Cute Boy Beside Me

(ChanBaek, HunHan, KaiSoo)

Romance, Humor & drama

BoyxBoy

T → Err(?)

A fanfic by rainbowcouple23

Summary

Niat untuk mengalahkan playboy kelas kakap di sekolahnya, Baekhyun, Luhan, dan Kyungsoo membuat ramuan agar menjadi manly. Tapi, bukannya manly yang didapat, melainkan menjadi laki-laki yang cantik dan menggemaskan. Akankah para playboy kelas kakap tersebut terjerat dalam pesona mereka?

~Happy Reading~

Chapter 1

Pagi-pagi sekali, apartemen yang dihuni oleh ketiga laki-laki dengan kadar keimutan yang tidak baik untuk jantung itu sudah sibuk dengan teriakan-teriakan membahana. Mengabaikan umpatan-umpatan dari tetangga, yang tidak tahan akan keributan mereka. Baekhyun laki-laki yang kini sedang sibuk dengan dasinya, dan sedari tadi berteriak bahwa ia akan mati karena dasi itu tidak bisa terbentuk dengan sempurna, Luhan masih saja berkutat dengan kaos kakinya. Sedangkan, Kyungsoo sibuk memasak di dapur untuk sarapan mereka sebelum berangkat sekolah.

Sekarang mereka sudah berada ditingkat kedua di Seoul High School, kecuali Luhan yang sudah ditingkat tiga. Berubah menjadi laki-laki yang tampan, banyak digilai siswi-siswi di sekolah dan menjadi salah satu siswa cerdas. Tapi, sayangnya itu hanya ekspektasi. Ramuan yang mereka buat dari resep sahabatnnya Yixing, malah menjadikan mereka laki-laki yang manis dan banyak digandrungi siswa-siswa di sekolah mereka. Ini bukan yang mereka inginkan. Mereka tidak ingat berapa siswa yang menyatakan cinta di sekolah. Konyol sekali! Mereka normal tentu saja. Jangan samakan mereka dengan playboy kelas kakap, yang diisukan menyukai laki-laki manis ini.

"Baekhyun-ah … kaos kaki motif rusaku kau melihatnya?" Luhan sudah melontarkan pertanyaan yang sama dari tadi dan hampir dibuat kesal bukan main saat dirinya diabaikan oleh Baekhyun. Ini sudah ketiga kalinya, dan ia mulai kehabisan kesabaran karena tidak ada respon dari makhluk mungil itu."Demi Tuhan Byun Baekhyun‼ Apa kau melihatnya?!" Teriak Luhan lagi dan kali ini membuat Baekhyun terkejut.

"Astagaaa! Luhan Hyung‼ apa mata rusamu itu tidak melihat betapa bodohnya dasi ini tidak terbentuk dengan baik dari tadi! Aku bisa gila‼" Luhan terkejut mendengar suara teriakan Baekhyun yang lebih keras darinya. Bahkan makhluk mungil ini masih saja membolak-balikkan dasi berwarna maroon itu tanpa mempedulikan Luhan yang menatapnya kesal.

"Kau tidak usah berteriak!" emosi Luhan memuncak. Ia hanya bertanya dan makhluk dihadapannya ini malah berteriak tepat di telinganya. Apa dia gila!

"Apa kalian tidak bisa diam?‼ Aku sudah muak melihat perkelahian kalian berdua setiap hari. Demi Tuhan Luhan hyung, kaos kakimu masih tergeletak di kamar mandi bertumpuk dengan celana dalam hello kittymu!" Kyungsoo berkacak pinggang dengan spatula di tangan kanannya. Ia murka melihat kedua manusia berbeda usia setahun, tapi dengan tingkat kekanakan yang sama atau bahkan lebih satu ton ini.

Luhan dan Baekhyun terdiam, kalau laki-laki bermata bulat itu sudah mengeluarkan suaranya. Luhan memang sedikit kesal karena Baekhyun membuat telinganya berdengung, dan ditambah oleh burung hantu ini membuat telinganya semakin parah. Baekhyun? Dia hanya membuang asal dasi di tangannya dan keluar kamar dengan menghentak-hentakan kakinya lucu. Kyungsoo hanya menggeleng-gelengkan kepala dan melanjutkan acara memasaknya. Sebentar lagi mereka bertiga akan berangkat sekolah, jika membiarkan Baekhyun dan Luhan bertengkar maka tugas membersihkan halaman sebagai hukuman di sekolah akan diberikan kepada mereka bertiga.

