The Burnout Inferno

.

.

.

Prolog

Element Nation adalah sebuah tempat dimana para kaum Samurai serta manusia biasa tinggal dan melangsungkan hidup. Terbagi menjadi menjadi lima Desa besar dan beberapa desa kecil. Lima desa besar masing-masing mengadopsi system pendidikan Samurai berdasarkan lima elemen dasar Chakra, yakni desa elemen api konoha gakure, desa elemen angin Sunagakure, desa elemen air Kirigakure, desa element tanah Iwagakure, dan desa element petir Kumogakure. Sementara desa-desa kecil diluar desa-desa besar tak memiliki system pendidikan untuk para Samurai , namun hanya di isi oleh para samurai pelarian dari lima desa besar. Para samurai masing-masing desa besar umum nya dikenali dari pakaian mereka, mereka selalu memakai baju zirah khas samurai yang membedakan nya adalah warna dasar yang mewakili element desa masing-masing.

Setiap para Samurai di dalam akademi dilatih untuk mengendalikan kekuatan alami di dalam tubuh mereka, kekuatan ini disebut dengan Chakra , Chakra dalam tubuh manusia pada awal nya adalah netral, yang menyebabkan chakra yang awal nya netral menjadi bermuatan sebuah elemen adalah latihan yang dilakukannya, manusia yang sejak dini dilatih untuk mengendalikan api maka chakra manusia tersebut akan bermuatan element api begitupu dengan lima elemen lain nya. Manusia tak akan dapat memiliki lebih dari satu elemen dalam tubuh nya , jika seorang manusia melakukan latihan pengendalian Api dan setelah mampu untuk mengendalikan Api seseorang tersebut melakukan latihan pengendalian air mustahil baginya untuk bisa mengendalikan air karena hanya ada satu jenis elemen Chakra dalam tubuh manusia.

Pengendalian elemen ini disebut juga dengan Jutsu. Namun jutsu tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh secara langsung tanpa media sebuah pedang, setiap jutsu memiliki nama yang berbeda-beda, untuk melakukan sebuah jutsu dibutuhkan tehnik-tehnik gerakan pedang tertentu.

Sebuah pedang menurut bahan dasar dan kekuatan nya di bagi menjadi lima Rank class yakni Rank class S, A, B, C dan D. Bahan dasar bembuat pedang rank A adalah logam jenis Tungsten, rank B logam jenis Osmium, rank C logam jenis Titanium, dan Rank D menggunakan logam jenis Adamantium, Semakin tinggi rank class suatu pedang semakin langka jumlah bahan dasar nya. Untuk pedang dengan rank A,B,C, dan D banyak di miliki oleh para samurai yang tersebar di seluruh Element nation, Sedangkan rank class S sangat langka keberadaan nya karena konon rank class S bukan di buat oleh manusia namun terbentuk dari bagian tubuh monster zaman dahulu yang telah punah jutaan tahun dan secara alami terbentuk oleh siklus alam, sedangkan pedang dengan rank A,B,C, dan D dibuat oleh seorang pandai besi dan disesuaikan dengan elemen calon pengguna dengan kata lain pedang yang di buat dengan unsur Elemen api tidak dapat digunakan oleh seseorang yang berelemen air begitupun sebalik nya namun dapat digunakan oleh orang yang berelemen api lainnya , aturan ini tidak berlaku bagi rank S karena memang tak dibuat dengan menyesuaikan unsure elemen, namun pedang rank class S memiliki aturan-aturan tersendiri yang berbeda –beda untuk setiap rank S lain nya. Semakin tinggi rank sebuah pedang akan mempengaruhi seberapa kuat elemen yang dikendalikan sedangkan seberapa jumlah chakra dalam tubuh pengguna mempengaruhi berapa jumlah serangan yang dapat dilakukan.


Standart disclaimer applied

Warning : Alternate Universe, Typo, Out Of Character, dll . . .

Pair : akan tersingkap seiring berjalan nya cerita.

Chapter 1 : Konoha

.

.

.

Konoha merupakan salah satu dari lima desa besar samurai terkuat di Elemental Nation di pimpin oleh seorang Hokage sebagai pusat perintah tertinggi, tempat bersemayam nya Sharinggan dan byakugan dua buah pedang elemen api rank A terkuat , Serta tempat senjata legenda Rank S Ifrit pertama kali terlihat. Pedang sharinggan hanya dimiliki oleh Hokage dan di wariskan turun-temurun ke generasi hokage selanjut nya , pedang Byakugan di miliki oleh ketua klan Hyuga salah satu klan di konoha, namun saat ini pedang byakugan telah rusak patah menjadi dua bagian disebabkan oleh kisruh antar anggota klan utama dan cabang. Sedangkan sang pedang legenda Ifrit di sebut sebagai legenda karena keberadaan nya yang tak diketahui, konon pedang Ifrit hanya bisa digunakan oleh orang dengan garis keturunan dari klan Senju.

