LOVE SONG, SEOUL!
.
Do I have to change my name? Will it get me far?
.
Akhirnya Wanda sampai di Korea setelah 4 jam perjalanan menggunakan pesawat. Wajahnya memerah diterpa angin musim dingin yang mulai berhembus di penghujung musim gugur ini. Wanda tak menyangka musim gugur akan sedingin ini, maklum Indonesia hanya memiliki dua musim dengan cuaca yang tidak begitu ekstrim. Beruntunglah karna dia hidup di negara tropis.
Setelah melepas lelahnya di cafe bandara internasional Incheon, Wanda kemudian melanjutkan perjalanannya dengan kereta cepat menuju ke Seoul. Ini kali pertama dia ke Korea sendirian setelah terakhir kali bersama ibunya saat umurnya masih 4 tahun.
Wanda membawa travel bagnya santai sambil melihat-lihat orang Korea yang rata-rata berkulit pucat, padahal mereka masih keturunan Asia-Mongolia sama sepertiku, pikir Wanda. Ya, dunia memang tidak seadil itu.
Wanda melihat jam di ponsel miliknya yang otomatis menyesuaikan waktu Korea. Perkembangan teknologi memang sangat membantu, perbedaan waktunya sekitar dua jam lebih lambat daripada waktu Indonesia bagian Barat. Sekarang sudah menunjukkan pukul 4 pm KST, yang artinya dia harus cepat-cepat ke rumah ayahnya sebelum malam tiba, matahari lebih cepat tenggelam di akhir musim gugur menjelang musim dingin. Dengar-dengar banyak toko kelontong pinggir jalan yang menyediakan soju (minuman fermentasi mengandung alkohol) sehingga akan banyak orang mabuk di jam sepulang kantor seperti ini. Wanda harus menghindari itu.
BRUKKKK!
Tiba-tiba Wanda dikejutkan oleh seorang pria bertopi dan menggunakan masker yang hampir menutupi seluruh wajahnya yang berlari tergesa-gesa dan menubruk pundaknya keras. Mereka saling berpandangan beberapa detik. Wanda hendak menyingkir tapi gerakannya kalah cepat dengan pria itu yang dalam sepersekian detik melepas jaket dan masker kemudian mencengkeram tangannya dan menariknya ke pelukan pria itu sambil agak merapat ke pinggir jalan yang cukup ramai.
Apa ini?! ada pria gila mencoba mengambil kesempatan secara terang-terangan!. Wanda terlalu shock oleh kejadian ini. Dia bahkan tidak sempat melihat wajah pria itu. Seingatnya, ayahnya juga tidak menyuruh orang untuk menjemputnya karena memang Wanda ingin mencoba menemukan rumah ayahnya sendirian. Atau mungkin pria ini salah mengenali orang? Wanda mencoba melepaskan diri, tapi pelukan pria itu kuat sekali. Ya ampun! Baru saja sampai sudah langsung mendapat tindakan kriminal dari orang lain. Pelecehan seksual!
Tiga..
Dua..
Satu..
"A..hmmmpp!" tepat ketika Wanda memutuskan untuk berteriak, pria itu membekap mulutnya dan berbisik "hajimayo, jebal!" nafasnya yang memburu mengenai daun telinga Wanda, membuat Wanda menjadi lebih tidak nyaman. "Peluk aku, tolonglah..."
Bisikan pria itu seperti memohon. Ragu-ragu, Wanda memeluk pria itu dibagian samping bajunya. Oh ya ampun ini bahkan tidak bisa dibilang memeluk. Wanda merasakan pelukan pria itu semakin erat. Apa sih maksudnya?!
Apa dia terlibat pembunuhan dan berusaha lari dari kejaran polisi?
Atau dia adalah perampok yang menghindari orang yang baru saja dirampok?
Atau dia pria miskin yang sedang dikejar rentenir karena hutangnya yang menumpuk?
