! Jika ada keasamaan cerita, tempat, dll. Hal tersebut tidak disengaja !
Author : R
Main pair : YeWook
Side pair : -
Cast : Kim Jong Woon (Yesung), Kim Ryeo Wook (Kim Ryeowook), Leeteuk (Park Jungsoo), others.
Rate : T
Genre : Romance & Drama
WARNING : Yaoi , Typo, OOC, BL, BxB, cerita biasa saja, aneh, pasaran, badfic, alur cepat, dll.
FANFIC INI PERNAH KU UPLOAD DI WATTPAD, BAGI YANG PERNAH MEMBACANYA ATAU MERASA FAMILIAR DENGAN CERITA INI, ITU BUATANKU JUGA. TERIMA KASIH.
! hanya meminjam nama tokoh dan tidak ada kebencian pribadi yang ditujukan kepada siapapun dicerita ini !
!
Jika kalian mengira setiap kisah cinta memiliki awalan yang romantis untuk memulainya, kalian sangat salah.
Sebuah kisah cinta bisa terjadi dimana dan kapan saja tanpa kita menyadarinya.
Kali ini aku akan menceritakan sebuah kisah cinta.
Kisah cinta yang diawali dengan sebuah pertemuan yang tidak pernah diduga sebelumnya.
Kisah cinta yang penuh dengan ketidak sempurnaan tetapi didalamnya terdapat sentuhan hangat ketulusan dan kesederhanaan.
!
First meet
"Kau kah anak baru itu?" Seorang namja dengan rambut hitam yang berusia 11 tahun itu menghampiri seorang namja mungil yang sedang duduk di atas kursi tua itu dengan makan siangnya yang berada di atas meja tua di depannya.
"Hei! Aku bertanya? Apa kau tuli?" Namja berambut hitam itu sedikit berteriak kearah si mungil yang hanya mengaduk-aduk makanannya dengan murung sedari tadi.
"Yesung! Kau tidak boleh seperti itu!" Seorang namja yang lebih tua dari si rambut hitam menegurnya ketika ia berada di hadapan keduanya.
"Habis dia tidak ingin menjawabku, Leeteuk hyung!" Yesung menunjuk si mungil yang ada di sampingnya dengan wajah kesal yang sangat terlihat.
"Kau harus sabar, Yesung. Ia memerlukan waktu untuk beradaptasi." Jawab Leeteuk sambil menyendok kentang tumbuknya kedalam mulut. "Dan bisakah kau turun dari atas meja? Kau menganggunya, apa kau tahu?" Leeteuk menunjuk Yesung dengan sendok yang ada di tangannya.
"Menyebalkan!" Yesung menurunkan tubuhnya dari atas meja di samping piring makanan si mungil dan mengambil kursi di seberang si mungil-sebelah Leeteuk-. "Ini semua salahmu!" Yesung menunjuk si mungil dengan kasar, membuatnya semakin takut.
"Jaga sikapmu, Yesung. Atau ibu panti akan menghukummu lagi dengan mencuci piring!" Tegur Leeteuk kepada Yesung dengan pelan. Yesung bergidik ngeri dan mengeluarkan suara jijik dari mulutnya.
"Jadi, apa kau mau memberi tahu namamu?" Tanya Leeteuk sambil memajukan sedikit tubuhnya kepada si mungil dengan hati-hati. Tapi ia tetap terdiam sambil menunduk.
"Tidak perlu takut, kami sekarang keluargamu." Leeteuk kembali berucap dengan lembut.
"Bodoh, namanya si bodoh." Jawab Yesung dengan cueknya sambil memakan sepotong wortel yang ada di piringnya.
"Yesung!" Tegur Leeteuk.
"Hiks..." Leeteuk menengok kearah depannya, kepada si mungil yang sekarang menatap keduanya dengan berurai air mata.
"Hiks... namaku bukan si bodoh, aku memiliki nama, hikss... tapi bukan si bodoh... hiksss..." anak mungil itu mengucek kedua matanya untuk menghapus air matanya tapi hal itu tidak berhasil karena air matanya tetap mengalir dengan deras.
