Summary : Penantian pasti membuahkan hasil. Namun, hasil dari penantian itulah yang kadang tidak sesuai dengan keinginan kita. Terkadang menyenangkan… Bahkan juga menyedihkan. Life isn't always good… Maybe always bad.

2697AshleyCrooszeria present…

A Weak Angel

Pair : GaaIno 'n' SasuIno

Disclaimer : Masashi Kishimotto

Rating : T

Genre : Romance 'n' Hurt/Comfort.

Warning : Typo(s), maybe little OOC.

A/N : Konbawa minna-san… Aku nge-post fic lagi nih… Kuharap para reader mau meninggalkan reviewnya walaupun sedikit :D. Anyway… Gimana caranya hapus fanfic ya? Maklum, aku masih baru di Ffn nini… Jadi mohon bantuannya ya…

Chapter 1 :

A Peacefull Day before Storm

" Kaa-chan…" Panggil seorang bocah lelaki yang sedang berlari sembari membawa bunga menuju ibunya.

" Ada apa, Hikaru?" Tanya sang ibu, berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan sang buah hati yang baru berumur 4 tahun.

" Aku balusan metik bunga untuk Kaa-chan…" Jawab bocah lelaki kecil tadi, menyerahkan setangkai bunga lily yang batangnya sudah agak lusuh.

" Wah… Arigatou, Hikaru-kun…" Balas sang ibu, menerima bunga itu kemudian memeluknya dan menggendongnya. Sang ibu yang berambut pirang panjang dan dikuncir model ponytail itu berjalan menuju belakang counter toko bunga miliknya.

" Kaa-chan… Lapel…" Kata gadis kecil yang menarik rok sang ibu. Membuat sang ibu, yang bernama Yamanaka Ino menundukkan wajahnya dan tersenyum mendapati anak gadisnya menatapnya polos.

" Iya, Hikari… Kaa-san ambilkan dulu, titip tokonya sebentar ya? Hikaru, jangan nakal…" Balas Ino, ibu muda tersebut sembari menurunkan Hikaru dari gendongannya dan berjalan menuju sebuah pintu yang menghubungkan toko bunga miliknya dengan rumahnya.

Yamanaka Ino, seorang ibu muda yang berumur 23 tahun dan memiliki dua anak kembar bernama Uchiha Hikaru dan Uchiha Hikari. Ia sedang mengambilkan kedua buah hatinya makan siang ketika didengarnya suara familiar dari tokonya juga seruan riang dari kedua buah hatinya.

Dengan kedua tangan rampingnya memegang nampan berisi dua mangkuk nasi dengan baby-kaylan dimasak dengan daging, ia berjalan menuju tokonya dan meletakan nampannya dimeja kasir, dimana buah hatinya sedang berbincang dengan seorang tamu yang sangat dikenalnya.

" Tadaima, Ino…" Kata tamu itu, seorang pria yang tampaknya berumur 25 tahun dan berambut biru donker, tersenyum tipis kepada Ino yang sedang meletakan mangkuk nasi didepan sikembar.

" Okaeri, Sasuke-kun…" Balas Ino. Tersenyum manis pada pemuda berambut biru donker yang bernama Uchiha Sasuke.

" Paman Sasuke tidak ikut makan?" Tanya Hikari dengan mulut belepotan nasi, sedangkan Hikaru sudah tenggelam dengan kegiatan makannya.

" Tidak, sayang… Paman sudah makan tadi… Kau makan saja." Jawab Sasuke, mengelus rambut jingga Hikari yang dibalas kikikan kecil dari si empunya.

Ting… Ting…

Suara bel bergemerincing, menandakan adanya pelanggan yang ingin membeli bunga. Sasuke segera berdiri dibelakang counter bersama dengan Ino, sedangkan si kembar tidak terlalu ambil pusing dengan kedatangan pelanggan baru.

" Selamat datang… Ada yang bisa kami bantu?" Tanya Ino dengan senyuman manisnya.

" Uhm… Eto… Sebentar…" Jawab si pelanggan yang berambut indigo dan menatap malu pada Ino juga Sasuke. Setelah ia berkata seperti itu, datanglah seorang pria berambut merah yang sepertinya barusan memasukkan handphone disakunya.

