LOVE SICK

-o0o-

by tianelly1

Cast: -Huang Zi Tao

-Kris Wu/Wu Yi Fan

-Xi Luhan

-Zhang Yi Xing/Lay

-and other

Rated: K+(masih bingung juga-")

Warning: Boys Love. OOC. Typo berserakan.

Author Note: no summary karena saya author yang masih abal, masih butuh banyak saran. Tolong reviewnya.

DON'T LIKE DON'T READ!

NO FLAMER!

Chapter 1

Ada yang peduli rasa perih ini?

sekalipun aku sekarat disini?

tidak aku tidak mau berakhir seperti ini!

sekalipun semua mata meludahiku

sekalipun peganganku berkarat

aku adalah aku

aku bangga dengan setumpuk kekuranganku

aku mempertaruhkan seluruh sisa nafasku untuk nyawaku..

aku Huang Zi Tao

-o0o-

Bugh!

Bugh!

Bugh!

"..."

"Dasar tidak berguna! sebarnya apa isi otakmu itu?! hanya memasukkan apel-apel ini ke tempatnya kau tidak becus? ciihh.. dosa apa aku merawat manusia payah sepertimu?" pukulan demi pukulan rotan melayang ke tubuh ringkih namja kecil itu. "..." Sang anak yang dipukul hanya menutup rapat-rapat mata dan telinganya. "huh.. menangis? kenapa cuma bisa menangis kau? cepat bereskan dan jangan mengeluh lapar malam ini karena tidak ada jatah makan untukmu!"

Sakit? Jangan ditanya, jika boleh menangis anak malang ini akan menangis sekeras yang ia mampu. Seluruh tubuhnya seakan kebal menerima pukulan rotan itu. Air matanya tidak mau kering meskipun setiap hari ia menangis, menguras airmata. Kantung mata hitam mengoles manis dibawah kelopak matanya. Sudah jelas betapa tertekannya ia selama ini. Luka memar yang membiru di punggungnya bukan makin menghilang justru makin bertambah setiap harinya. Seorang eomma yang seharusnya membelai sayang anak ini justru tidak pernah bosan menyiksa, meskipun hanya karena apel-apel berkulit mulus itu menyentuh tanah yang pasti bisa di bersihkan dengan seember air!

Huang Zi Tao namja 10 tahun berdarah China asli. Ia lahir tanggal 2 mei di Qing Dao China, saat umurnya masih 5 tahun eomma dan appanya meninggal karena kecelakaan mobil. Tetangganya keluarga Zhang dan anaknya Zhang Yi Xing atau Lay akhirnya merawatnya, jangan berpikir mereka menyayangi Zi Tao tapi karena aset orang tua kandung Zi Tao yang merupakan orang kaya saat itu.

-o0o-

Langkah kaki kecilnya berhenti didepan bangunan sekolah dasar. Pikirannya berkecamuk, jika ia masuk sekolah pasti akan jadi bahan bullyan teman-temannya. Karena bahasa koreanya masih berantakan Tao kecil hanya bisa diam ketika mereka menjadikannya boneka yang tak akan berontak meski disiram air setiap hari. Dengan berat hati Tao kecil melangkah menuju kelasnya diujung lorong panjang itu. Suasananya sangat sepi, hanya beberapa murid yang tampak. Hatinya berdetak gelisah.

Tap

Tap

BYUR!

Rasa gelisahnya terjawab. Seember air menyapa pagi indahnya. Air matanya mengalir tanpa ragu menyusuri pipi tirusnya. Harus apa sekarang? Pulang dan mengadu pada eomma angkatnya? Bukankah ia justru di tertawakan wanita tua itu?. Tawa kemenangan menggema keras dilorong itu. Perlahan tubuh mungil itu berjalan mudur dan akhirnya berlari mencoba menjauh dari lorong nista itu.

Disinilah Tao berdiri, di bukit belakang sekolahnya. Membolos lagi, lebih baik daripada sehari penuh dibully teman-temannya. Bajunya yang basah kuyup perlahan mengering karena sinar matahari pagi ini cukup terik. Isakan dari bibir mungilnya masih enggan berhenti. Kenapa harus begini? Dulu saat orang tua kandungnya masih hidup semua keinginannya dituruti. Boneka panda yang super besar, mengikuti ekstra wushu meski awalnya ditentang eommanya, pergi kepantai setiap akhir pekan dan masih banyak lagi. Tubunnya makin bergetar hebat, ia merindukan pelukan hangat eommanya. Sangat membutuhkan.

Srak!

