- Limited Lovers -

.

Story and Cover (edited) © E-61

Original Image © Google

Original Character © Amano Akira

.


Chapter 1


"Kenapa kau tidak juga ikut program rehabilitasi, Hibari Kyoya? Sudah satu bulan berlalu sejak operasi cedera tulang punggung... mulai sekarang, kau harus menjalani hidup di atas kursi roda, kau juga harus sering menggerakkan kakimu dengan tangan dan alat untuk mencegah kontraktur otot" jelas salah satu dokter yg datang untuk memeriksa kakiku... Aku hanya bisa merengut saat dokter itu bicara.

"Bisa kan, tidak menentukan nasibku? Kakiku ini pasti cepat sembuh, kok... Dokter Rokudo," jawabku diiringi dengan death glare andalanku… masih jelas dalam ingatanku, saat aku mengalami kecelakaan itu... pada musim panas sebulan yg lalu.

.

.

.

. . . .

"Ini lumbar vertebrata keempat di pinggang. Bagian yg cedera pada tubuh Hibari-san karena kecelakaan membuat bagian bawah tubuhmu tidak bisa bergerak meski diperintah otak, syaraf tulang belakangnya luka berat, bisa diatasi selama masih bisa dilakukan operasi. Tapi, kalau syaraf tulang belakangnya mati... tidak akan pernah bisa sembuh lagi. Mulai sekarang, kau harus siap hidup di atas kursi roda." Jelas salah satu dokter bedah yang memeriksaku,

Kemudian dia memperkenalkan seseorang, "Dia Mukuro Rokudo, dokter penanggung jawabmu selama kau berada di rumah sakit ini"

Mukuro Rokudo? Nama yg aneh...

Aku memperhatikan penampilan dokter itu dari atas ke bawah.

Hmm, rambutnya aneh. Mengingatkanku pada nanas, matanya juga aneh... belum pernah kulihat ada orang yang mempunyai warna mata merah seperti itu, apa dia pakai softlens? Tapi kenapa cuma sebelah mata saja?

Lamunanku terhenti begitu Dokter yang bernama Mukuro Rokudo itu mengulurkan tangannya.

"Salam kenal, Hibari-san"

"Salam kenal"

.

.

.

"Sudah kubilang, aku tidak mau rehabilitasi!" teriakku saat dokter itu sedang memeriksa kakiku bersama beberapa dokter lain. "Sebelum bagian bawah tubuhmu jadi kaku... kau harus dipaksa untuk terapi," setelah dia berkata begitu, dia meminta salah satu dokter untuk menekan kaki kiriku agar kelihatan seperti sedang split. rasa sakit langsung menjalar ke seluruh tubuhku. Aku berusaha melepaskan diri, namun tenaganya lebih besar dariku. Begitu latihan selesai, aku langsung menaiki kursi rodaku.. kemudian pergi ke kamar dengan ratusan bahkan ribuan makian untuknya... dan juga untuk diriku sendiri...

Dalam perjalanan ke kamarku, kudengar beberapa dokter sedang membicarakannya…

"Dokter Rokudo hebat ya, meskipun dia masih seorang dokter training tapi caranya menangani pasien sangat bagus"

"Ya, dia juga ahli di ruang operasi… aku yakin dia akan berprestasi"

Beberapa dokter itu berlalu sambil membicarakannya… hmm… rupanya dia iblis yang berdiri di garis depan…

. . . .

"Wah, kamarmu bagus sekali kyouya! Ternyata kamar VIP seperti suite room hotel, ya!" Teriak Dino Cavallone, pacarku saat dia menjengukku bersama beberapa temannya

"Berisik, haneuma! Aku tinggal di sini selama 35 hari, tahu?"

"Ah… jangan marah gitu… oh iya, aku bawa bunga mawar lho! Kau belum mandi kan? Kumasukkan ke dalam bak mandi ya!"

Belum sempat kujawab dia langsung memasukkan bunga ke dalam bak mandi kemudian menggendongku

"Ugh…"

"Pelan-pelan kyouya…"

"Terima kasih, haneuma," semburat merah mulai muncul dari mukaku

*Author : ok kita skip -mulai nosebleed-*

"Ah kyouya, sudah malam… aku pulang dulu ya," ucapnya sebelum mengecup keningku dan meninggalkan kamarku

Aku langsung menjatuhkan diriku di tempat tidur…

Hah… batapa melelahkannya hari ini…

Baru saja aku akan tertidur ketika melihat ponsel Dino tertinggal di atas meja… aku langsung terbangun, mengambil ponsel itu dan keluar ruangan… mudah-mudahan dia belum jauh.

.

.

.

-TBC-

.

.

.