Hai, minna! Saya NisapikoRii, panggil aja Nicchan atau Ricchan! Saya berasal (?) dari FictionPress (dengan account yang berbeda tentunya) yang sekarang udah menjelajah di berbagai fandom. Saya masih pemula, fic buatan saya juga gak bagus bagus amat. Ini fic pertama saya di fandom Vocaloid, jadi hasilnya mungkin bakalan agak aneh. Tapi saya sering baca baca di fandom ini kok, tapi gak login dan pake nama panggilan saya, Ni** **ko. Eh—? UDAHLAH! Daripada ngebacot mulu, mending saya lanjutin aja ya!

Summary: Kamigaki Rin memiliki teman sebangku baru, Kagamine Len, yang ternyata adalah… / Len x Rin! / Slight Lui x Rin and another pairing(s) / First fic in this Vocaloid fandom! / abaikan judulnya / RnR please?

Rate: apa aja yang penting bukan M.

Genre: Romance, Humor, Friendship

Pairing(s): LenRin (slight LuiRin, KaiMi, AkaiMei, GakuLuka, LuiRing)

Disclaimer: Vocaloid bukan punya saya. Kalo punya saya, udah dijamin sejak awal dibuat Vocaloid langsung hancur seketika /dor

WARNING: mengandung ke-OOC-an, bahasa campur [lo-gue dan aku-kamu dan/atau kau], humor garing kress kress, GaJe akut tingkat kakek kakeknya dewa, alur kecepetan, banyak typo(s), dan teman-temannya. Disini Rin dkk jadi anak kelas 2 SMP.

Oke, dengan ini saya persembahkan fic (sampah) buatan saya. Kalo mau baca ya baca, kalo enggak ya gak usah! Flame? Saya masih author baru, jadi kalo mau nge-Flame ya gak apa-apa. Asal jangan terlalu pedes, males ngambil minum soalnya. XD


Chapter 1

Normal PoV

Tap tap tap

Bruagh!

"A.. Aduh… woy, kalo jalan pake ma…" kalimat yang ingin diucapkan gadis bersurai honey blonde dengan 4 jepit dan pita putih diatasnya—Kamigaki Rin—terhenti. Terpaku melihat orang yang menabraknya (atau ditabraknya) tadi.

'S-siapa dia? Anak baru, ya? Tapi kok rasanya kayak pernah liat, sih?' batin Rin heran, karena belum pernah melihatnya tetapi sudah kayak pernah melihatnya(?). Seorang pemuda yang ditabraknya.

"Err… hei, kau… baik-baik saja? Gomennasai, tadi aku menabrakmu," Pemuda yang rambutnya diikat pony-tail dan bersurai sama dengan gadis dihadapannya membungkuk minta maaf, lalu menampakkan wajahnya yang penuh penyesalan dan kekhawatiran. Rin yang melihatnya jadi merasa tidak enak. "Ah.. em… iya, aku baik-baik saja. Dan… tadi itu aku yang menabrakmu kok, bukan kamu," Rin menggaruk belakang kepalanya sambil tersenyum canggung. "Etto… ngomong-ngomong, kau anak baru ya? Aku belum pernah melihatmu selama bersekolah disini…" tanya Rin yang sudah menurunkan tangannya dari belakang kepalanya. Kali ini gadis berumur 14 tahun itu memasang wajah bingung dengan tangan kanan memegang tas sekolah dan tangan kiri hanya diam disamping badannya.

