Author: Athiya064
Tittle: Hateful
Cast: EXO Official Couple
Rated: T-M
Genre: Horror, Mistery, Death Chara, Romance, Drama, etc.
Language: Indonesian
Desclaimer: I do not own the character(s) but the plots are mine.
Words: 4082
Contact Here: Athiya Almas (Facebook)
Athiya064 . wordpress . com
Happy reading
"Dad will marry soon." Aku membelalakkan mataku karena ucapat tak berbobot ayah kandungku, bukankah mom baru saja meninggal tujuh bulan lalu dan ia sudah menikah lagi?! Apa selama ini ia selingkuh dibelakang mom? Apa ini alasan ia selalu pulang larut bahkan ketika mom koma berhari-hari di rumah sakit untuk bertahan dari kanker sialannya itu? Apa ini alasan bahkan di hari kematian mom, ia langsung pergi setelah pemakaman?
"No, no one as good as mom. So.. no." Sehun yang pertama menanggapi, adik termudaku sedangkan aku Byun Baekhyun adalah anak kedua. Aku masih tenggelam dalam keterkejutanku sendiri. Aku menatap Xiumin hyung yang menatap lantai ruang keluarga, Sehun yang mencengkram pegangan sofa, dan Kyungsoo yang menatap datar, tapi aku bisa melihat kesedihan di matanya.
"But you'll need new mother. A person who will cooks and treat you well, a person who could protect you when i wasn't here. You don't need a nanny and so i'm looking for new wife." Jawab dad menyakinkan. "Kyungsoo could cooks well, and i could protect all of my donsaeng. So why looking for new wife? Dan harusnya kita dalam masa berkabung, ini bahkan belum setahun kematian mom." Xiumin hyung mengeluarkan protesnya.
"But you guys still a teenager." Aku menggertakkan gigiku tak tahan, "I will hate her with all my life! I will scold her and kick her from here, even she is more beautiful than mom, mom still the best." Mungkin protesku sedikit keterlaluan, tapi aku mendengar gumaman setuju.
Aku masih tetap memandang ayahku lurus, pria berdarah campuran China dan Kanada itu mempertahankan poker facenya. Wu Yifan atau Kris itu memang keras kepala, aku sudah hidup delapan belas tahun bersama ayahku untuk sekedar mengenali wataknya.
Mendiang ibuku, Caroline Lee adalah seorang berdarah campuran Korea dan Amerika. Ia bertemu ayah di Kanada sewaktu liburan, kisah cinta mereka manis hingga mereka memutuskan menikah muda. Melahirkan Xiumin hyung tepat setelah anniversarry pernikahan mereka yang ke delapan belas bulan, lalu melahirkanku setahun kemudian, melahirkan Kyungsoo dua tahun kemudian, dan Sehun di tahun pernikahan mereka yang keenam.
Jadi umur Xiumin hyung sembilan belas tahun, umurku delapan belas, Kyungsoo enam belas, dan Sehun lima belas tahun. Xiumin hyung baru saja lulus dari SMA-nya musim panas lalu, ia kembali ke Seoul dan tinggal bersama kami karena mom telah meninggalkan kami dan atas permintaan dad. Kini ia kuliah di Universitas swasta yang tak jauh dari sekolah kami bertiga. Aku sangat dekat dengan mom daripada mereka, entah mengapa itu membuatku benci akan pernyataan dad yang ingin menikah lagi, apa ia tak mencintai mom? Xiumin hyung dan Kyungsoo dekat dengan keduanya, hanya saja karena sekolah Xiumin hyung berbentuk asrama di China jadi ia jarang pulang.
Begitu pula Kyungsoo, karena kakek dan nenek di Apgueojang sangat menyayangi Kyungsoo lebih dari semua cucunya maka Kyungsoo diminta tinggal disana untuk menemani mereka. Kyungsoo anak yang manis dan lembut, jadi ia bisa merawat kakek nenek dengan baik. Ia sekolah disana dan hanya pulang beberapa kali dalam sebulan, otomatis ia tidak terlalu dekat baik dengan dad maupun mom. Dan Sehun, biar ia mewarisi wajah datar dad. Ia tetap masih kecil dan manja, dan sasaran manjanya adalah dad. Ketika dad pulang kerja Sehun akan selalu membuntutinya, dan dad memang memanjakan Sehun lebih dari kami semua. Tapi kami menerima, jadi jelas Sehun tak mau membagi dad dengan orang lain kecuali mom dan kami tentunya.
