Sulit, bukan? Menghadapinya sendirian? Itu sulit, sayang.

Ibumu bahkan sampai menghubungiku melihatmu murung tak berkesudahan. Jangan bilang kau bisa sendiri, sayang. Pada kenyataannya kau tidak sekuat itu kan?

Mengatakan aku mengerti dirimu, atau mencoba menghiburmu. Tidak membuatmu bahagia ya?

Lihatlah dirimu sekarang? Bergelung dalam selimut sembari menahan air mata yang akan keluar. Akan sampai kapan kau akan bersikap seperti itu?

Kuarahkan pandanganku keluar jendela ketika suara ketukan kecil dengan tempo pelan terdengar ditelingaku.

Sudut bibirku tertarik.

Turun hujan lagi. Air mata menetes lagi. Kau tidak bisa melihat apapun, aku yakin itu.

Secepat gerimis berganti menjadi hujan deras, secepat itulah air matamu tumpah. Kau ingin mengelabuhiku dengan suara hujan deras ini? Kau itu benar-benar bodoh ya? Pantas saja, kau tidak pernah tahu betapa besarnya rasa cintaku padamu. Mengenal diriku bertahun-tahunpun tidak bisa membuka matamu tentang diriku. Aku Mark Lee, kekasihmu selama lima tahun belakangan ini, Haechan. Kau tidak bisa membohongiku. Kau itu payah.

Sekarang buka matamu dan genggam tanganku. Karena dari awal aku tidak akan melepaskannya, apapun itu.

Ah lihat wajah sembapmu itu.

Kau itu sudah jelek, malah semakin jelek kalau wajahmu sedih begini. Jika bebanmu begitu berat, letakkan saja. Aku akan menjadi payungmu seperti yang kukatakan dari dahulu. Hanya saja kau itu selalu mengabaikannya. Berpura-pura kuat dan merasa tidak perlu bantuan dalam menghadapi masalahmu. Jangan keras kepala. Kalau kau memang tidak ingin berbagi, setidaknya biarkan aku membantumu dalam hal lain. Manusia itu diciptakan untuk bersosialisasi, saling berkomunikasi dan saling membantu satu sama lain. Kau tidak ingat pelajaran sosiologi saat di kelas dulu? Bagaimana kau bisa lulus?

Meskipun terlihat rapuh. Tolong ketahui ini. Senyummu ketika berada di tengah hujan adalah hal yang paling indah yang pernah kutemui.

Kau masih tidak mengerti ya?

Yang kumaksudkan adalah ketika kau dirundung kesedihan dan mencoba untuk berdamai dengannya, tersenyum di atas kesedihanmu sendiri adalah hal yang paling kusuka. Kau terlihat lebih dari sekedar gadis cengeng dan manja. Kau gadis yang tangguh.

Haechan. Kita bisa menghentikan hujan ini.

Kita bisa menangani rasa sakit ini. Kita bisa melakukan apapun yang kita mau. Kita bisa jika kita saling percaya satu sama lain.

Lihatlah keluar. Hujan berhenti menangis. Air matamu juga berhenti mengalir kan? Kau tahu apa artinya itu?

Sesuatu tengah menunggu kita.

Aku membuka jendela. Kupandangi langit yang berhenti menangis. Berharap apa yang ingin kutunjukkan padamu dapat muncul sekarang juga.

Sudut bibirku kembali tertarik ketika tanganku mulai menguning karena sinar matahari yang mulai muncul perlahan karena awan kelabu yang mulai pergi.

Kau melihatnya, sayang?

Di balik hujan ini selalu ada cahaya yang menanti. Tidak ada badai yang abadi.

Mari bernapas lagi, hanya bernapas lagi. Bersama-sama.

.

.

.

Njiiiir :'v gue buat apa ini? gak pede sebenernya.

Cuma pengen buat selingan ajah sembari kalian nunggu Princess Hour. Maaf ya gak bisa fast update. Aku udah nerusin kok. Walaupun belon nyampek setengah. Mumpung aku ini di rumah, mangkanya bisa seharian di kamar buat cerita. Kalo udah balik ngampus lagi gak jamin bisa nerusin cerita apa enggak?

Niat aku sik update.nya barengan ama yang di wattpad. Biar gak kejar-kejaran. Jadi mohon menunggu lagi ya :') Tinggal dua chapter lagi disana. Jadi kemungkinan aku update lagi sekitar tiga hari lagi kalau gak ada halangan.

Have a good day.