Hahahah…Halo semua!
Dhitta hadir lagi nih, dengan fic yang idenya didapatkan disaat yang amat sangat tidak elite. Saat dhitta sedang melamun di acara lamaran saudara sendiri. Haduh! Ketahuan deh doyan khayal sama akhirnya dhitta pun mewujudkan lamunan itu menjadi kenyataan dan jadilah fic ini. Maaf ya readers berhubung dhitta ini oon dan ga berbakat jadi begini deh jadinya, padahal reka adegan dalam lamunan dhitta keren banget!*menurut dhitta sih..* Apalagi pas adegan berantem *bangga, ditendang*
Baiklah maaf ya readers...
Awas fic ini mengandung kegajean tingkat tinggi dan rada OOC dikit.
Summary : Aku mencintainya. Tapi ia tak mencintaiku. Lalu kenapa ia menghamiliku?
Disclaimer : Masashi Kishimoto pemilik serta pembuat Naruto.
Pairing : SasuSaku
Rated : T
Enjoy it...
Nameless Memory
Chapter 1 Cerita hidup
Haruno Sakura, itulah namaku. Perempuan bersahaja, berambut pink dan bermata emerald. Aku adalah seorang mahasiswi jurusan sastra Prancis di Universitas Tokyo. Aku hanyalah perempuan biasa, tidak cantik juga tidak pintar. Disaat teman-teman kuliahku memiliki tubuh tinggi langsing dan berbodi aduhai, aku masih bertahan dengan postur tubuhku yang pendek kurus dan berbodi rata.
Tak ada yang istimewa bagiku. Mungkin yang istimewa hanya rambut pink milikku yang tumbuh alami tanpa dicat atapun disemir. Usiaku 21 tahun. Diusia ini sedikitpun aku tak pernah menikmati apa itu pacaran. Aku tak pernah menginginkan itu. Karena akupun juga tak ingin menikah.
Aku takut. Ya...aku takut. Aku takut seperti ibuku. Mati ditangan orang yang dicintainya. Ibuku meninggal akibat sering dianiyaya ayah. Kepala ibu dibenturkan ketembok hingga pecah dan akhirnya meninggal dunia. Ayahku melakukan itu saat ia dibawah pengaruh setan bernama alkohol.
Ibuku meninggal saat aku berusia enam tahun. Diusia yang begitu dini aku dipaksa untuk melihat dengan mata kepalaku sendiri aksi brutal ayah hingga ibu meninggal. Diusia yang begitu dini pula aku harus menerima kenyataan untuk hidup sebatang kara tanpa ada keluarga yang menampung.
Akhirnya aku dipungut oleh tetanggaku. Seorang nenek baik yang memiliki seorang cucu yang usianya tiga tahun lebih tua dariku. Nenek Chiyo dan Kak Sasori.
Kujalani hidup ini dengan tegar dan gagah. Aku tak pernah mengetahui dimana ayah sekarang berada. Apakah ia masih hidup sampai sekarang pun, aku tak tahu.
Kalian percaya karma? Aku percaya. Dan itulah yang menyebabkan aku takut. Aku takut karma itu terjadi dan pada akhirnya hidupku akan sama seperti ibu. Aku ingin, sangat ingin memiliki seorang anak. Anak yang lahir dari rahimku sendiri. Namun aku enggan memiliki seorang suami. Aku takut suamiku nanti akan seperti ayah. Hidup dalam penderitaan seperti ibu. Dan pada akhirnya mati.
Tapi bukan berarti aku tidak memiliki orang yang aku sukai. Uchiha Sasuke namanya. Ia adalah seorang mahasiswa jurusan kedokteran di Universitas Tokyo. Ia tampan, pandai dan kaya. Idaman semua perempuan. Aku sangat menyukai dirinya yang pandai dan cerdas. Aku tak menyukai wajahnya yang tampan atau kekayaannya yang takkan habis. Yang penting adalah cerdas.
Aku menyimpulkan bahwa perasaanku padanya adalah perasaan kagum. Kagum pada keahlian dan kepandaian yang tak kupunya. Aku sangat ingin masuk jurusan kedokteran, namun apa daya nilai tes ku tak cukup untuk masuk jurusan itu.
Sasuke sudah memiliki orang yang ia sukai. Seorang gadis rupawan. Yamanaka Ino, mahasiswi jurusan hukum. Ino sangat cantik, pandai dan sexy. Ia juga idaman semua laki-laki. Tak hanya cantik luar, tapi ia juga cantik didalamnya. Aku mengenal Ino. Karena kami pernah satu SMA. Ia baik dan sopan.