Ah, berbagai pikiran buruk dan yang sangat buruk berkelebat dikepala Wanda. Yang pasti dia bukan byuntae (orang mesum) yang berkeliaran di jalan-jalan ramai seperti ini. Wanda melihat sekeliling. Beberapa orang terlihat tidak peduli dengan kejadian barusan. Ada seorang gadis yang terlihat gelisah mencari seseorang. Mungkin dia mencari pria yang sedang memeluknya ini karena ketahuan selingkuh atau mungkin karena menyuruhnya melakukan aborsi (hei, kendalikan pikiranmu Wanda!). Kemudian ada seorang pria yang juga terlihat mencari seseorang sambil terus berbicara pada ponselnya. Wanda jadi berpikir pria yang sedang memeluknya ini sudah merebut pacar pria itu. Beberapa petugas keamanan terlihat mondar-mandir tidak wajar membuat perasaan Wanda semakin buruk. Ada lagi segerombolan orang berpenampilan seperti wartawan karena mereka masing-masing membawa kamera yang sangat besar.
Atau jangan-jangan pria ini adalah tahanan yang sedang kabur?
Setelah beberapa menit, pria itu menoleh ke kanan dan ke kiri, mengawasi keadaan sekitar kemudian melepaskan pelukannya.
Wanda kira, setelah melepaskan pelukannya pria itu akan segera melepaskan Wanda. Tapi ternyata dia malah menarik tangan Wanda, kemudian berlari kecil menuju lorong yang sedikit gelap. Tempat itu agak sepi. Hanya beberapa orang yang lewat.
"Jeosonghaeyo, maaf sudah merepotkanmu," ucap pria itu.
"Maaf?" Wanda mengharapkan penjelasan yang lebih spesifik dari pada kata maaf.
Lalu pria itu menatap Wanda, berharap Wanda akan mengetahui sesuatu tentangnya. Dia melepaskan masker mulut yang tadi dikenakannya.
"Kau tahu kan, kehidupan orang sepertiku?" wanda terlihat sangat bingung. "Kau tahu siapa aku kan?" tanya pria itu begitu tahu Wanda tidak menjawab pertanyaannya dan malah memandang wajahnya dengan mata penuh kebingungan.
Tiba-tiba pria itu tertawa, menertawakan kebodohannya sendiri. Wanda sekarang berada di puncak kebingungannya. Dia ingin menangis. Air matanya sudah hampir menetes. Wanda tidak bisa melihat wajah pria itu dengan jelas, mana Wanda tahu siapa sebenarnya pria itu sampai-sampai rela memeluk gadis tak dikenal dipinggir jalan.
"Ya.. uljimayo, jangan menangis." Pria itu mulai panik saat melihat Wanda yang sudah meneteskan air matanya. "Mianhaeyo.. mianhaeyo.." pria itu mengeluarkan sapu tangan dan memberikannya pada Wanda. Wanda menerimanya dengan kasar, karena sebenarnya dia juga bercampur malu menangis di depan pria ini.
"Memangnya siapa kau?!" tanya Wanda sambil menyeka air mata dengan sapu tangan milik pria itu.
"Sebelum kujawab, aku ingin bertanya. Kau datang dari mana?" tanya pria itu tersenyum.
"Memangnya kau siapa, berani bertanya padaku?" balas Wanda galak.
Pria itu hanya tertawa kecil. "Ayolah, jawab saja. Nanti kau juga akan tahu siapa aku."
Well, apa boleh buat, sepertinya Wanda memang harus menjawab pertanyaannya. "Aku dari Indonesia, mau mengunjungi ayahku."
"Ayahmu orang Korea?"
"Ya."
"Ini pertama kalinya kau datang ke Korea?"
"Anggap saja begitu dan juga ini hari sialku."
"Pantas saja." Pria itu lagi-lagi tertawa.
"Pantas apa?"
"Kau agak sedikit berwajah oriental khas orang melayu, maksudku, wajahmu sedikit berbeda." Kata pria itu sambil tersenyum.
".. dan pendek." Kali ini pria itu menahan tawanya.
Wanda memandangi pria itu agar lebih jelas melihat wajahnya yang masih tertutup topi. Ada perasaan familiar yang tiba-tiba menyeruak ke dalam hatinya. Wanda seperti tahu banyak tentang pria itu. Tapi ini kan Korea, tempat siapa pun bisa mengubah wajahnya menjadi siapa pun.
"Hey, kau benar-benar tidak tahu aku?" tanya pria itu.
"Kau terlihat mirip seseorang, ingat, hanya mirip." Jawab Wanda ragu-ragu.
