Dislamser: saya ga punya katekyo hitman reborn! Ada manganya di Indonesia aja nggak! Indonesia kejam. T.T

Pairing: 1827 dulu... yang lainya masih mikir – mikir...

A/N: Halo lagi! Ketemu lagi deh! Lagi punya mood buat nulis nih! Yang kali ini bukan dari PR ya! Yang kali ini ga bakal jadi oneshot jadi ya... agak panjang juga! Oya! Untuk mengingatkan! Saya ini pemalas! Baru nulis kalo lagi ada mood doang! Jadi kalo lama maklum ya!

Enjoy!


Faithful meeting


Di tengah hujan yang deras beserta kilat yang menyambar – nyambar. Seorang anak laki – laki sedang berjalan pulang menuju ke rumahnya menggunakan sebuah payung orangenya. Tubuhnya agak gemetear sementara ia menusuri jalan menuju rumahnya. Ia terlihat ketakutan. Mukanya terlihat lesu dan kusam.

Tiba – tiba ia tersandung sesuatu dan terjatuh. "ow" tsuna merintih kesakitan sambil menutupi luntutnya yang lecet. Ia menolehkan kepalanya kebelakang untuk melihat sesuatu yang membuatnya terjatuh. Yang ia lihat bukanlah sebuah benda tetapi seseorang tergelepak di jalan. Ia mencoba untuk membangunkan orang itu tetapi begitu ia menyentuhnya ia melihat darah baru menempel di baju orang tersebut. Ia kaget dan segerah membalik tubuh orang tresebut dengan sekuat tenaga. Orang itu berambut hitam pendek dan berkulit putih pucat, mengenakan jas hitam gelap dan dasi berwarna ungu gelap. Merah darah pun menghiasih wajah dan tubuhnya. Banyak sekali luka bekas pukulan terlihat di tubuhnya. Untungnya dia masih bernafas, walau entah sejak kapan ia berbaring di tempat itu.

Tsuna merasa ngeri melihat pemandangan di depannya itu. Segerah ia mengeluarkan ponselnya dan menghubungi teman –temannya. Setelah menunggu sekitar 15 menit, di tengah hujan yang masih mengguyur, terlihat dua orang sedang berlari menembus hujan yang lebat itu.

"Juudaime!" seseorang berteriak memanggil sang bocah itu.

"Di sini Gukodera-kun, Yamamoto!" sang bocah membalas sambil melambaikan tangannya.

"Hei, Tsuna! Apa yang kulakukan malam – malam di sini?" tanya seorang lagi sambil menyodorkan sebuah payung ke Tsuna.

Ia menolak payung temannya dan hanya memandangi orang yang tergeletak di hadapannya dengan wajah ketakutan. kedua orang yang baru saja tiba langsung kaget melihat mayat terbaring di depan mereka.

"M-ma-mayat?" teriak Yamamoto kecil.

"Kita harus segerah pindahkan! Dari pada itu mengotori jalan saja!" seru Gokudera kasar.

"Huss! Dia itu masih hidu tau!" akhirnya kata – kata yang tersumbat di tenggorokanya bisa keluar juga.

"Lalu? Apa yang harus kita lakukan ke orang itu Juudaime?" tanyanya penasaran.

"Um... bagaimana kalau kita bawa dia ke rumahku! Rumahku sudah tidak terlalu jauh dari sini!" usul Tsuna.

"Kau yakin tentang itu! Bisa saja dia mata – mata dari mafia lain dan mencoba membunuhmu" kata Yamamoto mengingatkan Tsuna dengan kejadian sebulan yang lalu.

Tsuna mengangguk. "Aku yakin! Ku pikir aku bisa percayang dengannya!" jawab Tsuna berani.

Kedua temannya menghela nafas dan menuruti permintaan Bosnya. Mereka berdua segerah mengangkut orang itu dengan hati – hati menuju rumah Tsuna.


Sesampainya di rumah, seluruh penghuni rumah tersebut langsung kalang kabut melihat Gukodera dan Yamamoto menggandeng seseorang yang tak dikenal berlumuran darah, di ikuti oleh Tsuna. Tentu saja, Reborn, guru Tsuna hanya duduk tenang di meja makan sambil membersihkan pistol miliknya. Bianchi langsung mengenakan topengnya agar adik kecilnya tidak langsung pingsan karena trauma dengannya. Lambo yang masih kecil dan bodoh, hanya duduk di meja makan sambil mengunyah makannan ringan yang tersedia di atas meja. Sementara yang lainnya sibuk membantu mereka bertiga mengurus tamu mereka.

Ibu Tsuna segerah mengambil kotak P3K dari atas lemari makanan adn membawanya ke kamar tamu – di mana orang tak dikenal itu di baringkan. Yang lainnya keluar dan anak – anak kecil segerah di suruh tidur. Sisanya diam di ruang tamu, menunggu Ibu Tsuna dan Bianchi selesai dengan pekerjaa mereka. Tiba – tiba ada sesuatu yang menghantam kepala Tsuna dari belakang hingga ia terjatuh dari sofa.

"Ow! Untuk apa kau menghantamku dengan... sandal?" teriak Tsuna kesakitan.

"Kau ini bodoh sekali Dame-Tsuna!" jawab Reborn ringan.

"Apa maksudnya?" tanya Tsuna yang masih mengusap – usap kepalanya.

