Tepat di depan mata. Mungkin aku sedang mabuk? Tidak, tak mungkin aku mabuk hanya dengan seteguk minuman setan ini!. Lantas kenapa dia ada disini? Gadis yang sudah mengacaukan hidupku karena kepergiannya kini telah kembali!. Kacamata tebal yang biasa menghalangi mata indahnya kini telah hilang entah kemana, baju kedodoran ala lansia yang sering ia gunakan dulunya tergantikan dress hitam selutut yang sangat pas badan sehingga menonjolkan lekuk tubuhnya yang molek, rambut lavender yang lebih panjang dari sebelumnya memberikan kesan anggun bagi siapa saja yang melihatnya. Shit! Dia berjalan kesini!.
" Lama tak jumpa, Gaara-kun". Dia melemparkan senyum yang sama persis ketika kita pertama bertemu. Hatiku berdegup kencang. Kupaksakan tampang dingin seperti biasa. "Hn". Dia terkekeh mendengar jawabanku. "Kau tak berubah sama sekali". Kualihkan pandangan ke bar tender sembari memberi isyarat untuk membawakanku 1 gelas vodka lagi. " Kau yang berubah" Ucapku. "Ya, kau benar. Aku telah berubah. Kau tak mau tau apa yang merubahku?". Pertanyaanya mebuatku tergiur untuk mengetahui apa yang terjadi padanya semenjak kita berpisah. "Pria baru?" ku hanya asal menebak. "Bukan, tapi kau." Aku? Apa aku tak salah dengar?. "Kenapa aku?" dia hanya tersenyum sinis, gadis ini benar benar berubah. Dia kemudian duduk di kursi bar sebelahku sambil memesan segelas martini. "Karena ku ingin kau menyesal telah mengakhiri hubunganmu denganku dan memillih wanita jalang itu." Ia mulai terisak bersamaan dengan air mata yang juga mulai membasahi pipinya. Entah kenapa tiba tiba tangan ini bergerak memeluknya. Tak kusangka dia malah memeluku erat. "Hey, kau salah." Bisikku pelan. Kemudian ia mendongak dengan ekspresi bingung sekaligus terkejut. Wajahku semakin mendekat dengan mata terpejam. Mulai kurasakan bibir kami bersentuhan. Bukan ciuman nafsu, hanya ciuman penuh kerinduan. Ku akhiri ciuman itu lalu mendekapnya agar dia tak akan pergi lagi. "aku tak pernah melepasmu demi wanita itu. Kau cuma salah paham." "Eeeh? Jadi Gaara-kun tidak memutuskanku?" ku usap pipinya yang masih basah dengan ujung jariku. "Bodoh, siapa yang bilang aku memutuskanmu?" "Tapi Sakura bilang Gaara-kun ingin memutuskanku karena aku jelek dan culun." Dia melepaskan pelukanku. Haruno Sakura, gadis gila yang selalu mengejar ngejarku. Jadi dia yang membuat Hinata menghindariku selama 4 tahun.
