Main Cast

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Other Cast

Find it yourself

Gendre : Romance, Fluff, Comedy (a little bit).

Rating : Tentuin sendiri

DISCLAIMER : STORY BELONG TO AUTHOR, CAST SEUTUHNYA MILIK SM !

DON'T BE SIDERS !

WARNING : TYPO MENGHANTUI ANDA XD ! BAHASA CAMPUR SARI (?)

IT'S YAOI FICTION

- CHANBAEK STORY -

DON'T LIKE DON'T READ

STORY BELONG TO AUTHOR !

- HAPPY READING -

BAEKCHANNIE PRESENT

"PAPARAZZI IN LOVE"

Author POV

Seoul, Apgujeong-dong 22.00 KST..

KLIK

KLIK

KLIK

Suara jepretan kamera berasal dari milik seorang namja bertubuh mungil yang saat ini tengah memotret sosok namja tinggi menggunakan mantel tebal, kacamata hitam, dan topi untuk menutupi wajahnya begitu keluar dari sebuah apartemen bersama seorang namja yang berpakaian sama dengan gerak-gerik mencurigakan.

"Hahaha.. kena kau Park Chanyeol." namja mungil itu menyeringai senang sambil tetap memotret sosok jangkung yang tak berada jauh dari hadapannya.

Setelah dirasa cukup akhirnya ia menghentikan kegiatannya dan memasukan kameranya kedalam tas. Ia segera beranjak dari tempat persembunyiannya dan segera pergi dari tempat itu.

Byun Baekhyun.. begitulah nama namja mungil itu. Ia adalah seorang paparazzi dari sebuah koran ternama di Seoul. Umurnya saat ini baru menginjak 22 tahun dan merupakan salah satu mahasiswa di salah satu universitas swasta di Seoul. Ia bekerja sebagai seorang paparazzi untuk menghidupi kehidupannya, Baekhyun tinggal di sebuah apartemen sederhana seorang diri. Sebenarnya kehidupan Baekhyun bisa dibilang lebih dari cukup, ayahnya adalah seorang pengusaha ternama sedangkan ibunya adalah seorang dokter yang lumayan dikenal, hanya saja ia memilih untuk hidup mandiri tanpa bantuan dari kedua orang tuanya. Pada awalnya kedua orang tua Baekhyun tak menyetujui permintaannya namun berkat rayuannya akhirnya dengan berat hati mereka menurutinya. Hanya sedikit orang yang mengetahui status keluarga Baekhyun dan untungnya mereka bersedia untuk menyembunyikannya hingga Baekhyun lulus nanti.

BRAKK..

Baekhyun menaruh hasil jepretannya semalam di meja Luhan –bosnya-, disebelahnya ada Jongdae yang merupakan teman sekerjanya yang juga diutus untuk menyelidiki kebenaran gosip yang menimpa seorang aktor terkenal Park Chanyeol.

Luhan mengambil hasil jepretan tersebut dan melihatnya satu per satu. Ia mengangguk sambil tersenyum puas "Bagus.. ini pasti akan menjadi berita yang menghebohkan. 'Seorang aktor terkenal Park Chanyeol berkencan dengan seorang penyanyi Do Kyungsoo'. Bagus Baekhyun, kau memang tak pernah mengecewakanku." ujar Luhan sambil melempar senyumnya kearah Baekhyun sambil mengacungkan jempolnya.

"Bukan hanya itu hyung, aku juga memiliki bukti yang tak kalah menghebohkan." Jongdae tersenyum menyeringai lalu menyerahkan map berwarna cokelat kepada Luhan. Dan namja berwajah cantik itu membukanya.

"Dari mana kau mendapatkannya?" tanya Luhan dengan wajah setengah terkejut, Baekhyun yang penasaran akhirnya mengambil foto yang ada di tangan Luhan.

"Aku mengambilnya pada saat jam makan siang, mereka benar-benar terlihat mesra." jelas Jongdae sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Ia tak mungkin benar-benar berkencan dengan dua orang ini." Luhan mengetuk-ngetuk jemari di dagunya sambil melihat dua buah foto yang berbeda, yang satunya bersama Do Kyungsoo dan yang satunya bersama seorang model Choi Sulli "Pokoknya kalian harus menemukan faktanya sebelum didahului oleh wartawan yang lain."