"Hei! Ternyata kau cengeng juga, ya. Kau tidak bisa lemah begitu kalau kau tinggal disini. Untuk anak sepertimu sepertinya tidak akan lama untuk tahan tinggal di tempat suram ini. Jangan menangis! Ternyata selain bodoh kau cengeng juga!" Yesung berucap dengan sinis kepada si mungil yang masih menangis.
"Tolong jangan panggil aku hiksss... seperti itu... aku.. aku... hiks... maafkan aku..." isak si mungil sambil terus mencoba menghentikan air matanya.
!
Moonlight story
"Hiks..."
"Aku memang bodoh... hiks..."
Suara isakan itu terdengar lagi, Yesung yang sudah hafal dengan suara itu beranjak dari ranjangnya dengan pelan, ia mencoba untuk tidak membangunkan anak lainnya yang berada di satu kamar yang sama dengannya.
"Maafkan aku..."
Yesung melangkahkan kakinya di atas lantai kayu yang berdecit pelan. Ia berjinjit, berusaha agar berjalan sepelan mungkin dan menghindari ranjang anak-anak lainnya yang berdesakkan di ruangan itu.
Anak itu lagi-lagi menangis di malam hari. Anak yang bernama Kim Ryeowook ini terlihat sangat menyedihkan. Selama hampir enam bulan Yesung mengenalnya, ia tidak mengetahui apapun selain nama dan usianya yang masih sangat kecil. Sangat menyedihkan saat dimana anak berusia 8 tahun yang harusnya masih berkumpul bersama keluarganya saat malam hari di depan perapian yang hangat harus berada di panti asuhan dengan suasana suram yang menyedihkan.
"Aku disini, Ryeowook." Yesung menidurkan tubuhnya disamping anak itu dengan hati-hati. Ranjang yang memang sudah tua itu berderit dengan suara memilukan saat ia menumpukkan seluruh berat badannya di atas ranjang itu.
"Yesung hyung? Hiks... maafkan aku, aku pasti menggangu tidurmu lagi." Namja kecil itu berbalik menatap Yesung dengan keadaan memperihatinkan. Wajahnya basah dan sembab, begitu pula dengan kedua mata bulatnya. Suaranya sengau dan hidungnya sangat merah karena terlalu lama menangis.
"Kau ingin memelukku?" Yesung menarik Ryeowook dengan hati-hati ke pelukannya. Ia dapat menghirup aroma shampoo Ryeowook yang menguar dari rambutnya. Wangi yang sama dengan miliknya dan 23 anak lainnya, tapi entah kenapa hal kecil itu terasa spesial saat melekat di tubuh si mungil.
"Apa yang terjadi denganmu, Ryeowook?" Yesung mengusap punggung Ryeowook dengan lembut ketika dirasanya tangisan Ryeowook semakin keras dipelukannya. Bahu Ryeowook bergetar. Yesung dapat merasakan bagian depannya basah oleh air mata Ryeowook dan getaran samar karena suara Ryeowook yang teredam oleh tubuhnya.
Yesung menyadari kalau ia mulai menyayangi anak ini. Ia ingin melindungi pribadi rapuh ini sampai akhirnya. Ia ingin membantu Ryeowooknya mengangkat beban berat yang selama ini bertopang di atas bahu kecilnya yang terlihat rapuh.
"Aku menyayangimu Ryeowook-ku."
!
Deepest Secret
"Aku tidak tahu, Ryeowook. Dan aku tidak mau tahu." Yesung menyandarkan tubuhnya pada pohon kokoh yang berada di belakangnya.
"Kau tidak mengingat apapun?" Mata bulat Ryeowook menatap Yesung yang berada di sampingnya.
"Tidak Ryeowook. Sejak bayi aku sudah berada di tempat ini. Aku dibesarkan disini, dan ini adalah rumah bagiku." Yesung menerawang jauh ke depan menatap kota yang terbentang jauh dibawah bukit.
"Aku belum bisa melupakannya, hyung." Ucap Ryeowook sambil menidurkan kepalanya diatas paha Yesung.
"Melupakan apa?" Tanya Yesung dengan heran. Ia mengalihkan tatapannya pada Ryeowook yang menenggelamkan wajahnya pada perutnya.
