Foodie

.

.

.

Disclaimer : semua hanya punya tuhan, termasuk storylinenya.

.

.

.

Pair : Various pairings (or you can request too) ((only for bap, bts, toppdogg, got7, and blockb))

Genre bisa berubah di setiap update.

.

.

.

Inspired by food, ofc. ((authornya doyan makan))

.

.

.

Chapter 1, Sup Krim : Mark x Bambam (1.497 words)

Rating : T

Genre : Romance

"Karena makanan yg baik itu adalah selain sehat, enak, dan mengenyangkan, harus ada rasa bahagia yg dirasakan oleh si penikmat saat memakannya, hyung."

.

.

.

Happy reading, readers!

.

.

.

.

.

.

.

.

.

Mark berlari diantara rintik hujan yg mulai turun membasahi kota Seoul di sore hari itu. Tas punggung hitamnya dia gunakan sebagai pelindung kepalanya, agar tidak basah. Mark merutuki kebodohannya karena tadi pagi dia mengabaikan prakiraan cuaca di berita pagi yg mengatakan bahwa hari ini kemungkinan kota Seoul dilanda hujan, Mark sengaja tidak membawa payung dan jas hujan karena dia selalu berpikir prakiraan cuaca selalu salah, dan itu terjadi. Sekarang dia kehujanan dan terus berlari menuju ke halte bus, sangat sial sekali hari ini Mark karena juga tidak membawa mobilnya. Jarak halte terdekat dari kampusnya adalah sekitar 24 meter, maka dia terus berlari. Sesampainya di halte, dia langsung menggosok-gosokkan kedua tangannya, dingin. Sudah hari ini tidak membawa payung/jas hujan, tidak membawa mobil, dan sekarang dia kedinginan karena saat berangkat tadi dia hanya memakai t-shirt hitam saja. Tak lama setelahnya, bus yg menuju ke apartemennya datang, dan dia langsung berlari naik, ingin cepat sampai di apartemennya lalu tidur.

•—•

Mark duduk di sofa apartemennya dengan memegang segelas kopi di tangan kirinya dan badan yg berbalut selimut. Badannya menggigil, dan wajahnya sedikit pucat. Tangan kanannya memencet-mencet tombol di remote, mencari tayangan bagus di televisinya. Baru beberapa menit setelah menemukan tayangan bagus, bel pintu apartemennya berbunyi.

TING TONG

Mark sedikit kesal, tapi dia bangun dan menuju ke pintunya.

"Halo, hyung." Sesosok bocah sma dengan seragam yg masih melekat di tubuhnya kini berada di ambang pintu apartemen Mark dengan senyum polos.

"Apa aku mengenalmu?" tanya Mark dengan wajah datar (yg sebenarnya menyembunyikan kekesalannya).

"Kamu tidak mengenalku, hyung. Tapi Jaebum-hyung mengenalku." Ucap si bocah sma bertubuh mungil itu. Mark membulatkan matanya, seperti kaget saat si bocah mengucapkan nama sahabatnya itu.

"Memang kamu siapanya Jaebum?" tanya Mark.

"Aku saudara jauhnya. Aku baru saja pindah dari Thailand kemarin, untuk bersekolah disini, dan Jaebum-hyung menawarkanku untuk tinggal bersamanya. Tapi tadi pagi dia lupa memberiku kunci cadangan, dan tadi dia menelepon menyuruhku untuk mampir dulu kesini, karena dia masih ada di perpustakaan kota."

Mark hampir saja menepuk dahinya karena dia lupa bahwa Jaebum tinggal bersebelahan dengannya. Awalnya Mark keberatan, tapi setelah ponselnya berbunyi...

"Tunggu disini." Ucapnya sembari mengambil ponselnya yg tergeletak di sofa.

Si bocah menunggu, masih dengan senyum polos di wajahnya. Dia sesekali menengok ke dalam (lewat pintu apartemen Mark yg terbuka) dan mengintip Mark yg sedang berargumen dengan seseorang lewat ponselnya. Tak sampai 5 menit, Mark kembali dan menatapnya datar,

"Masuklah."

Si bocah pun masuk ke dalam kamar apartemen yg luas itu. Matanya menatap takjub dengan dekorasi serba hitam dan putih di dalamnya. Mark hanya memutar bola matanya malas melihat si bocah yg menatap takjub pada tempat tinggalnya.

"Lepaskan sepatumu dan taruh di sebelah pintu." Perintah Mark sembari duduk kembali di sofanya, yg langsung dijalankan oleh si bocah.

Bocah itu kemudian menghampirinya dan duduk di sofa, tepat disebelah Mark. Tas sekolahnya dia letakkan disamping sofa, begitu saja.

"Siapa namamu?" tanya Mark setelah menyeruput kopinya.

"Panggil saja aku Bambam." Jawab si bocah.

