Coagulation
Disclaimer : Masashi Kishimoto
Rating : T
Pairing : SasuSaku
Warning ! : OOC , GaJe , sumpah abal dah !
Idea : Jalan Hidup dan Mimpi Buruk Ran Uchiha
Song : 1. Ock Ju Hyun – Honey , 2. SHINee – Stand By Me
disarankan buat yang gak suka klik tombol Back . Juga kalo mau penghayatan penuh sambil dengerin lagu-lagu di atas yah ? artinya daleeeeemmm banget ... sesuai ama cerita ini . So ...
ENJOY THIS STORY MINNA-SAN !
- Ran Uchiha -
Chapter 1 : New Life
Someone POV
Aku masih terisak di sini. Di bawah pohon yang sedari tadi menjadi sandaranku. Mata emeraldku masih menatap sayu pada hamparan rerumputan hijau yang sedang menari bersama angin. Tak ku sangka, aku yang masih sekecil ini harus menerima kenyataan pahit bahwa kedua orang tuaku sudah berpisah.
Dalam hati kecilku aku mengutuk tou-sanku yang tega menduakan kesetiaan kaa-sanku. Kaa-sanku tak pernah sedikit pun melirik pria lain. Sementara tou-sanku sudah terjun ke dunia terlarang bersama wanita tak bermoral, wanita yang amat sangat berbeda 180O dengan kaa-sanku. Kaa-sanku orang baik-baik yang taat pada agama dan tak pernah menyelewengkan kewajibannya di dunia ini. Sementara wanita itu ? Wanita tak tahu diri itu telah membuat tou-san terhipnotis dengan dunia yang tak boleh di jamah tou-san. Wanita itu lebih tepat disebut pelacur. Bagaimana tidak ? Wanita ini pakaiannya saja sudah minim begini, make up tebal, suka mabuk-mabukan dengan tou-san di diskotik.
-Flashback On-
Pernah suatu hari tou-san pamit bekerja, tapi tou-san baru pulang beberapa hari kemudian dengan keadaan yang menyedihan. Pakaiannya acak-acakan, dengan bau parfum wanita di seluruh tubuhnya dan lipstik yang menempel di kemeja tou-san. Mulai dari kejadian ini, tou-san sudah jarang pulang. Setiap makan malam aku hanya ditemani kaa-san. Aku bisa melihat wajah kaa-san yang kusut. Matanya bengkak karena menangisi lelaki kurang ajar macam tou-san. Meski tersenyum tapi aku bisa melihat luka yang menganga besar di hati kaa-san, serasa hatinya sudah tercambuk dan tercabik-cabik hingga hampir hancur.
Mengingat semua kejadian itu aku pun kembali mengucurkan air mata kepedihan yang sedari tadi kutahan. Anak umur 10 tahun sepertiku harus terpukul dengan masalah keluarga yang amat besar. Aku masih mengingat percakapan kaa-san denganku tadi pagi...
"Sakura, kaa-san sudah membuat keputusan dengan tou-sanmu. Kita sudah bercerai. Sakura bebas memilih ikut dengan tou-san atau kaa-san. Tapi sebenarnya kaa-san berharap Sakura ikut dengan kaa-san karena kaa-san dan Sakura pasti sudah tahu tou-san berubah semenjak kenal dengan wanita itu. Berubah menjadi tou-san yang tidak baik dan berkelakuan kasar. Jadi Sakura akan ikut siapa ? Ah... tak perlu terburu-buru nak. Kaa-san masih mencari rumah baru, jadi Sakura bisa berpikir sebelum kaa-san menemukan rumah yang akan kita tinggali jika kamu mau ikut dengan kaa-san."
"Ta-tapi bu... Apa tou-san dan kaa-san su-sudah tak ada ha-harapan untuk be-be-bersama lagi ?" dengan takut-takut aku bertanya pada kaa-san.
