Suasana pesta di gedung mewah yang telah dipesan khusus selama semalaman penuh untuk merayakan ulang tahun perusahaan terbesar di korea, Kim Corp. Siapa yang tidak mengetahui perusahaan terbesar di negeri ginseng tersebut. Perusahaan yang bergerak di bidang entertaiment, tekstil, dan pertambangan selama puluhan tahun itu selalu menduduki posisi pertama dalam peraih keuntungan terbesar di korea, bahkan termasuk kedalam list 10 besar di dunia.

Terlihat ada 3 orang pria dengan tuxedo mahalnya sedang berbincang sembari menikmati segelas wine yang ada di genggaman tangannya. Tiga orang pria dengan penuh kharisma dan tampan., dua diantaranya berwajah datar.

"Kurasa kita salah memilih acara" ucap seorang lelaki berwajah tampan dengan mata musang dan bibir hatinya, Jung Yunho

"Ini acara dimana para penjilat berkumpul" ujar seorang bewajah datar dan bermata musang. Mendengar ucapan sepupunya Jung Taekwon atau biasa dipanggil Leo, pria yang memiliki bibir hati itu tersenyum meremehkan

"Handle semuanya oleh kalian" ucap pria berwajah datar tanpa ekspresi dengan hitam sekelam malam. Kim Kibum, seraya memberikan gelas yang masih berisi wine kepada Yunho. Sedangkan Yunho, yang dititipkan gelas secara paksa menurutnya hanya mencibir kepada seseorang yang bicara datar dan tanpa beban.

"Hei, memangnya kau mau kemana ? kau kan pimpinan mereka Mr. Kim" ucap Yunho sembari menekankan namanya di akhir kalimatnya. Sedangkan yang menjadi lawan bicaranya tidak menjawab apapun melainkan langsung pergi meninggalkan dua sepupunya di ruangan yang menurutnya memuakan.

"Ck, lihat kelakuan manusia kutub itu. Selalu saja pergi seenaknya" cibir Leo melihat sepupu yang lebih datar dan lebih dinginnya itu

"Berkacalah sebelum kau menjelek-jelekan dia" timpal Yunho saat mendengar apa yang diucapkan sang maknae. Sementara Leo, dia sudah mendelikkan matanya kepada sepupunya yang paling tua.

"Sudah biarkan saja, kau seperti tidak mengenal sifatnya saja. Dia akan disini sampai acara selesai jika menurutnya acara ini benar-benar penting untuknya. Ayo kita selesaikan hal menyebalkan ini" Yunho pun berjalan ke arah tamu lainnya untuk segera menyelesaikan acara yang menurutnya-serta kedua sepupunya-menyebalkan. Disusul oleh Leo dibelakangnya dengan wajah datar khas nya.

Jung Yunho dan Jung Taekwon. Kedua pria tampan ini adalah sepupu dari Kim Kibum yang merupakan seorang pewaris tunggal Kim Corp. Jung Yunho adalah yang tertua diantara mereka, pria berusia 26 tahun itu memiliki aura yang hangat dan ramah pada orang lain. Dia adalah President Directur di perusahaan pertambangan Kim Corp. Kibum memberikan jabatan itu kepada Yunho untuk membantunya mengelola perusahaannya. Dan Kibum akan kembali memegang kendali disaat Mr. Jung, ayah Yunho resmi pensiun dari perusahaan Jung Corp.

Jung Taekwon atau biasa dikenal dengan nama Leo, pria dengan wajah datar ini adalah maknae mereka. Dia berusia 20 tahun, seorang mahasiswa yang sedang menikmati masa liburannya di negeri kelahirannya. Kadang dia juga membantu kedua hyungdeulnya diperusahaan jika memang diperlukan. Dekat dengan Kibum sejak berubur 5 tahun menyebabkan dia tertular wajah Kibum yang datar tapi tidak terlalu dingin. Itulah yang dikatakan Yunho ketika melihat kemiripan antara wajah datar Leo dengan Kibum.