Pria itu memutar topinya ke arah belakang, sehingga Wanda bisa dengan bebas memperhatikan wajahnya yang kelewat tampan.
DEG!
"Mirip siapa?" tanya pria itu sedikit memaksa Wanda.
"Kau tahu, ehm maksudku, kau sedikit mirip Cho Kyuhyun, tahu kan? Ya begitulah.."
"Waah, hallyu wave memang tidak bisa diragukan lagi ketenarannya. Bagaimana jika aku benar-benar Cho Kyuhyun?" tanya pria itu.
"Tidak. Kyuhyun-ku tidak mungkin melakukan hal yang menjurus ke pelecehan seksual seperti tadi, dia sangat bisa menjaga image nya." Jawab Wanda sedikit membela pria kesukaannya itu.
"Mworagoyo? Apa kau bilang? 'Kyuhyun-ku'? waah, sejak kapan aku menjadi milikmu nona?" tanya Kyuhyun dengan wajah terkejut yang berlebihan.
"Jangan menipuku tuan, atau kau akan kulaporkan pada polisi karena penipuan dan pelecehan seksual." Ancam Wanda.
Kyuhyun menunjukkan kepanikannya lagi, "Baiklah-baiklah, anggap saja aku bukan Cho Kyuhyun, yah jika itu maumu. Tapi aku sangat berterima kasih. Jeongmal gomawoyo."
"Untuk apa?" Wanda masih dibuat bingung oleh Kyuhyun.
"Untuk semuanya, hey mau makan malam bersama?" tanya Kyuhyun.
"Kau tidak ingat tuan? Aku sedang dalam perjalanan menuju rumah ayahku. Jika aku tidak segera sampai, dia akan menghubungi agen khusus FBI untuk putri tercintanya ini." tolak Wanda. Wah, kau menyia-nyiakan kesempatan langka berburu pria tampan Korea Wanda, batinnya.
"FBI? Apa ayahmu semengerikan itu nona? Ah, iya siapa namamu?"
"Wanda."
"Wanda-ssi, baiklah. Mau kuantar pulang?"
Pria ini gila. Bagaimana mungkin dia mengantarku pulang?
"Kenapa diam saja?" Kyuhyun tersenyum sambil mengambil ponselnya, kemudian terlihat akan menghubungi seseorang.
"Kau, ireumi mwoeyo?" tanya Wanda hati-hati dan sedikit tidak ikhlas karena hanya Kyuhyun yang tahu namanya.
"Sudah kukatakan sebelumnya. Aku Cho Kyuhyun." Jawab Kyuhyun santai.
"Apa aku terlihat begitu bodoh tuan? Kau mungkin tidak tahu, tapi aku benar-benar fans nya. Aku bahkan tahu jadwalnya sekarang. Dia tidak mungkin sedang bersantai seperti ini. Jadi boleh kulihat tanda pengenalmu?"
"Memangnya apa yang seharusnya dilakukan Cho Kyuhyun saat ini Wanda-ssi? Hm?"
Wanda gugup, dia kemudian membuka ponselnya dan belum sempat membuka aplikasi fanchatt nya ponselnya tiba-tiba mati. Baiklah, ini memang hari paling sialku.
Wanda mencoba mengingat semua jadwal Cho Kyuhyun yang selalu di update setiap hari di grup fanchat tersebut, terakhir dibaca tadi pagi sebelum dia berangkat ke Korea "Ehm. Mungkin, dia seharusnya menghadiri drama musikalnya di Busan atau menghadiri acara amal yang diselenggarakan agensinya di Universitas Yonsei, ehm yaah antara itu."
Kyuhyun tersenyum, kemudian kembali mengenakan masker mulutnya dan membetulkan posisi topinya seperti semula. "Kau sangat keras kepala. Ngomong-ngomong ini sudah hampir malam. Kajjayo!"
Kyuhyun lagi-lagi menarik tangan Wanda kemudian merangkulnya mesra. Apa-apaan ini?! Wanda mencoba memberontak, "Hajimayo, biar seperti ini dulu, setidaknya sampai diujung jalan sana, aku benar-benar tak ingin kau terlibat."
"Apa maksudmu?"
"Sudahlah, anggap saja aku hanya pria miskin yang terlilit banyak hutang, jika kau terlibat denganku hidupmu akan sulit nanti."