Dahulu kala Konoha merupakan desa yang makmur, adil dan sejahtera. Namun hal itu berubah sembilan tahun yang lalu sejak Hokage saat ini Madara Uciha memimpin. Kesewenang-wenangan, penindasan, serta ketimpangan social terjadi dimana-mana akibat nya banyak pemberontakan dan samurai yang menjadi seorang pelarian. Pemberontakan terbesar terjadi delapan tahun yang lalu, pemberontakan ini di pimpin oleh pemimpin klan senju Hashirama, namun dengan bantuan desa sekutu sunagakure pemberontakan ini berhasil di kalahkan dalam sebuah perang terbesar yang pernah terjadi di Valley of the end di selatan Konoha akibat nya seluruh anggota klan senju di bantai habis dan pemimpin dari pemberontakan Hashirama Senju jatuh dari tebing dan tak di ketahui keberadaan nya.

Namikaze Naruto seorang pemuda yatim piatu yang dulu di besarkan di panti asuhan Konoha. Pemuda yang diketahui memiliki kepribadian yang Hyperactive namun jenius , berkat kejeniusannya dahulu selepas dia berumur tujuhbelas tahun dia pergi meninggal kan panti asuhan yang mengasuh nya selama delapan tahun untuk hidup mandiri. Saat ini dia berumur duapuluh tahun selama tiga tahun setelah dia pergi meninggalkan panti asuhan dia mulai bekerja sebagai pembantu pandai besi dirumah seorang pandai besi yang cukup terkenal di pinggiran desa konoha. Pandai besi ini dimiliki oleh seorang pria tua yang hidup sendiri bernama Jiraiya, karena tak memiliki sanak maupun saudara jiraiya menganggap Naruto adalah murid sekaligus anak nya dan berniat menjadikan Naruto sebagai pewarisnya, dari jiraiya lah Naruto belajar tehnik berpedang serta membuat pedang. Naruto yang sejak kecil memang tak memiliki keluarga bahagia mendengar ada orang yang mau mengganggap nya anak, namun kenyaatan memang tak seindah mimpi sejak tiga tahun lalu jiraiya meninggal karena dimakan usia. Satu tahun sejak meninggal nya Jiraiya Naruto terus bekerja keras menjalankan usaha pandai besi yang tak pernah sepi pengunjung karena desa Konoha merupakan desa para samurai hampir seluruh penduduk nya memiliki pedang. Karena mulai kwalahan melayani pengunjung Naruto memanggil teman seperjuangan nya dipanti asuhan Hinata Hyuga, gadis dengan sifat pemalu ini lah yang membantu pekerjaan Naruto. Mereka berdua tinggal di tempat kerja Naruto karena memang tempat kerja yang dimiliki Jiraiya adalah sebuah rumah yang di modifikasi bagian depannya sebagai tempat kerja urusan pandai besi.

Suara dentingan logam yang dipukul Naruto memenuhi indra pendengaran di dalam workshop, diatas meja logam panjang proses pembentukan sebuah pedang dijalankan oleh Naruto. Dengan tangan kiri memegeng cekam yang menjepit sebuah logam jenis Adamantium sementara tangan kanan tak henti-henti nya memukulkan palu.

"Hinata-chan, apakah ini pesanan terakhir yang harus aku selesaikan hari ini" ucap Naruto sambil melirik ke meja kasir tepat di sebelah kiri nya yang diketahui di duduki oleh sang gadis Hyuga. Hinata disini memang hanya dipekerjakan sebagai kasir dan bagian pembukuan oleh Naruto, karena Naruto mengganggap seorang gadis cantik seperti Hinata tak pantas bekerja kasar dengan urusan logam.

"Oh,.. masih ada dua pedang milik Akimichi-san yang perlu direparasi Naruto-kun, entah mengapa hari ini pelanggan sepi aku jadi bosan" Hinata berucap dengan tangan yang menutupi mulut karena menguap menahan rasa kantuk.

Cling. . cling..

Suara lonceng yang terpasang di gantungan pintu yang terbuka tanda adanya pelanggan yang dating. Pintu terbuka menunjukkan dua orang memakai jubah panjang bertudung. Dilihat dari perawakan nya adalah seorang laki-laki dan perempuan berjalan mendekati meja kasir dimana Hinata duduk.

"selamat dating, ada yang bisa saya bantu" Hinata menyapa dengan senyum bertengger di bibir manis nya . mood hinata berubah cerah bagai menemukan oase di tengah gurun gersang karena ada yang dapat mengusir kebosanan nya.

"bisakah aku bertemu dengan tuan jiraiya" ucap sosok perempuan sambil membuka tudung jubah nya . terpampang jelas lah wujud sempurna sang gadis berusia sekitar Sembilanbelas tahunan dengan rambut merah muda serta kulit putih mulus tanpa cacat.

"Naruto-kun bisakah kau kesini sebentar, ada yang ingin bicara dengan mu" Hinata menoleh kebelakang tempat dimana Naruto berkutat dengan pekerjaan nya.

"silakan duduk sebentar tuan dan nona " Hinata mempersilakan dua orang tamu itu dengan menunjuk ke seperangkat meja dan kursi yang terletak agak kedalam yang khusus di sediakan untuk tamu.

Tidak lama kemudian Naruto dating dan duduk bersebrangan dengan dua tamu tersebut. "perkenalkan nama saya Namikaze Naruto panggil saja Naruto, ada yang bisa saya bantu tuan" ucap Naruto sopan dengan memandang kearah tamu laki-laki yang kini sudah membuka tudung nya menampilkan wajah pria berusia pertengahan empatpuluh tahunan berambut hitam panjang .