Saat pertengkaran kecil tadi, Baekhyun duduk lebih dulu di meja makan, mengambil satu pancake dan menuangkan madu itu diatas pancake miliknya sama seperti yang dilakukan oleh Luhan dan Kyungsoo. Baekhyun menyeruput susu stroberinya. Mereka makan dengan khidmat tanpa pertengkaran dan itu membuat jantung Kyungsoo sehat untuk pagi ini. Ya, pagi ini saja.

Menunggu bus yang akan membawa mereka ke sekolah sudah seperti lonceng kematian menurut Baekhyun. Ya, hari ini Baekhyun ada ulangan fisika, dan ia tidak belajar sama sekali gara-gara asyik bermain game online. Kyungsoo bahkan bersumpah tidak akan memberikan satu contekan apapun untuknya. Sungguh dia teman atau bukan sih! Batin Baekhyun.

Laki-laki dengan julukan rusa ini hanya fokus dengan smartphone miliknya, ia melihat ada pemberitahuan tentang pertandingan basket antar kelas satu dan kelas tiga. Ia sebagai kapten tentu saja akan ikut, tapi melihat lawan mainnya adalah Sehun, ia tidak berminat. Sekali lagi ia tidak takut. Hanya saja melihat bocah mesum itu, membuat tekanannya naik tiba-tiba. Kyungsoo bahkan berkata bahwa Kai juga sama mesumnya dengan Sehun. Kyungsoo merutuki guru yang menempatkannya di kelas yang sama dengan duo mesum itu dan jangan lupakan manusia tiang, Park Chanyeol yang selalu membully Baekhyun dengan mengejeknya pendek. Padahal bukan hanya Baekhyun, Kyungsoo juga adalah siswa terpendek di kelas. Tapi, Chanyeol tidak berminat mengganggu burung hantu itu, karena urusannya akan panjang mengingat Kyungsoo adalah ketua kelas. Hah …realita mana lagi yang dia dustakan?

Kurang dari 15 menit mereka sampai dan turun di halte. Baekhyun bahkan tidak banyak bicara karena gugup akan ulangan hari ini. Ia masih saja merutuki sahabatnya yang bermata bulat itu karena sudah bersumpah tidak akan memberi jawaban sedikit pun. Sungguh fisika adalah musuh terbesarnya. Ia tidak apa-apa jika guru memberikan 100 soal biologi untuknya, karena dirinya cukup percaya diri untuk pelajaran itu. Tapi, menyangkut rumus-rumus yang membuatnya mual, ia tidak sanggup. Hiperbola sekali!

"Ya! Luhan hyung! Bisakah kau fokus dengan jalanmu, sebelum wajah sok manly-mu itu mencium mulusnya jalanan? Apa handphonemu bisa membuatmu berjalan dengan benar!" Baekhyun sebenarnya tidak berselera untuk memulai percakapan dengan Luhan. Laki-laki itu membuatnya dimarahi oleh Kyungsoo tadi pagi. Bahkan ia hanya mendapat dua pancake, sedangkan Luhan mendapatkan tiga. Tidak adil!

"Apa kau tau bahwa manusia mesum itu menantangku untuk bermain basket! kurang ajar sekali dia! Apa dia tidak tau bahwa aku adalah kapten terhandal dalam basket dan jangan lupakan bahwa aku manly!" Luhan tampak berapi-api menggenggam handphonenya erat. Kyungsoo yang tidak ingin dianggap orang gila, jika berdekatan dengan Luhan dengan terpaksa berjalan lebih dulu. Baekhyun yang melihat reaksi Kyungsoo pun, dengan cepat berjalan meninggalkan Luhan yang masih setia mengepalkan tangannya tanpa tau bahwa dirinya sudah ditinggal oleh kedua sahabatnya itu.