Mark memindai si bocah Bambam itu dari atas kepalanya sampai ke ujung kakinya. Rambut berwarna dark blonde, wajah yg imut, badan yg mungil, dan kakinya yg cukup panjang. Bocah ini imut, dan...cantik sekali, pikirnya sambil terus menatap wajah Bambam, seperti Mark sudah terpikat oleh pesona Bambam.

"Hyung baru kehujanan ya?" tanya Bambam.

"Darimana kamu tahu?" Mark menggosok tangannya lagi, menghilangkan dingin yg mulai membuat tangannya mati rasa.

"Rambut hyung basah, dan hyung juga kedinginan."

Setelahnya mereka terdiam dengan masing-masing mata menatap ke layar televisi.

"Hyung, aku lapar." Bambam tiba-tiba berucap sembari menepuk-nepuk perut kecilnya.

"Aku tidak bisa memasak." Sahut Mark.

"Ah kalau begitu aku saja yg masak, bolehkah, hyung?" seru Bambam antusias.

"Yasudah. Ambil saja bahan-bahannya di dapur. Tapi gantilah bajumu dulu." Mark lalu beranjak ke kamarnya, mengambil pakaiannya dan meminjamkannya pada Bambam. Toh, nanti pasti dikembalikan mengingat dia saudaranya Jaebum.

Bambam menurutinya, dia meminjam kamar mandi Mark kemudian berganti pakaian. Setelah selesai, dia memasukkan baju sekolahnya ke dalam tasnya yg masih memiliki ruang cukup. Lalu dia berjalan santai ke dapur Mark. Bambam heran, saat membuka kulkas dan laci pantry, banyak sekali makanan olahan dan makanan kaleng.

"Apa hyung selalu makan makanan seperti ini?" Bambam sedikit berteriak pada Mark.

"Ya, memangnya kenapa." Balas Mark.

"Hidupmu buruk sekali, hyung!" ucap Bambam lalu kembali memindai isi kulkas untuk menemukan bahan makanan sehat yg bisa dia masak.

Nyatanya, nihil. Kulkas Mark penuh dengan makanan olahan dan makanan kaleng. Belum menyerah, Bambam kembali memeriksa laci pantry dapur. Hanya ada sebungkus saus pasta, sebungkus besar spaghetti, dan...aha! Bibir bambam membentuk sabit, dia mengeluarkan sebungkus sup krim instan yg ada di laci itu, kemudian menutup lacinya. Bambam kembali membuka kulkas, dan beruntung di kulkas Mark ada 3 tangkai batang seledri, dan langsung saja dia mengambilnya.

Bambam kemudian menyiapkan alat-alat untuknya memasak. Panci berukuran sedang, sendok masak, dan 2 buah mangkuk besar. Tangan terampilnya mulai bekerja, dia memasukkan 5 gelas kecil air matang ke dalam panci, kemudian menyalakan kompornya. Sambil menunggu airnya mendidih, dia sesekali melihat ke arah Mark yg diam menonton televisi kemudian tersenyum. Setelah airnya mendidih, dia kemudian membuka bungkus sup krim instan itu kemudian memasukkan semua bubuknya ke dalam panci itu. Kemudian dia mengambil sendok, lalu mengaduk-aduk sup itu sampai mengental. Bambam tak lupa memotong 3 batang seledri itu sampai kecil, kemudian ikut memasukkannya ke dalam panci. Tak sampai 4 menit, sup itu sudah matang dan dia menuangnya ke 2 mangkuk besar. Kemudian dia mengambil 2 sendok dan sebuah nampan, menaruh 2 mangkuk itu di atas nampan dan membawanya ke sofa.

"Masak apa?" tanya Mark saat Bambam datang membawa nampan berisi 2 mangkuk besar.

"Sup krim, supaya tubuhmu hangat." Bambam tersenyum lalu duduk di sebelah Mark.

Mark tergoda oleh aroma sup krim instan itu. Lalu kemudian dia mengambil salah satu mangkuk itu dan lalu mulai makan. Dia meniup sup krim panas itu sebelum memasukkannya ke dalam mulutnya.

"Enak." Ucap Mark saat suapan pertama, matanya membulat takjub.

"Ya tentu saja, itukan makanan instan, hahaha." Sahut Bambam yg sedang meniup sup krimnya.

"Tidak, tidak. Maksudku, rasanya berbeda." Bambam hanya memandang Mark dengan tatapan bingung.

"Aku sering memasak ini, tapi rasanya ya standar. Untuk kali ini, seperti...ada yg berbeda." Mark menjelaskan.

Bambam menanggapinya dengan senyuman, "karena tiap kali hyung memasaknya tidak pernah dengan cinta."

Kali ini gantian wajah Mark yg berubah bingung.

"Ya, memasak itu harus dengan cinta. Biarpun memasak untuk diri sendiri, haruslah dengan cinta, hyung. Karena makanan yg baik itu adalah selain sehat, enak, dan mengenyangkan, harus ada rasa bahagia yg dirasakan oleh si penikmatnya, hyung." Ucap Bambam dengan senyum lebar.