"Actually Baekhyun, he's a boy." Rasanya mata Kyungsoo sudah hampir lepas dari tempatnya semula. Begitu pula mata kami, tapi tetap saja karena ukuran mata Kyungsoo lebih bulat jadi ekspresinya yang paling mencolok. "WHAT?" desisku.
"Why? Aku membiarkan kalian dengan lelaki juga? Jadi apa aku salah? I know who are Luhan, Jongdae, Chanyeol and Jongin. Dan aku mengizinkan kalian, tapi apa aku tak boleh melakukan hal yang sama untuk adil?"
"Kau gila dad." Geram Sehun, "No Sehun, i'm sure you will fall for him too. He's too adorable, and cute, even cuter than you or Kyungsoo." Aku bisa melihat kilat-kilat bahagia di mata dad. Untuk orang dewasa yang jatuh cinta ekspresi itu menjijikan.
"So that's why you chose him than us?" tanya Kyungsoo dengan nada datar, aku baru sadar sedari tadi ia tak berkata apapun, dan sekali berkata nadanya kedengaran melas sekali. "N-No! It's not like that Kyungsoo. I-I just.." dad terbata. Kyungsoo sedikit lemah dan sering sakit, ia punya segala macam penyakit yang aku juga tak tahu asalnya dari mana, karena kami bertiga lebih kuat darinya. Mungkin penyakit itu menurun dari mom karena mom juga punya sistem metabolisme yang rendah sepertinya. Kyungsoo punya asma, darah rendah, lemah jantung, aku bersyukur ia tak punya kanker juga seperti mom. Jadi kami maupun dad selalu menjaga perkataan di depan Kyungsoo, tidak mau Kyungsoo tiba-tiba pingsan karena shock maupun yang lain.
"Kyungsoo, lebih baik kau beristirahat. And, how old is he?" tanya Xiumin hyung. "Jarak umur kami, empat belas tahun." Ingin benar rasanya aku menampar dad, APA SEBENARNYA YANG ADA DI OTAKNYA? APA ORANG ITU MERACUNI OTAKNYA?
"So now you're revealed that you're a gay and pedophile?" Xiumin hyung mendecih, Sehun makin mencengkram pegangan sofa, aku yakin ada bagian yang robek disana. Kyungsoo mulai memijat pangkal hidungnya, tanda ia sedang 'lelah'. "Bukankah cinta tak mengenal batasan usia? Benar begitu Sehun?" memang diantara kami, Luhan gege kekasih Sehun jarak umurnya cukup jauh dengan Sehun. Empat tahun.
"How could you marry him? Ia hanya berbeda sembilan tahun dengan Xiumin hyung!" bentak Sehun, itu artinya lelaki itu juga berbeda sembilan tahun dengan Luhan gege. Umur dad sekarang empat puluh dua tahun –walau ia kelihatan masih tiga puluhan-, berarti lelaki itu dua puluh delapan tahun? "Ia bahkan hanya berbeda lima tahun dengan Henry hyung." Tambah Sehun lagi, Henry adalah sepupu kami, keponakan dad.
"Kurasa ia memang jodoh sejatiku, jadi.. dad harap kalian bisa menerimanya. Ia tidak akan jahat seperti pemeran ibu tiri dalam drama, jadi kalian tidak perlu khawatir."
Grakkk!
Habis sudah kesabaranku, aku berdiri dan sedikit menendang meja di depanku hingga bergeser beberapa senti dan menimbulkan derit. Semua mata tertuju ke arahku, aku bangkit.
"Never bring him home." Gertakku.
"But, i will Baekkie." Aku memutar bola mataku malas, menyebalkan sekali lelaki tua itu.
"Then you will never see me here anymore."
Aku meninggalkan dad dengan langkah cepat, menabrak beberapa maid yang sepertinya menguping pembicaraan kami. Aku tak perduli, aku menuruni tangga, tanpa berbalik sedikitpun untuk melihat rumah kami yang sebesar istana –kata Chanyeol-. Hatiku sudah terlalu sakit mendengar pernyataan dad, jangan bilang ia tidak mencintai mom satu-satunya wanita yang kucintai seumur hidupku.
Aku bersumpah akan menyengsarakan hidup lelaki yang akan masuk ke kehidupanku. Aku janji.
. . .
