KRINGGGGGGGG~~~

Alarm nyaring berbunyi.

Sungguh, haruskah benda bising seperti itu diciptakan?

Selimut tebal berwarna cream itu disibak dengan kasar.

Gadis berambut teal—Hatsune Miku. Dengan wajah kusut dan penampilan berantakan menatap tajam seseorang yang tidur pulas di sampingnya. Memeluknya seperti bantal guling.

Oh ayolah! Hari ini dia sekolah. Ada ulangan matematika pula! Dan apa? Dia sangat mengantuk sekarang. Hilang sudah materi pembelajarannya kemarin.

Ini semua karena dia—seseorang, lebih tepatnya lelaki yang sedang memeluknya saat ini. Oh, andaikata semalam suntuk kemarin ia tak melayani kekasihnya ini—

"Aku tunanganmu Miku. Dan tunggu, itu ambigu sekali" Sebuah suara mengintrupsi kegiatan sakralnya.

Curhat dalam pikiran.

Dan, sampai sekarang ia tak tau, bagaimana Kagamine Len, kekasihnya—

"Miku,"

―Tunangannya bisa membaca pikirannya bahkan saat ia sedang tidur.

...

Kalian mimisan?

...

Terlalu ambigukah perkataannya tadi?

Tunggu, tunggu.

Maksud melayani disini, ia.. dari jam sebelas malam harus membuatkan makanan untuk sang keka-tunangan tercinta yang baru pulang. Lalu menemaninya makan. Masuk ke kamar, mendengarkan Len mengoceh tentang kuliah dan kantor hingga jam satu pagi. Lalu ia bangun jam lima lewat tigapuluh menit.

Miku strong 'kok. Tenang saja.

Sudah ah, Miku pening memikirkan itu. Ia harus mandi, bersiap dan memasak.

Sret.

"Ohayou Len-kun" Sapanya lembut.

"…" Dan Len, dia masih tertidur pulas, berganti memeluk bantal guling berwarna coklat.

Nyeess.

Hati Miku serasa disiram lelehan kaca panas. Tadi, tadi, tadi,

LEN SEMPAT PROTES MASALAH KEKASIH DAN TUNANGAN! OH ASTAGA TUHAN.. SALAHKU APAAA?!

Miku, membatin-berteriak—dalam hati.

Dengan langkah gontai, Miku masuk ke kamar mandi.

.

.

.

.

.

"Ohayou Miku-chan! Aku sudah buatkan sarapan. Ayo makan." Dugaan Miku benar, setelah ia selesai mandi, ia tidak menemukan Len di kamarnya.

Dan tara~

Len sudah siap dengan pakaian kuliahnya. Dengan menu sarapan lezat di atas meja makan.

"Ohayou! Wah.. ayo makan!

Itadakimasu!" Miku, melupakan rasa kesal beralasannya.

"Ini enak Len-kun!" Miku tersenyum cerah. Wush~

Len, di pagi hari yang cerah nan bersinar ini mendapat surat kabar berhadiah.

Senyuman dari tunangan tercintanya.

"Tentu saja. Aku yang buat!" Aku yang buat!

Len bangga sekali. Dan Miku hanya bisa terkikik geli. Sampai-

"ASGDJFTT! Aku hampir telatt!" Miku memuncratkan isi mulutnya(makanan dalam mulutnya). Ke wajah tampan bersinar Len, lalu berlari secepat kilat.

"Beruntung sekali aku ini" Gumam Len dengan wajah datarnya.

Semakin datar saat melihat tas sekolah yang bersender manis seakan mengejeknya di atas kursi.

"Miku, kau mau sekolah tanpa membawa tas?" Helaan nafas terdengar. Diikuti senyum kecil yang menggoda.

Uh.. Len-senpai.. notice me!

Hilang sudah senyum kecil menggoda di wajah tampan bersinar Len, begitu otak laknatnya memutar kaset edisi pagi berupa kalimat yang lebih laknat dari seorang perempuan yang teramat laknat.

Hiy~

Len merinding seketika.

Apartment

(c)

Rui megumi

Vocaloid

(c)

Yamaha Corp. , Crypton Future Media, Etc.

.

.

.

.

.

Rated : T (semi) M *blush* (Buat jaga-jaga aja kok)

Genre : Romance, Humor gaje krenyeskriuk, Drama sinetron, Family, Western/Dibantai/ Bercanda saya.

Warning : OOC(um), Typo(s), Gaje, Abal, lebayalayness, EYD kabur-kaburan, etece.

.

.

.

.

.

.

.

Chapter 1 : Apartemen Kita Berdua.

.

.

.

.

Enjoy!


Kagamine Len. Seorang pemuda berumur Sembilan belas tahun yang berambut honeyblonde dengan iris cerulen. Sekarang ini sedang kuliah di universitas ternama di Crypton City.

Walau umurnya masih sembilan belas tahun, ia sudah meraih gelar S2(alayness). Dia pandai dan cerdas, dia siswa akseleraksi.

Bukan hanya sebagai mahasiswa, ia juga menjadi presiden direktur di perusahaan keluarganya sendiri.

Perusahaan cabang Crypton.

Kagamine memang keluarga terpandang.

Hatsune Miku. Gadis berambut teal bermodel twintail dengan iris senada. Hanya gadis biasa. Bukan dari kelurga terpandang. Ia malahan seorang yatim piatu.