Tak heran jika Sasuke menyukainya. Banyak gadis yang gigit jari setelah mengetahui bahwa Sasuke menyukai Ino. Tapi mereka akan lebih gigit jari jika mengetahui bahwa aku seorang Haruno Sakura, mahasiswi jelek dan bodoh inilah yang akan menjadi nyonya Uchiha yang sesungguhnya.
Kalian heran? Kalian tak salah, semua orang juga akan memasang tampang heran ketika melihat undangan pernikahan kami.
Sasuke tak pernah mencintaiku sehingga ia tidak mungkin menikahiku karena ia menyukai Ino. Aku pun begitu, walaupun tak bisa kupungkiri bahwa aku menyukainya, tapi aku tak ingin menikah dengannya karena dari awalpun aku memang tak ingin menikah.
Kuelus perutku yang masih rata, tapi aku yakin bahwa beberapa bulan kedepan perut ini akan membuncit. Kalian tahu apa maksudku?
Aku mengelus perutku, aku mengelus anakku. Yah...anakku. Aku hamil. Aku hamil di luar nikah. Dan Sasuke lah tersangka dari semua ini. Aku mencintainya. Tapi ia tak mencintaiku. Lalu kenapa ia menghamiliku?
Jawabannya singkat saja. Orang mabuk pasti kehilangan akal kan? Itulah jawabannya. Hari itu aku mengambil kuliah jam malam. Aku memilih kuliah jam malam karena aku berniat membantu Kak Sasori menopang kehidupan keluarga dengan bekerja part time disebuah cafe.
Saat sedang melewati salah satu lorong kampus yang sepi karena sudah malam memang, aku mendengar suara teriakan frustasi dari seorang laki-laki. Aku langsung mencari sumber suara dan keputusanku untuk mencari sumber suara itulah yang membawaku sampai seperti ini.
Aku melihat tubuh lunglai seorang pria yang kukenal. Dia Sasuke, ditangan kanannya ada sebuah botol yang kukenali itu adalah botol yang berisi minuman keras. Pandangan kami bertemu. Onyx dan emerald. Saat itulah ia datang menghampiriku. Aku terdiam ditempatku semula. Aku ingin pergi dari sini, tapi entah kenapa kakiku sulit untuk digerakan. Kaku, seolah aku disihir oleh tatapan mata itu.
Saat jarak kami tinggal beberapa langkah lagi, aku sadar dan dapat kembali menggerakan kakiku. Segera saja aku mengambil langkah lari. Terlambat, ia telah menarik tanganku. Merengkuhku dengan paksa. Ia mencekokiku dengan minuman keras yang ada ditangannya. Diciumnya bibir ini dengan paksa dan kasar. Hingga pada akhirnya aku tak dapat merasakan apapun lagi, kepalaku melayang terasa gelap. Kesadaranku menipis dan akhirnya jatuh dalam pelukannya. Terakhir kali yang kudengar adalah suaranya yang berkata ' Kenapa kau menolakku Ino?' hanya itu.
Aku tak merasakan apapun. Aku tak merasakan apapun saat itu. Bahkan aku tak merasakan apa-apa saat keperawanan yang kujaga selama ini telah direnggut paksa olehnya.
Aku menangis. Aku menangisi keadaanku. Tubuh telanjang dengan keadaan yang mengenaskan. Sakit, tubuhku terasa sakit semua. Seperti ada jarum kasat mata yang menusuk semua bagian tubuhku.
Aku menatap punggungnya nanar. Ia yang melakukan semua ini. Aku berteriak frustasi. Ia hanya menatapku dengan tatapan jijik.
Tepat dihari ulang tahunku, aku mendapat hadiah dari Tuhan. Aku hamil. Hasil dari pemerkosaan itu. Aku memberitahu semua ini padanya. Kata pertama yang keluar dari mulutnya adalah kata 'gugurkan'. Aku tersentak kaget. Aku tak mungkin membunuh darah dagingku. Bagaimanapun bayi yang ada didalam kandungan ini adalah anakku, walaupun aku yakin ia tak menginginkannya. Ia melakukan ini karena sedang patah hati.
Ia ditolak cintanya oleh Ino. Karena Ino lebih memilih hidup dengan seorang pelukis muda bernama Sai. Ia depresi dan akhirnya melakukan hal itu diluar kendali. Aku sangat mengutuk dirinya yang telah menjerumuskanku kedalam deritanya sendiri. Atau aku memang ditakdirkan untuk menderita? Aku tak tahu.