" Apa kalian ta— ya! BaekSoo-ah tunggu!" Luhan menyusul kedua sahabatnya itu sambil menutup wajahnya malu, menyadari tingkah bodoh yang ia lakukan tadi. Sadarkah ia bahwa sepasang mata tajam menatapnya dengan penuh cinta. Ah! Lupakan bukan cinta! Itu hanya napsu belaka.

Baekhyun dan Kyungsoo berpisah dengan Luhan saat sudah sampai ke kelasnya. Luhan mungkin akan menuju lab biologi hari ini, itu sebabnya Luhan membawa peralatan seperti tabung reaksi dan kasa serta buku tebal dengan ratusan halaman di dalamnya. Luhan memang siswa yang cerdas, dan cukup populer dikalangan siswa-siswi yang mengejar cintanya. Tapi, ia masih waras untuk tidak menerima ajakan kencan dari siswa bernama Lee Joon, Kim Joonmyeon, Nam Woohyun atau Kris yang nyatanya mereka bergender laki-laki. Fuckin' them! Walau sudah ditolak mentah-mentah mereka masih betah untuk mengajaknya berkencan . C'mon! Luhan masih normal!

Baekhyun masuk kedalam kelas dengan Kyungsoo dengan wajah kusut. Masih ada waktu 10 menit sebelum Yoon Seongsengnim membawa kertas-kertas keparat itu dan membuatnya mati mendadak hari ini. Tapi, bukan ini juga yang ingin ia lihat. Laki-laki jangkung dengan cengiran andalannya yang membuat siswi-siswi di kelasnya itu menjerit bahkan pingsan, tapi terlihat menyebalkan di mata Baekhyun. Park Chanyeol, ketua dari kelompok playboy kelas kakap. Ia bahkan tidak tau, bagaimana bisa laki-laki ini selalu ada di mana pun ia berada. Syukur di apartemennya masih suci tanpa ada jejak-jejak Chanyeol di sana.

"Hai, pendek. Perlu setrika untuk menghaluskan wajahmu yang kusut?" Chanyeol terkekeh sambil berhigh five dengan Kai. Menggoda Baekhyun adalah hobinya.

"Bisakah kau menjauh dari tempat dudukku? Aku tidak ingin berdebat denganmu." Baekhyun menatap malas ke arah Chanyeol. Ia bahkan sudah bosan jika harus berurusan dengan Chanyeol. Laki-laki itu badung. Ia benar-benar bisa gila kalau Chanyeol terus mengganggu hidupnya.

"Duduklah dipangkuanku, pendek." Chanyeol semakin gencar membuat lawan bicaranya itu kesal bukan kepalang. Wajah Baekhyun bahkan merah karena menahan amarahnya. Oh Ayolah! Jangan seserius itu menanggapi sikap Chanyeol. Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol, dan tanpa aba-aba ia menendang tulang kering Chanyeol hingga menjerit kesakitan.

"Apa kau pikir, bokongku yang indah sudi duduk dipangkuanmu, hah! Mengacalah terlebih dahulu." Baekhyun sadar bahwa ia berlebihan, tapi mengingat laki-laki ini sangat suka mengganggunya, ia akan meluapkannya sekarang juga.

"Ya! Apa yang kau—"

"Chanyeol, duduklah ditempatmu. Atau kau tidak perlu mengikuti ulangan hari ini." Yoon seongsengnim datang membawa kertas putih itu. Chanyeol diam seribu bahasa. Ia tidak ingin berurusan dengan guru BK, ditambah guru itu adalah kakaknya sendiri, Park Yoora.

"Awas saja kau!" Baekhyun mendengar suara kecil Chanyeol walau itu sangat kecil. Ia merinding. Baekhyun merasa alarm buruk akan terjadi. Tapi, pemikiran itu menguap saat matanya terbelalak melihat soal-soal yang ada di kertas ulangan tersebut. Apakah Yoon seongsengnim gila? Memberikan 40 soal fisika dalam waktu dua jam. Periksa otak Baekhyun setelah ini. Ia takut mengalami kanker otak.