Tapi kenyataannya aku disini, kembali di rumah mewah ini. Aku kembali karena Sehun menangis menelponku yang kabur ke apartemen yang disewa dad. Aku kembali karena Xiumin hyung memohon kehadiranku, aku kembali karena mendengar Kyungsoo langsung jatuh sakit dan pingsan seharian begitu aku pergi.
Aku tidak mau jadi saudara yang menyebalkan, jadi aku kembali. Aku tidak mau egois, karena biar aku anak kesayangan mom, mereka pasti merasakan hal yang sama. Mereka juga tidak rela membagi dad dengan orang asing. Jadi aku kembali, dan kami sama-sama tidak akan menghadiri pernikahan dad yang dilaksanakan di Amerika. Well aku baru tahu Amerika sudah memperbolehkan pernikahan sejenis yang awalnya mungkin hanya dilegalkan di Belanda, aku akan kesana beberapa tahun lagi dengan Chanyeol mungkin haha.
Dan aku bersyukur dad masih belum membawa calon istrinya itu pulang, ia bilang akan memperkenalkan orang sialan itu setelah honeymoon mereka di Hawaii. "Xiumin, take care your donsaeng well. I'll be back next week." Xiumin hyung hanya mengangguk gamblang, matanya tak lepas dari acara musik di televisi.
Dad menyeret kopernya dan dibantu oleh maid yang membawakan barangnya, "Dad janji akan jadi yang paling tampan esok. Aku akan mengirimkan foto pernikahan ke email kalian." Sehun mendengus, "Aku akan menonaktifkan ponselku sampai kalian pulang." Gumam Sehun, aku terkekeh.
"See you guys. Bye, i love you."
"I hate you." Untung keluarga kami tak menganut keformalan, sehingga aku bebas mencerca ayahku sendiri.
11th Grade Class
"Hei Kyungsoo, ada apa dengan kalian? Mengapa tak satupun dari kalian mengangkat panggilanku kemarin? Dan ada apa dengan Baekhyun? Mengapa ia terlihat begitu kusut hari ini, dan kau juga pucat. Sebenarnya ada apa?" tanya Chanyeol bertubi-tubi, ia berbagi kelas dengan Kyungsoo di kelas tengah. Sementara Baekhyun berbagi kelas dengan Chen, Joonmyun dan Yixing sahabatnya di kelas akhir, Sehun dengan Jongin di kelas awal.
"Nothing." Jawab Kyungsoo pendek. "You're lying. Aku mengenalmu Kyungsoo." Kyungsoo mendecih malas, Chanyeol adalah orang yang mudah penasaran dan juga mudah menebak.
"Dad akan menikah." Chanyeol menggebrak meja, sampai beberapa anak menatap mereka, untung bel masuk belum bunyi dan tidak ada guru. "MWO?" pekiknya. "Ia menikahi lelaki." Tambah Kyungsoo. "MWOOO?"
"Dan ia menikahi orang yang jarak umurnya hanya sembilan tahun dengan Xiumin hyung." Mulut Chanyeol membuka lebar. "MWOYAAA? What's on earth dude? Tell me this is a joke, i-i couldn't understand your dad and his terrible minds!"
"So do i. Kenyataan yang menyebalkan bukan? Aku baru pulang dari rumah kakek dan aku harus mendapat kenyataan ini. Lebih baik aku kembali tinggal di Apgueojang bersama mereka. Dan kau juga pasti tahu betapa istimewanya mom untuk Baekhyun hyung, ia kemarin kabur dari rumah ke apartemen kami, tapi ia kembali. Dan dad sedang dalam masa honeymoonnya."
"Kau perlu membawa ayahmu ke rumah sakit jiwa." Kyungsoo mengangguk setuju. "Yasudah, mungkin ini takdir kalian. Kau hanya perlu bersabar, karena siapa tahu ia adalah orang baik Kyungsoo. Jangan berlebihan membenci orang tak bersalah, ia hanya mencintai ayahmu yang seorang duda."
"Aku tak bisa menjamin tak mencabik orang itu Chanyeol." Chanyeol menepuk kepala Kyungsoo pelan. "I know you can." Bisik Chanyeol. "Thanks yeol. Lebih baik kau hibur Baekhyun hyung, ia masih sangat terpukul."
"I know, so.. that's the reason why he asked me for a date tonight." Kyungsoo tertawa pelan, hubungan mereka begitu manis. "Ah, Jongin ingin bertemu denganmu saat istirahat di atap." Kyungsoo mengangguk, rasanya ia butuh memeluk Jongin agar diberi kenyamanan.
