Prolog

Tak tau dan tak mengerti dengan keaadanku yang sekarang ini. Mungkin jika dituangkan kedalam sebuah cerita ,mungkin saja akan mendapat rating yang buruk menurutku. Mungkin saja kisahku ini hampir seperti drama - drama alay ala sinetron di tv.

Terkadang menyesal juga diriku bertemu dengannya, seharusnya Tuhan tak mempertemukan diriku ini dengan dia. Seorang perempuan yang berhasil membuatku terjatuh kedalam keindahan duniawi ini. Seorang perempuan yang berhasil membuatku merasakan rasa cinta yang sesungguhnya. Walaupun terlihat menggelikan, namum percayalah bahwa yang ku rasakan ini memang betul.

Terlalu senang dengan keindahan duniawi ini, sampai sampai lupa dampak negatif dari yang diberikan oleh keindahan duniawi ini.

Pernah beberapa orang bertanya mengenai kisahku, beberapa dari mereka ada yang melihat dengan wajah iba dan juga ada yang bingung,

"Hanyalah sebuah kisah komedi kelam dengan tidak ada unsur cinta didalamnya dan semuanya selalu salah untuk pemeran utamanya" ujarku sambil memandang langit yang redup, seakaan langit mengetahui isi hatiku yang tengah kesedihan yang mendalam.

"hmm? apakah itu film?" ujar temanku yang bebal ini sambil menautkan kedua belah alisnya.

"Ha? film? aku menjelaskan tentang diriku sendiri!"ujarku agak kesal dengan teman bebalku yang satu ini.

"..."

itulah reaksi salah satu temanku, yah~~ dia termasuk kedalam bagian bingung. Diriku ini memang suka berbagi cerita dengan teman temanku, tapi terkadang ada sebuah cerita yang tidak ingin kuberitahu teman temanku. Karena,

.

.

.

.

.

.

.

.

.

My Untold Story

Disclaimer:

Masashi Kishimoto and Ichie Ishibumi

Rate:

T-M

Genre:

Drama,hurt/comfort,Family

Pair:

?

Warning:

EBI/EYD,Bahasa tidak baku,bahasa yang lumayan kasar, AbsoluteTypo,NotShinobiTheme! , RTN for some Character , and many more!.

Summary:

Sebuah cerita yang ingin sekali ia lupakan, namun cerita itu terus menerus berputar didalam kepalanya layaknya sebuah piringan kaset tua yang sudah rusak. Sebuah kisah cinta yang manis diawal namun pahit diakhir. Sebuah trauma besar menjadi hadiah yang sangat buruk bagi ia ... yang berjuang dengan sepenuh hati namun dibalas dengan sebuah kekecewaan yang mendalam.

.

.

.

.

.

.

.

"Hei Naruto! kenapa kau terlalu bersemangat hari ini? kau Naruto kan..?! atau jangan jangan kau merupakan Doppelganger?!" Ujar seorang pria dengan tampang yang aneh, dan membawa seekor anak anjing diatas kepalanya.

"Bego!" Ujar Naruto sambil menjitak kepala pria tersebut dengan penuh tenaga.

"Ittai! knapa kau mejitakku?!" ujar pria itu sambil memandang tajam Naruto.

"Entahlah , coba saja tanyakan pada rumput yang bergoyang disana" Ujar Naruto sedikit meninggikan nada suaranya sambil menunjuk rumput rumput yang berada disekitaran taman dekat sekolah mereka.

"Eh.. yokay , etoo sumimasen, apakah kalian tau maksud dari si kuning ini menjitakku?"

"Goblok amat punya temen" ujar Naruto sambil memandang suram kearah pria yang lagi bertanya pada rumput yang sedang bergoyang.

Masih memandang pria tersebut,,, tak pernah pantang menyerah untuk bertanya kepada mahkluk hidup yang mungkin tak akan pernah sekalipun menjawabnya sampai akhir hayat.

Masih memandang pria tersebut,,, dan masih tak pantang menyerah untuk bertanya kepada mahkluk hidup yang mungkin tak akan pernah sekalipun menjawabnya sampai akhir hayat, dan cukup! ia tak kuat melihat kelakuan idiot temannya yang satu ini. Dengan segera Naruto menghampiri pria tersebut dengan aura suram yang begitu pekat hingga siapa saja yang berada didekat Naruto akan langsung dapat merasakan aura suram yang begitu pekat tersebut.

"..."

"Heii aku bertanya padamu bodoh! jangan ngacangin gitu dong, kacang ma-" Ucapan pria tersebut terputus ketika ia merasakan firsat buruk ... benar - benar buruk, sehingga dengan gerakkan yang patah - patah.

"Sudah selesai bertanya pada TUAN RUMPUTnya Kiba?!" Ucap Naruto kepada temannya yang bernama Kiba disertai aura suram yang kian makin pekat.

