Title: I'm not him
Cast: Leo/Jung Taekwoon (VIXX), N/Cha Hakyeon (VIXX), Yook Sungjae (BtoB)
(Other cast cari sendiri)
Rate: T
Disclaimer: semua cast milik Tuhan, keluarga masing-masing, Cube ent. & Jellyfish ent. Namun fanfic ini sepenuhnya miliki saya.
Warning: boyxboy, mpreg, typo(s), gaje, alur kecepetan.
CHAPTER 1
~Author pov~
"Cha Hakyeon, ada apa kau datang kemari? Bukankah sudah kubilang kemarin, jangan datang lagi!" bentak Jung Ilhoon, eomma kandung dari Jung Taekwoon a.k.a Leo pada seorang namja berkulit tan yang tengah berdiri di depan pintu rumah mereka dengan membawa sebuah kardus kotak berwarna merah. "Pergi sekarang, jangan ganggu Leo lagi, pali!"
Namja cantik bernama Cha Hakyeon tersebut langsung menjatuhkan kotak di tangannya dan berlari meninggalkan rumah namjachingunya sambil menangis.
Jung Ilhoon memandang kue di dalam kardus merah yang telah tak berbentuk karena jatuh itu seklias, kemudian masuk ke dalam rumah tanpa mempedulikannya.
BRAK!
Pintu sebuah kamar dibuka dengan kasar oleh seorang namja yang kemudian berlari secepat kilat menyusul Cha Hakyeon. Namja itu adalah Leo, putra semata wayang Jung Ilhoon.
"Leo-ya! Mau kemana kau?!" teriak Jung Ilhoon, namun Leo tidak mempedulikan eommanya saat ini, ia terus berlari mengejar Hakyeon dan berhasil menyusul namjachingunya tersebut di persimpangan jalan.
"Hakyeon, tunggu…" Leo mencengkeram pergelangan tangan kiri Hakyeon, membuatnya terpaksa berhenti.
"Cukup, Leo, aku sudah lelah, Ilhoon ahjumma selalu menolakku, ia selalu mengusirku, ia benar-benar tidak menyukaiku. Lebih baik hubungan kita cukup sampai disini," ucap Hakyeon tanpa membalikkan tubuhnya, ia masih memungguni Leo, namja yang sangat dicintainya.
"Ani, kita tidak boleh menyerah begitu saja. Kita harus bisa membuktikan bahwa kau yang terbaik untukku, aku yakin suatu saat eomma pasti bisa menerimamu," ucap Leo. "Setidaknya, beri aku waktu untuk meyakinkan eomma."
Hakyeon merasakan tubuhnya menghangat karena Leo memeluknya dari belakang.
Kalau sudah begini Hakyeon pasti luluh. "Araseo…"
.
.
.
"Leoooo…," panggil Hakyeon sambil berlari memeluk namjachingunya yang sedang duduk di bangku taman kampus dari belakang.
Leo yang tidak suka dengan sikap berlebihan Hakyeon segera melepaskan pelukan itu, Hakyeon menurut saja, ia kemudian mendudukkan diri di samping namjachingunya.
"Leo, kau sangat tampan pagi ini," puji Hakyeon sambil menyandarkan kepala di bahu Leo.
Leo hanya diam saja, ia memang lebih banyak diam tidak terlalu banyak bicara, sangat kontras dengan Hakyeon yang cenderung lebay dan cerewet.
"Leo, siang ini kau tidak ada kuliah kan? Mau jalan-jalan kemana? Ke mall? Ke pantai? Ke gunung? Atau mau di rumahku? Kebetulan hari ini appa dan eomma sedang pergi ke Jepang untuk urusan bisnis, jadi aku sendirian di rumah," ucap Hakyeon sambil memeluk tangan kanan Leo.
"Rumahmu saja," jawab Leo dengan suara pelan, ya, namja yang satu ini memang selalu bicara dengan volume minim.
"Okay, kajja!" Hakyeon menarik tangan Leo, membawanya pergi dari tempat itu.
.
.
.
Di rumah Hakyeon…
"Leo, aku bosan, apa kau tak bosan dari tadi hanya duduk diam disitu?" Hakyeon duduk di sofa ruang tamunya, tepat di samping Leo yang hanya diam mematung sejak satu jam yang lalu.
Leo hanya memandang Hakyeon dengan tatapan misteriusnya.
"Ayo lakukan sesuatu agar aku tidak bosan."
Leo tetap memandangi Hakyeon yang kini sedang memeluk erat tangan kiri Leo dengan manja.
"Leo… Ayolah," rengek Hakyeon.
Leo mengangguk, namun ia tak merubah posisinya sedikitpun.
"Main apa?" tanya Hakyeon dengan mata berbinar-binar karena anggukan dari namjachingunya tadi.
