dan suara petir yang menggelegarpun mengantarkan kematian sang wanita malang tersebut.
-XxX-
Keesokan hari, Pukul 07.30 a.m. seorang bos sebuah perusahaan besar sedang duduk di depan meja kerjanya. Ia sedang membaca koran yang baru terbit pagi ini yang di bawakan oleh seorang bawahannya. Lelaki berambut perak itu mengangkat satu alisnya saat membaca artikel utama Koran tersebut. Ya, lelaki berambut perak itu adalah Gilbert Beilschmidt.
PEMBUNUHAN SEORANG WANITA BANGSAWAN
Seorang wanita mati dengan cara yang menggenaskan tadi malam. Ditemukan banyak luka sayatan dan sebuah luka tusukan benda tajam di dada kiri korban. Diduga sang korban di siksa terlebih dahulu sebelum di bunuh. Menurut saksi di rumah tersebut, tak ada seorangpun yang datang malam itu. Semua pintu dan jendela juga sudah terkunci rapat. "Malam itu tak ada seorangpun yang datang, tetapi tiba-tiba nyonya berteriak-teriak. Mendengarnya kami langsung pergi ke kamar nyonya dan kami sudah melihatnya terbujur kaku dengan darah yang bercipratan ke mana-mana. Akhirnya kami langsung memanggil polisi." Tutur salah satu pembantu di rumah tersebut…
"Gak awesome banget cara matinya. Tapi kalo dipikir – pikir..' Gilbert berpikir sambil memegang dagunya dengan sebelah tangannya seperti seorang pemikir,'Ah, sudahlah. Lebih baik aku telephone Antonio." Kemudian lelaki tersebut menggapai ganggang telephone yang ada di atas meja kerjanya dan memutar nomor di telephonenya. Tak lama kemudian yang ditelephonepun menjawabnya.
" Holla!" Antonio menjawab telephonenya.
" Hello, Antonio! Ini aku, Gilbert. Apa kau sudah baca koran hari ini?" Tanya Gilbert sambil membuka berkas-berkas yang baru saja diberikan sekretarisnya untuk diperiksa.
" Belum. Memangnya ada apa?" Antonio balik bertanya.
"Mendengar pertanyaanmu barusan, sepertinya kau belum baca atau bahkan belum beli. " Kata Gilbert yang masih membolak-balikkan berkas yang sedang ia baca. Kemudian ia menghela nafas dan menutup semua berkas yang telah selesai ia baca. "Baiklah kalau begitu, aku akan datang ke rumahmu. Sejam lagi aku akan sampai. Jangan pergi kemana-mana, ya? Suruh si host mesum sialan yang gak awesome itu datang juga!" Titah Gilbert.
"Oke, Bos!" Jawab Antonio dengan cekikikan.
Gilbert menutup telephonenya dan berjalan keluar ruangan. Ia menuruni tangga dan bertemu dengan seorang pegawainya. Pegawai tersebut menyapa Gilbert dan memberikan berkas-berkas yang baru saja ia selesaikan,
"Bos, ini berkas-berkas yang baru." Gilbert berhenti sebentar dan kemudian kembali berjalan menuruni tangga.
Ia mengibas-ibaskan tangannya keatas," Ya, taruh saja di mejaku. Nanti akan kuperiksa."
Gilbert berjalan keluar gedung kantornya yang besar dan bergaya abad pertengahan tersebut. Ia melepas tali kekang kuda pada tiang kemudian menunggangi kuda poninya yang selalu ia bilang 'awesome' itu tak ketinggalan pula burung elangnya yang biasa ia panggil 'Gilbird' yang terbang mengikutinya (meskipun ia sering tak sadar kehadiran burungnya itu).
Sesuai janjinya, ia sampai di rumah Antonio sejam setelahnya. Disana terlihat Antonio sedang bertani tomat. Kenapa bertani tomat? Karena Antonio adalah seorang pengelola dan pemilik lahan pertanian tomat.
Gilbert mendatangi 'Manusia Tomat' itu. "Hey, Antonio!"
Orang yang sedang asik menanam tomatpun kaget dan menoleh. "Yo, Gilbo!" Antonio berdiri dan berjalan ke arah Gilbert.
"kenapa kau lama sekali? Aku sampai keasikan menanam pohon-pohon tomatku yang manis." Antonio tersenyum sambil membelai pohon tomat yang baru saja ia tanam. 'Dasar manusia tomat gak awesome' Begitulah pikir Gilbert setelah mendengar perkataan sahabatnya yang barusan.
"Urusan tomat – menomatmu nanti saja! Sekarang aku ingin menyampaikan suatu hal yang lebih penting. Si Mesum yang gak awesome itu sudah datang atau belum?" Kata Gilbert sambil berjalan memasuki rumah Antonio yang bergaya spanyol.
