Hai semuanya kali ini Ayako Sanomaru akan bercerita tentang Kingdom Heart.

Puji syukur saya ucapkan kepada tuhan yang maha esa karna berkat beliaulah akhirnya cerita ini bisa saya selesaikan. Demikian juga pada Claire FS yang telah membantu saya dalam pengerjaan cerita ini. Untuk semuanya selamat membaca..

-PROLOG-

"Mama dan Papa belum pulang… Aku sangat merindukan mereka." kata Roxas memandang keluar jendela kamar kami. Dia duduk di kursi depan kasurku sedangkan aku duduk dipinggir ranjang. Jantungku berdegup kencang.

"…"

"Jadi apa yang ingin kau bicarakan," dia menolehku,"Sora?"

Aku terkejut. Memelototkan mata dan tanpa sadar membiarkan wajah merahku dilihat oleh adik kembarku itu. Tadinya aku hendak curhat dengannya namun aku terlalu malu. Dia memandangku heran dengan wajah polosnya. Wajah yang sama denganku. Namun bagiku, wajahnya jauh lebih manis daripada wajahku. Aku menelan ludah, hampir cegukan.

"Ada orang yang kusukai…" kataku akhirnya.

Roxas makin menatapku lugu. " Siapa? Beritahu aku donk!"

Aku meraih tanganya menggenggamnya erat, "Tapi jangan beritahu orang lain ya?" kataku dengan wajah yang makin memerah.

"Tentu saja aku akan menjaga mulutku." jawabnya sambil mengedipkan satu mata.

"B-baik…' aku melepas tangannya, "D-dia adalah salah satu teman sekelas kita… A-aku ingin mengatakannya…. Tapi, aku takut dia akan menolak dan membenciku…" kurasakan gumpalan eritosit yang naik kepipi.

Dia tersenyum. "Jangan kuatir."

"Eh?"

"Aku yakin kau bisa mengatakannya." Wajahnya bersinar saat mengatakan itu. Bagaikan seorang malaikat yang bercahaya. Roxas….

"Well," dia beranjak melangkah kepintu, semoga berhasil denagn kehidupan cintamu, Kakak." Katanya sambil tersenyum ramah. Aku terus menatapnya. Roxas membuka pintu dan keluar dari kamar.

Dia tidak tahu. Dia tidak menyadarinya. Bahwa orang yang kusukai adalah… Dirinya.

Ini memalukan… Aku jatuh ci pada adikku sendiri. Adik kembarku. Apakah ini yang dimaksud dengan TWINCEST. Kenapa aku merasakan perasaan bejat ini? Ku pikir, aku normal… Namun aku tergoda oleh adikku sendiri… Seoarng laki-laki. Dia memang tidak mengodaku tapi, setiap gerak-geriknya membuatku ingin memilikinya.

Wajah itu…

Mata itu…

Rambut itu….

Aku menyukai semua bagian tubuhnya. Ingatan tentang dirinya selalu memenuhi benakku. Suaranya selalu menggema ditelingaku.

Aku menyukainya…

Aku sangat menyukainya...

Aku menginginkannya…

Aku harus menyingkirkan perasaan ini… Ini terkutuk… Hina!.

TOLONG…TOLONG AKU…

"Butuh bantuan, Sora?"

Tiba-tiba sebuah suara muncul benakku. Itu bukan suaraku ataupun Rozas seperti biasanya.

"Siapa?"

"Kenapa bingung? Hmm? Kau menginginkannya? Kau ingin bilang padanya bahwa kau menyukainya, iya kan?

"Bagaimana kau tau? Siapa kau?" kataku mirip orang gila. Aku sedang sendiriian dikamar dan berbicara pada diriku sendiri… memalukan.

"Kau tidak perlu tau siapa aku, Sora."

"…"

"Jika kau menginginkanya, ambil saja dia. Lakukan apa yang kau mau padanya. Diakan adikmu jadi tidak apa-apa."

"Tidak apa-apa?"

"Ya tidak apa-apa. Bukankah dia dilahirkan untuk membantumu atau harus kubilang memuaskanmu."

"… kau benar." kataku canggung.

Suaranya meresap dalam seluruh tubuh dan pikiranku. Aku menginginkan Roxas… Dirinya, tubuhnya.

"Dia tak akan marah karna dia itu adikmu. Sudah kewajibannya untuk membuatmu senang. Iya kan?"

"Ya. Kau benar. Siapapun kau, kau benar…" kemudian dia tertawa hebat dan aku meraskan seluruh beban di hatiku telang menghilang. Aku akan mengatakan hal ini pada Roxas dia pasti akan menerima ku… Dia harus menerimaku.

Aku turun dari kamar ke ruang keluarga. Kulihat Roxas sedang duduk di sofa sambil menonton acara tv favoritnya. Dia sangat menggairahkan. Aku ingin cepat-cepat memilikinya.

"Roxas." panggilku. Dia menoleh.

"Ada apa, Sora?" wajahnya lugu dan manis.

