Naruto belongs to Om Kishi
Because of Bus belong to ME
~o~
Uzumaki Naruto
Hyuuga Hinata
~o~
Drabble – 361 words
~o~
Drama, and a little bit Humor
~o~
Gajeness, Abalness, Jelekness
.
.
.
Sedikit Pojokan Han:
Hola~Halo~ Han kembali mmebawa cerita yang –yah- lagi-lagi gaje (–_–)a kalian jangan bosen-bosen aja dah sama cerita buatan Han. Dan cerita ini diangkat dari kisah nyata yang sedikit Han renov. Han sendiri tau cerita ini dari Ummi Han.
Check this out!
.
.
.
Hari ini, Hyuuga Hinata pulang seperti biasa. Menunggu bus beberapa menit di halte. Sendirian. Dan membosankan. Setelah sekian lama menunggu, bus itu pun datang. Gadis itu lalu memasuki bus itu dan mendudukan dirinya asal. Yang penting duduk.
"Konichiwa Onna!" seorang pemuda yang kebetula duduk disebelah Hinata menyapa gadis itu. Seragamnya lain –bukan murid sekolahnya.
"Ko –konichiwa" balas Hinata. Ia gugup. Tentu saja. Orang ini tidak dikenalnya.
"Ne, Onna, boleh kutahu namamu?" tanya pemuda itu. "Oh, namaku Naruto. Namikaze Naruto" dan dia memperkenalkan dirinya terlebih dahulu.
"Hyuuga Hinata" balas Hinata.
"Nama yang cantik" komentar Naruto –pemuda tadi.
"…"
"…"
Hening diantara mereka sesaat. Dan akhirnya pemud cerewet –menurut pendapat Hinata- itu mengoceh lagi.
"Hinata-san, boleh kuminta nomor teleponmu?" tanya pemuda itu. Dua buah iris sewarna langit cerah itu membulat. Memohon.
"Ano –aku tidak hafal nomorku" jawab Hinata. Hey itu kenyataan.
"Yahh" Naruto mendesah kecewa. Mau bagaimana lagi.
Halte yang akan dituju Hinata sudah dekat. Bus itu berhenti tepat di halte, Hinata turun setelah sebelumnya berpamitan.
"Aku duluan Naruto-san. Jaa~"
"Jaa~"
~bus~bus~bus~
Masih seperti hari sebelumnya, Naruto menunggu di halte dekat sekolahnya. Kenapa orang tuanya memilih sekolah yang begini jauhnya. Haah~
Bus datang, pemuda itu melangkahkan kakinya naik. Duduk ditempat kemarin ia duduk. Dan sedikit berharap, gadis yang kemarin ia jumpai akan berjumpa dengannya kembali. Ya, Naruto mungkin terlalu berkhayal.
Namun di halte tempat gadis itu naik, sekarang ia naik lagi. Dan duduk disebelah Naruto lagi. Seperti di drama-drama yang sering di tonton Mikoto-baasan. Dan ini pertanda bagus.
"Konichiwa Onna! Ingat aku?" sapanya.
"Ah –eum kau, Naruto-san?" tebak gadis itu.
"Yap! 100 untukmu –Hinata-san" sahut Naruto. Oh ia hampir lupa satu hal. "Hinata-san, boleh pinjam handphone-mu?"
"Untuk apa?" walau membalas begitu, namun Hinata memberikan handphone flip warna ungu miliknya.
"Sudah pinjam sebentar" Naruto mengutak-atik handphone itu sebentar. "Ini" lalu mengembalikannya.
"Lho cepat sekali, untuk apa?" Hinata bingung. Tidak mungkin meminjam handphone secepat itu.
"Aku menelepon nomorku dari handphone-mu. Aku tidak lupa nomorku, dan sekarang, aku punya nomormu" ujar Naruto bangga.
"Ah sou" sahut Hinata.
~bus~bus~bus~
Entah angin apa, hampir setiap hari mereka berkirim pesan. Dan beberapa kali membuat janji pertemuan. Hingga akhirnya mereka berpacaran. Dan akhirnya, mereka hidup bahagia –tidak juga sih- selama-lamanya.
-The End-
Apa-apaan drabble ini? Jelak banget nget nget nget-_- Gomennasai readers-sama m(_ _)m lain kali aku bikin yang bagus –janji ini lagi.
.
.
.
Yowes, mbak/mas, monggo di review dulu?
