Hanya cerita pendek Lawlu yang sudah menikah dari A-Z bersama tiga pasang anak kembar mereka dari dulu sampai sekarang, hari ini bahkan hari-hari sebelumnya.
T nyerempet M
Family/ humor
A (Ayam!)
pagi itu, satu kelas berisi bocah-bocah TK terlihat tengah bersantai ria sembari bercerita. Mereka semua tertawa bersama dan membuat sang sensei bersurai oranye yang baru mengintip dari balik pintu tersenyum senang karenanya. Namun, cerita dari sepasang kembar fraternal bersurai raven dan blonde sukses membuat wajah wanita cantik tersebut memerah bagaikan tomat.
"CELIUS, ACE! AYAM DADDYMU MUNTAH CETELAH DI MAKAN PAPAMU?!"
Anggukan singkat dengan wajah yang dipasang sangat meyakinkan dan seserius mungkin.
"IYA! AKU SERIUS! AKU MELIHATNYA DENGAN SEBELAH MATAKU SENDIRI! SABO JUGA! DIA MALAH LANGSUNG MENARIKKU DEMI MELIHAT AYAM DADDY YANG HAMPIR MATI!"
"HOOOOOOO~" Dan balasan si raven pun sukses membuat seluruh teman-temannya menyahut serempak.
"Lalu apa yang terjadi, Ace!?" Tanya bocah cantik bersurai biru.
"Setelah itu, Daddy mencekik ayam nya terus berulang-ulang seperti ini sampai akhirnya— boof! Ayam Daddy hilang saat Papa berbalik setelah melepas celana tidurnya."
Clak!
Darah menetes dan seorang bocah bersurai pink kembali bertanya penasaran dan di sahuti si blonde yang teringat akan sesuatu.
"Lalu? Lalu? Lalu?"
"Lalu Papa kami berteriak seperti ini. AHHHHHH! TORAO! LEBIH CEPATTTTTT! IYA IYA! dan ranjang yang mereka pakai langsung bergetar hebat!"
"Hooo.. kalau begitu aku juga mau bangun malam-malam untuk melihat ayam Ayahku yang di makan Mama."
"Aku juga, aku juga!"
"Coba saja. Tapi tidak setiap malam juga Papa memakan ayam Daddy dan melakukan—
GUBRAK!
"HWAAAA! NAMI-SENSEI!"
Dan wanita cantik bernama Nami itu pun sukses pingsan akibat cerita panas yang barusan ia dengar beberapa saat yang lalu. Tak lupa juga cairan berwarna merah pekat telah mengalir dengan deras dari bagian hidung wanita tersebut.
.
.
.
B (Baju)
Satu pusat perbelanjaan, puluhan ruangan dan satu area yang penuh dengan para Mama muda yang sedang berbelanja pakaian anak.
Mereka semua terlihat memilih, menimang, melihat lagi dan terus seperti itu terlebih ketika putra atau putri mereka senang dengan baju seperti apa yang menjadi pilihan Mama Mereka.
Tak lama kemudian muncullah seorang pria sexy dan gagah dengan dua kancing atas yang memang sengaja di lepas. Memperlihatkan dadanya yang bidang dengan hiasan luka berbentuk X yang menambah kesan macho pada dirinya. Oh! Ada yang menyembul dari balik kemeja putih polos tersebut. Benda itu adalah sepasang puting berwarna merah yang langsung membuat beberapa pemuda sekolahan yang tengah jalan-jalan di sekitar Mall melongo dengan mulut hampir berliur.
Rambut pria muda tesebut berwarna hitam malam dengan alis tipis dan mata besar yang begitu indah. Bibirnya yang berwarna pink alami telah membuat semua Mama muda menoleh dengan pipi bersemu merah tak terkecuali dengan para pria-pria beristri dan berbelok yang langsung menyeringai ketika mereka melihat betapa ketatnya kemeja yang di pakai si raven. Tapi tidak hanya itu. Melainkan dua orang bocah kembar cantik yang berusia delapan tahun yang terlihat tengah mengekor di belakangnya. Mereka berdua terlihat berhenti dan mulai memanggil pria tampan di depan mereka dengan nada yang terdengar lucu.
"Papa! Kami ingin melihat baju yang itu."