"Eh? Y-Yaaa, begitulah," Pemuda itu tersenyum kecil. "Kalo gitu aku pergi dulu ya, Rinny. Kita ketemu lagi nanti," sahut pemuda itu misterius dan menekankan kata 'Rinny'. Lalu ia melambaikan tangannya sambil tersenyum singkat kepada Rin. Kemudian berjalan menjauh. Meninggalkan Rin yang sedang bengong ditempat. 'A-Apa katanya tadi? Rinny? Rinny?! Uso! Tapi panggilan itukan… itukan… aah, mou, Rin! Sadar! Gak mungkin anak tadi tuh 'dia'! Tapi kan … kok kayak pernah ngeliat mukanya, ya?' Rin menggelengkan kepalanya pelan. 'Udahlah, gak ada gunanya aku disini terus. Bentar lagi bel masuk ya? Sekarang jam…' Rin melihat jam putih polos bermotif jeruk pada tangan kirinya. 'Hah? Jam 07.25? Bentar lagi beneran masuk! Uaaah, harus cepet-cepet!' batinnya panik, kemudian melangkahkan kakinya dengan terburu-buru menuju kelasnya, kelas 2-A.


Rin PoV

Fuaah! Akhirnya nyampe juga ke kelas. Yah, walaupun tepat pas bel masuk, tapi yang penting kan Kiyo-sensei belom dateng. Lagian kenapa kelas dua harus dilantai dua sih?

Aku buru-buru berjalan cepat ke mejaku, meja di baris deket jendela dan deretan kedua dari belakang. Jendelanya menghadap ke luar kelas –bukan ke koridor—, jadi aku bisa melihat pemandangan diluar sana…

… biarpun rata-rata yang keliatan cuma lapangan sekolah, yang penting kan keliatan.

Aku menaruh tasku di kaitan mejaku, duduk, lalu melihat sekitar kelas. Mulai dari pintu yang (tadinya) masih terbuka lebar, tapi sekarang sudah tertutup karena ditutup ketua kelas, Megurine Luka. Lalu melihat teman-temanku yang lain, baik yang lagi enak-enakan tidur, main, makan, bahkan yang baca komik. Eh, komik? Bener juga, aku kan bawa komik, jadi bisa ikutan baca komik juga. Hihihi.

Saat mau ngambil komik, tanpa sengaja aku melihat tempat duduk di sebelahku yang masih kosong, soalnya anak yang awalnya duduk disitu mendadak pindah. Aku mendesah pelan. Kapan ya ada anak baru?

… atau mungkin anak yang menabrakku tadi mau masuk kelas ini? Dia anak baru, kan? Tapi kenapa… ah, udah ah. Males mikirin itu lagi, aku pun memutuskan untuk mengambil komikku lalu membacanya.

5 menit kemudian.

Aku masih baca komik. Saat mau berlanjut ke halaman berikutnya, tiba-tiba ada suara langkah kaki yang terdengar cukup keras—karena saat itu lagi lumayan sepi—dari arah koridor. Lalu setelah mengingat ada jendela lagi dikelas yang menghadap koridor, aku langsung menengok kearah jendela—berusaha melihat siapa yang datang. Setelah menajamkan mata dan melihat baik-baik, ternyata itu adalah…

BRAAK!

…wali kelasku. Kiyo-sensei. Iya, Kiyo-sensei. Itu panggilannya. Kalo nama lengkapnya sih Hiyama Kiyoteru-sensei.

Saat melihat dia masuk kelas, aku langsung menutup komikku, lalu memasukkannya kembali kedalam tas. Kemudian aku tanpa sengaja melihat anak yang tadi menabrakku yang memakai VocaUTAU Junior High School sama sepertiku… eh?

Tiba-tiba Kiyo-sensei menggebrak meja. "Ohayou, minna!" sapanya.

Tapi sayang gak ada yang dengerin karena masih asik sama urusan sendiri-sendiri.

Kiyo-sensei menggebrak meja lagi. Kali ini cukup keras. "O-ha-you, minna!" ulangnya, dengan sedikit penekanan pada kata-katanya.

Tapi sekali lagi sayang, karena gak ada yang dengerin.

Karena terlalu merhatiin Kiyo-sensei tapi gak jawab sapaannya, aku jadi gak nyadar kalo ada yang mendekatiku.

"Riiin! Kamu denger gak?" tanya Miku, Hatsune Miku, yang ternyata mendekatiku. Merasa kalo maksudnya 'denger' itu sapaan Kiyo-sensei, aku pura-pura gak tau dan nanya balik.