Xiumin & Luhan's college
"Hyunggg!" Xiumin dan Luhan menoleh, mereka adalah sahabat balik sedari SMA di Beijing. Dulu di Beijing Xiumin dan Luhan berbagi kamar sedari kelas satu sampai mereka mengambil mata kuliah yang sama di universitas yang sama pula –kebetulan ayah Luhan pindah dinas ke Korea-.
Luhan sendiri adalah kekasih Sehun, hubungan keduanya berawal ketika Sehun mengunjungi Xiumin di Beijing, dan mereka berkenalan. Lalu jadian setahun lalu. "Sehun kau bolos les?" tanya Luhan langsung, ia berkacak pinggang. Kekasihnya yang masih kelas satu SMA ini memang sungguh bandel untuk urusan kehadiran di sekolah maupun bimbingan belajar. Biar begitu Sehun masih cukup pintar untuk masuk dalam kelas Internasional.
"Hehe, ya.. begitulah. Aku janji akan les ketika that stranger datang. Bahkan mungkin aku akan menambah jadwal lesku dan jadwal klub menari juga. Aku ingin berada di tempat yang sangat jauh darinya dan dad." Luhan mendesah nafas berat, ia tahu apa yang dialami sahabat dan kekasihnya. Ia cukup dekat dengan semua keluarga Wu, jadi ia ikut sedih dan kaget mendengar cerita itu dari mulut Xiumin.
"Baguslah kalau begitu," Luhan tersenyum, mencoba membangkitkan jiwa mereka kembali. Dalam satu tahun banyak hal yang mengguncang keduanya dari kematian ibu yang mereka sayangi, Luhan tahu pasti bagaimana mrs. Caroline itu. Sifat wanita itu memang sangat lembut dan penyayang. Tapi sekarang, bukannya dalam masa berkabung, ayah mereka malah menikah lagi dengan orang yang tak pernah ia kenalkan.
"Anak ini terus-terusan mengingatkanku untuk berkata padamu kalau ponselnya mati, dan ternyata ia malah datang. Yasudah kalian kencan sana!" usir Xiumin main-main, raut wajah Luhan berubah malu-malu. "Oh please no more, Sehun kau masih dibawah umur. Jangan memeluk pinggang Luhan seperti itu di depan umum. Astaga aku bisa gila, apa tadi kau melihat Chen?" omel Xiumin, Luhan hanya menjulurkan lidahnya mengejek.
"Sepertinya Jongdae hyung kencan dengan gadis lain. Ahaha bye bye hyungie~" Sehun langsung menarik lengan Luhan untuk ikut berlari meninggalkan Xiumin yang mendengus kesal.
. . .
"Chanyeol, kau tidak akan meninggalkanku kan?" Chanyeol mengerutkan dahinya. "Aku memberikan seluruh hidupku padamu Baek, mungkin ini terdengar sangat gombal. Tapi.. aku berkata jujur. Aku takkan pernah sanggup berpisah denganmu, kau tahu itu kan?"
"Sebenarnya aku sudah tahu. Hanya.. hanya aku benar-benar down saat ini, aku tak bisa berpikir jernih lagi Yeol. Aku ingin pindah dari rumah itu." Baekhyun terus berjalan menatap rerumputan taman yang dirawat baik. Chanyeol mengelus surai Baekhyun lembut.
"Don't, don't leave them. Kalian sudah berpisah terlalu lama selama ibu kalian hidup, dan ini adalah pesan terakhir ibumu Baek. Ia ingin kalian tinggal bersama, kau tak mau menyakiti ibumu kan?" tanya Chanyeol. "Tapi aku merasa lebih menyakiti mom dengan hidup bersama dad dan pecundang baru itu. Aku tidak bisa menerimanya Yeol, tidak bisa.."
"Aku selalu mengenal Baekhyun yang serba bisa, jadi aku yakin kau bisa melaluinya. It's okay kalau kau belum bisa menerima kehadiran orang baru di keluarga kalian. Yang jelas jangan berpikiran untuk pergi, hadapi dengan sabar. Dan kau bilang kalau ayahmu menyakinkan kalian bahwa calon 'ibu' baru itu orang baik, berarti ia benar-benar baik bukan? Kau sendiri yang bilang kalau sebodoh apapun pemikiran ayahmu ia selalu berkata jujur pada anak-anaknya, jadi mungkin orang itu memang sungguhan baik."