Sekali lagi Reborn menghantam kepala Tsuna persis di tempat yang sama.

"Ow!"jerit Tsuna lagi. "Bisakah kau memberi tahu apa salahku! Dari pada kau terus menghantamku!" omel Tsuna kepada guru kecilnya.

Reborn menghantam kepala Tsuna lagi. Kali ini lebih keras dari sebelumnya.

"Sudah kubilang jangan–" sebelum Tsuna sempat selesai, sebuah sandal – lagi – lagi sandal – menghantam wajahnya.

"Kupikir, dia mau kau diam dulu Tsuna!" bisik Yamamto.

Akhirnya Tsuna pun diam sambil meraba –raba mukanya yang masih merah akibat hantaman Reborn yang tepat di mukanya yang imut.

"Dame – Tsuna! Kau ini bodoh sekali! Kau kenal orang itu juga tidak! Tapi kau masih membawanya ke sini! Apa yang kau pikirkan?" katanya lagi sambil menghantam kepala Tsuna lagi.

"Sudah kubilang jangan memukul ku lagi! Sakit tau!" jerit Tsuna sambi memengangi kepalanya. "Aku mau membiarkanya di jalan itu tapi..."

"Tapi apa?" tanya Reborn tak sabaran.

Tsuna hanya terdiam. Ia mencoba untuk mengatakanya tetapi ia menutup mulutnnya lagi. Sekali lagi sebuah sandal mendarat di kepala Tsuna – buset dah 5 kali nih –.–

"Sudah katakan saja, Dame-Tsuna!"

"Iya, iya! Aku sedang berikir!" jerit Tsuna lagi. "Tapi batinku mengatakan kalau aku harus menolong orang itu! Sepertinya aku mengenal orang ini! Tapi aku tak bisa mengingatnya!"

"Seharusnya kau bilang itu dari tadi!" kata Reborn sambil berjalan menuju kamar tamu.

"Tapi kau–" sebelum Tsuna selesai Yamamoto langsung menutup mulutnya, mengisyaratkannya untuk tetap diam.

Setelah beberapa saat, Reborn keluar dari kamar tersebut diikuti dengan dua wanita di belakangnya.

"Dame-Tsuna! Kau bisa melihat keadaan temanmu sekarang! Untuk yang lainny, kalian bisa pulang dan akan kita bahas masalah ini besok pagi!" perintah Reborn.

"Tunggu dulu! Kenapa kita tidak menyelasaikanya sekarang?" Seru Gokudera tak sabaran.

Reborn melotot menunjukan bahwa ia tak ingin membahasnya lagi. Gokudera hanya terdiam dan langsung berbalik menuju pintu keluar. Tentu, sebelumnya ia berpamitan dengan bossnya dan segerah menyaret Yamamoto keluar dari rumah tersebut.


Dengan kepergian teman – temannya, rumah Tsuna menjadi sepi. Ibunya dan Bianchi langsung menuju kamar mereka masing – masing sambil menguap. Tsuna segerah bergegas menuju kamar tamu dengan diikuti guru kecilnya yang sadis.

Saat membuka pintunya, ia melihat orang itu sedang tertidur dengan tenanga dengan banyak perban menutupi luka – lukanya. Tsuna mengeluarkan nafas lega dan bernarik sebuah kursi di dekatnya, mendekatkannya ke ranjang di mana orang itu tertidur.

Ia terus memperatikan wajah orang itu. 'Sepertinya aku mengenalnya...' tak lama kemudian Tsuna pun tenggelam dalam tidurnya.


Tsuna terbangun oleh suara dan guncangan yang terus membangunkanya dari tidurnya. Ia mencoba untuk membuka matanya dan melihta kebelakangnya. Ia menemukan Reborn menggenggam sebuah papan bertuliskan : 'Lihat ke belakangmu!' Tsuna merasa bingung dan membalik pandangannya ke ranjang di depanya. Orang itu mulai bergerak dan mencoba untuk mengambil posisi duduk, membuat Tsuna kaget dan terjatuh dari kursinya.

Orang itu hanya memandangi bocah itu dengan muka bingung dan melihat di sekitarnya. "Dimana ini? Yang lebih penting lagi... siapa aku?" tanyanya.

Tsuna hanya terdiam karena kaget.


Bersambung...


Aku : Gimana hasilnya? Bagus ga? Mudah – mudahan iya! Kalo kata –katanya mulai nyampur formal ama non-formal, mohon maaf deh! Itu artinya saya dah nyerah make bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Tsuna: Kebanyakan ngacangin guru sih! Jadi gini deh!

Aku: Ga juga koq! Saya masih mendengarkan tuh guru ngomong apa!

Tsuna: apa?

Aku: ... lagian koq kamu tiba – tiba muncul di sini, sih! Mengganggu tau! *ngeluarin pengaris besi*

Tsuna: Hiii! Iya deh! Aku diem, deh!

Aku: Bagus! Anak pinter! *senyum* Buat chapter berikutnya saya update kapan - kapan ya! Kalo lagi ada mood! Mudah – mudahan cepet! ^_^v

Tsuna: Jangan ya! Tar aku jadi korban lagi!

Aku: Diem deh! Tar saya bikin kamu sengsara di dalem ceritanya! *evil smile*

Tsuna: Hiii! Iya deh!

Aku & Tsuna: Review ya!