"Aish.. hyung, apa kau tak bosan terus menyuruh kami mencari bukti? Selama 6 bulan berturut-turut kau menyuruh kami untuk menyelidiki hubungan mereka bertiga. Ayolah, apa susahnya kau menyerah saja dengan gosip ini. 3 bulan lagi aku ada ujian akhir, apa kau tak memikirkan sekolahku?" keluh Baekhyun dengan wajah memohonnya.

"Yaa kau ingin kupecat hah? Park Chanyeol itu adalah aktor yang paling terkenal, dan gara-gara gosip yang menimpanya membuat pamornya semakin naik. Apa kau pikir aku akan seenaknya saja menyerah? Pokoknya bagi siapa yang lebih dulu menemukan berita yang sebenarnya, aku akan menaikan gajinya tiga kali lipat." tukas Luhan sehingga berhasil membuat Baekhyun dan juga Jongdae terdiam.

"Kenapa kalian masih berdiri disini? Sudah sana kembali bekerja." usir Luhan dan dengan patuhnya Baekhyun dan juga Jongdae keluar.

"Aish dasar kepala editor pemaksa, apa dia pikir aku tidak lelah terus membuntuti namja tinggi itu." keluh Baekhyun sambil melemparkan tasnya di kursi.

"Kau mau menyerah?" tanya Jongdae sambil mengangkat sebelah alisnya kearah Baekhyun.

"Siapa bilang aku menyerah. Cih aku bukan orang seperti itu, bagaimanapun juga aku harus segera menemukan jawabannya." jawab Baekhyun sambil memicingkan matanya.

"Bagaimana kalau kita taruhan?" usul Jongdae secara tiba-tiba, entah dari mana ia mendapat pemikiran seperti itu.

"Taruhan?"

Jongdae mengangguk "Yang kalah taruhan harus menuruti semua kemauan yang menang selama dua bulan. Bagaimana?" tanya Jongdae sambil tersenyum menyeringai.

"Cih, membuang-buang waktu saja." Baekhyun memutar bola matanya malas.

"Ayolah Baekhyun coba kau pikirkan keuntungannya. Kalau misalnya kau menang kau bisa mendapat gaji 3 kali lipat selain itu aku akan menjadi pesuruhmu selama 2 bulan."

Baekhyun terdiam sambil memikirkan tawaran teman seumurannya itu. Lumayan menguntungkan sebenarnya, apalagi kemungkinan tiga bulan lagi ia akan semakin sibuk untuk mempersiapkan ujian akhirnya dan pasti ia tak punya waktu untuk membersihkan apartemennya.

"Baiklah.. aku akan menyetujuinya." ucap Baekhyun final. Yah soal kalah atau menangnya itu urusan belakangan, yang terpenting sekarang ia harus mencari cara untuk menang dari Jongdae.

"Baiklah.. kalau begitu deal." Jongdae mengulurkan tangannya dan disambut oleh Baekhyun.

Author POV end

Baekhyun POV

"Yak apa kau gila Baekhyun hyung? Andwe.. andwe aku tidak mau, kau cari saja orang lain aku tak ingin mengambil resiko." Jongin menggelengkan kepalanya lalu memalingkan wajahnya dariku.

"Ayolah Jongin.. aku benar-benar butuh bantuanmu kali ini saja." bujukku sambil menangkupkan kedua tanganku dan memasang ekspresi memohon.

"Andwe. Hyung apa kau benar-benar gila? Mana mungkin aku berani memalsukan dokumen untukmu, kau ingin appa mengeluarkanku dari kampus ini? Andwe.. andwe." Jongil melambaikan tangannya lalu membuang muka.

"Ayolah Jongin kumohon kali ini saja, aku benar-benar tak punya pilihan lain."

Ia menggebrak mejanya lalu menatapku "Selalu ada pilihan lain Baekhyun hyung, Bagaimana bisa kau memiliki ide segila itu? Menyamar sebagai perempuan di kampus Chanyeol hanya untuk menang taruhan? Mian hyung, aku tak bisa membantumu." Jongin berdiri dan langsung membalikkan badannya.