"Hmm, ya aku tahu. Aku hanya tak bisa menerimanya," gumam Baekhyun, Chanyeol memeluk Baekhyun erat. "Kau tak perlu belajar menerimanya. Hanya tetaplah bersama mereka, arasseo?"
"Gumawo Yeol, saranghae."
"I love you more than anything Baekhyun."
. . .
A week later
Baekhyun memainkan Ipad miliknya dengan gerakan kasar, kalau saja ia memiliki tekstur jari dan telapak tangan yang buruk mungkin Ipadnya sudah tergores dimana-mana. Melakukan kegiatan random seperti; chatting, menonton video, bermain sosial media, maupun membuka foto-foto kenangan lamanya dengan keluarga maupun Chanyeol.
Xiumin sedang keluar bersama Chen –sengaja- padahal ia tahu ayahnya akan datang sekitar setengah jam lagi dan bukannya menyambut ayah dan ibu barunya ia malah pergi kencan dengan kekasihnya yang sekaligus teman sekelas Baekhyun, Kim Jongdae.
Sehun belum pulang dari klub tarinya, dan ia bilang setelah ini ia akan datang ke les bahasa Inggris sampai pukul delapan malam. Baekhyun sedikit khawatir dengan jadwal adiknya yang tiba-tiba menjadi padat, ini kali pertama Baekhyun melihat Sehun berada di luar rumah lebih dari dua belas jam perharinya.
Hanya Kyungsoo yang melakukan 'tindakan penyambutan' ia memasak tanpa ingin dibantu maid dan memasak dalam jumlah besar untuk kedatangan ayah mereka. Baekhyun tahu itu bukan karena Kyungsoo benar-benar ingin menyambut mereka. Justru dengan itu Kyungsoo melarikan rasa sedih dan depresinya, ia harus bergerak dan melakukan suatu pekerjaan sendiri.
Rasanya Baekhyun ingin membantu Kyungsoo dan menaburkan racun tikus di atas makanan mereka, biar istri baru ayahnya mati di pertemuan pertama. Tapi Baekhyun tidak mau masuk penjara dan lebih tersiksa karena rasa bersalah. Ia takut mendiang ibunya akan gentayangan dan memarahinya.
Baekhyun melirik jam tangan di lengan mungilnya, tak lama ayahnya akan datang. Dan lebih baik ia kabur ke kamarnya dan berpura-pura tidur. Ia melewati dapur dan melihat Kyungsoo sedang sibuk dibalik balutan apron di tubuhnya. "Kyungsoo, kau tak harus menyelesaikannya." Kyungsoo menoleh, Baekhyun sedikit terkejut, pandangan Kyungsoo tiba-tiba kosong.
"Kau lelah, kau butuh istirahat." Baekhyun berujar lagi, Kyungsoo mengangguk. "Ini akan selesai sebentar lagi, aku tidak mau hyungdeul dan Sehun dimarahi dad karena menghindarinya. Jadi aku yang akan menyambut mereka, hyung tidur saja aku akan bilang hyung tidak enak badan."
"G-Gumawo Kyungsoo." Cicit Baekhyun, ia tidak tahu adiknya begitu memikirkannya. Kyungsoo mengangguk dan kembali beralih pada masakannya.
"Tuan muda, apa anda perlu bantuan?" seorang maid mendatangi Kyungsoo, Kyungsoo tersenyum hangat. "Annio, biar aku saja ahjumma." Maid itu memandang tak yakin, "Tapi tuan muda pasti kelelahan, lagipula anda besok harus masuk pagi."
"Gwaenchana, oh ya nanti kalau daddy datang bilang padaku ya? Aku akan membukanya." Maid itu mengangguk meski dalam benaknya timbul berbagai pertanyaan. 'Tuan muda Kyungsoo tidak pernah seperti ini sebelumnya, sudahlah aku bicara apa.' Maid itu pergi ke depan dan memilih merapikan ruangan.
Ting tong!
Kyungsoo menghela nafas berat, ia merentangkan tangannya sebentar, lalu melepas apron yang ia kenakan dengan gerakan cepat dan menggantungnya di sisi dapur. "Tuan muda Kyungsoo, ayah anda sudah datang." Kyungsoo mengangguk mengerti. "Tolong tata makanannya di meja makan ya ahjumma, aku akan ke depan sekarang." Maid itu mengangguk dan segera melaksanakan perintah Kyungsoo.
'Aku akan berusaha.' Batin Kyungsoo.
Klek!