"maaf Naruto-kun saya Hashi dan dia adalah seorang dokter yang merawat saya sekaligus merupakan murid saya Haruno Sakura" Hashi melakukan perkenalan. "bisakah aku bertemu dengan tuan Jiraiya .

"Maaf tuan tetapi sensei telah meninggal satu tahun yang lalu, kalau boleh tahu ada hubungan apa Hashi-san dengan mendiang sensei" Naruto menyembunyikan ekspresi sedih yang sesaat keluar.

"Oh.. maafkan aku Naruto-kun, sebenarnya aku adalah sahabat dari mendiang Jiraiya, kami teman sejak kecil dan sama-sama menjalani pelatihan di akademi untuk menjadi seorang samurai" Hashi mendongak keatas mengingat masa lalu. "jadi kau adalah murid dari Jiraiya, apakah kau juga seorang samurai yang bergabung dengan pemerintah Konoha?"

"memang dulu sensei mengajariku dasar-dasar menjadi seorang samurai, tetapi lebih banyak mengajarkanku tentang membuat sebuah pedang" Naruto memejamkan mata mencoba mengingat masa lalunya dengan sang guru. "dulu memang aku pernah mempunyai cita-cita untuk menjadi seorang samurai yang hebat dan mengabdi kepada desa untuk melindungi Konoha dari desa lain yang ingin menghancurkan nya, tetapi niat itu hilang semenjak aku dewasa dan mengetahui bagaimana bobrok nya institusi pemerintahan desa konoha, bagaimana seorang Hokage yang sekarang memimpin dengan kediktaktoran nya " Naruto menghela napas.

"jika itu yang kau pikirkan , teruslah berpikir seperti itu" Hashi tersenyum. "jadi kau sekarang yang meneruskan usaha dari Jiraiya" Hashi memandang sekeliling demi menemukan atensi untuk mendukung argument nya.

"iya Hashi-san dahulu Sensei mendidiki dengan sangat keras , bahkan dia pernah mengurungku dalam sebuah kamar dengan puluhan pedang di dalam nya untuk mengetahui kelemahan masing-masing pedang, tapi aku percaya dia melakukan nya untuk membuatku pantas menjadi penerus nya" seulas senyum terkembang di bibir Naruto terpancing oleh kenangan indah bersama sang sensei.

"aku mengenal Jiraiya dari kecil, bahkan kami tumbuh bersama, aku cukup tahu bagaimana otak dari Jiraiya berpikir, aku yakin dia menganggkat seorang murid dan mendidik nya dengan sangat keras adalah untuk mewujudkan cita-cita nya sejak dahulu" Hashi menatap focus kearah Naruto.

"apakah cita-cita sensei adalah menjadi pandai besi terbaik di dunia, apakah membuat pedang terhebat di dunia, apakah memiliki tempat kerja terbesar, atau yang lain, kumohon ceritakan padaku apa cita-cita sensei Hashi-san" wajah Naruto menunjukkan keingin tahuan yang tinggi.

"cita-cita nya tak sesederhana itu, yakin kau ingin tahu" Hashi diam sejenak menunggu anggukan menyetujui dari Naruto. "Jiraiya ingin menjadi seorang pemimpin untuk desa kelahiran nya, dia ingin menginjakkan kaki nya di menara konoha tempat dimana pusat system pemerintahan tertinggi desa konoha dijalankan, dia ingin mengubah system yang sudah busuk menjadi system yang lebih baik, dia ingin menjadi seorang Hokage, bukankah itu cita-cita yang hebat" senyum tukus tersungging di bibir Hashi.

"Wow.. apakah itu bisa diwujudkan" ketidakyakinan terpancar jelas di wajah Naruto. Baginya yang seorang yatim piatu kata-kata menjadi hokage adalah sebuah hal yang terlalu tinggi untuk dicapai.

"itu tergantung keyakinanmu anak muda, aku kesini juga ada keperluan untuk mereparasi pedang murid ku yang mulai tumpul karena penggunaan nya yang terlalu kasar" tersenyum jenaka sambil mengarahkan pandangan kearah sang murid Haruno Sakura duduk.

Sementara sang gadis musim semi yang mendengar ejekan dari sang guru bersiap-siap meluapkan emosi nya. "apakah kau ingin ku berikan suntikan Rabies hari ini kakek tua"

"Aku hanya bercanda Sakura-chan, cepat kau berikan pedangmu ke Naruto-kun" Hashi tersenyum simpul.

"Ini pedang milik ku tolong di perbaiki dan jangan coba-coba untuk menggunakan nya karena ini pedang kesayanganku, kau mengerti" ucap Sakura sambil menggambil pedang yang terselip di pinggang nya. Pedang Sakura berbentuk lurus tanpa lenggkungan seperti yang ada pada bentuk pedang setandar. Dengan pegangan berwarna dasar hitam dililit kain berwarna merah muda yang saling melilit dari tepi ke tepi lain nya membentuk segitiga terbalik dengan ujung pedang berbentuk hiasan batu giok berwarna hijau menggunakan sarung pedang berwarna merah muda dan diantara pegangan dan bilah pedang di batasi dengan lingkaran berbentuk menyerupai bunga sakura berwarna putih.