Kaa-san tersenyum, "Sudahlah sayang, kalau terus disakiti begini, apa kita harus terus bertahan ? Apa kita harus menanti seseorang yang akal sehatnya sudah terkunci dengan cinta terlarang ? Apa kita harus menunggu tou-san yang sudah tak pernah peduli sedikit pun dengan kita ? Maka dari itu kaa-san berharap kamu ikut kaa-san karena kaa-san tahu tou-san pasti akan lebih sayang pada 'wanita' itu dan anak-anaknya kelak. Kaa-san akan mencari pekerjaan untuk menghidupi kehidupan kita nantinya. Tapi kalau Sakura mau bersama tou-san juga tidak apa-apa. Karna tou-san sudah mempunyai pekerjaan tetap dan ..." senyum itu perlahan memudar.
"Dan apa bu ?" aku yang sebenarnya tahu lanjutan kata-kata kaa-san tetap bersikeras bertanya meski aku sendiri menahan air yang sudah menggenang di pelupuk mataku.
"Dan mungkin kalau kamu ikut tou-san, kita tidak akan pernah bertemu lagi sayang." Kaa-san mulai terisak dan dengan kasih sayang memelukku dengan hangat serasa pelukan ini menyatakan bahwa aku harus tetap berada di sisi kaa-san.
Aku yang sudah tak tahan lagi berkata dengan tangisan di pelukan kaa-san, "Hiks... sudalah bu. Hiks... Sakura tahu apa yang terbaik hiks... Tenang saja Sakura akan hiks... tetap bersama kaa-san. Semoga tou-san hiks... dapat segera sadar dan minta maaf pada kita hiks hiks..."
Perlahan kaa-san melepas pelukannya dan menatap wajahku dengan lembut. Ah... mata emerald kaa-san sungguh indah meski banyak luka di hatinya yang dapat kubaca dari sorot matanya. "Apa kamu yakin sayang ? Kaa-san tidak akan memaksamu jika kamu ..." aku dengan cepat memotong perkataan kaa-san, "Bu, kalau aku tetap bersama tou-san dan wanita yang tidak benar itu, mungkin saja aku malah di jadikan wanita tidak benar. Lebih baik bersama kaa-san yang benar-benar wanita baik." Aku pun tersenyum senang. Kaa-san terperangah dengan jawabanku. "Baiklah... ayo kita bangun kehidupan baru kita. Segeralah berkemas-kemas nak. Kaa-san akan mencari rumah baru."
Its okay, if you leave me
Its okay, as long as you're happy
You called me while you were drunk
You cried while telling me you were sorry, I yelled
And I spoke in this crumpled position
I'm not even prepared for this seperation yet.
I can't breathe
I can't breathe
It won't matter if I held on,
because your passionate heart grew cold
Even if I held you tight,
you won't come back
-Flashback Off-
Normal POV
Bibir gadis kecil berambut merah muda itu perlahan menarik sudut-sudutnya dan membentuk sebuah senyuman ketika dia melihat kelopak bunga Sakura beterbangan di sekitar tubuh mungilnya. Gadis itu berbisik, "Selamat tinggal masa laluku dan Selamat datang masa depanku. Tak buruk juga lingkungan baru ini. Aku harus beradaptasi dengan tetangga baru. Dan mungkin akan mendapat teman baru. Tou-san... aku masih berharap tou-san akan sadar dan meninggalkan dunia terlarang itu. Kaa-san... terima kasih sudah membawaku keluar dari penderitaan ini."
Tak jauh dari tempat gadis itu memandang langit sore, sepasang mata onyx memperhatikannya dengan kekaguman.
Someone POV
Siapa gadis itu ? Gadis yang unik. Rambut merah muda panjangnya yang di terpa angin sungguh menarik perhatian. Warna rambut yang jarang dimiliki orang. Warna rambut yang seperti warna permen atau manisan lain. Kulitnya yang mulus. Mata emeraldnya yang lembut. Sorot matanya bisa membuatku berdebar seperti ini. Hey ! Ayolah aku seorang Uchiha. Masak deg degan hanya karena cewek aneh ini. Ehh... ehm tapi cantik sih. Aduh ! apa-apaan aku ini !
