Author Note: Well, aku mengedit ulang chapy ini! ^^ aku menambahkan beberapa deskripsi biar terlihat lebih baik…

Kingdom Hearts 3 : Keyblade War
Prologue

Satu tahun berlalu berlalu sejak kami mengalahkan Xemnes, aku, Riku dan Kairi pulang ke Destiny Island karena tugasku telah selesai. Kami menjalankan kehidupan kami seperti semula, dimana bersekolah seperti anak-anak seusai kami. Aku dan Riku selalu menghabiskan waktu untuk belajar, untuk mengejar pelajaran yang tertinggal karena petualangan kami. Waktu kami meninggalkan Destiny Island, aku menghabiskan waktu sekitar setahun lebih untuk mencari Riku dan itu membuat aku dan Riku ketinggalan banyak pelajaran. Tapi syukurlah, aku dan Riku tak perlu lagi mengulang kelas, karena kami lulus dengan nilai pas-pasan berkat kerja keras kami mengejar pelajaran yan tertinggal.

Aku menghela napas, aku sungguh sangat senang bisa pulang lagi ke Destiny Island, tapi meski sudah pulang aku merasa masih ada yang kurang. Apakah aku merindukan Donald, Goofy dan yang lain- lainnya? Rasanya ada yang kurang dalam kehidupanku yang damai ini…

Tiba-tiba ada seseorang yang mengetok kepalaku dengan buku di tengah lamunanku ini.

"Sora, mengapa kamu melamun? Aku sudah memanggilmu berkali-kali tahu." Kata orang yang menggetok kepalaku dengan buku, dia memberitahukanku sambil menghela napas.

Ternyata Riku yang mengetok kepalaku dengan buku. "Maaf…" kataku sambil memegang kepalaku yang tergetok oleh buku yang Riku bawa.

Riku menghela napas sekali lagi. "Ada apa, Sora? belakangan ini, aku perhatikan kamu suka melamun…" tanyanya sambil menatapku.

"Tak apa-apa kok…" Jawabku sambil tersenyum padanya. "…aku hanya memikirkan pelajaran saja." kataku berbohong, aku tidak ingin dia mencemaskanku,Riku adalah orang yang selalu memperhatikanku dan juga mencemaskanku…

Sekali lagi dia menghela nafas, kurasa dia mengetahui bahwa aku telah berbohong. Entah mengapa dia selalu mengetahui kapan aku berbohong padanya. "Ya sudah, nanti kau dan Kairi ke rumahku ya, kau dan Kairi perlu pelajaran extra." Katanya sambil menyentuh kepalaku dengan lembut, rasanya aku seperti diperlakukan bagaikan anak kecil sama Riku.

"Iya…" Jawabku dengan pelan.

~ At Riku House ~

Badanku mungkin ada di sini, tapi pikiranku terasa berada di tempat lain karana sesuatu yang tidak kuketahui. Aku merasa ada seseorang yang memanggilku, tapi siapa? Rasanya aku mengenalnya, tapi aku tidak ingat siapa…

"…ra…Sora!" Teriak seseorang dan membuatku sangat kaget.

"Huh? Kenapa Kairi?" tanyaku dengan wajah terkejut.

"Kau dengar tidak sih? Aku bertanya padamu bagaimana cara mengerjakan soal ini." Kata Kairi, dia kelihatan sedikit marah padaku.

"Oh, maaf…" kataku segera meminta maaf karena melamun dan segera kujelaskan soal yang Kairi tanyakan padaku. Setelah selesai menjelaskannya, aku kembali melamum lagi. Entah kenapa meski aku mencoba memfocuskan pikiranku pada pelajaran, tetap saja tidak bisa terfocus. Rasanya ada yang menyedot perhatianku terus menerus untuk melamun.

"…jadi kalian sudah mengerti soal ini?" Tanya Riku padaku dan Kairi.

"Yeah! Jika kamu yang menjelaskan, Riku, pasti lebih mudah di mengerti." Kata Kairi sambil tersenyum kepada Riku.

"Kalau kamu Sora?" Tanya Riku sambil menatapku.