"pedang dengan tampilan luar yang indah , serupa dengan yang memiliki" Naruto menerima pedang yang di berikan oleh sakura dengan menggunakan kedua tangan. Kemudian Naruto menarik pegangan pedang hingga keseluruhan bilah pedang terlihat dengan jelas. "pedang elemen api , dengan rank class B terbuat dari logam Osmium, ini salah satu pedang yang langka tapi sayang kurang perawatan Haruno-san" ucap Naruto sambil meraba bilah pedang yang terasa kasar. "apakah kau seorang dokter yang hanya bisa merawat manusia dan tak pandai merawat pedang" senyum mengejek tersungging di bibir Naruto. Memang sebagai seorang pandai besi sejati Naruto sangat membenci seorang samurai yang hanya bisa memakai pedang dan malas melakukan perawatan ke pedangnya apalagi kategori langgka.

"aku memang seorang dokter yang handal, bahkan saat aku marah aku akn menguliti mahluk hidup, membedah nya pelan-pelan dan mengambil daging bagian dalam dari organ dalam nya lalu kuberikan untuk makanan anjing, apakah kau ingin melihat nya Namikaze-san" ucap Sakura dengan senyum manis bertengger di bibir nya namun dengan raut muka penuh amarah karena ejekan Naruto.

"aku hanya bercanda Haruno-san lupakan perkataan ku yang tadi, aku tahu pekerjaan mu sebagai dokter sangat menyita waktu mu dan tak ada waktu untuk merawat sebuah pedang" tawa garing keluar dari bibir Naruto untuk menutupi kengerian nya.

"bagus kalau anda mengerti Namikaze-san, mohon bantuan nya" senyum kemenangan tersungging di bibir Sakura.

"rupanya kalian sudah mulai akrab ya, maafkan murid saya Naruto-kun dia memang gadis yang manis dari luar namun berbeda di dalam nya" Hashi menegahi perbincangan kedua nya. "baiklah Naruto-kun kira-kira kapan pedang Sakura selesai di reparasi?" Hashi mulai berbicara serius dan mengabaikan picingan tajam Sakura atas kalimat yang di ucapkan sebelum nya.

"Hinata-chan apakah masih banyak pesanan pedang yang harus di selesaikan" Naruto mlihat kea rah Hinata yang duduk di meja kasir sejak tadi.

"hari ini tinggal dua pedang saja Naruto-kun" Hinata menjawab pertanyaan Naruto setelah membuka buku besar berisi daftar pesanan pelanggan.

"besok boleh anda ambil Hashi-san dan Haruno-san" Naruto kembali mengembalikan atensi nya kepada kedua orang tamu setelah sejenak memandang Hinata.

"Baiklah kalau begitu ketika permisi dulu Naruto-kun" Hashi menjabat tangan Naruto diikuti oleh Sakura dibelakang nya seraya menuju pintu keluar.

XXX

"Naruto-kun apakah reparasi dua buah pedang milik keluarga Akimichi sudah selesai" Hinata yang berada di meja kasir memfokuskan pandangan ke buku catatan besar di depan nya, untuk melihat jadwal pedang-pedang yang akan di ambil oleh pemilik nya. Memang Hinata lah yang bertanggung jawab mengira-ngira kapan sebuah pedang boleh diambil dan mengingatkan ke Naruto untuk segera menyelesaikan pekerjaan nya.

"Hinata-chan bisakah aku istirahat sejenak dan berbaring di pangkuan mu" duduk di kursi dekat landasan baja tempa besi. Cengiran lebar di tampilkan oleh Naruto.

"Mou.. Naruto-kun apakah kau tahu jika pesanan pedang Akimichi tak selesai hari ini kita akan kena complain dari pelanggan" menghadap Naruto sambil mengacungkan jari telunjuk tepat kearah wajah Naruto. "dan itu semua karena kemalasan mu Naruto-kun"

'Oh Hinata-chan memang calon istri yang baik. Cantik, pandai memasaka, dan Oh lihatlah ekspresi mistress itu, sungguh aku mau jadi slave mu Hinata-chan' batin nista Naruto. Dengan muka mesum yang membuat Jiraiya mengacungkan kedua ibu jari nya di alam baka.

"jika ka uterus seperti ini ingat kan aku untuk tak memasak ramen satu bulan, Oh iya hari ini aku menemukan buku resep masakan yang di dalam nya ada banyak gambar sayur-sayuran hijau, aku rasa aku akan mencoba nya untuk satu bulan kedepan" dengan satu tangan di pinggang satu tangan lagi mengelus dagu dan jangan lupakan senyum membunuh itu. "bagaimana menurutmu Naruto-kun" mati kau Naruto.

"Oh tidak Hinata-chan-ku-sayang jangan kau siksa aku dengan memberiku makanan kambing itu" ekspresi shock berat bagaiakan esok tak ada matahari terbit lagi. 'ini bahaya sang mistress selalu punya kartu AS ditangan, aku harus hati-hati dalam berucap tak ada ramen satu bulan mati aku' pikiran nista Naruto. "baiklah Hinata-chan aku akan menyelesaikan nya hari ini, dengan syarat hari ini kau harus memasak ramen" beranjak menuju meja tempa. Tangan kanan memegang palu, tangan kiri memegang cekam baja, mata focus kea rah logam yang terjepit cekam baja, palu di ayunkan ke atas.

"Oh maafkan aku Naruto-kun, hari ini kita akan makan malam dengan salad" senyum Hinata berkembang.