Karena seolah peristiwa yang mengalami ibuku seolah terulang dalam diriku. Bedanya saat itu ayah menganiyaya ibu hingga tewas, sedangkan aku diperkosa oleh Sasuke. Kesamaannya mereka berdua, Ayah dan Sasuke sama-sama dalam pengaruh minuman keras. Aku mungkin beruntung tak berakhir seperti ibu.
Aku menceritakan hal ini pada Kak Sasori. Karena aku berfikir percuma menutupi hal ini, karena akupun tak bisa menjalani hal ini sendirian. Karena aku bodoh, maka dari itu aku tak bisa menjalani ini sendirian.
Sasori mendatangi Sasuke di kediaman Uchiha. Ia memintanya untuk menikahiku. Ini bukan kemauanku, karena aku berniat untuk membesarkan anak ini sendiri. Tapi Kak Sasori berkata aku tak akan sanggup menjalani hidup sebagai orang tua tunggal. Kasihan anakku nanti jika terlahir tanpa seorang ayah, dan yang terburuk adalah aku dan anakku takkan sanggup menahan cibiran negatif dari orang lain tentang statusku yang melahirkan tanpa ada surat menikah dan status anakku yang lahir tanpa nama ayah di akta kelahirannya.
Fugaku Uchiha, ayah Sasuke menyanggupi hal itu dengan alasan karena tak kuat menahan malu jika orang-orang tahu putranya menghamili gadis lain karena mabuk.
Pernikahan pun digelar. Dan disinilah aku berdiri. Berdiri diatas pelaminan. Berdiri dengan gaun indah berwarna putih yang menutupi tubuh yang sudah kuanggap kotor ini. Kotor karena telah terjamah oleh tangan laki-laki sebelum aku menikah. Sedangkan Sasuke sendiri berdiri tanpa kharisma dengan tuxedo hitamnya. Apakah ia tampan? Tidak sama sekali. Tampangnya kusut, dan semakin kusut saja wajahnya ketika melihat Ino hadir bersama Sai di pesta ini.
Kami menyalami para tamu undangan yang datang. Para tamu menggumamkan kata selamat berbahagia. Tapi entah kenapa sugesti dalam hatiku mereka seolah berkata selamat menderita. Tak ada binar bahagia dari aku maupun Sasuke. Karena memang pernikahan ini hanya dilandasi dengan malu dan bukan cinta.
Dan inilah cerita hidupku berasal. Hidup yang selama ini kujalani ternyata akan berakhir seperti ini. Aku akan hidup sebagai seorang istri yang tak pernah diinginkan. Aku juga akan hidup bersama dengan anakku yang selalu dianggap sebagai buah kesalahan oleh Sasuke.
Tapi aku akan berjuang untuk hidup ini. Aku akan hidup untuk anakku dan bukan untuk suamiku. Karena memang aku tak pernah menginginkannya.
End Chapter 1
Apa ini? Fic gaje begini kenapa dipublish?
Maafkan dhitta readers! Fic ini abal sekali...! *nangis bombay*
Bermodal nekat saya mempublish fic ini...*ditendang readers*
Dhitta akan menceritakan detail sampai fic ini tercipta, pertama dhitta kan sedang menghadiri acara lamaran saudara, nah pas itu dhitta baru aja selesai acara, dhitta makan puding *pudingnya enak lagi, jadi mau*ditinju* nah entah kenapa pas makan puding dhitta jadi memikirkan kelanjutan Shinobi Gank, saat sedang seru-serunya mikir tiba-tiba, terbesit ide untuk membuat fic dengan tema pernikahan.
Akhirnya saya sibuk berfikir dengan rencana buat fic pernikahan ini, mulai dari pernikahan bahagia SasuSaku hidup dengan dua anak dan hidup bahagia selamanya. Tapi setelah difikir-fikir kok ga ada konfliknya. Nah berhubung dhitta kalo lagi mikir itu tampangnya asli tablo banget, sampai mama bilang jangan ngelamun.
Akhirnya dhitta melanjutkan mikirnya dirumah dan kebetulan sambil dengerin lagu Young Saeng SS501 yang Nameless Memory. Lalu terpikirlah fic ini. Dan dengan kenekatan tingkat tinggi dhitta publish deh...hehehe
Bocoran chap2 : insyaallah ini adalah chapter ending, disinilah konflik rumah tangga terjadi. Bayi dalam kandungan Sakura telah lahir, "apalah artinya hidup jika disiksa lahir batin begini.." Hehehe...Sasusaku...apakah akan berakhir bahagia? tunggu chap 2 ya!
Akhir kata review-lah fic ini readers...flame juga gapapa deh...*pasang tampang alim*
Sudikah para readers untuk review?