"Kyungsoo! How i miss you cutie! Here, i've something for you." Kris menyerahkan tas besar pada Kyungsoo, oleh-oleh. Mata Kyungsoo meneliti ayahnya, tubuh ayahnya sedikit lebih tan daripada sebelumnya, pasti terlalu banyak berjemur di pantai. Seingat Kyungsoo, selama ibunya hidup mereka berdua jarang sekali berlibur. Kyungsoo menatap leher ayahnya yang terexpose karena menggunakan kemeja berpotongan kerah rendah dan kancing atasnya terbuka. Dan Kyungsoo bisa melihat sebuah tanda berwarna merah disana.
Kyungsoo mengalihkan pandangannya, tak mau melihat itu dan meracuni mata innocentnya. Ia tak ingin memikirkan apa saja yang telah dilakukan ayahnya di sana. "Hei, are you okay?" Kyungsoo mengerjapkan matanya kaget. Ayahnya memeluknya erat, "Uhm, welcome.. dad."
"I thought you're angry, and where's the others?" Kyungsoo melepas pelukan ayahnya, tanpa ingin bertanya dimana 'ibu' baru mereka. "Xiumin hyung sedang ada tugas di luar, jadi Jongdae hyung mengantarnya. Sehun sedang di klub menarinya, ia bilang ia tidak bisa langsung pulang karena ada les bahasa Inggris sampai pukul delapan dan—"
"Wait.. Sehun? Les? Sejak kapan ia rajin masuk, dan bahasa Inggris? Kalian semua sudah terlalu lancar bahasa Inggris untuk les di bimbingan belajar." Potong Kris, tak menyangka anak terkecilnya seperti itu. "Sehun harus tetap berada di kelas Internasional dad, jadi ia ikut berbagai bimbingan belajar untuk mempertahankan nilainya." Jawab Kyungsoo datar.
"Oh, dan dimana Baekhyun?" tanya Kris. "Hyung sedang tidak enak badan dan beristirahat di kamarnya. Lebih baik dad masuk dan makan, aku sudah menyiapkan makan malam. Dan Goo ahjumma, tolong bawa masuk koper dad dan tamu malam ini."
"Iya tuan." Kyungsoo membalikkan badannya dan bersiap masuk ke ruang makan, tapi ayahnya menahan lengannya. "Kau.. tidak ingin berkenalan dengan ibu barumu, Kyungsoo?" tanya Kris hati-hati. "Aku akan berkenalan dengan istri dad nanti setelah kita makan, bukan berkenalan dengan ibu baru." Setelah itu Kyungsoo langsung masuk dengan langkah cepat tanpa memperdulikan ayahnya lagi, meninggalkan ayahnya yang membatu bingung sejak kapan anaknya yang paling penurut bisa berkata seperti itu, dan seorang lagi yang bersembunyi di belakang Kris.
"S-Sepertinya ia tidak menyukaiku." Gumam orang itu, Kris berbalik dan menatap orang itu lembut. "No, he will love you as i love you. Mereka hanya butuh waktu, kita masuk saja dulu." Kris menggandeng lengan orang itu hangat dan mengajaknya berjalan masuk, beberapa maid menatap mereka –lebih tepatnya memandang orang yang Kris gandeng- dengan tatapan tajam, bahkan beberapa diantara mereka berbisik-bisik. Mereka mendengar orang itu tadi berbicara dengan bahasa Mandarin, jadi ada kemungkinan ia tak mengerti bahasa Korea.
'Ternyata hanya orang seperti itu yang merebut Kris-ssi, aku kasihan sekali pada anak-anaknya. Aku yakin mereka tak butuh sosok ibu baru yang seperti itu.' Bisik Eunjung, salah satu maid disana. Disetujui yang lain.
Kris dan lelaki yang hampir sama tingginya itu berjalan lambat menuju ruang makan, menemukan Kyungsoo yang telah duduk di salah satu kursi sambil mulai membalik piringnya. Kris duduk di kursi paling ujung, posisi yang sama seperti biasanya.
Kyungsoo melirik sosok asing dengan sudut matanya, kelihatan sekali orang itu sedang bingung akan duduk dimana dan berniat duduk di seberang Kris. "Jangan berani-beraninya kau duduk di sana!" mereka sontak menoleh ke arah tangga, Baekhyun berdiri dengan pandangan penuh emosi.
"A-Aku.." Kyungsoo ingin menggelengkan kepalanya mendengar suara sosok itu, bahasa Korea yang baru digunakannya buruk sekali.