(LITTLE KAISOO INSIDE)

Kyungsoo sudah kesal bukan main hari ini, Baekhyun merengek seperti anak kecil saat namanya masuk dalam siswa yang harus mengulang ulangan fisika tersebut minggu depan. Salahkan otaknya yang hanya game, stroberi, dan es krim. Ia bahkan sudah cukup stress karena ulah Kai yang menghilangkan buku catatannya. Menjadi ketua kelas membuat Kyungsoo harus menahan mati-matian amarah yang kapan saja akan ia ledakan. Tolong sabarkan Kyungsoo.

Kyungsoo sedang tidak berminat mematahkan leher orang saat ini. Ia perlu istirahat. Perpustakaan mungkin tempat terindah untuk orang seperti Kyungsoo. Membaca, menulis, atau apapun itu. Tidak! Bukan itu. Ia tidak berminat melakukan itu. Ia hanya ingin tidur sebentar tanpa suara Baekhyun, atau kegaduhan yang dibuat oleh Kai.

Kyungsoo berjalan membawa buku-buku yang ia pinjamkan beberapa hari yang lalu. Niat utamanya adalah tidur, tapi melihat Kai duduk di tempat yang menjadi tempat favoritenya, ia lebih memilih mencari tempat duduk lain. Kyungsoo sudah bilangkan bahwa ia ingin tidur tanpa suara Baekhyun atau kegaduhan yang dibuat oleh Kai. Jadi, izinkan matanya terpejam beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi.

"Manis sekali~" Kai sedikit meniup-niup poni Kyungsoo. Ia membiarkan sedikit laki-laki manis di hadapannya tersebut untuk tidur. Menjadi ketua kelas tentu saja melelahkan belum lagi tugas yang harus ia selesaikan tepat waktu. Kai tersenyum. Entah sudah berapa lama ia mengagumi wajah manis Kyungsoo. Bibirnya yang berbentuk love membuat Kai ingin sekali mencicipi layaknya permen kapas yang sangat manis. Mendekatkan bibirnya sedikit demi sedikit dan …

"Bisakah bibirmu tidak bernapsu berlebihan pada Kyungsoo?" Kai ingin sekali melempar siapa pun yang menganggunya ke Antartika saat ini, jika saja bukan Baekhyun. Kenapa Baekhyun datang kemari? Bukankah Chanyeol akan menghukumnya?

"Apa yang kau lakukan di sini, Baekhyun?"

"Harusnya aku yang bertanya seperti itu makhluk hitam! Aku bahkan tidak tau bagaimana bisa kau menjadi anggota playboy kelas kakap yang sekarang telah ketahuan ingin mencuri ciuman pertama sahabatku!" ini yang membuat Kai tidak suka bertemu dengan Baekhyun. Laki-laki yang sedang berdiri itu manis dengan rambut caramelnya, tapi mulutnya yang pedas membuat Kai ingin sekali menenggelamkannya ke Sungai Han.

"berhentilah berbicara, atau kau akan membangunkan Kyungsoo." Kai beranjak dari tempat duduknya. Ia tidak ingin berlama-lama ditatap penuh intimidasi oleh Baekhyun. Laki-laki mungil tersebut menoleh ke arah Kai yang beranjak dari tempat duduknya,"Well, Kai-ah. Aku memang ingin membangunkannya. Kyungsoo harus makan siang sebelum bel sialan itu berbunyi."

"Jangan! Biarkan dia tidur atau izinkan dia untuk tidak masuk kelas hari ini. Biarkan Kyungsoo istirahat sebentar. Dia kelelahan, Baekhyun-ah" Baekhyun mengernyitkan dahinya, mendengar Kai yang terlihat begitu peduli dengan Kyungsoo, membuat Baekhyun tak hentinya tersenyum mengejek. "Kau menyukainya kan? Hm … aku harap kau tidak perlu terlalu mengejarnya lagi. Kyungsoo normal dan tidak suka laki-laki" ucapan Baekhyun membuat laki-laki tan tersebut tertohok. Kai tidak mau berlama-lama di ruang perpustakaan ini dan berdebat bersama Baekhyun. Hanya dengan kata 'cih' ia langsung meninggalkan Baekhyun dan Kyungsoo yang tertidur.