"Sudah 5 tahun berlalu sejak pertama kali aku menginjakkan kakiku di panti asuhan. Kurasa ini saatnya aku bercerita tentang masa laluku. Rahasia terpedih yang kusimpan." Ryeowook kembali menatap Yesung dari tempatnya dengan tatapan yang sama seperti 5 tahun silam, tatapan yang mengandung kesedihan mendalam.
"Kau tidak perlu, selama kita memiliki satu sama lain aku tidak peduli apa masa lalumu, Ryeowook. Jangan menyakiti dirimu sendiri dengan mengungkit hal yang selama ini ingin kau buang jauh-jauh. Bukan karena aku kekasihmu kau harus menceritakan semuanya. Walaupun aku ingin sekali kau berbagi bebanmu denganku. Tapi jika ini menyakitkan untukmu, aku tidak akan memaksa. Jangan memaksakan dirimu, love." Yesung mengelus rambut Ryeowook yang berada di atas pahanya.
"Tidak hyung. Kau sangat berarti untukku. Kau harus mengetahui seluruhnya tentang diriku. Aku yakin kau tidak mungkin meninggalkanku sendirian. Kumohon dengarkanlah. Dan tetaplah disisiku." Ryeowook menangkup pipi Yesung yang berada di atasnya.
"Aku melihat seluruh kejadiannya, aku mengingat bagaimana ummaku merenggang nyawa di atas ranjangnya. Usiaku masih sangat kecil, aku tidak mengetahui apapun. Dan appa ku benar, aku memang anak bodoh yang cengeng. Saat ummaku sekarat, aku bahkan tidak bisa melakukan apapun selain menangis di sampingnya. Appa ku kembali tak lama ketika umma ku dinyatakan sudah tidak bernyawa."
"Kau tidak salah apapun, Ryeowook. Kau masih sangat kecil." Yesung memeluk tubuh Ryeowook dengan erat.
"Tidak hyung, ini semua salahku. Aku memang anak yang bod-"
"Kau bukan seperti itu, Ryeowook." Yesung menatap Ryeowook tepat di kedua matanya.
"Dengarkan ceritaku, hyung. Aku belum selesai."
"Selama 3 tahun semenjak umma ku meninggal. Hidupku seperti di neraka. Appa ku yang memang sudah memperlakukanku dengan buruk sedari dulu semakin menjadi-jadi. Dulu aku memiliki umma yang akan membelaku. Tetapi sekarang umma tidak ada dan appa menyalahkan ku atas kepergian umma dan ia benar, semuanya salahku."
"Cukup, Ryeowook! Kau masih kecil saat itu, kau belum mengerti apapun! Kumohon, berhenti bicara seolah-olah semuanya adalah kesalahanmu!" Yesung mencengkram bahu Ryeowook dengan keras. Hatinya sangat sakit ketika mendengar kekasih hatinya bicara seperti itu di hadapannya. Ia berbicara seolah-olah dirinya sangat tidak berarti dan seluruh kesalahan adalah miliknya. Yesung bahkan tidak merasakan sesakit hati ini saat ia mengetahui kenyataan pahit kalau kedua orang tuanya tidak menginginkannya dari awal ia dilahirkan ke dunia. Tapi untuk kali ini ia merasakan hatinya hancur.
"Hyung, apa kau tahu kenapa aku berakhir di panti asuhan?" Ryeowook memeluk leher Yesung dengan erat, ia menenggelamkan kepalanya pada pundak Yesung.
"Kalau kau tidak ingin bercerita, aku tidak akan memaksa." Yesung balas memeluk Ryeowook dengan sama eratnya.
"Appaku dimasukan ke penjara-"
"Aku tidak peduli kalau kau akan bertanya apa aku malu menjadi kekasih dari seorang anak narapidana. Aku sungguh tidak peduli, Ryeowook. Kau bukan appamu. Aku mencintaimu." Yesung mengecup kening Ryeowook dengan lembut.
"Aku tahu kau akan menerimaku apa adanya. Tapi yang ingin kukatakan adalah, kalau appaku masuk penjara karena ia ingin membunuhku..." Yesung menarik Ryeowook dari pelukannya dan menatap kekasihnya dengan tatapan terluka yang sama dengan yang dipancarkan kedua mata Ryeowook.
"Maafkan aku, Ryeowook." Yesung membawa Ryeowook kedalam pelukannya sekali lagi.