"Denger apa, Miku-chan?"

"Ituuuu, tadi kayak ada yang teriak 'Ohayou, minna!' dua kali. Denger gak? Suaranya sih mirip Kiyo-sensei,"

Kan, bener kan. Pasti Kiyo-sensei. Haaah, dasar negi freak baka, kayaknya setelah pacaran sama BaKaito itu otakmu jadi agak berkarat deh. Tapi biarin deh, otaknya dia ini kok. Terlalu males buat jujur(?), aku pura-pura gak tau lagi.

"Oooh, gitu ya? Gue gak denger nih, Miku-chan. Lagian kan harusnya suara Kiyo-sensei yang cetar membahana badai halilintar itu kan kedengeran sampe sinii," jawabku sok polos. Wahaha! Gomen, Kiyo-sensei! Hehehe. :D

"Nee, Rin-chan~! Mau ikut gak? Kita lagi main Uno nih!" tawar Suzune Ring yang entah dari mana dateng. "Miku-chan juga! Tadi giliranmu kan?"

"Eh, iya juga ya. Hehehe," Miku nyengir. "Iya deh, iya. Rin juga ikuuut!"

"He? Oh, ya udah!" aku tersenyum kecil. "Minna! Aku ikut ya!" seruku.

"Yeeeeeeii! Rin-chan ikuuuut!" seru Hibiki Lui, temen SD-ku girang.

"Ayo sini, Rin-chan. Lagi seru-serunya nih," ujar Megurine Luka yang notabene ketua kelas. Sahabatku juga sih..

Eh? Aku belom ngasih tau siapa aja yang masuk kelas 2-A ya? Oke, oke, ku kasih tau..

Hatsune Miku: temen waktu kelas 3 SD, pacar Shion Kaito, sahabat.

Megurine Luka: temen waktu kelas 5 SD, soon to be girlfriendnya Kamui Gakupo, ketua kelas, sahabat.

Suzune Ring: baru kenal pas kelas 1 SMP, sekretaris OSIS, sahabat.

Sakine Meiko: baru kenal pas kelas 6 SD, wakil ketua OSIS, pacarnya Shion Akaito, sahabat.

Hibiki Lui: temen waktu kelas 2 SD, anggota OSIS, sahabat.

Shion Kaito: temen waktu kelas 4 SD, pacarnya Hatsune Miku, kembaran Shion Akaito, sahabat.

Shion Akaito: temen waktu kelas 5 SD, kembaran Shion Kaito, pacarnya Sakine Meiko, sahabat.

Kamui Gakupo: temen waktu kelas 5 SD, soon to be boyfriendnya Megurine Luka, sahabat.

Sisanya? Kepo deh. Cari tau aja sendiri XP

[Nicchan: Rin, seriuuus._. | Rin: WAHAHAHAHA~! | Nicchan: *pundung*]

"Woy, Rin! Bengong aja lu! Sini cepet!" seru Kaito. "Mau ikutan main gak jadinya?" lanjut Akaito. Mungkin aku bakalan bener-bener lupa soal Kiyo-sensei kalo aja…

BRAAAAAK! [suara Kiyo-sensei nge-gebrak meja.]

"O-HA-YOU, MIN-NA!" sapa (seru) Kiyo-sensei penuh penekanan dan ada aura horrordisekitarnya.

Murid-murid sekelas semuanya mendadak jadi freeze a.k.a membeku ditempatnya masing-masing.

"KALIAN INI! Guru datang bukannya diberi salam! CEPAT KEMBALI KE TEMPAT DUDUK MASING-MASIIIIIIING!" seru Kiyo-sensei dengan suaranya yang cetar membahana, sampe-sampe…

"Oi, Hiyama-san, bisa kecilkan sedikit suara anda? Kelas saya jadi terganggu, nih!" protes Lily-sensei yang kuketahui lagi ngajar dikelas seberang. Eh.. APAAA?! Kelas seberang? Gilaaa, nih Kiyo-sensei suaranya kenceng banget sih! Pantes tadi kupingku sedikit berdengung, untung cuma sebentar. Sadis.