Kim Kibum. Pria berusia 22tahun ini memiliki wajah tampan dan sorot mata tajam dan hitam sekelam malam. Jika Leo memiliki wajah datar, dia memiliki wajah yang benar-benar dingin tanpa ekspresi. Irit bicara ? Dia hanya bicara seperlunya saja.

ShadowsKim

Mobil hitam chrom yang melaju santai membelah malam di kota seoul. Kim Kibum, pria berwajah tampan dan datar dibalik kemudi mobil mewah itu menatap lurus jalanan yang di laluinya. Dia sungguh merasa bosan di acara perusahaan yang menurutnya sangat memuakkan karena banyak sekali wajah-wajah plastik dan menjijikan yang dengan setia menjilatinya. Dia menghentikan mobilnya setelah dirinya merasa semakin bosan berkeliling tidak menentu. Dia melihat arloji mahal di pergelangan tangannya. Jam 9 malam dan sudah 30 menit dia berkeliling tidak menentu. "Aku lapar' gumamnya saat perutnya sudah memberontak minta diisi makanan karena dia terlalu sibuk-menyibukkan dirinya sendiri-dengan semua dokumen di mejanya. Dia mencari tempat makan disekitarnya dan dia menemukan sebuah cafe yang sudah mulai sepi, ah mungkin karena sebentar lagi akan segera tutup. Dia bergegas turun dari mobil mewahnya, sedikit berlari menuju cafe tersebut. Hingga saat dia baru sampai dan membuka pintu lalu memasukinya ada sebuh suara merdu yang membuatnya terpaku ditempat.

"Maaf, tuan. Kami sudah tutup. Pelanggan yang baru saja keluar adalah yang terakhir' ucap seorang pria berkulit putih pucat dengan mata bulat dan pipi chubby nya. Tunggu, pria ? apakah mata setajam elang milik Kim Kibum mendadak rusak ? Tidak sama sekali. Itu memang seorang pria, Kibum berdehem untuk mendapatkan kontrol atas dirinya sendiri walaupun wajahnya tetap datar tapi dia merasakan jika dia seperti kehilangan kontrol akan dirinya sendiri. Kibum berjalan menghampiri seorang pria yang memiliki suara merdu itu, tepatnya di meja kasir.

"Bisakah kau memberikan pengecualian untukku ? Disekitar sini tidak ada cafe maupun kedai yang buka. Dan aku hanya kana memesan makanan yang bisa dibuat secara simple" ujarnya pada pria manis dihadapannya. Dia tidak melihat name tag di pakaian pria tersebut. Dan sejak kapan seorang Kim Kibum mempedulikan hal seperti itu ?

Mendengar ucapan Kibum yang terkesan datar dan memerintah dia hanya bisa-mencoba-memaklumi. Tipikal pelanggan yang kelebihan uang menurutnya. Tapi mendengar alasannya yang memang benar adanya, pria itu hanya tersenyum.

"Sepertinya sepiring spaghetti bisa sedikit mengganjal perutmu, tuan" ucap pria manis itu

"Terima kasih"ucap Kibum singkat seraya meninggalkan pemuda manis itu dan menghampiri salah satu meja untuk menunggu makanannya siap. Sementara pemuda manis tadi berjalan kearah dapur untuk membuatkan pesanan pelanggannya atau bisa dikatakan menyuruh pegawainya yang belum pulang.

Sementara Kibum, dia melihat interior seluruh cafe, nyaman. Dia melihat beberapa penghargaan terpajang di dinding cafe yang berarti cafe ini bukan sekedar cafe biasa. Tapi kenapa dia baru mengetahui di daerah ini ada cafe ini ? setahunya disekitar sini hanya ada toko kue langganan ibunya jika menyangkut makanan, kalau cafe ada 2 blok dari sini. Mencium aroma yang membuat perutnya semakin lapar, dia menolehkan kepalanya tepat saat sepiring spaghetti dan segelas minuman sudah ada di atas meja dan melihat pemuda manis itu tersenyum padanya.

"Ini pesanan anda, tuan. Selamat menikmati. Jika anda memerlukan sesuatu, saya ada di meja kasir' ucapnya. Kibum pun hanya mengangguk sebagai jawabannya. Dia kembali ke kasir dan membiarkan Kibum makan.