"Aku takut, hyung. Aku masih mengingat bagaimana namja itu mengejarku dengan sebilah pisau tajam di tangannya. Aku takut, aku sangat takut hyung. Ini semua karena kebodohanku." Ryeowook meremas bagian depan pakaian Yesung dengan erat.
"Hyung, aku sangat takut sendirian. Tapi kau datang disaat aku tenggelam dalam kesendirianku, dan selama itu pula aku baik-baik saja. Tiga tahun kita terpisahkan saat aku di adopsi oleh keluarga baruku, aku merasakan kesendirian itu sekali lagi. Beberapa tahun ini sangat sulit, aku kembali mengingat kejadian kelam itu lagi disaat aku tidak bersamamu. Walau keluarga angkatku memperlakukanku dengan sangat baik, tapi berada di tengah-tengah keluarga, membuatku mengingatnya setiap hari."
"Maafkan aku, Ryeowook. Aku berjanji. Bersabarlah sebentar lagi, aku akan membawamu pergi. Aku akan meminta kepada kedua orang tua angkatmu untuk memilikimu sekali lagi. Aku berjanji, dua tahun lagi, Ryeowook. Dua tahun lagi. Hanya ada kita berdua..."
!
Complete
Yesung memberhentikan mobilnya saat lampu rambu lalu lintas berubah menjadi merah, ia menatap kesibukan kota yang berada di sekelilingnya. 10 tahun berlalu dengan sangat cepat. Ia tidak menyangka seorang anak yatim piatu yang miskin sepertinya bisa menikmati kehidupan yang sempurna seperti saat ini.
Ia selalu merasa kehidupannya terasa tidak sempurna. Tidak diinginkan kedua orang tuanya, tinggal di sebuah panti asuhan kecil di pinggir kota, tidak pernah merasakan bagaimana memiliki sebuah keluarga yang utuh.
Sampai suatu hari ia bertemu dengan seorang namja mungil cengeng yang merubah kehidupan suramnya menjadi berwarna. Semenjak kehadiran namja itu di hidupnya, Yesung merasa sangat sempurna melebihi apapun, dan lama kelamaan ia menyadari kalau dunianya adalah Kim Ryeowook, si mungil yang cengeng.
Ia selalu bermimpi kehidupan asmaranya akan berjalan sangat mulus seperti drama yang sering di saksikan oleh ibu pantinya di masa lalu. Tapi takdirnya berkehendak lain.
Kehidupan cintanya dilanda oleh banyak sekali halangan. Dari saat pertama kali ia dipisahkan oleh dunianya setahun setelah ia datang di kehidupannya, ia dan dunianya tidak bisa melakukan apapun selain menurut saat dunianya akan dibawa pergi untuk dirawat sebuah keluarga yang tidak dikaruniai seorang anak. Tiga tahun itu menjadi saat-saat yang sulit, kehidupannya kembali suram. Satu-satunya penyemangat dalam dirinya adalah, berharap kalau suatu hari nanti ia akan bertemu kembali dengan dunianya. Takdir berpihak kepadanya dan ia bertemu kembali dengan dunianya, Yesung memanfaatkan kesempatan itu dengan sangat baik, ia mengikat dunianya. Dua tahun menunggu, kali ini berbeda, Yesung memiliki tekad dan harapan yang besar untuk menjadikan dunianya menjadi miliknya dengan resmi dihadapan dunia. Melukis cita-cita dan impian mereka berdua lalu mewujudkannya menjadi sesuatu yang nyata.
Tingg
Sebuah lonceng ia atas pintu berbunyi ketika Yesung membuka pintu cafe itu.
"Selamat da-"
"Yesung hyung." Ucapan salam itu berganti disaat namja mungil itu menatap seseorang yang menghampirinya dengan senyum lebar.
"Aku pulang, sayang." Yesung mengecup kening namja yang berada di depan meja kasir itu.
Pulang ke dalam pelukan dunianya adalah sesuatu yang sangat dinanti dalam kesehariannya.
Dulu Yesung memang mengharapkan kehidupan asmara seperti yang ada di film. Tapi sekarang, miliknya adalah yang paling sempurna.
"Apa yang kau pikirkan, hyung?" Ryeowook menghampiri Yesung yang berada di ruangan cafenya sambil membawa kopi hangat di tangannya.