Wahh dia tersenyum. Bibir merah mudanya sungguh manis. Aku tak bisa berbohong. Dia memang cantik dan juga... eits tunggu dulu. Pipinya kenapa basah begitu ? Apa dia habis menangis ? Ada masalah apa dia ? Ohh benar saja dia habis menangis, lihat saja matanya yang sembab. Sayang sekali seorang gadis kecil sepertinya mempunyai masalah yang dapat membuatnya menangis seperti itu. Ku anggukkan kepalaku serasa aku mengerti perasaan gadis itu. Apa sebaiknya aku hampiri saja ? Aku akan menghiburnya...
Normal POV
Dari kejauhan suara 2 orang ibu memanggil kedua anaknya.
"Sakuraaa ayo pulang... Sudah hampir malam !"
"Sasukeee ayo pulang... Makan malam sudah siap !"
Kedua ibu yang rumahnya bersebelahan ini langsung berpandangan. Keduanya tersenyum.
"Apa anda tetangga baru kami ?" Tanya seorang ibu yang rambutnya gelap.
"Iya saya tetangga baru anda. Saya Haruno Saki. Mohon kerjasama untuk beradaptasi dengan lingkungan baru kami." Kata ibu yang mempunyai rambutnya merah jambu seraya tersenyum.
"Ohh tentu saja Bu Saki. Perkenalkan saya Uchiha Mikoto. Tetangga sebelah anda. Jadi jangan sungkan untuk mampir ke rumah kami. Dan... anda tidak sendirian kan ? Saya dengar anda tadi memanggil seseorang ?" Tanya Mikoto lagi dengan senyuman yang tak lepas dari awal berbincang.
Di kejauhan sana kedua anak yang dipanggil namanya menoleh dari arah datangnya suara teriakan tadi. Segera saja mereka berdua menghampiri para kaa-san yang sedang berbincang.
'Sepertinya tadi bukan hanya aku saja yang dipanggil.' Batin Sasuke dan Sakura bersamaan. Karna tak melihat arah jalannya. Mereka berdua pun bertabrakan. BRUUUKKK ...
"Aduh ! Sakit tahu !" Teriak Sakura dan Sasuke bersamaan. Sesaat mereka meringis kesakitan namun keduanya langsung takjub melihat wajah orang yang ditabraknya.
'Aduh ganteng banget sih anak ini! Mata onyxnya, sorot matanya tajam. Rambut ravennya yang emo dan mencuat ke belakang, benar benar cocok dengan wajahnya yang putih bersih. Jantungku sampai berdebar-debar begini. Semoga dia tidak mendengarnya.' Batin Sakura. Perlahan muka Sakura memanas seraya senyum malu-malu.
'Gadis kecil ini. Aduh kenapa bisa bertabrakan begini sih ! Kan kasian kalau dia teerluka. Wahh muka blushingnya lucu sekali. Senyumannya yang malu-malu itu. Hey jangan sampai aku blushing juga. Mau di taruh mana image Uchiha-ku ? Pasti kalau Itachi-nii tahu kalau aku blushing dia langsung tertawa terbahak-bahak. Uhh !' Batin Sasuke yang mati-matian menahan wajahnya agar tidak memanas. Keduanya masih terdiam di tempat mereka terjatuh.
Kedua ibu yang sedang mengobrol pun berhenti ketika mendengar suara benturan dan teriakan yang sudah mereka kenali.
"Itu suara anak anda Bu Mikoto ?" Tanya Saki
"Iya dan kelihatannya ada suara gadis kecil berteriak bersamaan dengan suara putra saya. Apa suara itu putri anda Bu Saki ?" Tanya Mikoto
"Benar Bu Mikoto. Sepertinya tadi ada suara benturan. Apa mereka bertabrakan ?" Keduanya pun menoleh ke tempat Sasuke dan Sakura berada. Kaget dengan keadaan anak mereka yang saling menatap satu sama lain. Kontan saja mereka berlari ke arah Sasuke dan Sakura.