Sontak aku ikut berdiri lalu mengejarnya "Ayolah Jongin, jebal.. Aku benar-benar harus melakukannya. Aku benar-benar terpaksa, aku juga sebenarnya tidak mau melakukan ini, tapi aku harus. Kalau aku menang aku bisa membayar biaya ujianku nanti." tukasku sambil memeluk lengannya.

Ia menoleh kearahku dengan tatapan kesalnya "Lagian apa yang kau pikirkan hah! Kenapa kau mau saja menuruti taruhan Jongdae hyung? Dan lagi bukannya kedua orang tuamu kaya? Kenapa kau tak minta saja pada mereka? Ck, aku tidak mau." ia kembali menepis tanganku lalu kembali berjalan ke kelasnya.

"Apa kau lupa? Aku sudah berjanji pada mereka untuk hidup mandiri tanpa menerima bantuan sedikitpun dari mereka hingga aku lulus nanti. Ayolah Jongin.. aku janji aku akan menuruti semua kemauanmu. Tapi kumohon bantu aku kali ini saja."

Jongin langsung menghentikan langkahnya begitu mendengar ucapanku dan langsung membalikkan badannya "Semua kemauanku?"

"Ya.. aku akan menuruti semua kemauanmu. Tapi aku mohon bantu aku kali ini saja"

Ia tersenyum menyeringai lalu melipat tangannya di depan dada "Baiklah, kalau begitu kau harus mengajariku hingga ujian akhir nanti. Selain itu kau harus menjadi pesuruhku selama liburan akhir semester nanti. Bagaimana?"

Ughh apa-apaan ini, belum tentu juga aku menang ia sudah menyuruhku untuk menjadi pesuruhnya selama liburan akhir, aish.. padahal liburan kali ini aku berencana pulang ke rumah.. tapi yasudah, yang terpenting saat ini Jongin mau membantuku.

"Baiklah, aku akan melakukannya. Asal kau janji akan membantuku."

"Baiklah. Cafe Symphony jam 8. Terlambat satu menit aku pulang." ujarnya sebelum akhirnya ia membalikan badannya.

"Gomawo Jonginnie." teriakku kegirangan. Setelah itu akupun segera masuk kedalam kelas yang lima menit lagi akan segera dimulai.

.

.

.

Aku datang ke cafe setengah jam lebih awal. Aku melirik jam tanganku, sudah hampir pukul 8 tapi Jongin belum juga datang. Apa dia benar-benar serius ingin membantuku, ah bukannya waktu janjiannya jam 8.. lebih baik aku menunggu saja dia pasti akan datang.

Lonceng cafe berbunyi dan akupun melihat kearah pintu masuk. Benar saja saat ini ia tengah berjalan kearahku sambil memegang sebuah map, aku langsung mengecek jam tanganku dan what!.. ia terlambat setengah jam. Aku langsung mendeathglare kearahnya yang saat ini telah duduk berhadapan denganku.

"Sialan kau Jongin, kau membuatku menunggu selama satu jam." tukasku sambil mempoutkan bibirku.

"Salah sendiri, aku kan menyuruhmu untuk datang jam 8. Kenapa kau malah datang jam setengah delapan." jawabnya acuh.

"Kau sendiri, kenapa baru datang jam segini? bukannya kau sendiri yang bilang untuk datang jam 8?"

"Aku hanya bilang 'Cafe Symphony jam 8. Terlambat semenit aku pulang', tapi aku tak bilang kalau aku akan datang jam 8."

Aku memutar bola mata malas, beradu mulut dengan bocah satu ini tak akan ada habisnya "Yasudah bagaimana? Kau sudah menyelesaikannya?"

"Ini dokumennya, kebetulan tetanggaku adalah dosen di kampus Chanyeol jadi aku sudah meminta tolong padanya untuk menempatkanmu sekelas dengan Chanyeol." tukas Jongin sambil menyerahkan map biru kepadaku.

"Jinjja? Gomawo Jongin-ah, aku benar-benar berhutang budi padamu."

"Jangan lupa dengan janjimu."

"Arraseo.. kau tenang saja."

"Lalu rencananya kau akan berapa lama menyamar disana?" tanya Jongin sambil mengaduk-aduk minumannya.

"Entahlah, tapi yang jelas aku harus secepat mungkin menyelesaikan misiku." aku mengedikkan kedua bahuku.

"Kau benar-benar nekat hyung. Bagaimana kalau kedua orang tuamu mengetahui hal ini?"