" Gaara-kun… B-Bunga apa yang akan kita pilih?" Tanya si gadis indigo pada pemuda berambut merah yang sudah berdiri disampingnya dan menatap bunga yang terpajang indah disetiap sudut ruangan toko bunga kecil tersebut.

Ino yang baru saja memperhatikan sikembar langsung terkejut dan menoleh langsung pada pelanggan barunya. Mau tak mau ia terkejut begitu tahu siapa yang ditunggu gadis indigo tadi.

" Gaara…" Gumam Ino namun terasa cukup jelas ditelinga pemuda berambut merah disamping gadis indigo yang sibuk memilah bunga yang berada dipot dan juga Sasuke yang masih terpaku pada posisinya. Pemuda berambut merah itu memandang Ino dengan tatapan datarnya, namun tak bisa dipungkiri perasaan bingung, penasaran, dan juga… Rasa rindu yang tidak jelas asal usulnya darimana.

" Umm… Kita pakai mawar merah atau…" Perkataan gadis indigo itu terpotong ketika Ino mengatakan sesuatu yang membuatnya tersenyum.

" Umm, maaf… Apa kalian akan melangsungkan pernikahan?" Tanya Ino, agak ragu.

" Iya… Kami akan menikah 2 bulan lagi…"Jawab gadis berambut indigo yang diketahui bernama Hyuuga Hinata.

" Kalau boleh, aku mengusulkan lebih baik menggunakan bunga anggrek pink, dipadu dengan bunga carnation putih, aster, dan juga mawar putih dan merah." Balas Ino, sembari mengambil beberapa tangkai bunga yang tadi disebutnya untuk menunjukkanya pada Hinata.

" Bagaimana, Gaara-kun?" Tanya Hinata, menghirup aroma masing-masing bunga. Pemuda berrambut merah itu masih terpaku menatap Ino yang sepertinya juga menyadarinya. Mereka berdua bertatapan cukup lama, hingga ahkirnya suara dari sikembar membuyarkan kontak mereka.

" Jadi, Oba-chan dan Oji-chan mau menikah ya?" Tanya Hikaru, dengan bibir penuh butiran nasi.

" Hikaru, telan makananmu dulu baru bicara." Perintah Ino, menoleh dan menghampiri Hikaru dan Hikari.

" Aku setuju saja denganmu, Hinata." Balas Gaara, menoleh pada Hinata sebentar kemudian kembali menatap Ino yang sedang mengelap wajah belepotan Hikaru dan Hikari.

" Umm… Ano…"

" Ino, Nama saya Ino… Dan dia Sasuke." Sambung Ino sembari menunjuk dirinya sendiri dan Sasuke yang berada disampingnya.

" Kami pesan bouquet dengan bunga yang tadinya kau sebutkan tadi. Dan juga, bisakah kau membuatkan Winter Rose Bouquet? Aku mendengarnya dari temanku dan terdiri dari berbagai macam jenis mawar." Kata Hinata, mendekati meja kasir.

" Oh… Bisa… Kapan pernikahan kalian berlangsung?" Tanya Ino.

" Tanggal 14 February, di Gereja St. Yakobus." Jawab Hinata. Ino mengangguk sembari menulis alamat.

" Baik. Kami akan mengantarkannya satu hari sebelum hari H." Balas Ino.

" Baiklah, kalau begitu kami pergi dulu. Kyoya, Ino-san…" Balas Hinata, kemudian pergi berjalan menuju pintu keluar di ikutti Gaara dibelakangnya yang sepertinya agak linglung.

Sepeninggal pasangan yang baru saja membeli bouquet bunga ditokonya, Sasuke langsung menghampiri Ino yang sepertinya terlihat shock.

" Daijoubu, Ino?" Tanya Sasuke, menopang tubuh Ino yang mendadak lemas.

" Daijoubu janai, Sasuke-kun… Aku hanya tak menyangka… Dia kembali… Dia hidup…" Jawab Ino, menyandarkan kepalanya pada dada Sasuke dan itu membuat si kembar khawatir dengan kaa-san mereka.

" Kaa-san… Kenapa?" Tanya Hikari, mengelus lengan Ino.

" Kaa-san tidak apa-apa… Hanya sedikit mengantuk." Jawab Ino, tersenyum dan mengelus rambut jingga Hikari dan Hikaru.