"Iya, Papa. Baju itu akan terlihat bagus di pakai oleh kami yang cantik ini." Dan alhasil bintang-bintang imajiner pun bermunculan di tubuh dan wajah bocah manis dengan anting-anting berbentuk ular tersebut. Si pria mulai menoleh, ia mulai berjongkok dan memamerkan sebuah senyuman yang langsung membuat orang-orang seisi Mall berhenti dengan jantung berdetak kencang.
"Ohh.. Hancock, Robin kalian sudah melihat baju yang kalian mau ya. Baiklah. Ayo kita lihat dulu."
Beberapa Mama cantik yang terlihat tengah berbisik.
"Lihat pria itu, dia tampan sekali! Kau tahu, dia adalah type ku. Sudah tampan dia bahkan mau pergi ke pusat perbelanjaan untuk menemani kedua putrinya. Istrinya pasti sangat beruntung."
"Kau benar. Padahal seorang pria pada umumnya sangat anti sekali masuk ke pusat perbelanjaan apalagi jika itu memilih baju untuk anak-anak."
Sementara itu dari arah lain—
"Oh Tuhan.. dia baik sekali mau mengantar kedua putrinya ke pusat perbelanjaan. Suami ku saja tidak sudi ku ajak kemari."
"Lihat saja cara dia memilih baju. Sangat apik dan penuh perhatian pada anak-anaknya yang meminta model pakaian lain. Dia pasti adalah suami berhati lembut dan penuh kasih sayang. ARGHH! AKU IRI SEKALI DENGAN ISTRINYA!"
"Sssttthhh! jangan keras-keras!"
"M-maaf!"
Tak lama kemudian muncullah pria gagah lainnya dengan wajah tampan menawan bagaikan Adonis. Pria tersebut memiliki perawakan tinggi dengan hiasan janggut tipis yang sering ia rawat setiap harinya. Bola mata berwarna madu, surai raven halus dan kulit kecoklatan berhias tatto yang menambah kesan sexy pada dirinya. Hasil yang ia dapat adalah para wanita yang berbinar dengan wajah memerah dan membuat pasangan mereka menggeram marah.
Dan walaupun kedua mata dan tubuh pria tersebut terlihat kelelahan namun hal itu tak membuat semua pengunjung pusat perbelanjaan memalingkan wajah mereka. Bahkan pria tampan tersebut tidaklah datang sendirian melainkan bersama dua orang balita kembar identik besurai raven yang tengah menangis lirih di dalam sebuah kereta dorong yang di sebelahnya tergantung sebuah topi jerami. Sementara dua lainnya adalah sepasang bocah kembar fraternal yang terlihat merajuk dengan kedua pipi di gembungkan. Pria tampan dengan tubuh penuh tatto tersebut sampai menggeram frustasi di buat nya namun, rasa frustasi tersebut hilang ketika dirinya melihat sosok pria yang ia cari ada di depannya.
Dengan cepat pria tampan tersebut mulai melangkahkan kedua kakinya, tak lupa kereta bayi pun ikut ia dorong untuk menghampiri si raven yang lebih muda.
"Luffy-ya! Sudah ku bilang, jangan turuti keinginan dua bocah penyihir itu untuk berbelanja! Mereka hanya ingin membuatmu jauh dariku dan bocah-bocah ini."
"Torao? Dari mana kau tahu aku ada disini?"
"Tentu saja aku ta—
Ucapan yang terpotong kala pria bernama Torao tersebut melihat seperti apa baju yang dikenakan oleh pasangan sehidup sematinya. Terlebih dengan dua kancing sialan yang tidak menutup dada kekasihnya yang menjadi awal perkenalan mereka saat masih bujangan.
Gigi yang menggertak dan tatapan tajam yang di arahkan pada putri mereka yang bernama Hancock.
"HANCOCK!"
"KYYYAAAA! SUDAH KU DUGA! WAKTU TIGA JAM TIDAK AKAN CUKUP UNTUK MENCARI DADDY BARU!"
"APA MAKSUDMU, BOCAH!? AKU ADALAH DADDY-MU DAN PRIA YANG KAU CULIK SELAMA TIGA JAM TERAKHIR ITU ADALAH PRIA YANG SUDAH KU NIKAHI SELAMA SEPULUH TAHUN TERAKHIR!"