"Tidak akan.. kau tenang saja."

"Tetap saja aku ragu hyung, sikapmu yang terkadang terlalu liar tentu saja berbahaya jika mereka melihatnya. Apalagi kau termasuk orang yang ceroboh."

"Yak apa maksudmu mengatai sikapku terlalu liar hah?" aku langsung melotot kearahnya sambil memukul tangannya

"Jika kau adalah yeoja, aku yakin tak ada lelaki yang mau denganmu"

"Dan untungnya aku bukan yeoja."

Ia hanya memutar bola matanya malas sambil berdecak kecil "Terserah kau saja, yang jelas aku tak mau bertanggung jawab jika terjadi sesuatu denganmu."


Pukul 9 kami pulang, dan aku langsung menuju rumah sepupuku Kris. Ia adalah seorang desainer jadi aku pikir ia bisa membantuku untuk mempersiapkan penyamaranku. Aku tahu ini benar-benar konyol tapi aku benar-benar tak punya pilihan lain. Jujur saja aku sudah bosan jika harus mengikuti namja tinggi itu, selama 6 bulan berturut-turut Luhan hyung menugasiku untuk menyelidiki kebenaran gosip yang menimpa Chanyeol. Chanyeol sendiri adalah seorang aktor terkenal dan namanya semakin melejit setelah gosip yang dikabarkan ia sedang dekat dengan seorang penyanyi yang bernama Do Kyungsoo dan juga seorang model cantik bernama Choi Sulli, sayangnya ia selalu menyangkal atau bahkan menghindar ketika ditanya perihal gosip tersebut.

Aku membunyikan bel rumah Kris, ini sudah cukup malam.. apa mungkin dia belum pulang dari butiknya? Aku kembali mencoba membunyikan bel rumahnya dan tak lama kemudian ia membuka pintunya dengan kondisi rambut yang masih basah, sepertinya ia baru saja selesai mandi.

"Baekhyun? Ada apa kau datang malam-malam begini?" tanyanya sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk kecil.

"Apa kau sibuk?"

"Tidak.. masuklah." ajaknya sambil mengajakku masuk.

Aku mengikutinya hingga ke ruang tengah dan ia menyuruhku untuk menunggunya. Aku memutuskan untuk mengambil sendiri minuman di kulkas, setelah itu aku menonton tv sembari menunggunya selesai berganti baju. Ia turun dan menghampiriku, aku menoleh dan saat ini ia tengah memakai celana pendek selutut dan kaos oblong berwarna putih. Benar-benar terlihat berbeda dengan penampilannya sehari-hari.

"Hyung apa kau lapar? Kau ingin makan apa? Biar nanti aku membuatkannya untukmu." tukasku seramah mungkin.

Ia mengangkat sebelah alis angry birdnya dengan tatapan curiga "Tak biasanya kau memanggilku dengan embel-embel hyung, dan lagi tumben kau menawariku makan malam.. Pasti kau menginginkan sesuatu?" tanyanya dengan penuh selidik.

"Aish.. kau ini curigaan sekali hyung, aku hanya sedang ingin melakukannya. Jadi kau mau makan apa?" tanyaku sambil tetap menunjukan senyuman ramahku.

"Aku sudah makan malam, kalau kau mau masak saja sendiri." jawabnya dengan gaya acuhnya lalu mengalihkan wajahnya kearah televisi.

"Kalau begitu kau ingin minum apa? Kebetulan aku juga ingin minum sesuatu, jadi sekalian saja kubuatkan."

"Bukannya itu minumanmu?" tanyanya sambil menunjuk kaleng minumanku dengan dagunya, aku hanya menunjukan cengiranku.

Ia kembali menatapku dengan curiga "Kau pasti menginginkan sesuatu makanya kau bersikap seperti ini untuk membujukku." tebaknya dan sialnya tebakannya memang benar.

"Hehe.. aku butuh bantuanmu hyung." ujarku sambil menunjukkan cengiranku.

"Apa lagi? Membebaskanmu dari tuduhan penguntit? Mencoba membujuk Luhan untuk jangan memecatmu? atau menyuruhku untuk menemui dosenmu?" tanyanya dengan wajah malas.

Aku menggeleng lalu berdiri dan duduk di sebelahnya "Hyung.. aku ingin menjadi yeoja, jadi-" bujukku dengan nada manja.