'Khee! gawat! dia mulai kehilangan kendali ... Kami - Sama .. jika diriku tidak bisa bertemu dengan Akamaru dirumah tolong kau cabut nyawa dia untuk menemaniku di akhirat nanti!" Batin pria bernama Kiba tersebut disertai keringat dingin yang mengucur dengan deras dari permukaan mukanya dan sesekali meneguk air liurnya sendiri.

"Ehehe , etoo ... yo Naruto!, ini baru aja beres ngomong ama rumputnya" balas Kiba masih dengan keringat dingin mengucur deras sambil melirikk- lirikkan matanya berharap ia mendapat pertolongan.

Namun nampaknya dewi Fortuna tidak memihak pada Kiba.

Kejadian absurb tadi telah selesai beberapa menit kemudian, sekarang mereka berdua tengah berjalan menuju sekolah mereka. DIsepanjang perjalanan menuju akademi, tiba - tiba Naruto teringat dengan awal ia memasuki akademi yang sama namun dengan tingkatan yang berbeda dan tiba - tiba saja raut wajahnya yang begitu santai tiba - tiba saja berubah menjadi murung. Entah apa yang ia pikirkan namun hal tersebut diketahui Kiba, dan Kiba yang merupakan teman dekat bahkan sangat dekat itupun langsung tau kenapa temannya itu tiba - tiba menjadi hanya bisa diam tak bisa membantu karena menurutnya, meskipun kau dan dia sudah berteman dekat, namun jika mengenai permasalahan yang benar benar tabu, maka kita sebagai teman dekatnya pun harus mengetahui batasan mengenai privasi sahabatmu sendiri.

"Hahh~~" Naruto hanya bisa mendesah tak jelas lalu menatap langit biru yang nampak cerah sambil tersenyum getir.

"kuharap bisa ulang kembali kejadian 'itu'" gumam Naruto masih memandang langit biru cerah.

Sementara itu dengan Kiba,

"Cih, sampai kapan kau akan memikirkan 'dia' Naruto?!" Batin Kiba menatap sedih sahabatnya itu.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Naruto POV

"Dihari pertama ini, semoga saja teman - teman seangkatanku akan masuk ke akademi ini juga" Ucapku sambil sesekali melirik kekanan kekiri, berharap bahwa ia menemukan teman seangkatannya. Sambil sesekali melirik jam di dinding yang berada dipos satpam kumenunggu.

Akademi Kuoh , letaknya berada persis dipusat kota Kuoh. akademi standar dan tidak terlalu rendah maupun high class, sehingga murid dari berbagai kalangan dapat bersekolah disini. Kumasuk ke akademi Kuoh inipun karena kemauanku sendiri, yaa karena jarak tempuh yang tidak terlalu jauh dari rumah sehingga dapat berjalan kaki dan tentunya dapat menghemat biaya transportasi!.

Dan disini, akan kubuat suatu cerita yang menarik, aku sudah berjanji pada mendiang Tou-Chan dan juga Kaa-Chan bahwa akan kubanggakan mereka dengan meraih berbagai macam prestasi!, terutama dalam bidang akademik!.

Orang tuaku 2 tahun kemarin tewas karena kecelakaan mobil dan jujur saja itu hampir membuatku ingin menyusul mereka, namun... ah sudahlah untuk apa kuceritakan masa laluku?,

Ehem ... oke, sekarang jam sudah menunjukkan pukul 06.45 dan sekarang tempat ini sudah dipenuhi oleh siswa siswi baru maupun lama.

Sambil sesekali melirik kearah luar untuk memastikan bahwa yang lain sudah berada di akademi, tanpa sengaja aku menatap sesosok malaikat ... dan tanpa sengaja ku bergumam

"kawaii.."

Ketika dia , perempuan yang baru pertama kali kulihat walaupun cuma sekilas. Namun dengan segera ia telah memikat hatiku.

Naruto POV End


TBC

Yoo~,

Etoo, yang pertama ingin kusampaikan adalah, disini untuk prolognya sendiri lebih mengarah ke alur mundur jadi kuharap kalian tidak terlalu bingung xD,

oh ya ini fict kubuat berdasarkan kisahku yang entah kenapa ingin kutuangkan kedalam suatu cerita , and then jadilah cerita ini. Mohon maaf kalo wordnya masih bisa dibilang sedikit. Yah karena udah terlalu lama vakum dari FFn , dan baru sekarang aja ada niatan untuk menuangkan isi hati xD.

Mohon maaf kalo ada beberapa scene yang 'gaje', tapi btw itu emang beneran temenku pernah ampe nanya ke rumput xD.

Oke, terima kasih jika kalian para reader sekalian sudah bersedia meluangkan waktu kalian untuk membaca curahan hatiku inixD.

Sekian dan terima kasih!,