Gadis berumur tujuhbelas tahun yang duduk di bangku (Miku sedang duduk di bangku SMA sungguhan. Ia sedang mengerjakan ulangan metematika. Benar-benar sedang duduk) kelas dua SMA. Di Utau Gakuen.

Gadis manis ini adalah tunangan Len. Di sekolahnya, tak ada yang tau mereka bertunangan. Yang mereka tau hanya berpacaran.

Apalagi tinggal satu apartemen dan tidur seranjang.

Tidak tidak.

Miku masih cinta pekerjaannya menjadi siswa. Dia belum mau dipecat.

...

Satu apartemen dengan Len?

Lho kok?!

Tentu saja.

Mereka tinggal di apartemen Miku. Yang sama-sama mereka bayar.

Apartemen menengah ke atas di kompleks menengah ke atas (maksud perlu dipertanyakan.*ditimpuknegi).

Apartemen yang sangat nyaman mereka tinggali.

Kenapa apartemen Miku?

Begini lho awalnya….

...

...

...

Miku dan Len sudah menjalin hubungan sejak Len kelas tiga SMP. Langgeng 'kan?

MikuLen gituloh.

Nah, saat Len lulus SMP, Miku sudah dikenalkan ke keluarga Len yang ekhemkayaekhem itu.

Takutnya, Miku malah ditolak karena perbedaan status. Sinetron banget 'kan pikiran Miku?

Ternyata, Miku diterima sangat baik oleh keluarga Len.

Berterimakasihlah pada adik Len, Kagamine Rin yang dengan sukarela nan senang hati men-stalker Len dan Miku. Informasi, sudah sampai di telinga pasangan Rinto Lenka yang terkenal 'konslet' otaknya.

Rin juga konslet dikit kok.

Dan sebuah kulkas melayang kemari.

Sampai di sana, Miku ditanya ini itu. Kapan mau menikah. Sudah pernah ekhembegituanekhem dengan Len atau belum. Dan lain lain.

Terakhir,

Kacung Len yang bernama Aoki Lapis—berapa lapis? Ratusan!—menenteng lima koper besar.

Dengan wajah datar ada manis-manisnya gitu, ia berkata denga pahitnya,

"Nyonya, Tuan, ini semua barang milik Tuan Muda. Mobil pengirimnya sudah ada di depan."

Whut the!

Len akan pindah! Ia akan ditunangkan dengan Sukone Tei—Len ingin bunuh diri mendengar nama sakral itu—lalu pindah ke Australia.

Sinetron sekali pikiran Miku.

"Nah~ Len akan tinggal seatap dengan Miku di apartemen Miku~~ tenang… kalian akan bertunangan besok dan kalian akan sah(?) sementaara. Uang hidup(?)Len yang tanggung~ 'kan dia juga bekerja. Dadah… kalian hidup yang rukun ya! Duh, tidak sabar melihat cucu~"

...

...

...

Begitu awalnya kenapa Len bisa tinggal bersama Miku.

Yah, ini apartemen mereka berdua.

Len-senpai kenapa tidak memilihku saja?

Mobil Len banting setir menuju tong sampah di dekat gerbang universitas.

Sungguh, sakral sekali sih kalimat dan wanita itu!

...

Baru saja Len keluar dari mobilnya dengan wajah mengerikan (efek dari berfantasi, membacok seorang wanita berambut putih berinisial ST), ia disambut tiga lelaki.

Shion Kaito, Utatane Piko, dan Shiro Yuuma.

"Wajahmu mengerikan" Komentar si biru, Kaito.

"Terimakasih" Len hanya cuek.

Tring!

Wajahnya langsung berseri begitu mendapati pesan singkat dari Miku.

Siang ini di kantor 'kan? Aku akan bawakah makan siang. Selamat belajar!

Len senyam senyum seperti mangki.

"Separah itukah nama Sukone Tei? Hingga membuatnya gila?" Komentar berbahaya itu keluar dari mulut Yuuma, si tinggi tampan berani.

Yang diamini Piko, ultimate uke.

Duk!

Len jatuh tersungkur setelah menabrak tiang listrik.

Bisakah waktu berubah siang dengan cepat? Aku butuh asupan gizi penolak bala(?) buatan tunanganku

Harap Len.

Bisakah waktu berubah siang dengan cepat? Aku butuh oksigen untuk terus hidu bersama Len. Ulangan-ulangan laknat ini membunuhku.

Harap dan curhat Miku.


TBC


A/N

Haiiii! Rui Megumi di sini!

Hola hola!

dibantai.

Maaf ya.. hehehe saya publish cerita lagi*cengengesan.

Saya dapet ide ini dari berhayal(?).

BOY 'X' GIRLnya masih tahap pembuatan. Akan segera diupadete kok!

Naahh.. mana fans Len MIku?! Ayo cemplungkan diri ke sungai darah!*koarkoar

Yang pikirannya pervert.. hayooloh*mati.

T semi M buat jaga-jaga.

Betewe, humornya kerupuk layu banget yak T-T.

Maklumlah.

Jika ada salah kata saya mohon maaf.

Saya btuh kritik, saran, dan koreksinya.

Jadi, mohon bantuannya!

Akhir kata,

REVIEW PLEASE!

Salam manis semanis permen,

Rui Megumi.

Pacarnya SeeWoo*dor.