Leo membebaskan tangan kirinya dari pelukan Hakyeon, kemudian ia bangkit dan mengambil sesuatu yang berada di sudut ruangan. Sebuah bola. Ia menunjukkannya pada Hakyeon yang buru-buru menggeleng. "Aku tau kamu mantan pemain sepakbola, tapi aku tidak ingin main sepakbola. Lagipula kita tidak bisa main bola di dalam ruangan, kita bisa memecahkan vas, tv, lukisan, foto, piring, dan yang lainnya," tolak Hakyeon panjang lebar.
Leo mengembalikan bola itu ke tempatnya semula kemudian kembali duduk di samping namjachingunya yang cerewet tersebut.
"Leo, ayo lakukan sesuatu, tapi jangan bermain bola."
Namja tampan tersebut hanya memandang namja cantik di sampingnya.
"Bagaimana kalau bermain catur?" usul Hakyeon. "Monopoli? Ular tangg? Scrabble? Atau Kartu?"
Leo menggeleng.
"Hmmm… Lalu kau mau…. Hhhmmpppff…" Belum selesai Hakyeon berbicara bibir manisnya telah dibungkam oleh bibir lembut Leo yang kemudian melumatnya dengan penuh nafsu. Ya, Leo lebih cepat bergerak daripada berbicara.
.
.
.
~Hakyeon pov~
"Hajima, hyung, tolong jelaskan dulu padaku apa yang terjadi, aku baru saja pulang dan aku benar-benar tidak tau apa-apa," suara Ken eomma membangunkanku dan Leo dari tidur siang kami.
Appa dan eomma bertengkar? Ani, appa dan eomma tidak pernah bertengkar, hubungan kedua orang tuaku sangat harmonis. Lalu dengan siapa eomma berbicara?
"Tunggu dulu, apa yang sebenarnya Anda cari?" kini kudengar suara Ravi appa.
Jadi appa dan eomma sedang berbicara dengan orang lain, pembicaraan mereka nampaknya bukan pembicaraan baik-baik. Apa yang terjadi sebenarnya?
"Jangan pura-pura tidak tau! Hakyeon, anakmu itu terus saja mengejar Leo, anakku!" suara itu, suara eomma Leo. Kenapa dia datang kesini?
BRAK!
Dalam hitungan detik pintu kamar dibuka dengan kasar oleh eomma Leo yang kini tengah berdiri di ambang pintu dengan mulut menganga karena melihat aku dan Leo yang masih berada di atas ranjang dengan tubuh yang hanya ditutupi oleh selembar selimut yang kami gunakan bersama.
"Leo! Ayo ikut eomma!" ucap Jung Ilhoon, eomma Leo setelah sepenuhnya sadar akan apa yang sebenarnya terjadi, ia menarik paksa Leo. "Cepat pakai pakaianmu kembali, pali!"
Dengan malas Leo menuruti perintah eommanya, ia memunguti pakaiannya yang berserakan di lantai kemudian memakainya kembali. Saat berjalan keluar kamar pun ia terus memandangiku, namun seperti biasa ia tak mengucapkan apapun.
Setelah Leo dan eommanya menghilang Ken eomma dan Ravi appa muncul, mereka segera mendekat ke arahku dan memelukku dengan erat, aku sendiri tak mengerti pasti apa yang sebenarnya terjadi tapi aku yakin ini semua ada hubungannya dengan Leo dan eommanya yang memang tidak menyetujui hubunganku dengan Leo sejak awal. Aku sendiri tidak tau apa alasannya dan Leo tidak mau mengatakannya padaku, yang pasti bukan karena kami sama-sama namja karena eomma Leo pun seorang namja.
"Hakyeon, akhirilah hubunganmu dengan Leo, masih banyak namja atau yeoja lain yang menginginkanmu, kenapa kau harus menyakiti dirimu sendiri. Kau tau kan kalau Jung Ilhoon itu sangat tidak menyukaimu," ucap Ken eomma. "Kalau kau terluka eomma juga terluka, Hakyeon."
"Ne eomma, aku tidak ingin eomma terluka, tapi aku sangat mencintai Leo…"
Ravi appa mengelus punggungku yang masih terbuka. "Sudahlah, cinta bisa pudar dimakan waktu, kau hanya akan menderita sebentar jika kau memutuskan hubunganmu dengannya, namun jika terus bersamanya kau akan lebih lama terluka," tambah appa.
Ken eomma melepaskan pelukannya padaku kemudian menatap Ravi appa tajam. "Jadi cintamu padaku juga bisa pudar dimakan waktu, eoh?"
Ravi appa yang terlihat ketakutakn buru-buru menggeleng. "Ani, yeobo, kecuali cintaku padamu tidak akan pernah pudar dimakan apapun."
"Sudahlah appa, eomma, kalau mau bergombal-gombal ria jangan disini," cibirku sambil memunguti satu per satu pakianku dan mengenakannya kembali. "Aku akan memikirkan tentang itu."
"Saran eomma lebih baik kau berpisah saja darinya, yakinlah kau akan mendapat seseorang yang lebih baik darinya. Eomma tidak tahan melihat perlakukan Jung Ilhoon padamu," ucap Ken eomma sebelum meninggalkanku.
Eotteokha?
TBC