"hai.." suara seorang anak terdengar ditelinganya. Tapi siapa? Bukankah hanya Tao yang tau tempat indah dibalik semak-semak ini?. "apa kau menangis?" lagi suara itu makin jelas, tubuhnya berbalik masih dengan takut disekujur tubuhnya. "N-nuguya?" ucapnya bergetar. "aku? Aku Xi Luhan. Siapa kau?" jawab namja mungil didepannya dengan senyum lebar. "A-aku Tao—" . "hai Tao senang bertemu denganmu" potong anak itu terlalu semangat dan masih dengan senyum lebarnya. "oh. Kau masih berseragam? Ini terlalu pagi untuk pulang dari sekolah. A-apa kau lari dari sekolah?" kata Luhan sarkatis. "umm.. bajuku basah" balasnya sambil menundukkan kepala. Malu? Tentu saja.

-o0o-

"Oh.. Tao kau tenang saja, ada aku.. temanmu" ucapnya dengan senyum. "Luhan ge mau jadi temanku?" ragu Tao. "tentu saja. Kau sangat manis dan juga baik. Aku yakin kau tidak nakal seperti mereka" senyum Luhan makin lebar. "Xie-xie Luhan ge.. umm tapi kenapa Luhan gege tidak sekolah juga?" Tao mengerjap-ngerjapkan matanya polos. "aku... aku sebenarnya tidak sekolah sepertimu. Aku sekolah dirumah atau Home Schooling Tao" senyum lebar Luhan menguap entah kemana, tergantikan wajah yang Tao artikan Luhan sedang sedih. "kenapa sekolah dirumah? Kenapa Luhan ge jadi sedih? Apa aku salah tanya?". "Ani! Kau tidak salah Tao, aku tidak sedang sedih sungguh! Aku sekolah dirumah karena aku.. umm dilarang! Ya! orangtuaku melarangku sekolah di sekolah umum.." jawab Luhan beruntun.

-o0o-

"Darimana kau?" teriak yeoja paruh baya masih dengan celemek kusut di pinggangnya. "A-aku dari sekolah." Ucap Tao ragu. "Sekolah? Sejak kapan kau berani berbohong? Tadi guru di sekolahmu itu telfon katanya kau sering membolos dan hari ini kau bolos lagi! Masih berani bohong kau?". "Argghh.. mianhe eomma hiks aku- arghh sakit!" sakit luar biasa dirasakan telinga kirinya, tangan eommanya memelintir erat hingga tanda kemerahan semakin terlihat jelas. "Anak nakal sepertimu harus dihukum Tao! Se-" . "Eomma..." suara Yi Xing atau Lay berhasil menghentikan siksaan eommanya pada Tao. "berhenti menyakitinya.. aku tidak mau eomma jadi kasar pada adikku Tao" . "Ck! Huh.. Yi Xing kembali ke kamarmu, kau belum minum obatkan?".

Malam ini, langit Seoul tidak menyembunyikan bintangnya lagi. Ratusan titik cahaya bertaburan rapi di pekatnya langit malam. Dengan langkah mengendap Tao berdiri di depan kamar kakak angkatnya Lay. "Ge.. apa Lay ge sudah tidur? Boleh aku masuk?" ucapnya sepelan mungkin. "oh Tao? Masuklah". "Lay Ge sedang apa?" . "melihat bintang dari sini Tao, sangat indah. Kemarilah! Duduklah disini dan lihat ada ratusan bintang diatas sana". "Benarkah?" Tao pun duduk disebelah Lay, tepatnya dikasur Lay. "oh apa itu Tao?" tanya Lay sambil menunjuk bekas botol selay ditangan Tao. "Ah iya.. Ini ge untukmu..".

TBC

Absurd ya ff ini? Alurnya gaje bangetkan? Ya begitulah... Mohon maklum saya masih sangat labil didunia _"). Jadi Gomawo buat yang udah baca. Reviewnya jangan pelit oke^^

So.. masih pantaskah ff ini dilanjut? Atau Hapus aja?

. "Woahh.. kunang-kunang. Cantik sekali. Ini seperti bintang bintang itu.". "Gege suka? Aku menemukannya di halaman belakang". Ucap Tao dengan wajah berseri-seri. "Tapi kenapa kunang-kunangnya cahayanya semakin redup ge?". "entahlah Tao.. mungkin dia kehabisan tenaga". "Kalau begitu beri dia listrik ge supaya cahaya terang lagi!" Kata Tao kelewat polos. "Hhahahahha bukan dengan listrik Tao. Dia bukan