"YAK KAU INGIN MENJADI WARIA? APA KAU GILA HAH!" teriaknya tepat di telingaku dan berhasil membuatku langsung menutup kedua telingaku.

"Aish.. tak perlu berteriak seperti itu bodoh! Kau ingin membuatku tuli hah?" ucapku kesal masih tetap menutup kedua telingaku.

"Apa kau gila? Kenapa kau mendadak ingin menjadi yeoja? Kau sudah dipecat dari kerjaanmu sampai kau memutuskan untuk berkerja dengan cara seperti itu?" tanyanya dengan nada setengah terkejut masih dengan volume suara yang sedikit keras

"Aish, aku belum selesai bicara. Maksudku aku ingin menyamar menjadi seorang perempuan, makanya aku butuh bantuanmu untuk mendandaniku."

Ia meraba keningku dengan tangannya, lalu menempelkannya ke keningnya sendiri "Kau masih waras kan?"

"Aku masih waras bodoh!" aku langsung melemparinya dengan bantal kursi dengan setengah berteriak "Ini hanya untuk keperluan kerjaku saja."

"Siapa yang menyuruhmu untuk melakukan hal sebodoh itu?"

Aku kembali menunjukan cengiranku dan ia hanya menghela nafas malas

"Kenapa kau sampai memiliki ide gila seperti itu?"

"Aku terpaksa hyung, sebenarnya aku tak mau melakukannya tapi mau bagaimana lagi?. Luhan hyung akan menaikkan gajiku tiga kali lipat kalau aku menunjukan hasil kerjaku lebih dulu dari Jongdae." jelasku sambil mengecutkan bibirku.

"Memangnya gajimu sekarang masih kurang untuk membiayai kehidupanmu?" tanyanya sambil menatapku.

"Bukan begitu, masalahnya tiga bulan lagi aku ada ujian akhir dan aku sangat butuh uang itu untuk membayar biaya kuliahku."

"Aku bisa meminjamkannya padamu Baekhyun, kau tak perlu melakukan hal segila ini."

"Aku tak ingin semakin merepotkanmu. Ayolah hyung kumohon kali ini saja."

"Bagaimana kalau nanti kedua orang tuamu mengetahui ide gilamu ini? Mereka bisa saja marah besar Baekhyun."

"Tidak akan... hyung aku mohon kali ini saja bantu aku. Please." bujukku sambil memberikan tatapan puppy eyes kearahnya, dan seperti perkiraanku iapun mengangguk menyerah.

"Kapan kau akan mulai melakukannya?" tanyanya dengan nada malas.

"Lusa." jawabku sambil tersenyum senang.

"Baiklah kalau begitu nanti aku akan ke apartemenmu pagi-pagi untuk membawakan baju ganti untukmu."

Sontak akupun langsung memeluknya senang "Gomawo Kris.. kau memang sepupu terbaikku."

Baekhyun POV end

Author POV

Dua hari berikutnya, Baekhyun yang saat ini tengah tertidur terpaksa harus terbangun karena sedari tadi ponselnya tak henti-hentinya berdering. Dengan mata yang masih setengah tertutup dan bibir yang dikecutkan ia mengambil ponselnya lalu menggeser layar hijau.

"Yeobseo." tukasnya sambil kembali meringkuk kedalam selimutnya.

"Yak bodoh cepat buka pintunya, kau ingin kubantu tidak?" teriak Kris dari seberang sana sehingga membuat Baekhyun menjauhkan ponselnya.

"Bukannya kau punya kunci cadangan?"

"Kuncinya ketinggalan, yak cepatlah sejam lagi aku harus kerja."

Baekhyun berdecak malas lalu ia menyingkap selimutnya "Arraseo. Tunggulah."

Baekhyun turun dari tempat tidurnya dengan hanya memakai boxer biru dan kaos putih miliknya, ia membuka pintu apartemennya lalu langsung berbalik dan menyambar handuknya. Ini masih jam 7 dan ia memutuskan untuk segera mandi.

"Cepat bersihkan dirimu. Kau masih harus mencoba beberapa baju yang kubawa." tukas Kris sebelum Baekhyun menutup pintu kamar mandinya dan hanya dijawab oleh sebuah gumaman.

