Fic ini adalah sebuah fictogemino (fanfiksi yang punya alur ganda). Bisa dibaca dari atas atau dari bawah dan akan menghasilkan ending yang berbeda.


1000 apologize

Vocaloid © Yamaha, Crypton FM, etc

Saya tidak mengambil keuntungan apapun dari fanfiksi ini. Ini hanya diperuntukkan sebagai pelampiasan hobi semata.

.

.

.


Dipersembahkan khusus untuk event "The Geminos"

Happy reading!


Inilah perjumpaan yang terakhir.

"Aku harap kau mengerti."

Len membuka mata mendengar ucapan itu, ucapan yang seakan menyentaknya. Kepingan-kepingan pikiran perlahan kembali menjadi satu. Ia menatap Meiko dengan nanar, menatap wajah Meiko yang begitu kelam.

"Kau sadar, Len?"

Tangan Len sedikit beringsut. Meiko menyadari hal itu dengan cepat.

Meiko benar-benar putus asa. Ia tak mampu menunjukkan senyumnya lagi. Menghadapi situasi ini adalah salah satu kenyataan berat dalam hidupnya. Ia sungguh menyesalinya, namun ia tak punya pilihan selain menghadapinya.

"Aku minta maaf …"

Terlalu berat Meiko untuk menyatakannya. Ia mencengkeram tangannya di depan dada. Rasanya ia ingin mengucurkan air mata.

"Cinta yang berbeda umur ini tidak bisa diterima."

Len tidak bereaksi apa-apa, diam saja. Barangkali ia tak mendengar suara Meiko yang sedikit parau. Memang percuma. Jika kondisi sudah seperti ini, jangan harap ia akan mengucapkan barang satu kata.

Kotak di tangannya diletakkan kembali di meja.

Ada sebuah cincin di dalam kotak yang digenggamnya, cincin yang seharusnya dikenakan oleh Meiko. Meiko tak mungkin mengenakannya. Meiko bahkan tak menyangka akan mendapatkannya, dari seorang Len, seseorang yang bagi Meiko masihlah bocah. Memang ia telah matang dan dewasa, namun dengan perbedaan umur yang jauh, bagi Meiko, Len tak lebih dari seorang adik.

"Maaf …" gumam Meiko. Sesal rasanya.

Kalau begitu, mengapa ia membiarkan hubungan asmara ini terjalin?

Meiko tak mengerti akan dirinya sendiri. Ia memandang Len sebagai seorang adik, memperlakukannya seperti adiknya sendiri. Padahal Meiko menyadari perasaan Len yang sepihak. Len mencintainya dengan tulus. Tetapi Meiko menampik dalam batin dan tidak diutarakan. Ia tetap memandang Len sebagai adik yang harus disayang.

Ia sudah berbohong besar.

Beribu maaf Meiko ucapkan dalam hati.

Semua itu sudah terjadi.

Kecemasan yang memuncak membuat Meiko memikirkan suatu kecelakaan, kecelakaan mobil yang hampir merengut nyawa Len. Barangkali karena ketidaksengajaan. Sopir mabuk yang seenaknya menerobos lampu merah, menabrak Len yang sedang melewati zebra cross. Len terlempar, terluka hingga tak sadarkan diri. Sopir kurang ajar itu lari, dan Len hampir terlambat ditolong.

Len yang mencintai Meiko, harus berakhir mengenaskan seperti itu.

Ia berharap hal itu tidak pernah terjadi.

Meiko harus meninggalkan Len, dan Len harus melupakan rasa cintanya.

Meiko yakin, inilah yang akan membuat Len bahagia.

.

.

.


Silakan baca lagi dari bawah untuk melihat ending yang lain.

Yahooo! Akhirnya aku nulis lagi setelah sekian lama. Ini adalah fictogemino pertamaku yang kutulis buat event "The Geminos". Makasih banget pada penyelenggara yang udah mengadakan event ini. Semoga fic-nya memuaskan. See you~

.

Salam,

aia masanina