"Apa kalian baik-baik saja ?" Tanya Saki dan Mikoto bersamaan. Sasuke yang sedari tadi menatap Sakura, langsung berdiri dan menghampiri Sakura.
'Waduh... anak emo cakep ini hampirin aku. Ayolah jantungku ! Jangan berdetak terlalu keras nanti dia bisa tau ! Bisa-bisa aku malu...' Batin Sakura
"Gomen tadi aku menabrakmu. Hemh... Apa kau baik-baik saja nona ? Namaku Sasuke Uchiha. Panggil saja Sasuke." Tanya Sasuke yang juga berdebar-debar bicara langsung ke Sakura. Sasuke mengulurkan tangannya ke arah Sakura. Tangannya sedikit bergetar.
"A... Ano... Itu... Ahh iya... Namaku Sakura Haruno. Panggil saja Sakura. Aku baik-baik saja... Argh !" Sakura menerima uluran tangan Sasuke namun tiba-tiba saja Sakura memekik kesakitan. Hampir saja dia terjatuh ke tanah lagi namun dapat ditahan oleh tangan Sasuke.
"Sepertinya memang kesakitan. Lihat saja kakimu berdarah. Kita harus segera ke rumahmu. Ayo kuantar." Sasuke langsung menggendong Sakura d punggungnya. Saki dan Mikoto yang melihat sedari tadi langsung menghampiri.
"Hmmh... Tante ini siapa Bu ?" Tanya Sasuke.
"Kaa-san !" Belum sempat Kaa-san Sasuke menjawab, Sakura sudah menjawabnya duluan.
"Tante kaa-sannya Sakura ? Gomennasai tante tadi saya menabraknya. Jadi rumah tante dimana ? Akan aku antarkan Sakura sepertinya lumayan parah lukanya." Kata Sasuke
"Ohh ayo kesini . Ayo Bu Mikoto kita sekalian mampir ke rumah saya." Ujar Saki seraya menunjukkan rumahnya.
"Sudahlah tak usah repot repot err Sasuke. Lagian kamu kan harus makan malam ?" Sakura berusaha menolak bantuan Sasuke karena tidak enak pada Keluarganya yang sebentar lagi akan makan malam.
"Ahh tak usah sungkan Saku-chan. Sasu-kun memang kadang ceroboh tapi dia bertanggung jawab. Lagian tante mau mampir sebentar ke rumahmu." Kata Mikoto seraya tersenyum dan pergi mengikuti Saki. "Ayo Sasuke cepat ! Nanti Sakura malah kehabisan darah karna kamu jalannya lambat !"
'Hmmh pantas saja Sasuke secakep ini. Kaa-sannya juga cakep begini.' Batin Sakura.
"Iya iya kaa-san !" Sasuke menjawab kata-kata kaa-sannya dan berjalan memasuki rumah Sakura.
'Sepertinya tak buruk juga kaa-san berpisah dengan tou-san. Kaa-san meninggalkan cintanya ke sini dan di sini aku menemukan cintaku' Batin Sakura lagi seraya tersenyum.
"Arigatou sudah membantuku Sasuke." Kata Sakura merapatkan pegangannya.
"Tak masalah." Kata Sasuke. Diam-diam mereka tersenyum senang.
"Err... Sasu... ke... –kun..."
"Hmmh ? Ada apa Sakura-chan ?" Tanya Sasuke.
"A... Itu aku mau tanya. Maukah kamu berteman denganku ?" Pertanyaan Sasuke dijawab dengan pertanyaan oleh Sakura. Sakura tersenyum LAGI karena mendengar Sasuke menambahkan surfiks –chan di belakang namanya.
"Tentu saja Sakura-chan." Jawab Sasuke mantap.
"Arigatou Sasuke-kun." Tanpa malu-malu lagi Sakura tersenyum lebar dan memeluk Sasuke lebih erat LAGI.
"Uhuk uhuk ! Aduh Saku-chan aku tercekik !"
"Ahh... Gomennasai Sasu-kun." Sakura merasa bersalah.