Sepuluh menit kemudian Baekhyun telah selesai membersihkan dirinya, dengan celana pendek yang menggantung di pinggangnya ia berjalan menghampiri Kris yang sedang asik memilih baju yang cocok untuk Baekhyun.

"Ini semua yang akan kugunakan?" tanya Baekhyun dari belakang Kris dengan kedua tangan yang berada di pinggangnya.

Kris menoleh dan sontak jiwa fashionnya-pun keluar, ia mengambil salah satu wig berambut pendek lalu memakaikannya ke kepala Baekhyun setelah itu ia berbalik dan mengambil beberapa dress dan mencocokkannya dengan Baekhyun.

Sedangkan Baekhyun ia hanya menghela nafas dan tetap bungkam, mempercayakan pada Kris dirinya yang sebentar lagi akan diubah menjadi sosok yang bahkan menurutnya benar-benar gila.

"Jangan terlalu berlebihan Kris, kau tahu sendiri aku bukanlah tipe orang yang berlebihan." ucap Baekhyun begitu melihat Kris mengambil beberapa baju yang bukan seleranya.

"Sepertinya kau lebih cocok berambut panjang, tunggu sebentar."

Kris berbalik dan mengambil salah satu wig panjang dan memakaikannya kepada Baekhyun, ia tersenyum kecil lalu kembali mengambil beberapa pakaian yang cocok untuk Baekhyun.

Sejam berikutnya Baekhyun datang ke kampus barunya, ah lebih tepatnya saat ini namanya adalah Byun Baekhee. Ia datang dengan penampilan barunya, rambut wig berwarna cokelat dengan panjang sepunggung, skinny jeans berwarna abu-abu, blouse berwarna biru dan flat shoes berwarna putih. Jangan lupakan Kris juga menambahkan sedikit riasan di wajahnya yang membuat wajahnya terlihat semakin cantik dan juga imut.

Baekhyun menghela nafasnya sebelum akhirnya ia melangkahkan kakinya memasuki lingkungan kampus barunya. Ia benar-benar gugup saat ini, dan ia berharap penyamarannya tidak akan ketahuan.

Entah mungkin karena terlalu gugup ia sampai tak memperhatikan jalannya, dan membuatnya menabrak seorang namja tinggi yang saat ini tengah berjalan berlawanan kearahnya.

"Akh... mianhe aku tak sengaja." ucap Baekhyun sambil membungkukkan badannya lalu membantu namja itu membereskan bukunya yang berserakan.

Pandangan keduanyapun bertemu selama beberapa detik, mata onyx milik Chanyeol menatap Baekhyun dengan tatapan yang selalu berhasil membuat yeoja manapun pingsan.

"Gwenchana?" seolah tersadar dari lamunannya Chanyeol membuka suaranya sehingga membuat Baekhyun langsung mengerjap-ngerjapkan matanya.

"Ah.. tidak apa-apa, mianhe aku benar-benar tak sengaja menabrakmu." Baekhyun tersenyum ramah lalu ia sedikit menundukan kepalanya.

"Gwenchana, kalau begitu aku duluan." Chanyeol tersenyum ramah lalu berjalan melewati Baekhyun, dan berhasil membuat namja imut itu merasakan sensasi aneh yang menjalar ke seluruh tubuhnya.

'Astaga apa yang terjadi denganmu Baekhyun, kenapa tiba-tiba jantungku berdetak cepat seperti ini' –rutuk Baekhyun dalam hatinya- ia memukul kepalanya berulang kali sambil menggelengkan kepalanya lalu kembali melangkahkan kakinya.

Tidak susah baginya untuk menemukan ruang administrasi, iapun segera masuk dan mengurusi berkas pindahnya setelah itu seonsaengnim mengantarnya menuju ruang kelasnya. Dan sesuai dengan perkataan Jongin, ia benar-benar sekelas bahkan duduk bersebelahan dengan Chanyeol. Sungguh sebuah kebetulan –atau bisa dibilang sebuah takdir- yang benar-benar di luar dugaannya.

Baekhyun berdehem sambil menunjukan senyumnya, dan membuat Chanyeol langsung mengangkat wajahnya terkejut.

"Annyeong Chanyeol-ssi."

"Kau." ucap Chanyeol terkejut dengan apa yang ada di hadapannya.