Setelah kepergian Kai, Baekhyun duduk di tempat yang sebelumnya diduduki Kai tadi. Ia sebenarnya tahu, perkataannya yang setiap saat terlontar dari mulutnya tidak pernah baik. Tapi, bagaimana pun juga, Baekhyun tidak ingin teman-temannya menjadi gay. Ia masih ingin menjadi laki-laki normal dan berkencan dengan perempuan. Bukan dengan anggota playboy kelas kakap. Jika Baekhyun gay pun, ia tidak akan memilih dari mereka bertiga yang terkenal nakal itu.

"Aku harap kita bertiga mendapatkan jodoh yang baik, Kyung. Kau, aku, dan Luhan hyung." Setelah berucap seperti itu, Baekhyun mengambil buku tebal dan menjadikannya bantal untuk tidur mengikuti jejak Kyungsoo menjelajah alam mimpi.

(LITTLE HUNHAN INSIDE)

Hari sudah sore, Luhan benar-benar kewalahan mencari Baekhyun dan Kyungsoo. Luhan sudah bertanya dengan teman sekelas Baekhyun, tapi jawabannya tetap sama yaitu 'tidak tahu'. Mereka juga berkata, bahwa Baekhyun dan Kyungsoo tidak memasuki pelajaran Sejarah. Apa mereka sudah pulang? Atau salah satu dari mereka ada yang sakit? Batin Luhan yang terus bermonolog, dan tanpa sadar menabrak dada bidang seseorang.

Bruk! Luhan terhuyung kebelakang, tapi secepat kilat tangan kekar seseorang tersebut memeluk pinggang rampingnya. Luhan mendongak untuk melihat siapa orang tersebut, tapi detik itu juga mata Luhan membulat kaget melihat Sehun yang sedang tersenyum mematikan,

"Apa yang kau lakukan?! Berhenti memelukku!" Luhan meronta saat Sehun masih tidak ingin melepaskannya dan malah semakin mengeratkan pelukannya di pinggang Luhan. "Hey … sunbae." Sehun berucap serak membuat tubuh Luhan merinding. Seringaian yang muncul itu, membuat Luhan harus bisa melepaskan pelukan Sehun, kalau tidak ia harus rela tatapan yang seakan menelanjanginya itu terus berbuat seenaknya saja.

"Apa kau gila? Lepaskan atau aku akan berteriak!" Sehun bukannya takut, malah mendekatkan bibirnya ke wajah Luhan yang menurutnya sia-sia jika tidak dicicipi. Luhan bahkan tidak sadar bahwa pipinya sudah semerah tomat. Astagaa! Bibir itu akan menyentuh bibirnya. Ah tidak boleh! Luhan harus menjaga ciuman pertamanya sebelum direnggut oleh bocah mesum di hadapannya ini.

"B-berhenti atau k-kau ma— hmph!" mata Luhan membulat lagi setelah apa yang ia dapatkan. Ciuman pertamanya sudah dicuri oleh manusia mesum dihadapannya ini! Luhan merasa kakinya sudah seperti jelly, tubuhnya seakan lemah. Tapi, Sehun tidak ingin berhenti dan masih ingin mencium bibir Luhan yang mengalah manisan yang ada di muka bumi ini. Kedua tangan Sehun bahkan sudah berpindah menuju wajah Luhan agar keinginannya untuk melumat bibir itu tercapai. "Hmmph…ahh" Luhan kehilangan kesadarannya, saat rasa nikmat akan ciuman itu mematahkan egonya untuk menghentikan acara melumat ini.

"Kau cantik, sunbae." Sehun melepaskan tautan bibirnya dengan terpaksa. Luhan sudah kehabis pasokan udara. Ia memandang wajah Sehun dengan rona merah yang tidak hilang dari kedua pipinya. Laki-laki ini sudah mencuri ciuman yang sudah ia jaga selama 18 tahun. Demi apapun tenggelamkan Luhan dari situasi ini. Ia ingin cepat pergi.