"Uh…belum…" jawabku setengah tertawa, aku masih tidak mengerti karena tidak menyimak dengan baik penjelasan yang Riku terangkan pada kami.

Aku melihat Riku menghela napas. "Kamu melamun terus ya, Sora?" tanyanya.

"Maaf…" kataku meminta maaf karena tidak menyimak pelajaran yang Riku jelaskan, aku merasa bersalah tidak menyimak dengan baik, padalah Riku telah bersusah payah menjelaskannya…

Riku menghela napas sekali lagi."Sora, mengapa belakangan ini kau selalu minta maaf karena melamun? Aku tahu kalau kamu sering melamun bukan karena memikirkan pelajaran, tetapi memikirkan suatu hal yang lain, bukan?" Tanyanya.

"…" aku hanya terdiam mendengar pertanyaannya.

"Sora, jika kamu ada masalah, kamu dapat menceritakan pada kami, mungkin kami bisa membantumu." Kata Kairi, dia terlihat khawatir ketika aku hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Riku.

Aku menghela napas panjang. "… aku tak tahu apa yang sedang aku pikirkan saat ini. Aku merasa ada seseorang yang memanggilku…" Jelasku sambil menunduk.

"Seseorang? Apakah yang memanggilmu itu Roxas?" Tanya Kairi engan wajah bingung.

"Bukan…" kataku sambil menggelengkan kepalaku. "bukan dia…" kataku sambil menatap Kairi.

"Apakah itu sebuah pertanda akan terjadi sesuatu?" Tanya Kairi Khawatir.

"Ataukah itu hanya perasaanmu saja, Sora?" Tanya Riku sambil menatapku.

"Bisa jadi sih…" Kataku sambil menghela napas lagi. Aku lalu menutup mataku, aku masih merasakan bahwa ada yang memanggilku dan rasanya suara itu jauh sekali…

"Aku masih merasa bahwa ada seseorang yang memanggilku…" Jelasku dengan mata tertutup sambil menyentuh dadaku.

"Sebaiknya kita bahas soal ini esok saja, hari sudah mulai gelap. Aku akan mengantar kalian berdua pulang." Kata Riku sambil members-bereskan buku pelajaran yang kami pelajari tadi.

~ At Sora Home ~

Tengah malam…

Terkadang, di tengah malam yang dingin dan sunyi, aku suka terbangundengan sendirinya. aku merasa dia memanggilku dan suaranya terdengar dengan jelas di malam hari...

"Roxas, apakah kamu masih bangun?" Tanyaku pada diriku sendiri.

"Kenapa?" Tanya Roxas sambil keluar dari diriku.

Terkadang aku merasa aneh, setelah aku dan dia bergabung, Roxas jadi memiliki tubuh sendiri. ketika dia keluar dari tubuhku, aku merasa setengah dari diriku hilang. Mungkin karena dia masih satu bagian dariku dan mungkin karena itu juga dia tidak bisa jauh-jauh dariku, jika dia jauh-jauh dariku, aku merasa lemah dan kehilangan sebagian kekuatanku...

"Apakah kamu bisa merasakan bahwa ada yang memanggilmu?" Tanyaku sambil menatapnya.

"Tidak, aku tidak merasakannya, mungkin karena kita berbeda…" Jawabnya sambil menatapku juga.

"Berbeda? Tapi kamu nobodyku, bukan?" Tanyaku bingung.

"Yeah, aku memang nobodymu, tapi kita berbeda Sora, rambutku pirang dan rambutmu cokelat, sifat kita juga berbeda…" Jelasnya dengan senyum.

"Iya sih…" Kataku membenarkan kata-katanya, kami berdua memang terlihat berbeda, padahal dia nobodyku.

"Mengherankan ya…" tanyanya dengan tersenyum.

Aku hanya bisa menghela nafas, kukira Roxas dapat membantuku, ternyata tidak. Mengapa dia memanggilku? Dan siapakah yang memanggilku? Apa yang dia inginkan dariku…

"Bagaimana kalau kita jalan-jalan? Ke pulau kecil itu." Ajak Roxas. Dia tahu bahwa aku tidak akan dapat tertidur karena aku masih mendengar suara itu.