Jeddieeerrrrrrr. . background petir menyambar.

Palu terayun menikung tiga puluh derajat ke kiri meleset dari arah seharusnya yang tegak lurus.

"Auuwww.. makanan kambing kepar*t" palu yang tak tahu diri terlempar dengan tidak elitnya karena berhasil mengenai ibu jari sang majikan meninggalkan bekas hitam disana. Oh sungguh kiss-mark yang panas. Mr. palu yang tak tahu diri yang berhasil menodai kesucian ibu jari Naruto tergeletak tak berdaya karena lemparan sang majikan dengan backsound suara cacian,makian,hinaan, dan Nama-nama binatang yang terlalu panjang jiak disebutkan keluar dari mulut sang putra Namikaze.

XXX

"Pesan ramen jumbo satu paman " teriak Naruto dengan semangat walau dengan ibu jari yang di perban, Ketika memasuki kedai ramen Ichiraku. Disinilah akhirnya merekan makan malam setelah kejadian naas.

"selamat dating Naruto,Oh kau juga membawa pacar mu kemari" sapa paman Teuchi pemilik kedai ramen.

"kami tidak pacaran Teuchi-jisan!" teriak Hinata dengan muka merah padam "i-iya kan Naruto-kun" menyikut pinggang Naruto yang ada disamping nya agar ikut menyetujui argument yang di utarakan.

"iya paman kami tidak pacaran kok, karena Hinata-chan adalah istriku" dengan cengiran lebar yang menghiasi bibir, namun tak lama karena dia merasakan hawa membunuh di sebelah kanan nya.

"benarkah itu Naruto-kun" dengan suara yang diimut-imutkan namun jelas-jelas terdapat nada ancaman di dalam nya Hinata berbicara kepada Naruto. "jika aku ini istrimu, bagaimana kalau ku ajarkan bagaimana melakukan KDRT"

"Aku hanya bercanda Hinata-chan, kita kan belum melaksanakan pernikahan mana mungkin kau menjadi istri ku" dengan keringat dingin mengalir membasahi tengkuk dan tiba-tiba kaki merinding disco melihat hinata dengan aura hitam pekat yang seolah-olah akan menerkam nya.

"Oh jadi kau tak mengakui istri mu lagi, kau memang tak bertanggung jawab Naruto-kun, rasakan ini" Hinata mengepalkan tangan melancarkan jitakan sayang nya ke kepala duren Naruto.

"sudah-sudah simpan dirumah saja kemesraan kalian dasar anak muda, kalian berdua kesini ingin makan kan, kau ingin pesan apa Hinata-san" karena jengah dengan pertengkaran kedua nya Teuchi berusaha menengahi.

"Oh maafkan aku paman, aku pesan ramen miso saja" Hinata membungkukkan badan dan menyeret Naruto ke kursi terdekat.

"ini pesanan kalian, selamat menikmati" setelah sekian lama menunggu akhirnya Teuchi dating membawa pesanan Hinata dan Naruto.

"terima kasih paman, ramen paman memang yang terbaik" Naruto mengacungkan ibu jari nya kea rah Teuchi. Sementara Hinata yang duduk di sebelah nya hanya tersenyum kecil karena tingkah konyol sahabat kecil nya.

Sementara duduk tak jauh dari Naruto dan Hinata tampak tiga orang berpakaian baju zirah berwarna dasar merah dengan masing-masing pedang terselip di pinggang sedang makan dan saling melempar argument pembicaraan.

"Kakkashi aku dengar kau baru di angkat menjadi pelindung khusus bagi Sasuke. Apakah kau tahu dia seharus nya tidak perlu belajar tehnik-tehnik berpedang tetapi di ajarkan bagaimana tata karma dan bersikap rendah diri, dia sangat sombong dan arrogant hanya karena dia seorang anak dari Hokage" ucap seorang berambut hitam bergaya bobs.

"Iya guy-san aku juga sedikit kawatir dengan nya" orang yang di sebut Kakkashi menimpali.

"tak perlu heran, ayah nya Hokage yang memimpin saat ini saja mempunyai sifat yang semene-mena, buah tak akan jatuh jauh dari pohon nya. Entahlah jika dia di angkat menjadi hokage nasib Konoha akan terus seperti ini atau malah akan semakin buruk" ucap seseorang lagi yang di ketahui bernama Asuma saratobi.

"sudahlah Asuma-san, guy-san, kita adalah seorang samurai yang mengabdi pada Hokage, bagaimana pendapat orang lain jika mendengar kita menjelek-jelek kan pemimpin kita sendiri. Bagaimana pun sifat dari pemimpin kita' kita harus tetap menghormati nya karena itualah sumpah kita sebagai samurai yang mengabdi kepada desa" terdengar helaan pasrah dari Kakkashi.

XXX

Pagi menjelang, denting suara logam memecah keheningan pagi, tepat nya di dalam sebuah bangunan pinggir jalan letak Workshop Naruto. Ruko-ruko berderet berjejer satu sama lain bagaikan kereta api. Sebuah lokasi yang strategis memang tepat berada di sebelah jalan menuju pusat Konohagakure.

