Ini adalah pertama kalinya saya bikin FF *kyaaaa* jadi maaf banget kalo masih jelek.. Gomenasai *bows* Smoga kalian suka :3

Let Me Be With U

Chapter 1 : Pertemuan

Konohagakure. Itulah yang ayah Hiashi katakan saat gadis kecil berambut hitam itu menanyakan tempat mereka menetap selanjutnya.

Saat Hinata menanyakan alasan kepindahan mereka,bukan jawaban yang Hinata dapatkan. Tetapi mata ayahnya yang berkaca-kaca dan elusan lembut di kepalanya.

Naluri seorang anak seolah mengerti,mungkin mereka pindah karena ayah tidak mau mengingat hal-hal mengenai almarhumah ibu tercinta mereka.

Apapun alasannya gadis kecil 6 tahun itu hanya berharap agar ayahnya tidak bersedih lagi..


Seperti di rumah sebelumnya,Hinata kecil sangat susah bersosialisasi dengan anak sebayanya.

Menurut mereka Hinata terlalu pemalu dan aneh. Berbeda dengan adiknya,Hanabi,yang periang dan mudah bergaul.

Beberapa anak yang mendekati Hinata pun kebanyakan semata-mata karna ayahnya kaya raya. Ia merasa,tidak akan ada yang menerima dirinya apa adanya..

Hanya bukit kecil di belakang rumahnya lah satu-satunya tempat ia berlabuh kala ia senang ataupun sedih..

Sepertinya tak ada seorangpun yang mengetahui tempat itu..

Namun saat pertama kali Hinata menemukannya,Hinata sudah jatuh cinta pada pemandangan di bukit itu yang menurutnya sangat indah..

Hamparan perumahan yang luas,bunga-bunga lavender yang indah,aliran sungai yang mengalir di Konoha pun dapat Hinata lihat jelas dari bukit ini..

Hanya di tempat ini lah Hinata seperti merasa dapat bercerita dengan bebas dan melupakan semua kesedihannya..
Juga saat2 ia merindukan ibunya..

Baginya tempat ini seperti penghubung antara ia dan ibunya..

Tempat rahasia favorite milik Hinata..


'Cup'

Kecupan lembut di kening Hinata membangunkannya. Hinata membuka matanya perlahan dan mendapati sebuah senyuman lembut dari pria yang sangat di sayanginya.

"Selamat pagi putri ayah yang cantik.." ucap Hiashi sambil mengelus rambut putri kecilnya itu.

"A-Ayah,selamat pagi.." Hinata kemudian memeluk erat ayahnya.

"Hmmmm.. Hari ini hari pertama mu bersekolah di SD baru bukan? Pastikan putri ayah yang cantik belajar yang baik ya.." ucap Hiashi dengan sambil mencubit pelan hidung putrinya.

"U-Ung! P-Pasti ayah.. Aku akan berusaha.." Hinata lalu mengepalkan kedua tangannya.

Melihat sikap putri tersayangnya,Hiashi tertawa kecil.

"Ayah menunggu di bawah ya sayang,jangan lupa rapikan tempat tidur mu dan juga mandi.." ucap Hiashi yang kemudian keluar dari kamar Hinata.

Selepas Hiashi pergi,Hinatapun mulai merapikan tempat tidurnya.

'Ayah sungguh baik,aku tak mau mengecewakan ayah' batin Hinata.


Sebelum Hinata berangkat,ia meminta ijin kepada ayahnya untuk keluar sebentar.

"Aku akan kembali dalam 5 menit ayah,percayalah!" ucap gadis kecil berambut hitam itu.

Belum sempat mendengar jawaban ayahnya,Hinata sudah berlari keluar.

Ternyata Hinata pergi menuju ke belakang rumahnya. Ia ingin meminta perlindungan ibunya sebelum ia pergi ke sekolah barunya.

Ketika sampai di bukit kecil itu,perasaan tenang seketika memenuhi hatinya.

Hinatapun menatap langit.

"Ibu.." ucapnya pelan.

"Ibu aku hari ini akan pergi ke SD yang baru.. Aku tak tau apakah aku bisa mendapat kan teman atau tidak.. Tapi bu,Hinata berjanji. Kalau Hinata nanti mendapatkan teman yang tulus berteman dengan Hinata,Hinata akan membawanya kemari menemui ibu.. Hehehe.." kali ini Hinata tertawa kecil.

"Doakan aku ya bu.." ucapnya terakhir kali sebelum ia akhirnya pergi.


Saat Hinata ingin memasuki kelas barunya,tiba-tiba ia melihat laki-laki sebayanya terjatuh di dekat tangga.

"Uh! Dasar tangga! Baka!" omelnya.

Hinata yang melihat itu panik dan langsung menghampiri laki-laki itu. Ternyata lututnya berdarah.

Tanpa banyak bicara,Hinata kemudian mengangkat tangannya di atas lulut laki-laki itu,dan seketika cahaya berwarna kuning mengelilingi tangannya.

Beberapa saat kemudian,darah di kaki pria berambut kuning itu pun menghilang,namun lukanya terlihat masih ada.

'Aku ternyata belum begitu menguasai teknik ini' batin Hinata.

Akhirnya Hinata mengambil Handsaplast di dalam kantung bajunya. Benda yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia tau kalau ia adalah gadis ceroboh,makanya Hinata sering membawa beberapa Handsaplast untuk berjaga-jaga.

"E-Eto.. Ini.. P-Pakailah.." ucap Hinata sambil mengulurkan Handsaplast di tangannya.

Laki-laki kecil itupun mengangkat wajahnya. Matanya yang berwarna biru indah memandang mata indigo Hinata. Sapphire bertemu Indigo.

Bukannya mengambil Handsaplast di tangan Hinata,pria itu malah menatap Hinata kagum.

Hinata yang hanya pernah di perhatikan seperti itu oleh ayahnya merasa malu. Wajahnya pun akhirnya memerah.

"Eh.. M-Maaf aku sudah seenaknya.." ucap Hinata yang akhirnya memakaikan Handsaplast itu di kaki pria yang bahkan tak ia tau namanya. Setelah Handsaplast itu merekat sempurna di luka laki-laki itu,Hinata pun menundukkan kepalanya dan bergegas pergi dari sana.

Namun sebelum ia pergi,suara lembut laki-laki itu mengejutkannya.

"Terimakasih ya!"

Dan saat Hinata berbalik untuk melihat apakah pria itu yang berbicara padanya,ia menemukan tatapan lembut di mata laki-laki itu sebuah senyum yang begitu hangat.

Deg!

Jantung Hinata terasa berdebar dengan keras. Dan sebelum laki-laki itu melihat wajahnya yang semerah tomat,Hinata bergegas kabur dari tempat itu.

Ia tidak mengetahui bahwa pertemuannya dengan laki-laki berambut kuning itu akan mengubah dunianya..


Taraaa~ Hehehe.. Ini ceritanya waktu Hinata sama si laki-laki berambut pirang *ehm you know lah* masih kecil.. D mohon reviewnya dan semoga kalian suka ya! XD

To Be Continue..