Halo, watashi wa namae Tail-Dei-Dei-mon.

Aku Athor baru disini. Jadi, mohon jangan 'panas-panas', ya! m(_ _)m

Dan bla bla bla ...(READERS: WOOIIIII AUTHOR BARU! KAPAN MULAINYA!).

Sabar napa mulai, weh.

Oh ya, untuk redaksi Bobo, pinjam, ya, ceritanya!


Disclaimer: NARUTO by Masashi Kishimoto

Cerita BOBO ver NARUTO

Warning: OOC, TYPO, agak Gaje sih.


ULAR NAGA PANJANGNYA...


Pak Pein adalah bangsawan kaya yang tinggal di rumah kecil nan kumuh (Pein: WOOI AUTHOR BEJAT! KOK NGELANTUR SIH!) Ralat! Yang bener tinggal di rumah yang besar. Ia dan istrinya mempunyai anak laki-laki bernama Gaara (Gila! Mamanya sih cantik tapi papanya jelek tujuh turunan! Masa menghasilkan anak yang ganteng? *di rinnegan Pein*). Selain mempunyai banyak pelayan, mereka juga mempunyai pelayan kecil bernama Deidara.

Sebelum menjadi pelayan di rumah itu, Deidara tinggal di panti asuhan. Ketika Bu Konan mancari pelayan kecil di panti asuhan itu, Deidara langsung menawarkan diri. Ia tidak peduli walaupun harus bekerja keras di rumah Bu Konan. Ia hanya ingin keluar dari panti asuhan yang kumuh, lembab, dan makannya sama sekali nggak enak.

Mula-mula Deidara gembira tinggal di rumah besar Pak Pein. Ia mendapat pakaian hangat, kamar yang tidak lembab, dan makanan enak. Akan tetapi, lama-kelamaan Deidara mulai tidak betah. Tsunade si juru masak sangat galak padanya. Karena gugup, Deidara jadi sering memecahkan piring.

Pagi ini, Deidara bekerja di ruang keluarga. Ia membersihkan semua perabot dan pigura-pigura di dinding.

"Deidara, hati-hati membersihkan kaca pigura itu!" kata Bu Kushina, kepala pelayan di rumah itu. "Ibu dari Pak Pein bertahun-tahun membuat sulaman lukisan itu. Jangan sampai pecah kacanya!"

Deidara menunduk gugup. "Saya akan lebih berhati-hati Bu Kushina un. Maaf un, kemarin saya tak sengaja memecahkan piring lagi un," ujarnya pelan.

Deidara mulai mengelap debu lagi dipermukaan kaca pigura sulaman lukisan. Matanya tetap melekat sulaman bergambar 6 anak di taman itu. Perlahan tangannya lalu berhenti mengelap debu.

"Lukisan ini... sangat indah ya un, Bu Kushina. Lihat un... pasti judulnya Bermain Ular Naga un," kata Deidara takjub.

"Deidara, apa kamu tidak baca tulisan dibawah itu?"tanya Bu Kushina."Maaf Bu Kushina un...saya...saya memang belum bisa baca un. Jitzua... baru aja tiga bulan saya sekolah un. Demo... saya sangat ingin keluar dari panti asuhan itu un. Makanya un, waktu Bu Konan mencari pembantu kecil un, saya langsung menawar diri un." Deidara menerangkan.

Bu Kushina adalah kepala pelayan yang tegas dan agak galak. Namun mendengar cerita Deidara, hatinya terharu juga. Haaah gak biasanya si Kushina yang galak melebihi banteng takluk*di seribu kunai oleh Kushina*.

"Kamu memang anak yang rajin, Deidara. Nah, sekarang coba lihat tulisan dibawah sulaman lukisan ini. Bunyinya begini, 'Taman Bunga yang indah'. Coba lihat!Anak-anak ini tampak gembira karena bisa bermain di taman itu."Bu Kushina menerangkan dengan lembut.

"Waaaah un, pasti asyik bermain sepanjang hari di taman seindah itu un!" kata Deidara. "Memang asyik." Kata Bu Kushina sambil tersenyum. "Tapi kalau kamu begitu, pasti tidak diberi makanan, pakaian, dan tempat tinggal!"

Deidara mengangguk dan segera menggantung lukisan itu. Ia lalu pergi ke dapur untuk membantu Tsunade si juru masak.