"Baekhyun!" tegur Kris, ia lelah karena sedikit jetlag dan Baekhyun sudah menambah masalahnya. "Wae? Itu kursi mom! Selamanya hanya dia yang boleh duduk di sana, biarpun mom telah meninggal sekalipun! Kau duduk di ujung yang lain karena itu adalah posisi kami, di rumah ini posisi makan kami takkan pernah berubah. Kau ingat itu!"
"Demi Tuhan Baekhyun! Ia ibumu! Setidaknya ia lebih tua darimu dan bicaralah dengan sopan! Ini hanya urusan kursi!" bentak Kris, "Tapi sebagai pendatang baru ia harus belajar memahami posisinya dan aku memberi tahukan hal yang benar."
"S-Sudahlah Kris gege, tidak apa aku akan duduk di sana." Orang itu tersenyum lembut, Kris memandang khawatir. "Eww, aku tidak ingin melihat drama picisan disini. Aku bisa kehilangan nafsu makanku sekarang juga." Gumam Baekhyun, ia membatalkan niatnya untuk kabur karena ia tahu Kyungsoo tak mungkin ada disana sendirian, ia harus menemani Kyungsoo.
"Hyung, sudah.. hyung duduk saja, dan ayo kita makan." Ajak Kyungsoo, matanya memandang sosok baru itu yang tidak bergerak. "Kenapa tidak makan?" tanya Kyungsoo lembut. "Actually Kyungsoo, dad dan Tao sudah makan. Tapi tak apa, aku akan menemani kalian makan. Dan Tao jarang makan malam, jadi ia sudah kenyang sekarang."
"Gege tidak apa, aku bisa makan—"
PRANG!
Baekhyun melempar piring makan dan gelasnya sehingga kristalnya pecah dan berhamburan kemana-mana, Kyungsoo menunduk, Kris menganga karena kaget dan Tao –nama istri baru ayah mereka- hanya mematung.
"BAEKHYUN APA YANG—"
"Dad tidak tahu berapa lama Kyungsoo memasak untuk kalian! Ia bahkan tak dibantu satu maidpun dan sekarang kau bilang kalian tidak ingin makan? Setidaknya meski kalian sudah makan tidak bisakah kalian berpura-pura makan meski hanya sedikit saja hah? Kyungsoo mengorbankan waktu belajar dan waktu bersenang-senangnya bersama Jongin hanya demi masakan ini, dan tanggapan dad seperti itu.." semprot Baekhyun, Kris ingin menjambak rambutnya sendiri karena sejak kapan anak-anaknya jadi pembangkang seperti ini?
"Baiklah! Dad minta maaf, kami akan makan semuanya." Ucap Kris frustrasi, Baekhyun bangkit dari tempat duduknya. "Sudah terlambat, Eunjung ahjumma! Bereskan semua makanan Kyungsoo dan kalau kalian mau ambil saja, kalau tidak buang ke sampah karena makanan ini sudah tercemar."
"N-Ne tuan muda." Eunjung berlari kecil sambil mendorong troley yang akan digunakan untuk membawa makanan-makanan itu. "Dan Kyungsoo, jangan terlalu dipikirkan. Bawa piring makanmu dan makan saja di kamar, kalau kau mau aku akan menemanimu." Kyungsoo hanya mengangguk, ia tidak pernah bisa se-frontal Baekhyun. Dan ia setuju dengan sikap Baekhyun, meski ia tahu itu sangat tidak sopan.
"Dan kau.. Tao atau siapapun namamu, ini hari pertama kau datang dan kau sudah menimbulkan masalah. Satu lagi, kami jarang menggunakan bahasa formal di rumah jadi aku takkan memanggilmu hyung apalagi eomma. Jangan pernah berharap sedikitpun!" Baekhyun mengatai Tao tepat di depan wajahnya, Kris sudah mencengkram telapak tangannya sendiri. Ia ingat pesan mendiang istrinya untuk tidak melakukan kekerasan fisik pada anak-anak mereka, jadi ia tidak mau melanggar janji itu untuk menampar Baekhyun.
Kemudian Baekhyun langsung mengajak Kyungsoo naik menuju kamar mereka.
. . .
Tomorrow
07.00 a.m
Dining room
"Morning guys, oh Xiumin dan Sehun, jam berapa kalian pulang semalam?" tanya Kris begitu satu-persatu anaknya turun, "Hampir tengah malam." Jawab Xiumin singkat, ia segera duduk di meja makan mereka.