Selang beberapa menit, Kibum sudah ada ditempat kasir yang tentu saja mengejutkan pemuda manis itu karena dia sama sekali tidak mendengar langkah kaki sedikitpun dari pelanggannya itu.

"Astaga ! Anda membuatku terkejut' ucapnya hampir berteriak sembari mengelus dadanya karena terkejut. Sementara Kibum hanya memasang wajah datarnya.

"Aku sudah selesai" ucapnya datar

"Ah, ye. Tunggu sebentar, tuan. Totalnya 4.300 won tuan" beritahunya pada Kibum. Kibum mengeluarkan uang dari dompetnya dan menyerahkannya kepada pemuda manis yang sampai saat ini belum dia ketahui namanya. Dan sekali lagi, sejak kapan dan mengapa Kibum peduli ?

Setelah menyerahkan uangnya Kibum segera keluar dari cafe tersebut, dan dia mendengar suara lembut itu lagi sebelum dia benar-benar keluar dari cafe itu.

"Terima kasih tuan, semoga anda menyukai pelayanan kami" setelah mengucapkan itu pemuda manis itu melihat punggungn tegap Kibum mulai menghilang dari pandangannya.

"Kyu ? Ku kira sudah pulang" sebuah suara membuat pria manis itu menolehkan kepalanya kearah asal suara

"Ah hyung. Iya tadi masih ada pelanggan" ucap pemuda manis yang di panggil Kyu itu. Sedangkan orang yang dipanggil hyung hanya mengangguk mengerti.

"Ayo kita pulang. Sudah larut. Kau bawa mobil ?" tanya Jaejoong, orang yang di panggil hyung oleh Kyuhyun

"Aku bawa hyung, karena tadi aku habis jalan-jalan sebelum kesini" cengir Kyuhyun pada Jaejoong. Sedangkan Jaejoong sendiri hanya menghela nafas.

"Baiklah, ayo kita pulang. Aku akan mengikutimu dari belakang sampai kau sampai di rumah. Dan tidak ada bantahan sama sekali cho Kyuhyun" ucap Jaejoong saat melihat bibir dongsaengnya akan mengeluarkan protesan menjadi pout yang mengerikan bagi Jaejoong.

"Arrasseo. Aku menurut saja. Ayo cepat, aku tiba-tiba merasa bosan disini' ucapnya merajuk pada Jaejoong dan mendahului Jaejoong keluar dari cafe sambil menhentakkan kakinya sebal.

"Ck, anak setan itu" cibir Jaejoong melihat kelakuan Kyuhyun yang merajuk. Setelah memastikan semuanya aman, Jaejoong mengunci cafe nya dari luar dan masuk kedalam mobil. Ada satu lagi yang harus dia pastikan aman. Dongsaeng evil manisnya harus sampai rumah dengan selamat.

Shadows Kim

Sementara itu, Kibum sudah sampai di depan mansion orang tuanya. Kenapa aku bilang itu adalah mansion orang tuanya ? karena Kibum memang tidak lagi tinggal di mansion itu sejak dia lulus high school. Dia sekarang tinggal di apartement pribadinya. Lalu kenapa dia tidak pulang kesana ? itu karena ayahnya Kim Kangin menghubunginya untuk segera pulang. Apa lagi jika bukan menyangkut "menghilangnya pewaris Kim Corp di acara ulang tahun perusahaan".

Kibum membuka gerbang mansion dengan remote otomatis yang memudahkan dia masuk kedalam mansion tanpa harus merepotkan orang-orang rumah yang ada di dalam mansion itu untuk membukakan gerbang untuknya. Kibum turun dari mobil dan masuk dengan tampang datarnya. Hal yang dia lihat saat masuk kedalam mansion adalah kedua orang tuanya, Kim Kangin dan Kim Leeteuk yang menunggunya pulang.