"Err… Rin-chan, ku-kuping kamu… kerasa berdengung gitu, gak?" tanya Ring yang kebetulan duduk tepat di belakang kursiku. "Etto… iya sih.. tapi untungnya cuma bentar, hehe.. kalo kamu, Ring-chan?"

"Yaaa, lumayan sih. Ne, ne, Kiyo-sensei itu kalo udah teriak nyeremin, ya?"

"Iya.. banget—"

"Suzune! Kamigaki! Jangan mengobrol terus, ayo perhatikan pelajaran!" tak diundang, Kiyo-sensei ikut campur omonganku dan Ring.

… eh, tunggu. Apa? Pelajaran?!

Ya ampun, nih sensei pikun atau apa sih, anak baru itu udah mau lumutan tuh di samping sensei!

Aku baru aja mau menanyakan ini ke Kiyo-sensei, tapi gak jadi karena…

"Oi, sensei! Kok jadi nyambung ke pelajaran, sih? Itu bukannya ada anak baru, ya?"

… Meiko udah nanya duluan ke Kiyo-sensei.

"Ah? Eh? Iya ya, gomen, sensei lupa, hehe," Kiyo-sensei memasang muka (:D). terus ngelanjutin, "nah, ayo perkenalkan dirimuuu~"

Oke, kalimat terakhirnya itu membuat satu kelas—termasuk aku—menahan diri biar gak mengeluarkan isi perut kami sekarang.

Tapi kayaknya anak baru itu biasa aja tuh.

"Hai, sensei," ujar anak baru itu. Lalu ia mulai memperkenalkan dirinya didepan kelas.

"Boku no namae wa Kagamine Len desu. Cukup panggil Len aja. Yoroshiku onegaishimasu," ia membungkukkan badannya sedikit di depan kelas. Aku tersentak mendengar namanya. Len? Kagamine Len? Usooooo! Gak mungkin kan itu beneran dia?!

Lalu terdengar suara Kiyo-sensei lagi, "Nah, Kagamine-kun, kau duduk di sebelah Kamigaki-san. Kamigaki-san, tolong angkat tanganmu,"

Aku pun mengangkat tanganku. Si Kagamine itu berjalan menghampiri kursi di sebelahku. Dia duduk, lalu menengok sebentar ke arahku. Sedikit tersenyum, dia menyapa. "Ohayou," sapanya. "Kita bertemu lagi, Rinny," lalu menengok ke arah papan tulis dan memperhatikan pelajaran.

"Ka-Kau… sebenarnya siapa?!"


TeBeCe


Holaaa! Sekali lagi, saya NisapikoRii. Lebih sering dipanggil Nicchan, tapi kalo dipanggil Nisapiko atau Ricchan juga gak apa-apa kok! Yoroshiku, minna!

Oke, jadi... ini adalah fic pertama saya yang dipublish di FFn. Fic pertama saya ada, tapi itu nulisnya di handphone, dan belom dimasukin ke MS Word. jadinya ini aja deh yang dipublish. :D

Akan saya update secepet mungkin, tapi gak janji lho, ya! Chapter 2 juga masih harus diedit, sebenernya sih udah jadi :D tinggal masukin aja ke MS Word. Jadi deh tinggal dipublish nanti.

Dan sekali lagi ya, sekali lagi, saya gak janji bakal update cepet, jadi ya sabar aja :D kemungkinan sih bakal diupdate setelah lebaran... nyehehehehe :D *dikeroyok* dan ini dilanjutinnya juga tergantung review sih... hehehe XD *dibuang massa*

Terus ini juga terserah minna-sama(? :D), mau di Keep or Delete? Continue or Discontinue? Tulis aja di review yang minna-sama buat ya! itu juga kalo mau nulis review._.

Yosh!

Now, do you mind to write some

R

E

V

I

E

W

?

:)