"Sunbae?" suara itu terdengar lagi, dan membuat tubuh Luhan bergetar hebat. Sehun berbahaya! Berdekatan dengan bocah mesum ini pasti tidak akan baik untuk jantungnya. Dengan berbekal keberanian, Luhan mengambil posisi kuda-kuda untuk menendang tulang kering Sehun. "Dasar kurang ajar‼"

Duk! Sehun terduduk saat merasakan sakit akibat tendangan Luhan yang sangat keras mengenai tulang keringnya. Ia menjerit tertahan, dan tanpa sadar bahwa Luhan sudah kabur meninggalkannya. Demi apapun juga, bolehkah Sehun menculik Luhan agar bertanggung jawab atas apa yang laki-laki cantik itu lakukan. Lihat saja Luhan, ia tidak akan membiarkanmu lari begitu saja. Tunggu hukumanmu rusa manis! Sehun menyeringai dikala jeritan kesakitannya.

(LITTLE CHANBAEK INSIDE)

Kesadaran Baekhyun sudah terkumpul akibat teriakan merdu dari burung hantu yang dengan sangat baik membangunkannya dari alam mimpi. Baekhyun melirik arlojinya sekilas dan Ini sudah pukul 17:24 KST, itu berarti kelasnya sudah usai 24 menit yang lalu. Baekhyun mengedarkan pandangannya ke penjuru arah. Ia merinding, saat tahu perpustakaan tampak menyeramkan jika hanya mereka berdua yang ada ditempat itu. Kyungsoo menarik tangan Baekhyun dan keluar bersama-sama. Kyungsoo tahu bahwa Baekhyun akan mulai berfantasi, jika sudah mengedarkan pandangannya itu.

"Baek, aku akan mengambil tas kita di kelas. Tunggulah di halte duluan, mungkin Luhan hyung menunggu kita di sana." Kyungsoo ingin meninggalkan Baekhyun sebelum pemikirannya kembali teringat kepada manusia tiang itu. Mengingat jam yang sudah lewat 24 menit itu, pasti Luhan sudah pulang dari tadi, Karena hari ini tugas Luhan untuk berbelanja kebutuhan mereka untuk makan malam. Ia tidak ingin menunggu di halte dan bertemu manusia caplang itu. Tidak! Lagi pula ini jam pulang, laki-laki itu pasti tidak ada di kelas. "Ah, Kyung!" Kyungsoo menoleh.

"Kenapa?" kyungsoo menatap Baekhyun yang tampaknya masih berpikir.

"Aku saja yang mengambil tas kita di kelas, kau kembalikan kunci perpustakaan itu ya?" Kyungsoo mengangguk paham. Kunci perpustakaan harus diberikan kepada penjaga ruangan tersebut agar besok pagi petugas kebersihan akan membersihkan ruangan tersebut.

"Baiklah, kita bertemu di halte nanti." Baekhyun menampilkan eye smile-nya saat Kyungsoo sudah berlalu meninggalkannya menuju ruang.

Bersyukur menurut Baekhyun, Setidaknya ia tidak bertemu dengan Chanyeol. Jujur saja, Baekhyun takut jika Chanyeol akan melakukan tindakan kekerasan yang sama seperti ia lakukan tadi pagi. Tulang kering kakinya ditendang itu luar biasa sakitnya. Apalagi jika Chanyeol melakukannya dengan sekuat tenaga. Err … menghindar lebih baik bukan.

Baekhyun berjalan santai menuju kelasnya. Sekolahnya memang tidak terlalu gelap walau sudah sangat sore, karena lampu-lampu di sini akan hidup sampai besok pagi. Maklum saja, sekolah terfavorite dengan fasilitas lengkap. Baekhyun masuk ke dalam kelasnya dan terkejut saat melihat Chanyeol yang tersenyum menyeramkan ke arahnya. Bahaya!

"Hey ….pendek" chanyeol tersenyum kearah Baekhyun yang masih mematung di depan kelas. Ia bersyukur karena dewi fortuna ada dipihaknya, melihat mangsanya masuk ke dalam kelas adalah harapan yang ia lontarkan sejak tadi.