"Gak tau. Mungkin sebentar lagi datang." Kata Antonio sambil mengangkat pundaknya.
Baru saja dibicarakan orangnya sudah datang. Terdengar teriakan teriakan aneh dari arah belakang. Ya, teriakan-teriakan aneh tersebut berasal dari lelaki berambut blonde bermata biru. Lelaki yang sering dibilang 'mesum' itu bernama Francis Bonnefoy.
"Antonio~ Gilbo~"
"Oi, Francis!" Balas Antonio sambil melambaikan tangannya, sedangkan Gilbert, dia sudah berdiri di depan pintu rumah Antonio dengan tampang horror yang jarang sekali ia tampilkan di balik seringainya.
"Oh, Francis, ya.. Kenapa baru datang?" Tatapan mengintimidasinya keluar.
"Hmmmm.. Biasalah~" Jawab Francis dengan santai.
"Sudahlah. Lebih baik kita ke dalam dan mulai membahas masalah yang tadi kita bicarakan di telephone. Aku akan ke dapur dulu untuk membuatkan churros untuk kalian." Kata Antonio sambil berjalan menuju rumahnya disusul Francis.
Rumah Antonio bergaya Spanyol klasik bertingkat dua dengan cat merah dan kuning. Gilbert sudah menunggu Francis dan Antonio di kamar Antonio di lantai dua. Ini sudah menjadi kebiasaan mereka bertiga, saat sedang bermain ke rumah salah satu dari mereka atau membicarakan sesuatu, mereka pasti memilih kamar pribadi mereka.
Francis membuka pintu kamar Antonio. Terlihat Gilbert sedang duduk bersandar tempat tidur empuk Antonio sambil membaca Koran pagi ini yang sudah ia baca sebelumnya di kantornya.
Francis menutup pintu kamar dan berjalan menuju Gilbert dan duduk di sebelahnya, "Sedang baca apa?"
"Ini." Gilbert menyodorkan korannya.
"Pembunuhan Wanita Bangsawan? Wanita cantik yang malang." Komentar Francis.
"Jangan hanya membaca judulnya. Baca isinya juga! Dasar gak awesome" perintah Gilbert.
Francis mengerutkan dahinya saat membaca artikel tersebut. "Cara pembunuhan ini.."
Tiba-tiba pintu kamar terbuka. Terlihat Antonio sedang membawa beberapa cemilan dan minuman. "Kalian sedang membicarakan apa? jangan meninggalkanku! By the way, kalian bisa membantuku?"
"Tentu saja." Gilbert langsung berdiri dan membawa sebagian minuman dan cemilan ke atas meja dan kembali duduk.
Setelah selesai menaruh semua cemilan dan minuman ia duduk di sebelah Gilbert. "Kalian sedang membahas apa?"
"Coba baca ini!" Francis menyodorkan koran yang sedari tadi ia bawa.
"Ini kan.."
"Ya, cara pembunuhan yang sama seperti apa yang dilakukan Jack The Ripper beberapa tahun yang lalu. Benar-benar ga awesome. Sudah tiga kali terjadi hal yang sama dalam waktu dekat, hanya saja yang baru-baru ini lebih mendingan dari 2 korban sebelumnya." Jelas Gilbert sambil meminum lemon tea yang tadi dibawa Antonio dari dapur.
"Jangan-jangan pelakunya Jack The Ripper." Terbak Antonio.
"Masih belum pasti, sih.., Gimana kalo kita menyelinap ke kantor kepolisian yang menyelidiki ketiga kasus ini?" Usul Francis.
"Ok! Tapi kapan?" Tanya Gilbert.
"Nanti malam?" Usul Antonio.
"O, tidak bisa. Aku yang awesome ini ada rapat perusahaan, kalau aku yang awesome ini gak datang bisa dirajam sekretaris." Kata Gilbert diselangi tawa renyahnya.
"Terus kapan?" Tanya Francis.
"Kalau kalian tidak ada kerjaan nanti malam, aku bisa kalau seusai rapat." Kata Gilbert.
"Ya sudah kalau begitu. Kami akan menunggumu di tempat kerjaku saja." Usul Francis.
"Ok! Kita juga gampang untuk menyamar karena di tempat kerjanya ada banyak orang." Kata Antonio menyetujui.
Gilbert menghela nafas, "Ya sudahlah. Terserah kalian. Oh, ya. Aku masih punya banyak waktu sampai rapat nanti, bagaimana kalau kalian kutraktir makan di luar?"
"Ok, Bos! Dengan senang hati." Jawab Antonio dan Francis bersamaan.