"Kita." Jawab Yesung sambil tersenyum lembut menatap Ryeowook.
"Ada apa dengan kita?" Ryeowook meletakan nampannya dan memeluk Yesung dari belakang kursinya.
"Tidak apa-apa, aku hanya merasa beruntung. Pernakah kau terbayang kalau kita akan memiliki cafe di beberapa tempat dan sebuah apartemen?" Tanya Yesung sambil meletakkan cangkirnya di atas meja dan menatap wajah Ryeowook yang ada di samping kanannya.
"Bisa jadi aku tidak pernah membayangkannya, tapi aku sangat bangga kepadamu, hyung." Ryeowook mengecup pipi Yesung dengan lembut.
"Aku masih mengingatnya saat aku memintamu di depan kedua orang tua angkatmu, meminta ijin kepada ibu panti untuk keluar dari sana, meminta restu kepada semua orang untuk memilikimu, aku membuat pernikahan kita sangat sederhana karena masalah keuanganku saat itu, maaf, karena aku tidak bisa mewujudkan pernikahan seperti yang ada di impianmu. aku juga masih mengingat saat usaha kita pertama kali mengalami kebangkrutan, dan maafkan aku karena pernah membuatmu tinggal di losmen tua yang kotor saat itu, waktu itu aku juga membuatmu serba kekurangan dan kita harus meminjam uang disana-sini." Yesung menatap Ryeowook yang ada dibelakangnya dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.
"Selama aku bersamamu, aku baik-baik saja, hyung. Dan pernikahan kita adalah pernikahan paling indah dan paling sempurna yang pernah kuhadiri seumur hidupku." Ryeowook mengecup pipi Yesung sekali lagi.
"Ryeowook?" Yesung mengelus lengan Ryeowook yang berada di lehernya.
"Ya?" Jawab Ryeowook sambil mengeratkan pelukannya, ia memejamkan matanya sambil menikmati aroma tubuh Yesung.
"Terima kasih karena kau selalu bersamaku, terima kasih sudah menjadi partner terbaikku dan memaklumi segala kekuranganku, kau menerimaku apa adanya. Aku beruntung memilikimu. Bersamamu, aku merasa sempurna. Kau selalu memberikan kepadaku lebih dari apa yang kuimpikan. Aku berjanji akan selalu menjadi yang terbaik untukmu dan keluarga kecil kita." Yesung menarik Ryeowook dari belakangnya menjadi duduk di pangkuannya, ia menangkup pipi Ryeowook dan menatapnya dengan perasaan bahagia yang terpancar dari kedua bola matanya.
"Harusnya aku yang berterima kasih. Hyung, walaupun ini semua tidak semudah kisah cinta pada umumnya, dan mungkin kisah kita bisa dibilang sederhana. Tetapi aku sangat menyukainya. Kisah kita adalah favoritku kalau hyung ingin tahu." Ryeowook menyatukan keningnya dengan Yesung, lalu mereka berdua tertawa.
"Aku mencintaimu, Ryeowook mungil yang cengeng."
"Huh kau memanggilku cengeng lagi!"
"Memang kau cengeng, kau menangis saat melihat anak kita berjalan untuk pertama kalinya."
"Itu terharu, tahu!"
"Kkk~ dasar anak satu ini! Untung aku mencintaimu!"
END
!
Kenalkan, aku Ywkfjshi. Mungkin kalian tidak ingat, aku seorang YWS shipper dari jaman-jaman keemasan dulu :')
Kalau kalian YWS shipper dari jaman itu dan mengingat seorang author dengan tulisan berantakan dan jalan cerita yang tidak jelas. Ya, itu aku. Walaupun sekarang tulisanku belum terbilang cukup baik, tapi kurasa aku sudah mendapatkan kemajuan sedikit. 😉
Well, tujuanku memposting ini sebenarnya. Aku ingin melihat APAKAH MASIH ADA YEWOOK SHIPPER DI FORUM INI?
Walaupun aku berusaha tidak berekspektasi dengan tinggi, tapi kuberharap setidaknya, masih ada YEWOOK SHIPPER di tempat ini.
Jika respon dari ffn ini bagus, kedepannya aku akan berusaha kembali melestarikan ff Yewook yang sudah punah ini.
Adios.