Kekehan.
"Fufufufu Daddy lucu kalau sedang cemburu."
Dua orang kembar fraternal yang terus merapalkan sebuah mantra.
"Daging! Daging! Daging! Kami ingin daging!"
"Ace!, lihat Toko makanan!"
"MANA?"
Lalu jeritan dua balita kembar identik yang terus merengek tiada henti dengan air mata yang terus mengalir.
"Hweeeeeeeeee! HHHWWWEEEEE!"
"HWAAAAAA!"
Dan yang terahir perselisihan antara Ayah dan anaknya.
"Kau pria menyebalkan! Aku akan mencari suami yang lebih menyayangi Papaku! Dasar kau ahli bedah tukang selingkuh dengan suster-suster bawahanmu!"
"Aku tidak selingkuh, bocah! DAN BERHENTI MENUDUHKU SEMBARANGAN!"
.
"SABO! AYO KITA KE SANA!"
"SIAP DAN SANGAT SIAP!"
.
"Akhem.. ha-halo.. aku Franky. Tadi aku lihat baju warna ungu ini di sebelahku dan— ku rasa ini cocok untuk dirimu yang manis ini."
"Fufufu. Kebetulan. Aku memang suka warna ungu."
Kembali lagi ke awal.
"DASAR BOCAH ULAR!"
"AHLI BEDAH KEMATIAN!"
Geraman dan beberapa Mama muda yang terlihat shock bahkan terkekeh karena pertengkaran Ayah dan Anak di depan mereka.
Rencana awal ingin mencari Daddy baru dengan berpura-pura ingin membeli baju musnah lah sudah karena kedatangan sang Daddy yang murka kepadanya. Bahkan mereka tidak sadar dengan duduknya dua orang bocah kembar fraternal yang sudah memesan belasan porsi daging di sebuah Toko di dekat Mall tersebut.
"HWEEEEE!"
"HWAAAAAAAA!"
Rengekan dua orang balita masih terus terdengar. Hal itu membuat sepasang tangan sampai terkepal dengan gigi yang mulai menggertak kesal namun dengan wajah yang terlihat memerah. Dan kejadian selanjutnya—
Tap!
Si raven yang lebih muda mulai melangkah ke ruangan lain dan langsung menarik sebuah baju yang tak bisa di sebut sebuah baju lalu melemparkannnya ke arah sang suami yang masih saja terlihat berdebat dengan salah satu putrinya seraya berucap dengan nada yang terdengar malu-malu.
"Bungkus baju itu untukku Torao! Aku akan memakainya malam ini." Dan di lanjut dengan si raven yang mulai memakai sebuah topi jerami yang tergantung di dekat kereta dorong bayi seraya menggendong dua balitanya yang tengah merengek dengan senyuman yang mulai terukir. Bahkan kedua balita tersebut terlihat mulai menghentikan tangisan mereka dengan tangan-tangan kecil yang terlihat meraba-raba di sekitar dada si raven seakan-akan mereka tengah mencari makanan. Selanjutnya Robin mulai mengikuti sang Papa setelah sebelumnya ia mengucapkan terimakasih pada seorang anak laki-laki yang tadi memberinya sebuah baju.
Bahkan Ace dan Sabo tak mau ketinggalan! Mereka langsung menyapu habis makanan yang mereka pesan dengan catatan minta saja bayaran pada seorang pria bernama Trafalgar Law yang ada di sebuah Mall. Hancock pun tak mau ketinggalan, ia langsung kabur setelah melihat sang Daddy yang terdiam dengan wajah bersemu merah terlebih dengan baju sexy atau bisa kita sebut sebuah lingerie terbuka yang sangat sexy di tangannya.
Dengan ini si pria tampan bertato sampai berpikir, mungkin tidak ada salahnya jika membiarkan pria tercintanya berbelanja baju jika malamnya ia dapat melihat pria tersebut menggoda dirinya dengan macam-macam lingerie sexy seperti ini.
.
.
Halo xD saya bikin fiksi baru. Wkwkwkwk fic ini akan terus berlanjut sampai alfabet Z dengan tiap chapter berisi 1, 2 atau 3 cerita. Okay. Sampai jumpa di Chap selanjutnya~