"Jangan terlalu besar potongan sayurnya! Yang halus! Ini makanan untuk bangsawan! Bukan untuk orang miskin sepertimu!" omel Tsunade.

Hati Deidara sangat sedih mendengar kata-kata kasar Tsunade. Ia mulai tidak betah di rumah itu. Apalagi Temari, pengasuh Gaara, juga sering menyuruhnya dengan kasar, seperti: "Cepat rapikan kamar tuan pria yang tidak pernah sekolah! Jorok!". Padahal Deidara sudah merapikan kamar Gaara. Namun Gaara mengacak-acak agar Deidara dimarahin Bu Konan.

Kalau sedang sedih, Deidara termenung di depan sulaman lukisan itu. "Anak-anak ini kelihatannya gembira bermain Ular Naga di taman un. Ular Naga panjangnya... bukan kepalang..." Deidara bernyanyi di depan sulaman itu.

Bu Kushina hanya menggelengkan kepala terharu melihat tingkah Deidara. "Kasihan sekali Deidara. Dia terlalu muda untuk bekerja. Harusnya, dia bermain-main gembira di sore hari ini..." gumam Bu Kushina.

"Hei, Deidara! Kamu disini dibayar untuk kerja. Bukan untuk melamun. Cepat potong-potong sayuran di dapur!" bentak Tsunade ketika melihat Deidara buru-buru lari ke dapur. Bu Kushina melihatnya dengan iba.
Malam harinya, Deidara rindu untuk melihat lukisan itu lagi. Saat semua sudah tidur, Deidara turun ke ruang keluarga sambil membawa sebatang lilin. Ia mendekati sulaman lukisan itu dan menatapnya sambil tersenyum.

"Aaah, andai aku ada disitu bermain bersama kalian un..." bisik -tiba terdengar suara samar-samar.

"Ayo main bersama kami, Deidara! Ular Naga panjangnya... bukan kepalang"

"Dare, un?" tanya Deidara bingung. Lalu dihadapannya muncul enam anak."Ayo Deidara! Kita main Ular Naga!"Kata seorang lelaki berambut merah. Sekilas mirip Gaara."Anata wa dare, un?" tanya Deidara.

"Aku Sasori. Aku di barisan terdepan." Kata lelaki itu lagi.

"Aku Ino. Aku yang kedua." Kata seorang perempuan yang mirip dengan dirinya.

"Aku Tobi. Aku yang ketiga." Kata lelaki bertopeng.

"Aku Sakura. Aku yang keempat." Kata Perempuan berambut pink.

"Aku Itachi. Aku yang kelima." Kata lelaki berambut hitam.

"Aku Naruto. Aku yang keenam" kata perempuan berambut pirang dengan tiga garis di pipinya.

"Ayo, ayo, Deidara. Kita main bersama!" kata mereka berenam sambil menggandeng tangan Deidara. Deidara bermain dan bernyanyi bersama keenam temannya di taman yang indah itu. Ia sangat gembira.

Keesokkan harinya...

"Deidara tidak ada dikamarnya. Dia tidak ada dimana-mana!" seru Bu Kushina. Mereka mencarinya dimana-mana dan tidak ketemu. "Mungkin dia kabur dari rumah ini..." Tsunade merasa agak bersalah.

Sementara itu, Pak Pein meneliti sulaman di pigura dindingnya. "Aneh, perasaan ibuku menyulam enam anak di sulaman ini. Kenapa jadi tujuh anak? Apa aku salah ingat? Atau anak ini mendapat teman baru?" kata Pak Pein bingung. Yang pasti anak ketujuh itu kelihatannya bahagia sekali.

Cerita kesatu selesai

Translate :

Jitzua : Sebenarnya

Demo : Tapi

Dare : Siapa

Anata dare : Siapa kamu

Talkshow

Deidara : WOOOOIIII,MANA AUTHOR BARU YANG BEJAAAAT ITU UN?

AUTHOR : Napa lo nyari gua?

Deidara : Mau protes. MASA GUA JADI PELAYAN SIH UN? DIBENTAK LAGI UN!

AUTHOR : Ya itu sih derita lo ndiri. Lagipula itu tokoh utamanya.

Deidara : Oh gitu ya un. Oh ya un,cerita selanjutnya siapa yang muncul un?

AUTHOR : Kamu, Ino, dan Itachi. Nah karena sudah waktunya pergi, tolong ya (liat k bawah)

P

E R

R E

E V

V I

I E

E W

W