"Bisakah kau datang ke kamar kita lagi? Ada yang ingin kubicarakan." aku rasa wajahku terlihat agak aneh.

"Oke." jawabnya polos namun ada pertanyaan dalam nada bicaranya.

Aku berbalik, "Cepatlah." dan aku naik ke lantai dua dimana kamar kami berada. Roxas mengikutiku heran. Aku memasang wajah datar lalu menyuruhnya duduk di sisi ranjangku begitu kami tiba.

"Ada apa, Sora?"

Aku tidak menjawabnya. Lutut kiriku naik ke samping pinggul kanannya, menempelkan tubuh bagian bawahku padanya.

"E-eh, Sora apa yang kau lakukan?" bibirnya terlihat sangat menggiurkan.

Aku mengangkat wajahnya kemudian... Mencium bibir mungil nan sexy itu.

Dia tidak berkutik. Takut, kurasa. Aku menghisap bibirnya, melumat semua yang bisa kulumat. Bibirnya terasa manis dan menggairahkan. Aku mencintaimu, Roxas. Sangat mencintaimu.

Kurasakan seprai disamping lutut kiriku mengkerut. Aku bisa merasakan ketakutan yang bergejolak didalam diri adik kecilku yang "cantik" itu. Aku menyudahi ciumanku walau aku masih belum puas. Kutatap wajahnya yang sangat merah nafas kami menggebu-gebu.

PANAS. Aku ingin lebih. Lebih dari ini!

"Sora…"

"Roxas, orang yang kusukai…Adalah… Kau." Matanya melotot setelah mendengar kalimatku barusan. Aku tahu dia terkejutdan takut namun aku tidak memedulikan ketakutannya. Aku menjatuhkan tubuhnya ke kasur, menindihnya dengan tubuhku.

"AAAHH!"

"Kau milikku" kataku sambil meraih kedua tangannya menjepitnya disamping kepalanya. Kemudian aku menggesek tubuhku pada tubuhnya.

"Tidak! TIDAK! Lepaskan aku! Lepaskan aku!"

"Roxas, aku mencintaimu…" bibirku bergerak kelehernya lalu kucumbu dia penuh nafsu.

"A-ahhh! J-jangan… jangan lakukan…Aaahhh!"

Aku terus mencumbunya. Sisi leher kanan dan kirinya rasanya sangat menyenangkan.

"Aku mencintaimu." kataku lagi. Lalu aku merobek bajunya dan menggigit gumpalan daging didekat tulang selangkangnya.

"J-jangan! Hentikan! Kumohon Sora…Tolong henti…Aaahh!"

Jeritan terdengar sangat merdu ditelingaku. Kulihat butir-butir air mata berlarian menuruni pipinya yang lembut. Aku menjilati lelehan air mata itu. Asing memang tapi, menyenangkan dan juga menggairahkan. Aku kembali mencium bibirnya. Kupaksa dia membuka mulutnya dengan menggigit bibir bawahnya. Begitu terbuka aku memasukkan lidah jahilku. Kupermainkan lidah Roxas yang sangat basah dengan lidahku sendiri. Kusentuh, kujilat, lalu kukaitkan selama beberapa detik. Setelah itu, aku menggelitik langit-langit mulutnya lalu kembali pada lidahnya lagi.

Roxas memberontak.

Namun kedua tangannya kujepit disamping kepalanya jadi dia tidak benar-benar berontak. Aku menyudahi cumin kami setelah udara benar-benar penting bagi kami. Kulihat wajah Roxas yang benar-benar merah padam dengan lelehan air mata dipipi marsmallow-nya.

Bajunya robek sehingga memperlihatkan sebagian dadanya yang terbentuk sempurna, membuatku semakin tidak sabar. Dia memejamkan mata dan terlihat tak berdaya setelah mendapat cumanku yang keduan. Aku kembali mengesek tubuhnya. Kugesek organ vitalku pada organ vitalnya.

Ah, rasanya sangat menyenangkan…dan ku pikir, ini adalah saat yang tepat.

Aku melepas bajuku sendiri kemudian melanjutkan dengan melepas baju Roxas. Dia memberontak lagi.

"Jangan! JANGAN!"

"Kau milikku Roxas. Kau harus menerima cintaku!"

"Ti…AAAHH!"

Dan siang itu, aku melakukan perbuatan paling bejat dalam hidupku. Dirumahku sendiri saat orang tua kami sedang pergi karna urusan bisnis, dan… Pada adikku sendiri.

Aku menyetubuhinya.

Memperkosanya.

Tapi ini menyenangkan. Akhirnya, aku bisa menyatakan perasaanku padanya walaupun dia harus kesakitan dan ketakutan.

Aku mencintainya. Adik kecilku yang "cantik". Yang selalu ada untukku.

AKU MENCINTAIMU ROXAS.

-FIN-

TAMAT. Gimana kesannya? Saya pengen banget masukin adengan yang lebih hot tapi, takutnya saya yang entaran gak kuat nulisnya. Saya menunggu Review dari para pembaca sekalian.