"Sudah tak usah di pikir lagi. Ayo turun. Aku obati lukamu. Tante, bisa minta kotak P3K ? Biar saya yang mengobati Saku-chan."
Tak lama kemudian Saki membawakan kotak P3K ke Sasuke. Dengan perlahan Sasuke membersihkan luka Sakura. Sakura menggigit bibirnya sambil mendesis menahan sakit. Sasuke menutup lukanya. Lalu tersenyum melihat hasil kerjanya.
"Nahh aku sudah selesai Saku-chan. Kalau ada apa apa lagi bilang saja padaku. Aku lihat tadi kamu menangis. Aku berharap kamu tidak memendam masalahmu sendiri, kamu bisa berbagi bebanmu denganku dengan menceritakan hal yang perlu kamu katakan padaku."
"Jadi kamu yang tadi memperhatikaku ? Pantas saja aku merasakan diperhatikan seseorang. Ternyata kamu Sasu-kun. Arigatou. Iya aku akan membagi ceritaku besok. Kamu kan tetanggaku jadi gampanglah untuk berkomunikasi." Sakura tersenyum.
"Oke. Aku pulang dulu ! Kaa-san ayo pulang nanti Ayah dan Itachi-nii bisa ngomel !"
Saki dan Mikoto langsung menghentikan obrolan mereka. 'Hah dasar ibu ibu sukanya menggosip' batin Sasuke. Mikoto dengan segera berdiri dan berpamitan.
"Kalau begitu Selamat Datang di lingkungan baru kalian. Kalau butuh bantuan kami selalu ada untuk membantu kalian. Selamat Malam Bu Saki ..." Mikoto dan Sasuke membungkuk lalu dibalas oleh Saki, tentunya tanpa Sakura karena dia harus duduk di sofa.
"Lain kali mampir lagi yha Bu Mikoto dan Sasuke. Kelihatannya kamu dan Sakura bisa bersahabat baik. Berhubung dahulu Sakura tak punya teman sekarang pasti Sakura senang mendapat teman bermain baru. Selamat Malam ..."
'Tak pernah mempunyai teman ? Sepertinya memang masalah yang berat...' Batin Sasuke. "Jaa-ne Saku-chan ! Sampai ketemu besok !" Sasuke pun berjalan berdampingan dengan kaa-sannya sambil melambaikan tangan. 'Tak apa ada aku di sini Saku-chan !' Batin Sasuke lagi.
Di dalam rumah Sakura pun tersenyum lebar. Dia amat bersyukur karena mendapat hikmah dari musibah yang dia dapat karena ayahnya. 'Arigatou Sasu-kun ...'
The more I look at you
I become happier
I find myself singing.
the new me who suddenly wants
to buy a single rose is fascinating.
As my heart draws closer to you
the world becomes more beautiful
if you feel this excitement too
please just wait a little bit.
Together make it love
forever make it your smile?
full of your bright smile
together make it love
forever make it your smile
now hold my hand.
Stand by me look at me
even though I don't know love yet
stand by me look over me
because I think I am still awkward at love.
gimana minna-san ? GaJe yah ? huhu ... gomennasai cz aku masih baru sih .
ohh iia dsni aku jelasin dikit. Sakura itu ceritanya gak punya temen dulunya waktu kaa-sannya belum cerai sama tou-sannya . jadi bener bener seneng temenan sama Sasuke . dan di sini mungkin ada yang tanya , kenapa kok namanya Sakura tetep Sakura Haruno padahal kaa-sannya udah cerai sama tou-sannya ? di sini aku ngambil Haruno itu klan ibunya Sakura makanya namanya tetep. gitu ...
nahh kalo Sasuke sendiri dia ceritanya di bikin OOC cz kesengsem ama pesona Sakura *ceileh* . eits ... tapi sifatnya Sasuke yang OOC ini cuma d tunjukin ke Sakura sama beberapa sahabatnya *d chapter selanjutnya kalo mau tau* . selain Sakura n sahabatnya , dia kembali jadi 'Pangeran Es'
wahh ... banyak kekurangan yah ? Mind to R&R ? Arigatou . ^^
