Judul:
(Inspirated from Air Asia's Airplane)

Disclaimer: Naruto by Masashi Kishimoto, story was mine ^^

Enjoyed!

.

"Sakura…"

Seorang wanita bersurai soft pink sepunggung menoleh kebelakangnya, mendapati suaminya sedang berdiri disana. Tampak secercah keraguan terukir diwajah lelaki itu, seolah tak ingin melepaskan begitu saja.

"Ya, Sasuke-kun. Aku akan pergi ke Seoul hari ini. Mengapa?" Sakura Haruno—nama wanita tersebut sembari mengaduk sup di panci. Tampak kepulan asap mewarnai udara pagi yang sedikit dingin.

Uchiha Sasuke—lelaki muda itu terdiam sebentar, lalu duduk diseberang meja makan berbahan kayu jati. Ia tampak merenungkan sesuatu, lalu memandang kembali istrinya.

"Tapi kau tidak memberitahukannya pada Sarada?"

"Kurasa..tidak perlu. Aku hanya akan pergi seminggu saja kok. Lagipula, aku 'kan mempunyai urusan dengan kemenakanku disana," jawab wanita yang kini menyandang gelar ibu tersebut. Sasuke mengangguk-ngangguk paham, mengerti istrinya yang telah resmi sejak 14 tahun yang lalu.

.

Seorang gadis kecil tampak terbaring ditempat tidurnya yang bergambar Hello Kitty. Matanya terpejam begitu erat, seolah membentuk sebuah garis horizontal.

KRINGG!

Gadis 12 tahun itu terbangun, lalu mengucek matanya dan menampilkan setengah oniks berwarna hitam kelam. Ia menyingkap selimut putihnya dan mematikan alarm disebelahnya yang sedari tadi bergaduhan.

Jam 05.57 pagi, waktu yang tepat untuk bangun di hari yang cerah ini. Gadis itu meraih sebuah kacamata di meja kecil disamping ranjang lalu beranjak dari sana. Ia mengambil handuk yang tergantung didepan kamarnya, lalu hendak menuju kamar mandi.

Seusai mandi, gadis bernama lengkap Uchiha Sarada itu segera mengenakan seragam sekolahnya, dan menyambar tas slempang yang ia taruh di kursi meja belajar. Gadis itu menuruni tangga dengan hati-hati dan cepat, tak sabar ingin menyantap sup kesukaannya.

"Ohayou, mama! Papa!"

Kedua orangtuanya sedang terduduk dimeja makan, menikmati sarapan pagi dengan pakaian formal—bersiap untuk kerja, menoleh bersamaan begitu mendapati buah hati mereka tengah berdiri di tangga dengan senyuman mengembang.

"Ah, Sarada-chan. Ayo, sarapan. Mama membuatkan sup kesukaanmu lho!" ujar Sasuke sembari menghampiri puteri semata wayangnya dan mendudukannya di kursi meja makan.

"Aa..arigatou, ma,pa…" gadis kecil berkacamata itu menerima sebuah mangkuk berisi sup buatan sang ibunda dengan asap yang sedikit mengepul. Lalu ibu dan ayahnya tercinta mencium pipinya bersamaan, membuat hati gadis kecil itu tambah berbunga- bunga. Tanpa sadar, Sarada tersenyum simpul. Menerima hadiah pagi hari dari kedua sosok yang ia sangat cintai.

.

"Daahh mama! Dahh papa!" Sarada mengucapkan salam perpisahan—persis seperti yang ia lakukan tiap pagi saat akan masuk sekolah. Kedua mama dan papanya tersenyum, dan melambaikan tangan.

"Dahh Sarada! Belajar yang pintar oke?"

"Iya, ma," Sarada mengangguk sebentar, lalu masuk ke gedung sekolah bercat abu-abu bersama dengan murid- murid lainnya. Sakura dan Sasuke sedikit terkikik geli, dan melanjutkan perjalanan mereka seusai mengantar.

.

Sasuke menghentikan mobil Mercedes Benz E200 silver metaliknya di seberang bandara internasional Konoha. Tampak cuaca pagi hari ini masih cerah, bersahabat seperti biasa.

"Disini saja, Sakura?"

Wanita itu bersiap- siap untuk keluar mobil, tiba- tiba menghentikan niatnya dan memandang suaminya heran. Kedua manik emerald itu memandang kedua oniks Sasuke.

"Sasuke-kun…"

"Kau tidak apa, Sakura? Mengapa kau tampak pucat?"

Sakura menggeleng, sembari merapatkan blazernya. "Aku tidak apa-apa." Lanjutnya sembari tersenyum manis.

"Baiklah," Sasuke meraih tubuh wanita yang ia cintai itu, lalu mencium puncak kepalanya dengan lembut. Tunggu. Bukankah istrinya suka dengan aroma cherry? Kenapa sekarang aroma mawar?

"Sasuke, tolong selama aku pergi, jaga Sarada ya?" Sakura melepaskan pelukan suaminya, dan keluar dari mobil. Ia melambaikan tangan sesaat pada Uchiha itu, lalu menuju bandara. Sasuke memandangnya seolah tak ingin membiarkan istrinya pergi, namun tampak merasa tak enak ketika melihat istrinya berjalan semakin jauh.

"Sakura…jangan pergi…" tanpa sadar, seutas kalimat itu terucap dengan mulus. Detik berikutnya, Uchiha muda itu pergi ke kantornya.