"Tengah malam begini Roxas?" tanyaku heran.

"Iya, lagipula sudah lama kamu tidak kesana, bukan?" tanyanya.

"Well, benar sih…" kataku sambil memikirkannya, memang karena sibuk dengan sekolah, aku jadi jarang main kesana. "Oke deh…" kataku yang akhirnya setuju.

Aku menyelinap keluar rumah dengan hati-hati, orang tuaku pasti tidak mengizinkan aku untuk keluar tengah malam begini, apalagi jika tahu aku ingin pergi ke pulau kecil tengah malam seperti sekarang. Lagipula aku perginya sama Roxas, pasti mereka heran siapa Roxas dan bagaimana dia bisa ada di rumah dan mengapa dia bersamaku.

Kami menaiki perahu kecil untuk menuju pulau kecil. Malam ini bulan bersinar amat terang, sinar bulan itu di pantul oleh laut dan terlihat amat indah pantulan sinar bulan. Aku sungguh merindukan pemandangan ini, ini mengingatkanku akan Atlantic. Apa kabar mereka ya…

Sesudah sampai di pulau kecil, aku dan Roxas turun dari perahu. Pulau kecil ini terlihat remang-remang karena sinar bulan. Angin yang dingin terasa di kulitku yang hangat. Kurasa bukan hanya aku saja yang merasakan dinginnya udara di sini…

"Fire." Aku menggunakan magic fire sebagai penerang dan juga penghangat.

"Ternyata kamu masih ingat cara menggunakan magic ya, Sora." kata Roxas sambil tersenyum sinis kepadaku, kurasa dia bermaksud mengejekku.

"Tentu saja! Meski aku sibuk belajar tapi aku masih ingat skill dan magicku." Jawabku dengan nada bangga.

"Ah, ayo kita tes apakah kamu tidak lupa cara bertarung." Dia menantangku dengan semangat, kurasa dia ingin menggerakan badannya setelah sekian lama terdiam di dalam diriku.

Roxas sangatlah jarang keluar dariku sejak kami mengalahkan Xemnes, dia tidak pernah mengeluh sedikitpun padaku, tetapi aku merasa bersalah padanya karena telah merenggut kebebasannya…

"Baiklah…" kataku menerima tantangannya.

Aku memanggil Kingdom Key, Roxas memanggil Oathkeeper dan Oblivion.

"Curang! Masa kamu pakai dua Keyblade." Protesku melihat dia memegang dua keyblade.

"Well, it up to me, right? kamu juga boleh pakai dua Keyblade, jika kau mau..." katanya memberitahu.

"Aku tidak terbiasa menggunakan dua Keyblade, tapi sebagai gantinya aku boleh menggunakan magic ya." Kataku.

"Terserah saja, aku mulai duluan!' katanya dengan semangat.

Tiba-tiba Roxas langsung menyerangku, aku langsung menghindari serangannya. Sepertinya aku sedikit lupa cara bertarung, sejak mengalahkan Xemnes, aku tak pernah latihan bertarung dan lebih banyak belajar. Banyak pelajaran yang tertinggal dan aku harus menyusul ketinggalanku…

Roxas menyerangku secara beruntun setelah melakukan serangan pertama, serangannya sangatlah cepat dan membuatku susah untuk menangkis maupun mencoba membalas serangannya. Dia tidak memberikan sedikitpun celah padaku supaya aku dapat menyerang balik, dia bahkan tidak memberikan kelonggaran di setiap serangannya sehingga aku harus terus menangkis dan menghindari serangannya.

"Kenapa Sora? tak bisa menyerang?" Tanyanya dengan senyum sinis.

"Ugh!" aku langsung memaksakan diri mencoba membalas serangannya, dia melompat untuk menghindari seranganku yang di lakukan dengan paksa. "Celah!" Teriakku dengan semangat ketika melihat kelengahannya. sebelum dia menyentuh tanah, aku melompat dan menyerangnya ketika pertahannya kosong ketika berada di udara.