Baekhyun menjatuhkan bokongnya di tempat duduk lalu tersenyum "Mianhe aku benar-benar tak sengaja menabrakmu tadi."

Chanyeol tersenyum ramah sambil mengangukkan kepalanya "Gwenchana, jadi ternyata kau seangkatan denganku? Aku kira kau adik tingkatku."

Baekhyun terkekeh kecil "Senang bertemu denganmu Chanyeol-ssi. Aku benar-benar tak menyangka bisa berada di kelas yang sama denganmu." ucap Baekhyun dengan suara yang agak sedikit di haluskan dan dengan sebuah senyuman manis miliknya sehingga berhasil membuat Chanyeol tertegun selama beberapa detik.

"Kau tak usah memanggilku seformal itu. Panggil Chanyeol saja." tukas Chanyeol sambil tersenyum lalu iapun mengalihkan pandangannya kedepan.

"Ah iya kira-kira namamu siapa?" Chanyeol kembali menoleh kearah Baekhyun.

"Aku Byun Baekhee."

"Ah.. nama yang bagus." ucap Chanyeol sebelum ia kembali menoleh kedepan memperhatikan dosen mereka yang saat ini sudah berada di depan.

Selama pelajaran Baekhyun terus saja melirik kearah Chanyeol, tak ada yang mencurigakan.. Chanyeol belajar dengan baik, ia bahkan terlalu serius untuk menyadari Baekhyun yang saat ini tengah menatapnya. Justru orang yang ada di belakang mereka lah –Oh Sehun- yang menyadari gerak-gerik Baekhyun.

Kelas mereka berakhir, dan saat ini adalah jam istirahat. Chanyeol segera mengatur buku-bukunya dan memasukannya kedalam tas setelah itu ia menoleh kearah Baekhyun.

"Kau tidak istirahat?" tanyanya kepada Baekhyun yang saat ini tengah mengatur buku-bukunya.

"Kau duluan saja." jawab Baekhyun sambil menatap Chanyeol dan menunjukan senyumannya. Chanyeol berdehem sebelum akhirnya ia mengangguk mengiyakan.

Baekhyun keluar dari kelasnya, terkadang ia menggaruk kepalanya yang gatal gara-gara wig yang dipakainya. Setelah itu ia melangkahkan kaki mungilnya menuju kantin, sepanjang koridor terlihat beberapa namja yang menggodanya atau bahkan hanya menatapnya dengan tatapan terpukau. Terkadang ia hanya tersenyum paksa menanggapi beberapa namja yang berusaha menggodanya.

Sehunlah yang pertama menyadari Baekhyun masuk ke kantin kampus, ia menyenggol Chanyeol yang saat ini tengah asik dengan ponselnya sehingga membuat namja tinggi itu menoleh.

"Kau lihat mahasiswi baru itu. Aku rasa dia menyukaimu." tukas Sehun.

Chanyeol hanya menoleh lalu menggeleng-gelengkan kepalanya "Ada-ada saja."

"Ayolah, apa kau tak tertarik dengannya? Dia benar-benar cantik."

"Kenapa bukan kau saja yang mendekatinya. Sepertinya justru kau yang tertarik dengannya." tukas Chanyeol dengan acuhnya.

"Hei ayolah, dia bukan tipeku. Kau tahu, bahkan selama kelas tadi ia terus melirik kearahmu." ujar Sehun.

"Itu karena ia duduk dengan seorang aktor tampan sepertiku."

"Cih, ada-ada saja. Yaa Baekhee kemarilah." panggil Sehun sehingga membuat Baekhyun menoleh dan menghampiri mereka.

"Ah untung saja aku bertemu dengan kalian disini. Tempat duduknya sudah penuh semua." ujar Baekhyun sambil mendudukan dirinya di hadapan Sehun dan Chanyeol.

"Kenalkan aku Oh Sehun." Sehun mengulurkan tangannya dan disambut hangat oleh Baekhyun.

Sehun mengecek ponselnya lalu ia berdecak kecil setelah itu ia menatap Chanyeol dan Baekhyun secara bergantian "Sepertinya aku harus pergi, aku ada rapat klub." tukasnya sebelum ia beranjak dari duduknya dan meninggalkan kedua orang tersebut.