.

.

"Apa? Badai?"

"Hm. Kurasa begitu. Tapi, mengapa tuan pilot tak menyadarinya?"

"Entahlah," seorang wanita berambut pirang bersanggul tengah berbincang- bincang dengan temannya di kabin pesawat. Keduanya memandang para penumpang yang berada disana. "Kuharap mereka baik- baik saja ya."

.

"Tuan."

Sasuke menoleh pada asisten disampingnya. Seorang pemuda berambut cokelat berpakaian kemeja putih menyerahkan selembar surat pada sang direktur muda. Sasuke mengangkat sebelah alisnya dari balik kacamata yang ia kenakan.

"Surat? Dari siapa?"

"Dari salah satu perusahaan rekan kita di Seoul. Dari tuan Gaara."

Sasuke membuka penutup surat dengan cutter di meja kantornya, lalu membuka isinya dan mulai membaca. "Perusahaan Sabaku Corp mendadak menghentikan pesanan langganan mereka? Kenapa, Kiba?"

"Aku tidak tahu. Yang kudengar, mereka menghentikan pengiriman karena ada badai salju disana. Sudah 2 minggu ini Suna diterjang badai itu," ujar asisten bernama Kiba sambil menundukkan kepala. "Saya permisi dahulu, tuan Sasuke."

"Hn."

Sasuke terdiam sebentar. Ia mengamati surat tersebut lekat- lekat. Terdapat bubuhan tanda tangan presdir, Sabaku no Gaara. Hm…Seoul diterjang badai salju, eh?

"Ya, Sasuke-kun. Aku akan pergi ke Seoul hari ini. Mengapa?"

"Sakura! Sakura!" direktur itu segera mengingat kata- kata istrinya pagi tadi, lalu mengambil iPhone nya yang terletak disebelah laptopnya. Ia berusaha memanggil seseorang yang bernama My Cherry di daftar kontak.

Dengan cepat, ia menekan tombol call di bagian kiri layar dan berharap Sakura belum naik pesawat.

.

.

"Penerbangan akan dimulai sebentar lagi. Silahkan non-aktifkan telepon dan perangkat lainnya yang dapat menganggu kenyamanan penerbangan. Terima kasih."

Sakura menatap Samsung Galaxy Note 3 miliknya sebentar, lalu mematikannya. Ia menghela nafas sebentar, lalu berdoa agar selamat sampai ditujuan.

Seusai berdoa, wanita itu memandang jendela pesawat. Tampak sedikit perasaan mengganjal dalam dirinya. "Sasuke…Sarada…"

.

Sebuah mobil sedan Mercedes Benz melaju dengan kencang melawan hujan yang mulai mengguyur. Namun, tampaknya sang pengemudi didalam sana menyingkirkan hal itu dan mengutamakan tujuan utamanya.

Bandara Internasional Konoha.

Sasuke menghentikan kendaraannya di lapangan parkir dan turun dari mobil sembari menggenggam erat sebuah payung ditangannya. Sambil berlari kecil, ia masuk kedalam gedung bandara dan menuju bagian informasi.

"Permisi, apakah pesawat menuju Seoul sudah terbang?"

Seorang wanita berpakaian seperti pramugari dengan name tag yang bertulis Kurenai Yuuhi tampak memeriksa data- data di komputernya. "Pesawat berkode C0567, tujuan Korea Selatan, Seoul sudah melandas 10 menit yang lalu. Bisa kami bantu, tuan?"

"Apakah mereka tahu ada badai salju di Korea Selatan? Di Seoul?" Tanya Sasuke nanar, hendak memperoleh kepastian. Ada sedikit rasa cemas dan takut dalam hatinya.

"Sejauh data yang kami terima dari kapten pesawat dan staff lainnya, kami belum mendapat data tentang adanya badai salju di titik bandara yang dituju. Tetapi, penerbangan menuju kesana masih aman- aman saja. Belum ada tanda- tanda perubahan cuaca."

Sasuke menghela nafas berat. "Terima kasih." Dan ia segera pergi dari bandara, menuju kantornya kembali.

Moga saja, tidak terjadi apa- apa dengan pesawat yang ditumpangi istrinya.

.

.

Coretan author:

Berlanjut ke Chapter 2!

Uhm…soal bagian bandara dan informasi pesawat, itu asli lho…perkiraanku saja. Habisnya belum pernah naik pesawat hehe xD apalagi ke bandara, Cuma lewat doang pake mobil kalo habis dari Bandung.

Gimana? Apakah SasuSaku-nya kurang berasa? Nah, aku suka kalo cerita SasuSaku kayak gini…yang sama- sama kerja alias sibuk(?) hehe…tentang chapter depan, ada yang bisa perkirakan apa yang terjadi? Hayo…siapa yang tebakannya tepat, saya kasih iPhone kayak Sasuke! *dihajar*

Enggak ding…aku aja masih pakai hp jadul.. alias hp Samsung Champ duos E2652W itu lho…lumayan udah 3 tahunan lha :D
Soal mobil Mercedes yang dipakai Sasuke, nah itu mobil di rumah…sayang, Cuma diinepin di garasi aja…musim banjir sih…hehe xD

Akhir kata, silahkan masukan pendapat komentar ato apapun aja…maklum, semua berdasar khayalan n fakta yang pernah aku temui…hehe