Kyuhyun masih merangkul Wanda hingga ujung jalan, ada seorang pria yang ehm, sedikit tampan melambai ke arah Kyuhyun.
Oh ya ampun, satu lagi pria tampan untuk hari ini. batin Wanda.
Sebuah van hitam terparkir tidak jauh dari tempat pria tampan itu berdiri. Karena gelap tidak banyak orang memperhatikan mobil yang lumayan mewah itu.
"Naiklah." Kyuhyun menuntun Wanda menaiki vannya dan pria tampan satunya membantu menaikkan koper dan seabreg barang bawaan Wanda.
"Hei, kau benar-benar orang baik kan? Maksudku bukan seperti penjahat-penjahat seperti yang kulihat di drama-drama." Tanya Wanda sedikit ragu untuk menaiki mobil van itu.
Kyuhyun memegang bahu Wanda erat dan berusaha meyakinkannya. "Kau masih meragukanku, Wanda-ssi? Dengar, aku hanya ingin membalas kebaikanmu tadi, aku bukan tipe orang yang suka menyimpan kebaikan orang lain, aku akan mengantarmu pulang dengan selamat."
Baiklah, dia cukup 'kaya' untuk orang miskin yang terlilit hutang, mungkin ini bukan van miliknya, ya mungkin kebetulan pria tampan itu adalah majikannya yang tidak sengaja lewat dan dimintai tolong olehnya. Wanda mencoba mengira-ngira.
"Jadi kita akan kemana?" tanya pria tampan itu. Wanda hanya diam karena merasa pertanyaan itu bukan ditujukan untuknya.
"Tanyakan padanya, hyung." Kyuhyun melirik kearah Wanda.
Wanda membongkar ranselnya gugup, "Oh, ehm.. jadi tolong antarkan aku ke alamat ini ahjussi." Wanda menyerahkan secarik kertas pada pria tampan yang duduk di belakang kursi kemudi.
"Gangnam-gu? Kau yakin akan kesana nona? Hei magnae, kita juga ada acara disana. Apa sudah kau siapkan semuanya? Apa kau sudah hafalkan catatan yang kusiapkan tadi?"
Bukannya menjawab Kyuhyun malah mengeluarkan PSP berwarna putih dari kotak penyimpanan diantara dua kursi dan memainkannya. Wajahnya terlihat agak kesal.
"Ne." Jawab Wanda singkat dan mengalihkan pandangannya pada jalanan kota Seoul yang menakjubkan di malam hari. Persis seperti di dalam drama.
"Jadi, ayahmu sudah lama di Korea?" tanya Kyuhyun dengan PSP yang masih ditangannya.
"Ya, begitulah."
"Kenapa kau berpisah dengan ayahmu? Jika kau tak keberatan menjawab sih."
"Karena satu dan dua alasan, orang tuaku bercerai. Tapi aku masih punya hubungan baik dengan ayahku, via media sosial."
"Jadi ini pertama kalinya bertemu dengan ayahmu sejak perceraian itu?"
"Ya."
Suasana di dalam mobil kembali tenang. Semua fokus pada kegiatannya masing-masing. Hanya bunyi-bunyi aneh yang keluar dari PSP yang dimainkan Kyuhyun yang memecah keheningan.
"Lihat-lihat! Ada ikan terbang di atas sungai Han! Ngomong-ngomong ini benar sungai Han kan?" tiba-tiba Wanda memekik kegirangan.
"Kukira mereka hanya ada di drama-drama saja. Wah, aku benar-benar sudah berada di Korea~" Wanda kembali mengoceh tidak jelas. Dia melupakan harga dirinya.
"Puhahahahahahahaha! Ya, Wanda-ssi, Welcome to Korea!" kyuhyun tertawa terbahak-bahak setelah mendengar ocehan-ocehan Wanda, bahkan pria tampan itu juga ikut tertawa.
"Lihat, yang itu adalah hotel Lotus, hotel termewah di kawasan sungai Han, setiap malam akan ada pertunjukan kembang api. Kau harus melihatnya sebelum kembali ke Indonesia." Kyuhyun menunjukkan letak hotel Lotus pada Wanda. Wanda memandanginya dengan takjub. Berapa harga sewa menginap semalamnya ya?. Tanya Wanda dalam hati.