"Hinata-chan bagaimana kalau kita libur besok, kau tahu kita belum pernah liburan satu bulan ini" Naruto dan hinata duduk di tepi jendela tepat dimana matahari pagi menembus kedalam ruangan sungguh pemandangan yang romamtis bagaikan di film-film desa sebelah.

"bagaimana kalau kita pergi ke taman desa besok, aku akan memasak bekal yang banyak besok" Hinata menunjukkan antusiasme nya.

Cling.. cling..

Suara lonceng yang berada di atas pintu berbunyi pertanda ada tamu yang membuka pintu. Pintu terbuka dan menampilkan lima orang berpakaian baju zirah lengkap berwarna dasar merah, sementara satu orang lagi memakai baju dari sutra berwarna putih dengan logo kipas berwarna merah dan putih di punggung nya.

"apakah ini tempat pandai besi itu Kakkashi" ucap laki-laki yang memakai jubah putih.

"iya Sasuke-sama, disinilah tempat biasa Hokage-sama selalu melakukan perawatan pedang Sharinggan" Kakkhasi menunduk hormat.

"kenapa untuk mereparasi pedang saja Tou-san harus menyuruhku, kenapa kau tak dating sendiri saja tadi" ucap sasuke jengkel.

"ini karena pedang Sharinggan Sasuke-sama, biasanya Hokage sendiri yang datang kemari namun hari ini kesehatan Hokage-sama tidak memungkinkan untuk dating kesini" ucap Kakkashi dengan menunduk hormat.

"Maaf ada yang bisa saya bantu tuan, Hinata yang berada di depan meja kasir langsung menyapa ketika tamu sudah mencapai meja di hadapan nya. Berbeda dengan Naruto yang duduk disamping nya memasang wajah sebal karena percakapan nya dengan Hinata terinstruksi.

"Siapakah nama mu nona?" dengan menunjukkan raut kekaguman.

"Hinata Hyuga Tuan, maaf ada yang bisa saya bantu" senyum tersungging manis di bibir Hinata.

"kau seorang dari keluarga Hyuga?, tapi kenapa gadis dari kelurga Hyuga bekerja disini, bukankah Klan Hyuga adalah klan bangsawan" Sasuke menampilkan Ekspresi terkejut "Oh.. mungkinkah kau adalah anggota keluarga utama klan Hyuga yang terkudeta beberapa tahun lalu?"

"I..ya tuan" ucap Hinata. Ucapan dari Sasuke sedikit banyak menguak kisah sedih masa lalu yang terpendam di dalam memori nya. Hinata adalah anggota klan utama yang terkudeta oleh klan cabang beberapa tahun lalu yang menyebabkan kedua orang tua nya yang merupakan pemimpin klan utama pada masa itu meninggal, dan seluruh keluarga klan utama terusir dari mansion besar Hyuga hal inilah yang menyebabkan Hinata tinggal dip anti asuhan dan bertemu dengan Naruto.

"Kakkasi apakah syarat untuk menjadi seorang Hokage harus mempunyai seorang istri terlebih dahulu" Sasuke memandang Kakkashi yang ada di samping nya.

"Iya Sasuke-sama" ucap Kakkashi heran dengan pertanyaan tuan nya.

"aku ingin dia menjadi istriku" Sasuke mengacungkan jari telunjuk kea rah Hinata. "kau tahu Tou-san sudah tua mungkin sebentar lagi dia akan pension sebagai Hokage, dank au tahu Shisui-niisan sudah mempunyai seorang istri saat ini. Jika aku tak menikah kesempatan ku menjadi seorang Hokage akan terttutup dan kebetulan aku menyukainya dalam sekali bertemu terlebih lagi dia adalah keturunan dari seorang bangsawan" entah didapat dari mana ide gila yang ada di kepala Sasuke.

Brakk..

Suara gebrakan meja yang dilakukan oleh Naruto "dengar, meskipun kau seorang anak hokage kau bisa bersikap seenak nya saja?" teriak Naruto murka.

"Aku berbicara dengan Hinata-san bukan dengan mu" Sasuke menunjuk muka Naruto.

"tetapi Hinata adalah milik ku!" Naruto menggenggam tangan Hinata dengan sebelah tangan terkepal erat menahan emosi.

"keputusan berada di tangan mu Hinata Hyuga, kau memilih ikut bersamaku dan menjadi istri seorang calon Hokage atau tetap berada di sini bersama rakyat jelata ini" Sasuke menatap kea rah Hinata.

"Maafkan saya Sasuke-sama, saya terpaksa menolak permintaan anda, karena saya menyukai Naruto-kun" muka Hinata berwarna merah padam.

"kalau begitu aku akan membunuh nya" ucap Sasuke sambil mencabut pedang bersarung hitam legam seraya mengacungkan kea rah Naruto.

"Diam kau" teriak Naruto. Naruto mengambil sebuah pedang di laci meja dan menendang meja kea rah sasuke dan anak buah nya. Bagi nya mempertahankan Hinata adalah prioritas utama. Naruto memasang kuda-kuda, tangan kiri memegang bilah pedang yang masih tertutup sarung nya, tangan kanan menggenggam erat pegangan pedang.

"jika itu maumu, Kakkashi dan kalian semua bunuh dia" Sasuke mundur ke belakang Kakkashi dan lain nya.

"tapi, Sasuke-sama.." terbesit keraguan di hati Kakkashi.