"Selamat malam eomma, appa. Maaf membuat kalian menunggu lama" ucapnya kepada kedua orang tuanya seraya membungkukkan badannya. Tata krama di keluarga Kim benar-benar di junJung tinggi. Dan Kim Kibum tidak pernah melanggar aturan dikeluarganya yang sudah ditetapkan bahkan saat dirinya belum ada di dalam perut ibunya. Okay, hanya untuk tata krama dan urusan perusahaan saja. Lainnya, dia tidak ingin diatur. Apalagi untuk masalah pendamping, ah ini belum Kibum pikirkan sama sekali.

"Duduklah" ucap sang appa tegas dan Kibum menuruti apa yang dikatakan ayahnya. Sekarang dia duduk berhadapan dengan ayahnya, sedangkan ibunya, Kim Leeteuk pindah ke sebelah Kibum. Sungguh, dia sangat merindukan putra es nya itu.

"Eomma sangat merindukanmu nak"ucap Leeteuk seraya merangkul lengan kekar anak semata wayangnya. Sedangkan Kibum hanya tersenyum tipis. Dia juga sangat merindukan ibunya yang berhati lembut seperti malaikat.

"Nado, eomma" balas Kibum singkat. Setelahnya dia menatap ayahnya yang juga melihat kearahnya dan juga istrinya

"Mianhamnida" ucap Kibum seraya menundukkan kepalanya pada kepala keluarga Kim. Dia tahu dan jelas sadar akan kesalahannya. Dia pergi begitu saja dari acara penting perusahaannya.

"Hmm. Dan apa alasanmu ? Kau tidak akan melakukan sesuatu tanpa alasan bukan ?" tanya Kangin dan Kibum hanya mengangguk membenarkan ucapan ayahnya

"Aku muak berada di ruangan yang sama dengan mereka" jawabnya tegas. Mendengar jawaban dari anaknya Kangin hanya bisa menghela nafas. Dia hafal betul sifat anaknya, dia akan melakukannya jika dia suka dan dia akan menolak atau melakukannya dengan asal jika dia tidak suka. Tapi ini adalah acara penting, acara ulang tahun dan momen dimana anaknya akan dikenal secara resmi sebagai pewaris Kim Corp.

"Sudahlah, jangan paksa Bummie untuk melakukan hal-hal yang tidak dia suka" sela Leeteuk saat melihat percakapan antara ayah anak di depannya. Sementara Kangin mendengus mendengar apa yang diucapkan istrinya. Kenapa istrinya itu selalu membela anaknya-secara tidak langsung.

"Lain kali jangan lakukan itu lagi. Masuklah ke kamarmu, kau pasti lelah nak" putus kagin

"Ne. Aku pamit ke kamarku appa, umma" setelah mengatakan itu Kibum berdiri dari sofa dan sedikit membungkukkan badannya dan segera pergi ke kamarnya di lantai dua.

Setelah melihat anaknya menaiki tangga menuju kamarnya, Leeteuk menatap suaminya diseberangnya

"Yeobo, aku mengantuk. Ayo kita tidur. Besok aku ada acara sampai sore"

"nde, ayo kita istirahat juga. Besok aku ada rapat pagi sekali" balas Kangin pada istrinya seraya mengulurkan tangannya dan diterima oleh Leeteuk. Mereka memasuki kamar mereka dan beristirahat

Kibum sudah selesai mandi dan menggunakan baju tidurnya. Tapi dia tidak bisa tidur. Dia tiba-tiba saja memikirkan seseorang berwajah manis di cafe tadi. Sebenarnya sejak dia memulai makan malam terlambatnya, dia terus saja memandangi pemuda manis berkulit putih pucat itu. Belum pernah seorang Kim Kibum bisa kehilangan kontrol seperti tadi. Hampir saja dia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri saat pertama kali melihat pemuda itu. Kibum menghela nafas pelan, sepertinya dia memang benar-benar butuh istirahat yang cukup agar dirinya tidak kehilangan kontrol seperti tadi. Melihat jam di meja nakasnya sudah menunjukkan jam 12 malam, dia memutuskan untuk tidur. Besok dia ada rapat penting dengan ayah dan relasi bisnis lainnya.

.

.

.

Next ?