Jantung Baekhyun berdegup kencang. Alarm bahaya sepertinya sudah berbunyi. Berteriak? Percuma ruang guru cukup jauh. Yah, Baekhyun merutuki Chanyeol yang dengan sengaja menempelkan kertas pada kamera CCTV, dan entah bagaimana itu sangat tinggi tapi Chanyeol bisa menutupnya.

"A-apa ya-yang kau la-lakukan! Me-menjaulah dari sana, aku ingin mengambil tasku." Baekhyun benar-benar takut sekarang. Bodoh! Mana sikap manlynya!

"Ambil saja." Chanyeol tersenyum manis seakan-akan ia tidak akan melakukan hal berbahaya untuk jantung Baekhyun. Baekhyun memang ingin segera cepat keluar dari kelas mematikan ini, berjalan menuju tempat duduknya yang sudah diduduki Chanyeol dan berdoa untuk keselamatannya tentu saja.

Dengan langkah cepat, ia sudah menarik tasnya dan Kyungsoo. Tapi, dengan langkah cepat juga Chanyeol menarik lengan Baekhyun agar tidak bisa pergi. Jantung Baekhyun berdetak tidak karuan, matanya membelalak kaget. Apa ia akan mati ditangan Chanyeol? Ah, Baekhyun harus minta maaf dengan kedua orangtuanya karena tidak sampai masuk ke perguruan tinggi.

"Apa menurutmu aku akan melepaskanmu begitu saja, Baekhyun-ah? Aku cukup sabar menunggumu di sini, setidaknya bersenang-senang lebih dulu." Chanyeol berbicara tepat di telinga Baekhyun. Baru kali ini ia merasa dipanggil dengan nama oleh Chanyeol dan itu membuat jantungnya semakin berdetak kencang. Ayolah ini bukan interview di sebuah perusahaan ternama kan? Ia tidak sedang melamar pekerjaan, tapi kenapa rasa gugupnya hampir sama.

"Ja-jangan macam-macam, Tiang! Aku akan be-berteriak!" Baekhyun berusaha melepaskan genggaman Chanyeol.

Chanyeol menyeringai, ia cukup tahu Baekhyun ketakutan. Chanyeol duduk di kursi Baekhyun, dan tangannya masih setia di lengan Baekhyun. Beberapa detik kemudian, Baekhyun terhuyung saat lengannya ditarik dan sekarang ia duduk di atas pangkuan Chanyeol. Matanya membulat lagi. Posisi ini sangat dekat dan intim. Bokongnya yang indah bahkan sudah menduduki kedua paha Chanyeol. Ia bergetar, ini akan buruk rutuknya lagi.

"Kau takut, Baekhyun-ah?" Chanyeol berbisik di telinga Baekhyun. Layaknya patung, Baekhyun sama sekali tidak bergerak bahkan hanya untuk mengubah posisinya. Tangan Chanyeol yang besar, membawa kedua tangan Baekhyun kebelakang sehingga dada Baekhyun membusung. Chanyeol menatap mata Baekhyun yang tidak berkedip. Baekhyun terlalu lambat merespon sehingga ide jahil lainnya muncul di otak Chanyeol.

Chanyeol mendekatkan bibirnya dengan wajah Baekhyun. Berniat berpura-pura mencium untuk menyadarkan Baekhyun, tapi ia cukup tergoda dengan bibir berwarna pink dan terlihat sangat nikmat jika disatukan itu. Dengan langkah berani, bibirnya sudah bersatu dengan bibir Baekhyun. Baekhyun bahkan belum sadar, karena otaknya sangat lambat sekali berpikir. "Mmmhp~" desah Baekhyun keluar saat lidah Chanyeol berperang dengan lidah baekhyun dan menggelitik di dalam sana. Ia bahkan tidak sadar bagaimana lidahnya yang ingin mendorong lidah Chanyeol keluar malah mendesah kenikmatan.

Tangan Baekhyun yang Chanyeol bawa kebelakang tadi , kini sudah ia kalungkan di lehernya. Bibir itu terus melumat, bahkan Baekhyun membalasnya. Chanyeol tidak mungkin membiarkan kesempatan ini hilang. Kesempatan tidak datang dua kali. Ciuman itu turun ke leher jenjang Baekhyun, dan mengecupnya sampai tidak ada satu inchi pun yang terlewatkan. Sadarkan Baekhyun, kalau tidak ia akan menjadi santapan lezat oleh singa buas ini.