" Kalau begitu sebaiknya tokonya ditutup. Jadi Kaa-chan bisa istilahat." Balas Hikaru, mendekati Ino juga.

" Tidak usah. Kaa-san masuk dulu ya? Jangan nakal dengan Sasuke-jii-chan, nee?" Balas Ino, bangkit dari pelukan Sasuke dan berjalan menuju belakang toko. Meninggalkan Sasuke dan si kembar menatapnya heran juga khawatir.

' Ino… Kumohon, jangan tinggalkan aku…' Batin Sasuke.

Disebuah mobil berwarna hitam, dimana berisikan dua sejoli yang pria berambut merah, atau diketahui bernama Sabaku No Gaara, sedangkan yang wanita berambut indigo dan bernama Hyuuga Hinata.

Gaara sepertinya sama sekali tidak menghiraukan perkataan Hinata yang terlihat sangat exited mengenai pernikahan mereka yang akan diadakan 2 bulan lagi, tepatnya tanggal 14 Februari. Gaara seakan masuk kedalam dunianya, dunia dimana ia sama sekali tidak mengenalnya. Dimana siluet gadis berambut pirang sedang tersenyum manis dan memeluknya erat dengan perut menonjol, menunjukkan dia sedang berbadan dua. Ia merasa mengenalnya dan rasa rindur tiba-tiba menghantuinya. Ia ingin bertemu dengan gadis pirang itu, tapi wajahnya sama sekali tidak di ingatnya.

Karena terlalu fokus pada pikirannya, ia sama sekali tidak memperhatikan jalan dan hampir saja keluar jalur dan bertemu dengan sebuat truk besar jikalau Hinata tidak memanggilnya dan ia dengan sigap mengendalikan kemudi mobilnya.

" Daijoubu, Gaara-kun?" Tanya Hinata, ketika Gaara berhenti ditepi jalan dan memejamkan matanya, menyembunyikan manik turquoisenya.

" Apa kau tahu, keluargaku sebelum aku mengenalmu?" Tanya Gaara, tidak memperdulikan pertanyaan Hinata. Hinata yang menatap Gaara langsung shock, ia tidak menyangka pertanyaan itu keluar dari bibir sang tunangan yang sudah bertunangan dengannya 1 tahun.

" Tidak… Ada apa, Gaara-kun?" Balas Hinata, raut wajah dan tingkah lakunya menunjukkan bahwa ia gelisah, namun Gaara sama sekali tidak menghiraukannya dan masih memejamkan matanya.

" Tidak… Hanya saja… Aku merasakan sesuatu ketika kita memasukki toko bunga tadi." Balas Gaara.

DEG!

Tiba-tiba jantung Hinata berhenti berdetak, ia menatap Gaara yang masih memejamkan matanya dengan tatapan nanar dan tak rela. Ia masih terus memandang pria yang dikasihinya itu beberapa lama hinga manik turquoise yang tadinya sembunyi hadir kembali dan menatapnya balik dengan keheranan.

" Kau kenapa, Hinata?" Tanya Gaara.

" Tidak… Ayo kita pulang, Gaara-kun. Aku merasa mulai mengantuk…" Jawab Hinata, mengalihkan pandangannya dan menatap jendela, menyembunyikan wajah dan matanya yang hampir menunjukkan kesedihan dan kekecewaan luarc biasa.

" As you wish…" Balas Gaara, kemudian kembali mengemudikan mobil hitam itu. Dalam perjalanan, hanya ada suara deru halus mesin mobil, tidak ada suara lain selain deru mobil karena dua sejoli yang menaikkinya sedang memikirkan sesuatu, atau mungkin hanya satu… Yaitu sang gadis berambut indigo yang terus diam dan menatap jendela.

' Aku tak akan melepaskanmu, Gaara-kun… Tak akan pernah…' Batin Hinata.

Ahh…. Ahkirnya… Chapter pertama selesai… Bagi reader yang sudah membaca, tolong tinggalkan review ya? Setidaknya hargailah aku yang sudah membuat fanfic ini tengah malam… (Emang siapa juga yang suruh?) Tapi, jika kalian tidak meninggalkan review… Ya, aku tidak bisa memaksa kalian… Pokoknya terimah kasih udah mau meluangkan waktu untuk membaca ceritaku ini.