"ini perintah. Apakah kau ingin membantah ku" pandangan tajam menusuk kearah Kakkashi.

"baiklah Sasuke-sama, maaafkan aku nak aku harus menjalankan perintah" Kakkashi dan keempat lain nya maju mengepung Naruto.

Satu orang maju menghunuskan pedang dengan cepat kea rah Naruto, tak tinggal diam Naruto menunduk dengan gerakan cepat, bertumpu pada kaki depan secara bersamaan mencabut pedang mengarahkan gagang pedang sekuat tenaga kea rah perut penyerang yang berada di atas nya diikutui gerakan memutar kedepan menendang punggung lawan yang merintih karena perut yang terkena gagang pedang Naruto.

"satu jatuh" Naruto menyarungkan pedang nya tetap pada posisi kuda-kuda semula, mata tajam terpasang memperkirakan gerakan lawan selanjut nya.

"Sialan kau, terima ini!" tak terima dengan teman nya yang jatuh tersungkur. Satu orang lagi maju mencabut pedang mengayunkan nya dari belakang ke depan berkali-kali "Fire sword" api berbentuk bilah pedang terlempar ke arah Naruto ketika pedang di ayunkan.

Naruto tak tinggal diam, dia mencabut pedang serta mengayunkan nya horizontal memotong laju api yang mengarah ke dirinya, memutar kebelakang memotong lagi dan lagi. 'Empat orang hanya pengguna pedang rank D, sedang kan satu orang lagi belum aku ketahui jenis pedang nya karena sama sekali belum mencabut pedang nya kelihatan nya dia tak bermaksud menyerangku. sialan apakah aku bisa menang dari kelima orang ini, konsentrasi Naruto..konsentrasi' ucap Naruto di dalam hati.

"lumayan juga kau bocah kau dapat memotong api dari pedangku hanya dengan tebasan biasa, bagaimana dengan ini" melakukan kuda-kuda tangan berada di atas pundak memegang pedang dengan cara terbalik seraya memutar pedang lurus kedepan dari belakang punggung "Fire canon" bola api tercipta melaju kearah Naruto.

Disisi Naruto tetap mempertahankan posisi kuda-kuda nya mengarah kan pedang ke atas bersiap menerima serangan. Ketika bola api sepersekian detik akan mengenainya dia melakukan tebasan vertical kebawah menahan laju bola api dan memantulkan nya kea rah lantai.

Blarrrrrr!

Bola api meledak didepan Naruto. Tidak tinggal diam setelah menebas serangan lawan Naruto menarik pedangnya dari bawah memutar tubuh nya melakukan salto diudara setelah pedang tepat di posisi tegak lurus di atas kepala Naruto mengayunkan menuju lawan di bawah nya sekuat tenaga.

Clangggg!

Suara pedang Naruto tertaha pedang lawan. Tak menyia-nyiakan kesempatan karena berhasil mendekati lawan Naruto menendang tepat kearah perut. Lawan tersungkur jatuh karena terkena tendangan, Namun tak berapa lama Naruto merasakan hawa panas yang mendekati nya.

Blarrrrrr!?

bola api mengenai punggung Naruto. 'sialan!' Naruto tertunduk jatuh.

"Naruto-kuuun" Hinata berteriak dari araah belakang Naruto akan menerjang kedepan dimana Naruto tertunduk.

"tetap di situ Hinata" Naruto menegakkan kembali tubuh nya melihat sejenak kea rah Hinata. "aku tak akan kalah, percayalah" Menajamkan pedang nya kea rah samping dimana musuh yang menyerangnya berada. "Fireball" Naruto memegang pedang nya tepat di depan mengacung tepat kea rah lawan dari pangkal pedang Naruto muncul api yang menjalar menuju ujung pedang mengumpul semakin besar membentuk sebuah bola. Naruto mengayunkan pedang dengan kecepatan tinggi.

Blarrrrrrr!

Bola api dating sebelum musuh selesai melakukan jutsu pertahanan. Api membakar tubuh lawan tanpa ampun.

"satu mati, tersisa empat orang lagi" pandangan tajam Naruto menatap lawan.

"kalian samurai pilihan yang dipilih Hokage untuk melindungi ku. Melawan satu orang saja memakan banyak waktu, cepat kalian maju bersama segera habisi dia" Sasuke memberikan perintah.

Tiga orang maju mengepung Naruto sementara Kakkashi tetap berada di belakang bahkan sejak tadi dia belum mencabut pedang nya sama sekali. "Fire Sword" ketiga orang mengucapkan jutsu yang sama menarik pedang kebelakang dan mengayunkan ke depan menyerang Naruto dari ketiga arah. Tiga api berbentuk bilah pedang melaju cepat kearah Naruto.

'Sialan' "Fire circle" Naruto memutar pedang seratus delapan puluh derajat. Api yang terpusat di ujung pedang membentuk sebuah lingkaran yang semakin membesar dan menjauhi Naruto menuju arah ketiga lawan.

Blarrrrr!

Keempat jutsu saling berbenturan. Masing masing musuh yang berada di ketiga arah dari Naruto saling mundur satu langkah menghindari efek dari benturan jutsu.