"Kau tidak ikut pergi?" tanya Baekhyun sambil menatap Chanyeol yang ada di hadapannya.

"Aku malas.. lagipula aku sudah terbiasa menghabiskan waktu istirahatku sendirian."

"Memangnya temanmu hanya Sehun?"

Pertanyaan Baekhyun hanya dijawab oleh sebuah anggukan kecil dari Chanyeol "Kenapa? Kau pikir menjadi seorang selebriti bisa menjamin kau memiliki banyak teman?"

"Begitulah.. aku kira kau akan dikelilingi oleh fansmu setiap harinya, lalu kau akan memiliki banyak teman."

"Memang benar.. tapi bisa dibilang orang yang paling kupercaya hanyalah Sehun." jelas Chanyeol dan Baekhyun hanya ber-oh ria.

"Kau sendiri apa alasanmu sampai kuliah di sini?" tanya Chanyeol.

Baekhyun terdiam selama beberapa detik sebelum akhirnya ia membuka suaranya "Orang tuaku kebetulan mendapat tugas kerja di Seoul. Jadi mau tidak mau aku harus pindah."

Chanyeol mengangguk mengerti lalu kembali memainkan ponselnya. Baekhyun menatap namja tinggi dihadapannya dengan tatapan bingung, ia ragu apakah ini saat yang tepat baginya untuk mengorek informasi mengenai Chanyeol.

"Umm.. Chanyeol, ada yang ingin kutanyakan padamu." tukas Baekhyun dengan sedikit ragu, dan Chanyeol hanya mengangguk mengiyakan.

"Ini mengenai gosip yang menimpamu. Apa benar kau berkencan dengan Kyungsoo dan juga Sulli?" tanya Baekhyun.

Pandangan Chanyeol berubah, ia menatap Baekhyun dengan tatapan tajam sehingga membuat Baekhyun merasa Chanyeol akan memarahinya saat ini juga.

"Kalau kau tak ingin menjawabnya tidak apa-apa. Aku tak memaksa." lanjut Baekhyun sambil menunjukan cengirannya.

"Kami hanya berteman dekat. Hanya itu." jawab Chanyeol dan kali ini tatapannya berubah santai.

"Benarkah? Lalu kenapa dari berita-berita yang aku liat, kalian justru terlihat mesra?"

"Itu karena mereka yang terlalu berlebihan. Kami bertiga hanya berteman dekat."

"Lalu kenapa waktu itu ada video kau keluar dari apartemen Kyungsoo dengan gerak-gerik mencurigakan? Seharusnya kau tak perlu bersikap seperti itu jika tak ingin semakin dicurigai."

Chanyeol memicingkan matanya kearah Baekhyun sehingga membuat namja imut itu menyadari bahwa ia hampir saja kelepasan, jiwa wartawannya nyaris saja keluar.

"Ah.. sudahlah lupakan saja." Baekhyun kembali menunjukan cengirannya lalu iapun meminum minumannya dan menghela nafas gugup.

"Ayo ke kelas." panggil Chanyeol dan iapun bangkit dari duduknya, lalu berjalan mendahului Baekhyun.

TBC


a/n : Haihai balik lagi nih sama epep Chanbaek nan absurd. Saya tahu saya masih punya hutang sama kalian. OMOR belum selesai ini udah nambah fanfic baru... mianhee T^T

Tapi tetap kok saya bakalan usahain untuk slsein OMOR secepatnya, jadi kalian tenang aja saya ga bikin kalian mati penasaran (?) kok

Sebenarnya fanfic ini saya sempat bikin versi One Shootnya karena rencananya mau di masukin buat lomba fanfic di salah satu fanpage facebook.. Karena kurang puas, ceritanya kurang detail dan kurang seru makanya saya putuskan untuk buat versi chaptered dengan ending dan alur yang ga beda jauh sama versi One Shootnya

Sejauh ini saya cuma ngarepin semoga semua fanfic yang saya bikin ga bkalan bikin kalian kecewa. Dan saya harap semoga fanfic terbaru ini ga kalah bagusnya sama fanfic-fanfic yang sebelumnya, hehehe

RnR juseyo.. saya masih author abal-abal jadi masih butuh banyak belajar beserta kritik dan saran dari kalian ^^.

Keep support and love Paparazzi in Love

With love

Baekchannie