"Uhm dad rasa kalian harus berkenalan dengan Tao, dan dad takkan memaksa kalian memanggilnya eomma, itu sedikit aneh hehe. Tao kemarilah dan perkenalkan dirimu!" Kris tersenyum menyakinkan Tao, Tao melangkah keluar dari dapur dengan apron miliknya sendiri bergambar panda. –Baekhyun akan sungguhan membunuh Tao kalau ia menggunakan apron milik ibunya maupun Kyungsoo-
"Annyeonghassimnika, Huang ZiTao imnida. Aku sedang menyelesaikan program pasca sarjanaku di jurusan seni, mohon bantuan ya karena bahasa Korea-ku masih sangat minim. Salam kenal!" Tao berkata ceria, tapi tak satupun dari mereka memperhatikan. Kris menghela nafas, dan meminum kopi buatan Tao untuk menenangkan dirinya.
"A-Aku masak nasi goreng! Apa kalian ingin makan sebelum berangkat sekolah? Atau untuk dibawa sebagai bekal?" tanya Tao, berusaha mendapatkan respon dan perhatian. Tapi di hadapannya, anak-anak suaminya malah mengambil selembar roti dan mengoleskan selai di atasnya.
"I'm in a diet program." Xiumin menanggapi, sambil memasukkan roti ke mulutnya. "I'm Xiumin by the way." Xiumin memperkenalkan dirinya setelah menyadari ayahnya menatapnya intense, ia hanya ingin mencontohkan hal yang baik pada adiknya karena ia adalah anak tertua.
"Maagku bisa kambuh kalau aku makan nasi goreng pagi-pagi.. hyung. Maaf aku mudah sakit, dan aku Kyungsoo, aku anak kedua." Kyungsoo menanggapi dengan seulas senyum tipis, Tao sedikit merasa lega mendengar suara lembut Kyungsoo. "Mianhae Kyungsoo, aku tidak tahu. Lain kali, aku akan memasakkan makanan yang lebih lembut teksturnya."
"Tidak perlu, Kyungsoo hyung bisa masak sendiri. Mungkin lebih baik dari kita semua yang ada disini karena uri super chef, mom mengajarinya dengan baik. Dan aku tidak suka nasi goreng, sangat tidak suka. Namaku Sehun, aku anak terakhir." Jawab Sehun datar.
"Aku Baekhyun, aku tidak mudah sakit, aku tidak diet, aku suka nasi goreng. Tapi aku tidak akan pernah mau semua hal yang berhubungan denganmu, oh dad jangan marah dulu pagi ini. Aku tidak ingin dad kena serangan jantung dan meninggalkan kami semua hanya dengannya. Aku pergi dulu, Chanyeol sudah menyusul." Sehun hampir tersedak susu cokelat yang ia minum karena menahan tawa mendengar tanggapan Baekhyun, sementara Xiumin dan Kyungsoo masih dengan wajah datar mereka.
Tao menggigit bibir bawahnya, Baekhyun yang paling susah menurutnya. Ia tidak tahu apa ia bisa bertahan atau tidak ia sungguhan tidak tahu. Ia hanya berusaha hal yang paling baik, karena Kris sudah terlalu banyak membantunya dan terlalu banyak memberinya cinta yang tidak pernah pantas ia dapatkan. Jadi Tao akan bertahan, Tao akan membuat mereka menerimanya.
TBC
w-what is this? i don't know too.
And sorry for any typo(s)
Ini semua berawal dari ketika aku nonton The Conjuring yang sukses bikin parno sampai susah tidur berhari-hari, sukses bikin aku mati kutu di bioskop, dll lah. Tapi tiba-tiba aku dapat secercah ide buat bikin ff horror untuk pertama kalinya :')
nanti adegan horrornya ada di chapt berikutnya ya, dan disana juga diceritain gimana Tao sama Kris bisa deket, dan ya tunggu ajalah hehe. Rencananya ff ini ga akan lebih dari lima chapter^^
oh iya, Baekhyun jahat banget ya disini. Tapi menurutku itu respon wajar kok, gimana kalau kalian dapet ibu baru tapi bukan perempuan, umurnya Cuma beda dikit lagi, dan orang itu nikah sama ayah kalian di jarak yang deket sama kematian ibu lama kalian. Pasti kesel kaya Baekhyun kan?
jadi jangan bash siapapun disini, okay?
oh iya aku juga mau nanya nanti buka voting lagi, enaknya lanjutin ff yang mana dulu? Bingung T.T
last, review? ^^~