'konsentrasi..konsentrasi' Naruto memfokuskan pandangan tepat kea rah musuh yang ada di depan nya. 'disana titik lemah nya, dengan gerakan ke depan bertumpu pada kaki kiri Naruto menyerang bertubi-tubi secara vertical kea rah satu titik pedang musuh. Sementara sang musuh yang terdesak melakukan kuda-kuda pertahanan dengan pedang di pasang secara horizontal diatas kepala untuk memblokir serangan.

Clanggg!?

Suara pedang patah akibat serangan Naruto. Karena Pedang musuh yang patah mengakibatkan pedang Naruto menyayat secara vertical dari atas kepala menuju ke bawah.

'ternyata kemampuan ku melihat titik lemah dari pedang sebagai seorang pandai besi bisa di gunakan untuk pertarungan' ucap Naruto dalam hati.

Tersisa dua orang yang mengepung Naruto. 'sialan, akibat lama tidak latihan chakra dalam tubuh ku menjadi cepat habis hanya karena melakukan dua jutsu saja. Kalau seperti ini percuma aku menggunakan pedang rank C, apa yang harus aku lakukan' Naruto masih dalam posisi bertahan suara ngos-ngosan jelas terdengar dari hidung Naruto.

"Kusanagi , Chidori eisou"

Api lurus berbentuk bilah pedang panjang menerjang dari belakang kearah pundak Naruto.

Crasssss!

Naruto jatuh berlutut, Luka bakar jelas terlihat di pundak kiri nya. Sementara terlihat di belakang tempat Naruto berlutut, Sasuke berdiri dengan mengacungkan pedang lurus kedepan, jelas terlihat pedang yang berasap bekas mengeluarkan sebuah jutsu.

"Naruto-kun..Naruto-kun" Hinata berlari menerjang kea rah Naruto dan memeluk nya linangan airmata jatuh membasahi pipi putih nya. "sudah hentikan jangan lukai lagi Naruto-kun" hinata sesunggukan menahan tangis.

Sasuke mendekati tempat dimana Hinata dan Naruto berpelukan "dengan satu syarat kau harus ikut aku dan menikahlah dengan ku, bagaimana?"

Jangan dengarkan dia Hinata, aku lebih baik mati dari pada kehilangan mu" masih tersisa sedikit kesadaran Naruto di pelukan Hinata.

"diam kau brengsek" Sasuke menendang tubuh Naruto hingga terkapar terlepas dari pelukan Hinata. "apakah kau ingin mati brengsek" menginjak luka bakar di pundak Naruto.

"Arrrghhhhhh" rintihan pilu terdengar dari mulut Naruto.

"hentikan.. tolong hentikan tuan" Hinata memeluk kaki Sasuke yang menginjak Naruto. "baiklah aku akan ikut dengan mu tuan, tapi tolong hentikan semua ini" tetesan airmata tiada henti mengalir.

"Kakashi, bawa dia ayo kita pergi dan mempersiapkan pernikahan ku" Sasuke berbalik menuju arah pintu keluar.

"baik Sasuke-sama" Kakkashi memegang tangan HInata agar berdiri mengikuti nya.

"bisa kah aku mengucapkan kata perpisahan kepada Naruto-kun Kakashi-san" pinta Hinata.

"silakan Hyuga-san" Kakkashi melepas tangan hinata, membiarkan Hinata kembali mendekati tubuh terkapar Naruto.

"Naruto-kun kau tahu aku mencintai mu sejak pertama kali kita bertemu dengan mu di panti asuhan, apakah kau ingat pertemuan pertama kali kita, disaat kau menyelamatkan ku dari anak-anak nakal yang terus mengejek ku, disaat itulah aku bagai melihat sosok malikat di dalam diri mu, walaupun kau jadi babak belur karena di hajar oleh anak-anak nakal itu" Hinata tersenyum walaupun air mata tetap mengalir membasahi pipi nya. " sejak saat itu aku terus berusaha keras untuk menjadi kuat , untuk menjadi seorang pemberani, untuk mencapai diri mu. Tetapi semua tak ada arti lagi, kau lihat keberadaan ku disisimu membawa hal buruk kepada diri mu. Jadi sampai disini saja kebersamaan kita Naruto-kun, lupakan aku anggap aku tak pernah masuk ke kehidupan mu dan jalani hidupmu dengan tenang seperti dahulu. Terima kasih" Hinata beranjak berdiri mengulurkan tangan kea rah Kakkashi.

Namun saat Hinata akan melangkah kan kaki nya, dengan tubuh nya yang masih terkapar tangan kiri Naruto terulur menggenggam kaki kanan Hinata.

"kumohon Naruto-kun lepaskan aku, ini semua demi kebaikan mu" pandangan sendu jelas terlihat di mata Hinata.

"Kusanagi, Chidori eisou" Sasuke kembali mengacungkan pedang nya kea rah Naruto.

Crassssssss!

Api lurus berbentuk bilah pedang memanjang memotong tangan kiri yang memegang kaki kanan Hinata. "Arrrghhhhhh!" teriakan pilu terdengar dari mulut Naruto. Darah memancar deras dari pembuluh darah lengan Naruto. Naruto tak kuasa untuk sadarkan diri.

"Naruto-kuuuun…"

.

.

.

Dan Bersambung…


Tak perlu sungkan memberi review karena masukan anda sangat diperlukan untuk kelangsungan fict gaje ini.

Terima kasih see you again in next chapter!

Thecharpenter3 kembali ke dunia nyata.