"Mmmhph!" Baekhyun mendongakkan kepalanya seperti memberi akses untuk Chanyeol menjelajahi lehernya lebih dalam.

"Ya! Park Chanyeol dan Byun Baekhyun! Apa yang kalian lakukan!" suara yang sangat membahana itu, membuat kesadaran Baekhyun terkumpul sempurna. Ia terkejut bukan main, melihat posisinya yang masih sama dan parahnya dua kancing seragamnya sudah terbuka. Baekhyun mengedarkan pandangannya ke arah Chanyeol. Baekhyun langsung berdiri dan mengambil tasnya dan tas kyungsooo."Ah! Kyung! I-ini ti-tidak se-seperti yang kau bayangkan!" Baekhyun berusaha meyakin sahabatnya, agar tidak berpikir macam-macam di otak cerdasnya itu.

Baekhyun bahkan tidak mampu jika harus menatap mata Chanyeol. Ia malu sekali mengingat dirinya yang ada di pangkuan Chanyeol. Entah apa yang ia lakukan, bibirnya basah, rambut Chanyeol acak-acakan, dan kancing seragamnya terbuka. Itu pasti tidak baik. Tidak! Bunuh Baekhyun sekarang! Chanyeol sedikit mengerti situasi, bahwa Baekhyun benar-benar melakukannya dengan persentase kesadaran 12%. Tapi, ia menyeringai saat melihat tanda merah di leher Baekhyun. Itu cukup menjawab pertanyaan yang ada di otak makhluk mungil yang sangai ia gilai itu. "Kau akan menjadi milikku, Baekhyun-ah."

Kyungsoo terdiam cukup lama, membuat Baekhyun tidak merasa nyaman berjalan beriringan dengan Kyungsoo. Baekhyun tahu bahwa sahabatnya ini akan berpikir macam-macam karena posisinya di atas pangkuan Chanyeol. Astaga! Ia tidak melakukan apa-apa dengan manusia tiang itu. Percayalah!

"Kyung, percayalah aku tidak melakukan apa-apa. Jangan mendiamkan aku seperti ini. Kau tampak menyeramkan" Baekhyun mencoba membuat burung hantu itu berbicara agar ia tidak merasa canggung. Tapi, tetap saja Kyungsoo berjalan tanpa mempedulikan ocehan Baekhyun.

"Ya! Kyung!"

Baekhyun benar-benar tidak menyerah, untuk membuat Kyungsoo yakin bahwa ia tidak melakukan apapun dengan Chanyeol. Laki-laki ini memang susah sekali diajak berbicara saat ini. Ia bahkan sudah seperti orang gila yang berbicara sendiri.

"Ya! Kyung! Apa kau marah? Aku benar-benar tidak me—"

"Oh demi Tuhan! Byun Baekhyun! bisakah mulutmu itu berhenti!" Kyungsoo nyaris meledak, ia tidak ingin memarahi Baekhyun hari ini karena kejadian yang dilihatnya tadi. Ia masih shock! Belum lagi leher Baekhyun menjawab pertanyaan apa yang dilakukan oleh dua makhluk pendosa ini. Ingat bahwa Kyungsoo tidak sepolos itu.

"Kau mendiamkanku! Aku kan tidak melakukan ap—" ucapan Baekhyun terhenti saat sebuah pecahan cermin yang dipegang Kyungsoo diarahkan ke lehernya dengan sangat jelas. Astaga‼ Kissmark sialan! Baekhyun berjanji akan membunuh Chanyeol!

TBC

Akhirnya dipublish juga /lap keringat/ Maaf ya fanfic pertama gak bagus banget. Authornya masih newbie, gak terlalu bisa merangkai kata-kata dari bahasa baku. Kayanya ini FF gak akan sesuai dengan genre deh/tampol jidat/ Thankseu bagi yang baca, jangan lupa saran dan kritiknya di kotak review ya~ semoga bisa fast update juga buat chapter selanjutnya/ngehehe .