Mark terpaku pada senyuman Bambam. Senyumnya sangat manis, melihatnya saja rasanya sudah membuat perut Mark kenyang.

"Kalau begitu," ucapnya. "Memasaklah untukku tiap hari."

"Gaji aku, ya. Hahaha."

"Memasaklah dengan cinta untukku dan untuk keluarga kita nanti!" Mark berkata.

Bambam terkejut, matanya membulat tapi menatap Mark dengan tatapan polos, "maksudmu, hyung?"

"Ya aku tahu ini gila karena kita baru saja berkenalan tadi, tapi...Jadilah pacarku." Ucapnya menatap Bambam. Tapi saat Bambam hendak menjawab pernyataan cinta itu, Mark meletakkan mangkuknya di meja lalu kemudian mengeluarkan ponselnya dan langsung menelepon seseorang.

"Halo, Jaebum. Biarkan saudara manismu ini menginap semalam di kamarku, ya. Pesonanya tak bisa kutolak."

Tanpa menunggu jawaban dari Jaebum—yg ditelepon, Mark langsung menutup sambungan panggilannya dan kembali memakan supnya.

"Oh ya, aku tidak terima penolakan. Mulai sekarang kamu harus jadi pacarku, belajarlah banyak resep masakan, jadi nanti di masa depan keluarga kita akan selalu merasakan kebahagian di dalam setiap makanan sehat yg kamu buat dengan cinta." Bambam yg mendengarnya hanya tersipu malu, dan Mark mengulurkan tangannya untuk mencubit pipi Bambam yg bersemu merah muda.

"Iya, hyung." Dan mereka berdua memakan sup krim di mangkuk mereka masing-masing sampai habis. Lalu keduanya minum, kemudian Mark menariknya ke kamar.

"Nah sekarang tidurlah di pelukanku." Ucap Mark sembari memeluk Bambam dan membaringkan tubuh keduanya di atas kasur empuk miliknya itu.

"Sup krim, terima kasih ya. Aku tidak menyangka akan dipacari oleh teman saudaraku, haha." Bambam bergumam dalam hatinya, kemudian memeluk balik Mark dan mulai tenggelam ke alam mimpi.

.

.

.

Omake :

"Ya halo?" ucap Jaebum menjawab panggilan dari Mark.

'Halo, Jaebum. Biarkan saudara manismu ini menginap semalam di kamarku, ya. Pesonanya tak bisa kutolak.'

"Yak, apa-apaan kau Mark Tu-YAH MARK TUAN JANGAN PUTUSKAN SAMBUNGANNYA!" Jaebum mengundang belasan pasang mata untuk mengamatinya dengan tatapan sinis.

Jinyoung yg berada di sebelahnya mencubit perutnya, "kau ini apa-apaan sih, berteriak di dalam perpustakaan, dasar idiot."

"Diamlah, nona. Saudara jauhku sedang ada di dalam kandang singa saat ini." Ucapnya pada Jinyoung.

"Berhenti memanggilku nona! Yasudah biarkan saja, aku yakin Mark tidak akan berbuat macam-macam pada Bambam." Sahut Jinyoung santai.

"Lagipula..." pandangan Jinyoung berubah, Jaebum yg melihat itu kemudian menatap bingung.

"Baguslah tidak ada Bambam di apartemenmu, jadi kau bisa memakanku." Bisik Jinyoung seduktif.

Jaebum hanya mengendikkan bahunya, "Baiklah nona, malam ini jangan merengek minta pulang, ya." Lalu Jaebum mencolek dagu Jinyoung dengan tatapan penuh...hasrat(?).

"Sudahlah Lim Jaebum, sekarang cepat selesaikan tugasmu. Lebih cepat lebih baik." Jinyoung mencubit pipi Jaebum gemas, lalu kemudian melanjutkan membaca bukunya (sebenarnya sekaligus menyembunyikan rona merah samar di pipinya akibat perlakuan Jaebum tadi.

"Iya, nona bawel."

.

.

.

Ini end beneran/?

Hai hai readers, saya kembali lagi dengan konsep makanan (salah bgt ngepostnya pas bulan puasa) tapi gak apaya, haha. Seperti notice di atas, ff ini akan berchapter dan dengan pairing lain di tiap chapternya. Bisa request juga ke saya di www . twitter instagyeom (hilangkan spasi) biar pair favorit readers dijadiin tokoh di chapter selanjutnyaa ((only for bap, bts, toppdogg, got7, and blockb)).

Dan gak bosan-bosan saya menghimbau, baca ff saya yg lain dan jangan lupa review ya. Btw soo-iceu aka radian publish cerita juga, cek profilenya, baca, lalu review ya! Hehe segitu aja, mohon maaf kalo ada salah kata dan terima kasih untuk readers yg masih setia baca ff abal-abal saya. Much love for ya!

Xoxo, Dhana.