Tetapi, dugaanku salah. Dia berhasil menahan seranganku di udara dan parahnya, dia melayang dan itu yang membuat pertahannya yang longgar menjadi sempurna kembali. Dia memakai skill glide, skill yang sama denganku. Skill ini dapat membuat kita melayang di udara dan juga sangat baik untuk pertahanan di udara...

Dia tersenyum sinis. "Sayang sekali Sora." Katanya sambil menangkis seranganku.

Dalam sekejap Keybladeku terlempar ketika dia menangkis seranganku dengan kuat.dia mengarahkan Keybladenya kepadaku yang tanpa perlindungan dan senjata...

"Kau kalah Sora." dia berkata dengan senyum kemenangan.

Aku hanya bisa menghela napas melihat kekalahanku yang menyedihkan ini, kurasa aku perlu latihan lagi…

"Kau perlu latihan lagi Sora, sepertinya kau sudah lupa cara bertarung. Aku akan membantumu mengingatnya kembali." Dia berusaha menghiburku yang sedih karena kemunduran skillku dalam bertarung.

Aku langsung tersenyum mendengarnya, aku sungguh senang mempunyai nobody seperti Roxas, meski dia nobodyku tapi aku telah menganggapnya bagaikan adalah saudaraku. Mungkin kalau dia adalah saudaraku, dia akan jadi saudara kembarku yang berbeda kepribadiannya denganku. Dia sangatlah baik dan pengertian akan diriku, kurasa itu karena dia Nobodyku…

"Terima kasih Roxas…" Kataku sambil tersenyum.

"Sama-sama… apakah kamu sudah mau pulang?" tanyanya.

"Belum, aku mau ke gua rahasia itu dulu. Sudah lama tak ke sana." Kataku sambil menunjuk kearah gua rahasia itu.

"Okay…" katanya sambil tersenyum.

Kita menuju gua rahasia, guanya amat gelap dan sempit seperti biasa, tidak ada yang berubah pada gua ini, paling hanya bertambah beberapa gambar saja. Aku harus menggunakan magic fire sebagai penerang jalan karena jalan sempit di gua ini akan membuat kepalaku terbentu batu di atas karena gelap.

"Masih sama seperti dulu…" aku tersenyum melihat gambarku dan Kairi yang masih sama persis di gua ini.

"Kalian berdua yang menggambarnya?" Roxas melihat gambar kami.

"Ya…" Jawabku yang berjalan mendekat ke pintu di gua ini, di pintu itu aku melihat ada sebuah lubang seperti lubang kunci. "sebelumnya lubang ini tak ada…" kataku sambil menatap pintu itu.

"The door has open…"

"Huh? Apa kau mengatakan sesuatu Roxas?" tanyaku pada Roxas setelah mendegar kata-kata itu.

"Tidak, memangnya kamu mendengar sesuatu?" tanyanya heran.

"Iya, kalau tak salah ada yang bilang pintunya akan terbuka" jelasku.

"Terbuka? Maksudmu pintu itu?" katanya sambil menunjuk pintu itu.

"Wahai kesatria Keyblade…"

"Huh?" kataku heran karena mendengar suara itu lagi.

"… satu diantara kalian akan menjadi raja dari segala kesatria Keyblade. Dialah yang akan menjadi kunci menuju Kingdom Heart…"

Mataku terbuka lebar, dia bilang kunci menuju Kingdom Heart! Suara siapakah itu? Mengapa suara itu bergema di kepalaku…

"…dan mendapatkan kekuatan abadi…"

"Kekuatan abadi?" kataku mengulang kata-kata itu.

"Kenapa Sora?" Roxas heran.

"…Tapi berhati-hatilah, karena hanya satu orang terkuat yang akan terpilih dan menjadi bagian dari Kingdom Heart."

"Menjadi… bagian dari Kingdom Heart…?" kataku kaget dan bingung

To be continued…

Author Note: Ok, seleseai mengedit… bagi yg ingin review ulang, silahkan…