Kyuhyun terus menjelaskan hal-hal menarik yang mereka lihat sepanjang perjalanan sedangkan Wanda hanya terkagum-kagum sambil terus bertanya ini itu. Sesekali pria tampan yang sedang mengemudi menambahkan hal-hal yang terlewat oleh Kyuhyun.
.
Do I have to change my name? Will it get me far?
.
"Hey kau tak bilang ayahmu tinggal di apartemen Wanda-ssi." Tanya Kyuhyun ketika mereka sampai di apartemen deluxe yang tinggi.
"Oh, geuraeyo? Aku bilang 'rumah' ya? Iya-iya maaf."
"Jadi ayahmu tinggal di lantai berapa?"
"Disini tertulis lantai 13, kajja magnae-ya!" si pria tampan tadi membawa barang-barang milik Wanda kemudian masuk kedalam lift dan langsung memencet tombol 13.
"jeosonghaeyo, aku bisa membawa barang-barangku sendiri, dan aku juga bisa keatas sendiri." Ada rasa tidak enak hati yang dirasakan oleh Wanda. Maklum orang Indonesia tidak terbiasa merepotkan orang lain.
"Aku kan bilang akan mengantarmu dengan selamat. Percaya saja padaku, aku tidak akan merampok rumahmu. Apa kami terlihat seperti komplotan penjahat dimatamu nona?" kyuhyun mulai kesal dengan Wanda.
"Aku hanya merasa tidak enak..." Wanda seperti bicara dengan dirinya sendiri.
"Nona, kami akan mengantarmu. Kajjayo!" si pria tampan berusaha menengahi, dia tahu seandainya Kyuhyun sudah mulai kesal maka emosinya sudah tidak bisa dikendalikan lagi.
"Ne." Wanda hanya bisa pasrah menuruti mau mereka.
Ting~
"Here we are. Kau gugup Wanda-ssi?" tanya Kyuhyun ketika sudah berada di depan king flat nomor 407.
"Tidak juga. Tapi karena kau bertanya aku malah jadi gugup."
"Kau cuma perlu memencet tombolnya saja, mau kubantu?" tawar Kyuhyun.
"Tidak. Tidak. Maaf jika aku tidak sopan tuan, aku akan bertanya sekali lagi, ireumi mwoeyo? Jadi aku bisa berterima kasih dengan sopan." Tanya Wanda.
Kyuhyun tersenyum, "untuk yang terakhir kali Wanda-ssi, namaku Cho Kyuhyun. Dan kau tidak perlu berterima kasih"
Wanda memutar matanya sebal, pria tampan yang tadi membawakan barang-barangnya malah berwajah kebingungan sambil menatap Kyuhyun meminta penjelasan.
"Nanti akan kujelaskan hyung. Nanti. Kajja!" Kyuhyun menepuk pundak si pria tampan dan merangkulnya kembali masuk ke dalam lift.
"Wanda-ssi, annyeong!" mereka berdua melambaikan tangannya pada Wanda yang masih merasa sebal karena pria-yang-mengaku-sebagai-cho kyuhyun-padahal-bukan. Wanda hanya membalasnya dengan bungkukkan kecil sebelum pintu lift akhirnya tertutup.
Baru beberapa detik setelah Wanda berbalik hendak menekan tombol bel pintu king flat milik ayahnya tiba-tiba pintunya terbuka.
"Seonmi-a... wasseo?" sapa pria di depan pintu.
"Appa!" wanda langsung memeluk ayahnya.
"Appa kira kau akan datang minggu depan, kenapa tak menghubungi appa?" tanya pria bernama Han Minjoon itu.
"Ponselku mati, lagipula aku belum menggantinya dengan alien number (nomor ponsel khusus untuk wisatawan Korea). Mianhae Appa~" rajuk Wanda.
"Masuklah, appa belikan makanan hangat untukmu."
"Ne, gomawo appa." Wanda tersenyum kemudian masuk.
Your journey begin tommorow Wanda. Fighting!
ANNYEONG!
COMEBACK WITH NEW STORIES~~
setelah banyak ngelamun akhirnya nemu juga sama line story yang dulu pernah ditulis
READ AND REVIEW PLEASE^^
Cho Rianaa
